9. Terusik

Zayn mengendarai motor jadulnya ke sekolah. Saat akan memasuki gerbang sekolah, pemuda itu melihat Khaira yang baru saja turun dari boncengan motor bapaknya. Sedangkan Indah nampak baru saja memasuki gerbang sekolah dengan sepeda bututnya.

Entah bagaimana perasaan gadis itu. Di saat hampir semua siswa memakai motor, dan sepeda yang bagus, gadis itu malah memakai sepeda butut. Zayn yakin, jika sebenarnya Indah pasti malu memakai sepeda butut seperti itu.

Selalu ada perasaan penasaran di hati Zayn setiap kali melihat Indah. Gadis pendiam dan tertutup itu seperti menyimpan banyak misteri. Dan hal itu membuat Zayn merasa tertarik untuk mengenal Indah lebih jauh.

Khaira yang tidak sengaja melihat Zayn mengendarai motornya nampak tertegun menatap ke arah Zayn. Pemuda itu terlihat gagah saat berada di atas motornya. Tubuh Zayn memang lebih tinggi dibandingkan dengan teman-temannya laki-laki di kelasnya. Tubuh Zayn juga terlihat tegap. Cuma, tidak bisa memastikan bagaikan bentuk tubuh pemuda itu, karena pemuda itu selalu menggunakan kemeja yang kebesaran.

"Ra, apa yang kamu lihat?" tanya Buntala yang melihat putrinya nampak tertegun.

"Ah, tidak apa-apa, Pak. Aku..aku hanya berpikir, apa ada buku yang ketinggalan atau tidak," sahut Khaira beralasan.

Buntala mengernyitkan keningnya menatap putri semata wayangnya. Tidak biasanya putrinya seperti itu.

"Tidak ada yang menganggu kamu di sekolah, 'kan?" tanya Buntala yang merasa khawatir melihat putrinya yang gugup.

"Mana ada yang berani menganggu aku, Pak," sahut Khaira tersenyum tipis.

"Jangan menyembunyikan apapun dari bapak. Karena pada akhirnya, bapak juga akan tahu," ucap Buntala agar putrinya selalu jujur padanya.

"Nggak ada yang aku sembunyikan, Pak," sahut Khaira lembut.

"Ya, sudah, masuk sana! Bapak pulang," pamit Buntala.

"Iya, Pak. Hati-hati di jalan," ucap Khaira menatap bapaknya yang mulai melajukan motornya.

"Iya," sahut Buntala tersenyum hangat pada putrinya.

Khaira berjalan menuju gerbang sekolah. Gadis itu teringat dengan kejadian di kantin dan di toilet sekolah kemarin. Kemarin, dirinya begitu dekat dengan Zayn.

"Hai! Gimana? Sudah siap ulangan?" tanya Cempaka mengangetkan Khaira yang sedang melamun, hingga lamunan Khaira buyar.

"Siap nggak siap harus siap, 'kan? Karena guru kita tidak akan mengadakan ulangan harian menunggu sampai kita siap ulangan," sahut Khaira tersenyum lembut.

"Iya, sih," sahut Cempaka tersenyum bodoh. Namun, tiba-tiba gadis itu berekspresi serius, "eh, kamu lihat nggak, Zayn begitu perhatian sama si Indah? Dia seperti tertarik pada Indah. Sedangkan pada mu, dia terlihat biasa saja. Walaupun... dia nampak terpesona pada kamu saat kalian bertabrakan kemarin. Tapi, sepertinya dia lebih tertarik pada si Indah dari pada padamu. Baru kali ini aku bertemu pemuda seperti Zayn," ujar Cempaka menurut pengamatannya.

"Selera orang, 'kan, berbeda-beda. Kalau semua orang menyukai orang yang sama, yang lain nggak bakal dapat jodoh," sahut Khaira tersenyum tipis. Namun jujur, dalam hati Khaira juga sepemikiran dengan Cempaka. Dan entah mengapa Khaira merasa terganggu dengan hal itu.

Di sisi lain, Zayn baru saja keluar dari parkiran dan berjalan menuju kelasnya.

"Zayn!" panggil Yoga membuat Zayn menoleh.

"Kenapa kamu lesu gitu?" tanya Zayn setelah melihat wajah Yoga yang terlihat kuyu.

"Aku capek habis pindahan," sahut Yoga nampak lesu.

"Habis pindahan aja sudah terlihat macam habis kerja rodi. Memangnya seberapa banyak barang kamu?" sahut Zayn menghela napas panjang seraya menggelengkan kepalanya pelan.

"Barangnya, sih, sedikit. Tapi, nyari kontrakannya sulit," sahut Yoga sambil berjalan beriringan dengan Zayn.

"Iya, sih, nyari kontrakan memang sulit," sahut Zayn yang juga sudah pernah mengalaminya. Untung ada uang dan anak buah ayahnya yang membantunya memperbaiki kontrakannya. Kalau tidak, pasti akan sulit mencari kontrakan yang sesuai dengan keinginannya.

"Btw, aku nggak nyangka kamu bisa baca puisi sekeren kemarin," puji Yoga dengan wajah yang berubah menjadi antusias.

"Biasa saja. Itu karena aku suka membaca buku apapun," sahut Zayn yang selalu merendah.

