Setelah kepala sekolah selesai bicara dengan Zayn, Khaira dan Antonio, tiga siswa itu pun kembali ke kelas mereka masing-masing. Antonio menatap Zayn yang kembali ke kelas bersama Khaira dengan tatapan penuh dengan dendam.
"Aku benar-benar akan menghajar bocah itu. Berani-beraninya dia menyentuh calon tunangan ku! Aku harus meminta ayah untuk memindahkan Khaira ke kelas yang sama denganku. Aku harus menjauhkan Khaira dari bocah sialan itu," gumam Antonio menatap tajam Zayn yang berjalan beriringan dengan Khaira. Kedua tangan pemuda itu nampak terkepal erat.
Khaira berjalan menunduk di samping Zayn. Gadis itu menggigit sudut bawah sebelah kanan bibirnya sendiri. Khaira merasa canggung pada Zayn karena kejadian tadi dan tidak dapat melupakannya.
"Astagaa.. ciuman pertama ku. Detak jantung ku berdegup kencang tidak beraturan," gumam Khaira dalam hati. Sungguh, sampai detik ini, Khaira tidak bisa melupakan kejadian tadi. Semua kejadian saat Zayn menangkap tubuhnya dan mereka terjatuh dalam posisi Zayn memeluk tubuhnya dan bibir mereka saling menempel tadi seolah terus berputar di memori otaknya.
Sedangkan Zayn masih saja terlihat tenang. Namun, apa benar pemuda itu tenang? Sejatinya tidak. Jantung Zayn juga tidak baik-baik saja saat kejadian dan setelah kejadian ciuman tak terduga tadi. Namun Zayn begitu pintar menyembunyikan perasaannya.
Mata pemuda itu melirik ke arah Khaira dan melihat gadis itu menggigit bibirnya sendiri, Zayn menelan salivanya kasar.
"Kenapa dia mengigit bibirnya seperti itu?" gumam Zayn dalam hati seraya memalingkan wajahnya ke arah lain seraya membuang napas yang terasa berat.
Zayn juga tidak dapat melupakan kejadian tadi. Karena ciuman tadi juga merupakan ciuman pertama bagi Zayn. Walaupun hanya menempel, tapi pemuda itu bisa merasakan bibir lembut Khaira. Melihat Khaira menggigit sudut bibirnya membuat Zayn ingin menggigit bibir Khaira yang bervolume dan terlihat ranum itu. Dan sebagai seorang pria, ini pertama kalinya Zayn memiliki keinginan seperti ini.
"Apa..tadi adalah ciuman pertama kamu?" tanya Zayn tiba-tiba yang membuat Khaira terkejut.
"I..iya," sahut Khaira gugup dengan suara pelan. Wajah gadis itu bersemu merah.
"Sayangnya..tadi juga ciuman pertama ku," sahut Zayn tertawa bodoh seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Zayn mencoba mencairkan suasana canggung di antara mereka berdua.
Khaira melirik Zayn dan mengulum senyum melihat tingkah Zayn. Entah mengapa, jantung khaira berdetak kencang tidak beraturan saat berdekatan dengan Zayn. Tapi juga ada perasaan nyaman dan bahagia saat bersama pemuda itu. Apa penyebabnya? Khaira sendiri juga tidak tahu. Namun itulah yang dirasakan oleh Khaira.
"Maaf, aku terlalu ceroboh. Aku tadi berniat menolong kamu, tapi malah..." Zayn menggantung kata-katanya, lalu menghela napas panjang.
"Tidak apa-apa. Aku tahu kamu tidak sengaja," ucap Khaira.
"By the way, kalau boleh aku tahu, cowok tipikal seperti apa yang menjadi cowok idaman kamu?" tanya Zayn yang merasa suasana diantara dirinya dan Khaira sudah tidak terlalu canggung lagi.
"Seperti bapakku. Bertanggung jawab, penyayang, dan selalu menghargai aku dan ibuku. Walaupun dari luar terkesan galak, tapi bapak adalah orang yang lembut dan hangat," sahut Khaira dengan senyuman tipis di bibirnya.
Zayn tersenyum mendengar penuturan Khaira.Terlihat jelas, kalau cinta pertama gadis itu adalah bapaknya.
Bukankah begitu seharusnya? Seorang ayah harus menjadi sosok yang menduduki tempat istimewa dalam kehidupan setiap individu. Ayah bukan hanya seorang figur dari sebuah keluarga, tetapi juga seorang pemimpin, pahlawan, dan teladan dalam banyak hal. Ayah menjadi tiang utama yang memberikan dukungan, bimbingan, dan kasih sayang kepada keluarga.
Dan itulah yang yang dirasakan Khaira dalam diri bapaknya. Bagi Khaira, bapaknya adalah pria paling sempurna. Pria yang paling mengerti dan menyayangi dirinya dan juga ibunya. Pemimpin dan pelindung bagi keluarganya.
"Sepertinya, bapakmu sudah menjadi suami dan ayah yang baik bagi istri dan anaknya," sahut Zayn tersenyum samar.
"Hum," sahut Khaira.
Membahas sosok seorang ayah, Zayn jadi teringat kedekatan dirinya dengan papanya. Sosok yang menyayangi, membimbing dan mendidik dirinya hingga menjadi pribadi yang berkarakter dan bisa membawa diri dalam segala macam situasi dan kondisi. Sosok yang tidak pernah mengekang dirinya, tapi juga menegaskan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggarnya.
