Antonio berlari, lalu menendang Buntala dengan sekuat tenaga. Namun lagi-lagi pria paruh baya itu tidak tumbang. Buntala hanya mundur satu langkah saja, karena tendangan sekuat tenaga dari Antonio tadi.
"Bapaknya Khaira ini kuda-kudanya benar-benar bagus," gumam Zayn tanpa sadar.
"Kamu mengerti ilmu beladiri?" tanya Yoga yang mendengar gumaman Zayn.
"Sedikit," sahut Zayn tersenyum tipis.
Tapi, apa benar Zayn cuma mengerti sedikit tentang ilmu beladiri? Sedangkan sang ayah sangat menguasai ilmu beladiri. Bahkan sangat mahir menggunakan berbagai macam senjata.
Buntala mendekati Antonio dengan tatapan tajam yang terkesan dingin.
Antonio menelan salivanya kasar, saat melihat pria paruh baya yang baru di tinjau dan di tendangnya tadi mendekati dirinya. Tatapan tajam yang terkesan dingin dari pria paruh baya itu membuat Antonio berkeringat dingin.
"Jadi, semua yang ada di sini sudah melihat dan menjadi saksi, kalau kamu tidak bisa menjatuhkan aku. Mulai sekarang, jangan coba-coba untuk mendekati putri ku lagi, apalagi menyentuh putriku. Jika kamu berani menyentuh putriku tanpa izin dariku, aku akan membuat mu menginap di rumah sakit. Tidak peduli kamu anak bupati, gubernur, jendral, atau anak presiden sekalipun. Aku tidak takut. Yang kaya bukan kamu, tapi bapakmu. Yang bupati juga bukan kamu, tapi bapakmu,"
"Aku tidak akan menyerahkan putriku pada orang yang tidak bisa melindungi putriku. Dengan ilmu beladiri mu yang seperti ini, sekali tinju dengan sedikit tenaga pun kamu akan tumbang. Jangan mencoba membawa anak gadis orang, jika kamu tidak mampu melindunginya," ucap Buntala dengan tatapan tajam yang menguarkan aura dingin.
Antonio terdiam ditempatnya berdiri. Entah mengapa aura pria paruh baya di depannya itu begitu mengintimidasi. Hingga bibirnya terasa kelu untuk berkata-kata. Si Jabrik dan si Kribo yang ada di belakang Antonio pun terlihat ketakutan melihat aura yang dipancarkan oleh Buntala.
"Ayo, pulang!" ajak Buntala pada Khaira dengan ekspresi yang berubah menjadi lembut dengan seulas senyuman hangat di bibirnya. Khaira berpamitan pada Cempaka. Buntala memakaikan helm di kepala putrinya. Tak lama kemudian anak dan bapak itu pun meninggalkan tempat itu.
"Bos, bos tidak apa-apa?" tanya si Jabrik pada Antonio yang masih tertegun di tempatnya.
"Bos!" panggil si Kribo.
"Jika hanya bermodal tampang dan kekayaan bapakmu saja, jangan pernah berharap bisa mendekati Khaira. Bapak Khaira tidak akan silau dengan harta dan tidak akan takut dengan jabatan bapakmu," cibir Cempaka berjalan melewati Antonio.
Orang-orang yang melihat semua itu pun tersenyum remeh pada Antonio. Mulut mereka mulai kembali bercuit mengatakan, kalau Antonio terlalu percaya diri.
Tanpa mengatakan apapun, dengan wajahnya yang datar Antonio membalikkan tubuhnya meninggalkan tempat itu diikuti si Kribo dan si Jabrik.
Yoga tersenyum, "Ayo, pergi! Pertunjukan sudah selesai," ucap Yoga melangkah pergi dari tempat itu.
"Apa hal semacam ini sudah biasa?" tanya Zayn mengikuti langkah kaki Yoga.
"Sudah biasa. Aku pernah menjadi salah satu diantaranya. Tubuh bapaknya Khaira itu seperti tembok. Kita yang mukul, tapi kita sendiri yang kesakitan. Sepertinya kalau belum bisa merobohkan satu batang pisang yang besar dan sehat dengan sekali tinju, maka tidak akan bisa merobohkan bapaknya Khaira," ujar Yoga menghela napas kasar.
"Kalian pasti penasaran dan tertarik karena Khaira cantik dan bapaknya galak," sahut Zayn terkekeh kecil.
"Siapa yang nggak tertarik dengan cewek secantik dia bro? Apalagi dijaga dengan ketat sama bapaknya. Nggak murahan kayak sebagian cewek lainnya yang rela menjual diri hanya demi uang. Atau lebih parahnya lagi, berhubungan badan hanya demi kesenangan dunia yang hanya sementara. Tidak memikirkan perasaan orang tuanya, apalagi masa depannya," ujar Yoga masih berjalan menuju halte.
"Apa di kota seperti ini ada gadis-gadis yang seperti itu?" tanya Zayn yang agak terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Yoga.
"Aku tidak akan bicara seperti ini, kalau tidak ada sebabnya, bro. Memang bukan dari sekolah kita, tapi dari sekolah lain," sahut Yoga yang akhirnya duduk di kursi yang ada di halte.