"Tapi, aku baru pertama kali.mendengar puisi itu. Dan rasanya membuat nyeri bagai tersayat saat kamu membacanya. Aku seolah tenggelam dalam kesendirian, kesunyian, dan penyesalan yang mendalam. Walaupun bahasanya sulit dimengerti," ujar Yoga sesuai dengan apa yang dirasakannya kemarin.

"Jika kamu merasa seperti itu, berarti kamu menghayati puisi itu. Puisi itu sudah lama. Tahun 1973. Karya Sutardji Calzoum Bachri, seorang penyair kontemporer terkemuka Indonesia. Berkat dedikasinya terhadap perkembangan syair di Indonesia, ia dijuluki sebagai Presiden Penyair Indonesia dan diberi gelar Datuk Seri Pujangga Utama. Selain itu, ia merupakan pelopor penyair," jelas Zayn.

"Sudah lama, ya. Bacaan Indah berbobot juga, ya? Aku bahkan baru tahu kemarin dan hari ini tentang puisi itu," ujar Yoga jujur.

"Anak jaman now emang nggak terlalu suka baca buku-buku sastra yang menurut mereka bahasanya sulit dipahami. Ya, memang seringkali ada tambahan pesan-pesan tersirat yang tidak selalu langsung mudah dipahami begitu saja. Tapi, menurutku memahami setiap katanya adalah sebuah tantangan," sahut Zayn yang tidak pilih-pilih dalam membaca buku.

"Kamu benar. Jaman sekarang, pada males baca yang begituan. Pengen yang gamblang dan to the point aja. Males mikir. Termasuk aku," sahut Yoga menyengir tanpa dosa.

Sedangkan Zayn hanya tersenyum tipis seraya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

Zayn dan Yoga akhirnya tiba di kelas mereka. Saat akan masuk ke dalam kelas, Zayn melihat Indah yang sudah duduk di bangkunya dan nampak serius membaca buku.

"Zayn, kamu tertarik sama si Indah?" tanya Yoga pelan saat melihat ke arah mana tatapan mata Zayn.

"Iya, aku tertarik padanya. Dia itu seperti penuh misteri. Membuat aku penasaran," sahut Zayn jujur.

"Awas jatuh cinta!" ujar Yoga memperingati.

"Jatuh cinta? Aku belum pernah merasakannya yang namanya jatuh cinta," sahut Zayn tersenyum tipis.

"Kamu ini aneh. Bukannya suka sama Khaira yang cantik, tapi malah suka sama si Indah yang pendiam dan misterius," celetuk Yoga dengan suara pelan.

Zayn hanya diam dan langsung menuju bangkunya yang berada di sebelah Indah. Sedangkan Indah nampak masih fokus membaca.

"Nih buat kamu," ucap Zayn memberikan sebungkus roti pada Indah.

"U..untukku?" tanya Indah dengan ekspresi tak percaya.

"Iya. Aku tadi beli dua karena pas beli satu nggak ada kembaliannya," jawab Zayn tersenyum tipis.

"Kamu bisa menyimpannya untuk nanti. Kamu anak kost, harus pintar mengatur keuangan, agar uang kamu cukup sebelum mendapatkan kiriman dari orang tuamu," ujar Indah tersenyum tipis.

Zayn tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Indah. Ternyata gadis itu berpikir ke depan.

"Nggak apa-apa. Uangku nggak akan habis cuma karena memberimu sebungkus roti. Terimalah pemberian kecil dari temanmu ini," ujar Zayn masih dengan senyuman di bibirnya.

"Terimakasih," ucap Indah tersenyum hangat, pada akhirnya menerima pemberian Zayn.

Sejujurnya, Zayn merasa kasihan, karena Indah tidak pernah pergi ke kantin untuk membeli makanan. Zayn juga tidak pernah melihat Indah membawa bekal selain air minum. Sedangkan Zayn melihat sendiri gadis itu ke sekolah mengendarai sepeda. Pasti capek, haus dan lapar, karena pulang pergi naik sepeda. Itulah yang dipikirkan oleh Zayn. Walaupun Zayn belum tahu seberapa jauh jarak rumah Indah ke sekolah ini.

Sedangkan Khaira yang baru masuk kelas bersama Cempaka melihat Zayn memberikan roti pada Indah.

"Dia perhatian sekali pada Indah," gumam Khaira dalam hati. Walaupun Khaira sering mendapatkan makanan dan minuman dari teman-teman lelaki yang menyukainya, tapi entah mengapa saat melihat Zayn memberikan sebungkus roti pada Khaira, gadis itu jadi ingin berada di posisi Indah.

Sedangkan Cempaka juga melihat apa yang dilakukan Zayn barusan. Khaira dan Cempaka pun duduk di bangku mereka.

"Ra, ini buku kamu. Terimakasih, ya," ucap Indah tulus seraya menyerahkan buku bacaan salah satu mata pelajaran pada Khaira. Khaira pun menghadap ke belakang ke arah Indah.

"Sama-sama," sahut Khaira tersenyum lembut seraya menerima buku yang diberikan oleh Indah. Indah memang sering meminjam buku dari teman-temannya, tapi memang paling sering meminjam buku milik Khaira.

Zayn menatap Khaira yang tersenyum tipis. Gadis itu benar-benar cantik meskipun tanpa make-up. