Khaira melirik Zayn yang sepertinya belum ingin beranjak dari tempat duduknya. Pemuda itu berbincang dengan Indah. Entah mengapa Khaira iri melihat Zayn yang begitu dekat dan perhatian pada Indah.
"Ayo, kita ke kantin! Sudah lapar, nih," ajak Cempaka menarik tangan Khaira dan mengajaknya ke kantin sekolah.
Khaira nampak tidak rela meninggalkan kelas itu. Namun juga merasa canggung, jika berdiam diri di bangkunya atau ikut mengobrol bersama Zayn dan Indah. Meskipun sebenarnya Khaira sangat penasaran dengan apa saja yang akan diobrolkan oleh Zayn dan Indah.
Setelah berjalan beberapa langkah dari kelas, Cempaka menoleh pada Khaira, "Ra, aku ke toilet dulu, ya? Kamu ke kantin duluan," ujar Cempaka.
"Hum," sahut Khaira mengangguk kecil. Namun sesaat kemudian langsung bertanya, "kamu ingin dipesankan makanan apa?"
"Apa saja. Jangan lupa pesankan minuman juga, ya!" pesan Cempaka, kemudian bergegas ke toilet tanpa menunggu respon dari Khaira.
Antonio yang berada tidak jauh dari tempat itupun tersenyum miring. Pemuda itu memberi isyarat pada si Kribo dan si Jabrik agar mendekat padanya.
"Ada apa, Bos?" tanya si Kribo sama seperti yang ingin di tanyakan si Jabrik.
"Kalian awasi Cempaka, jangan sampai dia pergi ke area belakang sekolah. Aku ada sedikit urusan dengan Khaira," perintah Antonio pada dua orang pengikutnya itu.
"Siap, Bos," ucap si Jabrik dan si Kribo bersamaan, kemudian bergegas menyusul Cempaka.
Khaira melanjutkan langkah kakinya menuju kantin sekolah. Namun langkah kaki gadis itu terhenti saat tiba-tiba Antonio menghadang dirinya.
"Khaira, ikut dengan ku!" pinta Antonio.
"Aku ingin ke kantin," tolak Khaira yang enggan dekat-dekat dengan Antonio.
"Ikut dengan ku! Atau aku akan melakukan sesuatu pada teman kamu yang ada di toilet sekolah!" ancam Antonio membuat Khaira membulatkan matanya.
"A..apa yang kamu inginkan?" tanya Khaira yang jadi khawatir pada Cempaka. Ekspresi wajah Antonio saat ini terlihat sangat serius.
"Ikut dengan ku!" ucap Antonio dengan suara berat dan tatapan tajam. Pemuda itu langsung menarik tangan Khaira.
"Lepaskan aku!" bentak Khaira berusaha melepaskan tangannya dari pegangan Antonio.
"Aku bilang menurut padaku, atau aku akan menyuruh teman-teman ku melakukan sesuatu pada teman mu! Atau kamu ingin aku membuktikan ancaman ku?" lagi-lagi Antonio mengancam Khaira.
Mendengar ancaman Antonio yang kedua kalinya, akhirnya dengan terpaksa Khaira mengikuti langkah kaki Antonio.
"Eh, itu bukannya Khaira, ya? Apa yang akan dilakukan Antonio? Kenapa dia menarik tangan Khaira?" ucap Yoga yang membuat Zayn menatap ke arah mana Yoga menatap.
"Dengar apa yang aku katakan," ucap Zayn kemudian berbisik pada Yoga.
"Kamu yakin akan melakukan ini? Aku dengar, Antonio itu suka tawuran dan juga suka berkelahi dengan siapa saja yang berani menganggu, menghalangi, atau menentang dia. Kalau kamu tidak memiliki ilmu bela diri, kamu bisa babak belur dihajarnya. Lebih baik, kita laporkan hal ini pada kepala sekolah saja. Lagipula, jika kita menganggu dia, dia dan teman-temannya, mungkin akan menghadang kamu di jalan dan membuat kamu babak belur. Ini sangat berisiko Zayn," ujar Yoga setelah mendengar apa yang direncanakan oleh Zayn.
"Tenang saja. Aku akan baik-baik saja. Kamu lakukan saja seperti apa yang aku katakan," sahut Zayn penuh keyakinan.
"Baiklah. Jika kamu tidak sanggup menghadapi dia, terpaksa aku akan memanggil kepala sekolah," ucap Yoga yang pada akhirnya menyetujui rencana Zayn.
"Hum," sahut Zayn.
Akhirnya Zayn dan Yoga pun mulai menjalankan rencana mereka. Zayn bergegas mengikuti Antonio yang menarik paksa Khaira, sedangkan Yoga mula melakukan apa yang dipinta oleh Zayn.
Antonio membawa Khaira ke tempat sepi di belakang sekolah yang tidak ada cctv-nya. Sedangkan Khaira bingung harus bagaimana menghadapi Antonio. Khaira tidak ingin terjadi apa-apa pada Cempaka.
"Brugh"
"Akhh!" pekik Khaira saat Antonio meringsek tubuhnya ke dinding.
Antonio memegang kedua tangan Khaira dan menguncinya ke dinding. Senyuman penuh arti tersungging di bibir pemuda itu.
"Ma..mau apa kamu? Apa yang kamu inginkan?" tanya Khaira yang mulai ketakutan.
"Aku ingin melihat wajah cantik kamu dari dekat. Aku ingin mencicipi bibirmu yang menggoda ini. Mengingat perangai bapakmu, pasti belum pernah ada yang mencium bibir kamu bukan?" tanya Antonio menatap bibir Khaira yang bervolume dan berwarna pink itu dengan tatapan mesum.
"Ja..Jagan macam-macam!" bentak Khaira ketakutan.