"Kamu tidak ingin memiliki suami yang tampan, mapan, kaya dan dari kalangan terpandang?" tanya Zayn tersenyum tipis menatap Khaira sekilas.
"Aku tidak pernah berkeinginan terlalu muluk seperti itu. Karena aku tidak tahu, pada siapa hatiku akan berlabuh. Yang penting, dia orang yang bertanggung jawab, mencintai aku dan menghargai aku. Itu sudah cukup. Kamu sendiri.. seperti apa tipikal wanita idaman kamu?" tanya Khaira memberanikan diri.
Zayn tersenyum lembut mendengar pertanyaan Khaira.
"Wanita idamanku? Wanita itu adalah wanita yang bisa membuat jantung ku berdetak kencang tanpa sebab. Wanita yang bisa membuat aku merasa bahagia hanya karena melihat senyumannya," sahut Zayn tersenyum tipis menatap Khaira, "dan wanita itu adalah kamu. Namun, sepertinya aku tidak hanya harus berjuang untuk mendapatkan hatimu, tapi juga hati bapakmu," lanjut Zayn dalam hati.
Khaira tersenyum kecut yang terlihat samar. Gadis itu teringat akan kedekatan dan perhatian Zayn pada Indah. Teringat Zayn yang terlihat senang saat melihat Indah tersenyum. Walaupun senyuman Indah itu hanya senyuman tipis.
Tanpa terasa Zayn dan Khaira sudah tiba di ruangan kelas mereka. Mereka mengetuk pintu terlebih dahulu, dan baru masuk setelah guru mapel yang sudah berada di dalam kelas mengizinkan mereka masuk. Semua siswa pun menatap ke arah mereka berdua. Karena berita tentang keduanya yang terpeleset dan jatuh dalam posisi berciuman tadi sudah diketahui semua siswa. Bahkan sebagian dari mereka melihat sendiri kejadian tadi.
Zayn dan Khaira duduk di bangku mereka masing-masing dan mengikuti pelajaran. Mereka berusaha bersikap biasa saja.
Saat bel tanda istirahat berbunyi, Cempaka pun langsung menarik tangan Khaira keluar dari kelas itu menuju tempat yang sepi.
"Ada apa? Kenapa kamu membawa aku ke sini?" tanya Khaira yang sebenarnya sudah bisa menebak bahwa Cempaka pasti akan membahas masalah dirinya yang tanpa sengaja berciuman dengan Zayn.
"Kamu benar-benar menyukai Zayn, ya?" tanya Cempaka dengan tatapan serius.
"Aku lapar. Aku ingin ke kantin," ujar Khaira tidak menanggapi pertanyaan Cempaka dan melangkah pergi.
"Hais..aku terlalu kepo hingga aku lupa, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang masuk ke ranah pribadi. Sorry, aku nggak bermaksud mencampuri urusan pribadi kamu. Tapi.. menurut aku, kamu mencintai dia," ucap Cempaka yang membuat Khaira menghentikan langkah kakinya.
"Apa terlihat jelas?" tanya Khaira tersenyum kecut tanpa membalikkan tubuhnya menghadap Cempaka. Dirinya memang tidak bisa menyembunyikan apapun dari sahabatnya itu.
Cempaka tertawa tanpa suara, "Kalau kamu tidak menyukai dia, kamu akan spontan menjauhkan dirimu dari dia saat dalam posisi seperti tadi. Tubuh kamu akan bereaksi untuk menolaknya. Tapi, tadi aku melihat tidak ada penolakan sama sekali dari kamu. Kamu malah tertegun dan terpaku. Saat kamu menabrak dia di kantin dulu, kamu juga seperti tadi,"
"Aku juga melihat tatapan mata kamu yang terlihat berbeda saat dia nampak akrab dengan Indah. Kamu juga sering curi pandang pada Zayn. Banyak cowok tampan, kaya dan keren yang mendekati kamu, tapi tak sedikitpun kamu terlihat tertarik pada salah satu diantara mereka. Tapi pada Zayn yang terlihat cupu dan culun, aku melihat jelas kalau kamu tertarik dan menyukai dia," ujar Cempaka membuat Khaira menghela napas panjang.
"Tapi sayangnya, dia tidak menyukai aku. Sepertinya, dia menyukai Indah," sahut Khaira kembali menghela napas panjang.
"Kita memang tidak akan tahu pada siapa hati kita akan berlabuh. Jika kamu memang mencintai dia, maka perjuangkan. Tapi, jika kamu enggak mau buat memperjuangkan dia, maka lebih baik lupakanlah dari sekarang. Sebelum hatimu nanti terluka. Semakin dalam kamu mencintai, maka rasa sakit yang akan kamu rasakan pun akan semakin dalam," ujar Cempaka yang sudah pernah menjalin cinta dengan seorang cowok.
Khaira tidak menjawab. Gadis itu hanya menghela napas panjang. Berjuang atau mundur perlahan. Hanya itu lah pilihannya.
"Mana tega aku menikung temanku sendiri?" gumam Khaira yang teringat pada Indah.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Bunda windi❤ 💚
mungkin khaira jodohnya Zayn,
jangan salah paham khaira, Zayn perhatian sama indah karena Zayn kasihan dan dia menganggap indah seperti adiknya sendiri
2024-03-25
4
💞R0$€_22💞
Yee anak SMA dah tanya2 pengen suami kek gimana? masih jauh bang zayn, kuliah dulu atuh..
2024-03-08
2
Uyhull01
No , Zayn ska sma kmu Khaira klo sma Indah dya cuma mnggap Adik,
2024-02-23
2