"Rumah kamu dimana?" tanya Zayn seraya menatap ke arah jalanan yang ramai.
"Rumahku jauh dari sekolah ini. Jadi, aku tinggal di kontrakan," sahut Yoga.
"Oh, sama. Aku juga tinggal di kontrakan," sahut Zayn.
"Ternyata sama-sama anak kost," celetuk Yoga terkekeh kecil.
"Hum," sahut Zayn singkat.
Yoga naik bus yang baru saja berhenti di halte itu. Sedangkan Zayn masih duduk di halte, karena bus yang dinaiki Yoga beda jurusan dengan arah kontrakan Zayn.
"Susah juga kalau tidak punya kendaraan. Sepertinya aku harus beli motor, biar tidak kesulitan pergi ke sekolah," gumam Zayn yang akhirnya memilih mencari motor second di beberapa dealer terdekat.
Sudah beberapa dealer Zayn datangi, tapi Zayn belum juga menemukan motor yang membuatnya tertarik.
"Dealer ini adalah dealer terakhir yang ada di kota ini. Semoga saja aku bisa mendapatkan motor di sini," gumam Zayn penuh harap.
"Tolong lah, Pak, jangan segitu. Saya terpaksa menjual motor ini karena anak saya sedang sakit," ucap seorang pria paruh baya dengan motor Suzuki TS 125 di sampingnya.
"Motor ini sudah jadul dan sparepartnya juga susah di dapat," ujar sang pemilik dealer.
"Tapi, motor seperti ini sekarang banyak yang nyari, Pak," sahut pria paruh baya yang terlihat masih sehat itu.
"Hanya orang-orang tertentu saja yang akan berminat dengan motor jadul seperti ini. Lama buat memasarkan motor jadul seperti ini. Modal saya akan lebih cepat balik, jika saya membeli motor bekas keluaran baru. Kalau bapak mau, saya akan beli motor bapak sepuluh juta..Kalau nggak mau, ya, bapak tawarkan saja pada orang lain," sahut sang pemilik dealer enteng.
"Jangan segitu, Pak. Biaya rumah sakit anak saya tiga belas juta. Saya masih harus mencari tambahan tiga juta lagi, kalau motor ini cuma bapak beli sepuluh juta,. Lagipula, motor ini staminanya masih fit, karena saya merawatnya dengan baik. Suara mesinnya juga masih halus. Sama sekali tidak ada lecet di bodynya," ujar pria paruh baya itu memelas.
"Maaf, saya hanya berani membeli dengan harga segitu," sahut pemilik dealer berharap pria paruh baya itu memberikan motornya.
Orang yang sedang kepepet biasanya akan menjual murah barang-barangnya, bukan? Karena itu, pemilik dealer itu sengaja menawar murah dan tidak mau menaikkan tawarannya. Pemilik dealer itu meninggalkan pria pemilik motor jadul yang nampak berpikir keras itu. Antara butuh uang untuk anaknya, tapi juga tidak rela jika harus menjual motor miliknya dengan harga yang tidak sesuai harga pasaran. Apalagi, motor itu adalah motor kesayangannya yang dirawatnya dengan baik.
"Saya mau membeli motor bapak," ucap Zayn membuat pria paruh baya yang sedang tertunduk penuh rasa bimbang itu menatap Zayn.
"Kamu? Memangnya kamu bisa membeli motor bapak dengan harga berapa?" tanya pria paruh baya itu setelah mengamati Zayn dari atas hingga bawah.
Pemuda berkacamata tebal dengan kawat gigi. Pakaian SMU yang ukurannya besar dan dari bahan yang biasa di jual di pasar. Sepatu juga bukan sepatu bermerek. Pria paruh baya itu sangat meragukan, kalau anak SMU yang berpenampilan seperti itu bisa membeli motornya.
Sedangkan pemilik dealer hanya tersenyum seraya menggelengkan kepalanya pelan. Melihat penampilan Zayn, pemilik dealer itu tidak percaya kalau Zayn benar-benar akan membeli motor jadul milik pria paruh baya itu.
"Dasar bocah! Paling juga cuma iseng nanya doang. Anak SMU seperti dia, mana punya uang sampai sepuluh juta?" gumam pemilik dealer itu tersenyum remeh pada Zayn.
"Bapak ingin menjual motor ini dengan harga berapa?" tanya Zayn tersenyum ramah.
"Tiga belas juta. bapak butuh uang untuk biayai operasi dan rumah sakit anak bapak. Ini satu-satunya alat transportasi yang bapak miliki," ujar pria paruh baya itu yang sama sekali tidak yakin, kalau Zayn memiliki uang untuk membeli motornya.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Susetiyanti RoroSuli
Menurutku nich petualangan Zayn dungguh asyik dan sangat menarik , lanjutkan Thor
2024-05-16
1
Mukmini Salasiyanti
yeeeeeee
Bravo, Bapak!!!!!!
2024-03-25
3
Rifa Endro
beuh ... ente tidak tahu, pemuda itu orang kaya
2024-03-25
2