"Kamu harusnya merasa terhormat karena aku menjadi orang pertama yang mencium bibir mu," ucap Antonio dengan wajah yang semakin mendekat pada Khaira.
"Ja..jangan macam-macam! Atau bapakku akan menghajar kamu!" ancam Khaira yang semakin ketakutan.
"Bapakmu? Jika kamu berani mengadu pada bapakmu, aku akan menyuruh orang untuk menghajar bapakmu. Sehebat apapun bapak kamu, apa dia sanggup, jika melawan banyak orang? Satu lawan sepuluh orang, apa kira-kira bapak kamu sanggup?" tanya Antonio penuh ancaman.
"Ka .kamu anak bupati. Jangan melakukan hal-hal yang bisa mencemarkan nama baik ayahmu. Pi..pikirkan baik-baik," ucap Khaira mencoba mempengaruhi Antonio agar tidak melanjutkan aksinya untuk mencium dirinya.
"Tuhan, aku tidak ingin ciuman pertama dan kehormatan ku di ambil oleh orang yang bukan suamiku," gumam Khaira dalam hati.
Jika saja Antonio tidak mengancam dirinya dengan Cempaka, Khaira pasti sudah melakukan segala macam cara untuk melepaskan diri dari Antonio. Namun Khaira tidak ingin sahabatnya celaka karena dirinya.
"Nama ayahku tidak akan tercemar, karena tidak akan ada yang tahu tentang apa yang akan aku lakukan," ucap Antonio tersenyum miring.
Pemuda itu memajukan wajahnya pada wajah Khaira. Semakin dekat hingga Khaira bisa merasakan hembusan napas hangat pemuda di depannya itu. Khaira memalingkan wajahnya dan memejamkan matanya.
"Auwhh.. auwhh.. auwhh.." pekik Antonio saat telinganya tiba-tiba di tarik oleh seseorang. Spontan pemuda itu melepaskan tangan Khaira dan memegang tangan orang yang sedang menarik telinganya.
Sedangkan Khaira langsung membuka matanya dan melihat apa yang terjadi. Khaira tersenyum lega saat melihat Zayn menarik telinganya.
"Lepas!" bentak Antonio.
"Plak"
Antonio menepis tangan Zayn. Pemuda itu menatap tajam pada Zayn penuh dengan amarah. Sedangkan Zayn terlihat biasa-biasa saja. Sama sekali tidak takut, apalagi panik.
"Beraninya kamu ikut campur urusanku! Apa kamu sudah bosan hidup, hah?!" bentak Antonio penuh amarah.
"Brugh "
Antonio memegang kerah kemeja Zayn dan meringsek Zayn ke tembok. Punggung Zayn membentur tembok, tapi pemuda itu tetap terlihat tenang.
"Zayn! Antonio, lepaskan Zayn!" Khaira berusaha menarik tangan Antonio dari kerah kemeja Zayn. Khaira terlihat sangat mengkhawatirkan Zayn.
"Brugh"
"Akhh!" pekik Khaira.
"Khaira!" pekik Zayn.
Antonio hendak meninju wajah Zayn, tapi tidak di sangka, Khaira malah menahan tinju Antonio. Antonio juga terkejut melihat Khaira yang tiba-tiba menahan tinjunya untuk melindungi Zayn.
Khaira memegang tangannya yang sakit karena tinju dari Antonio.
"Kenapa kamu sangat peduli pada si cupu dan culun ini? Apa kamu menyukai dia? Tak ku sangka, selera kamu rendah sekali?" cibir Antonio dengan ekspresi wajah yang sulit di deskripsikan.
Dirinya berpenampilan keren dan merupakan anak bupati. Dirinya orang kaya, namun ditolak berulang kali oleh Khaira. Dan Khaira malah nampak sangat peduli pada orang yang cupu dan culun seperti Zayn. Sungguh, harga diri Antonio merasa terluka. Atas dasar apa dirinya kalah dengan Zayn? Itulah yang ada di dalam pikiran Antonio.
Antonio tidak menyadari, perilaku buruknya lah yang membuat orang lain tidak menyukai dirinya. Hanya penjilat seperti si Jabrik dan si Kribo lah yang suka dan setia padanya. Karena mereka sama-sama berprilaku buruk seperti dirinya.
"Akan aku hajar orang culun ini!" geram Antonio hendak kembali melayangkan tinju pada Zayn.
"Jangan!" teriak Khaira ingin kembali menghadang tinju dari Antonio.
"Plak"
"Bugh"
"Auwhh! Brengseek!" pekik Antonio dengan wajah yang memerah karena marah sekaligus karena merasakan sakit di tangannya.
Saat Antonio ingin meninju Zayn dan Khaira ingin kembali menghadang tinju Antonio, Zayn langsung menangkap tangan Khaira, sekaligus menghindari tinju dari Antonio dengan gerakan cepat. Sehingga Antonio malah meninju tembok.
Karena semakin tersulut emosi, Antonio kembali menyerang Zayn. Tapi, lagi-lagi Zayn dapat menghindar. Dan hal itu semakin membuat Antonio semakin marah dan terus menyerang Zayn. Zayn terus menghindar seperti orang yang tidak bisa ilmu bela diri.
Zayn pura-pura terjatuh dan saat tinju Antonio sudah sangat dekat dengan wajahnya, dengan cepat Zayn langsung menghindar.
"Hentikan! Cukup!" teriak Khaira yang khawatir pada Zayn.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Bunda windi❤ 💚
anak Bupati kok kelakuannya seperti itu gak bermoral banget
2024-03-24
2
Erna
siapa yg mau cowok sombong kyk antoni
2024-03-17
2
Yanti Sejati
Antonio di.kerjain zayn
2024-03-01
2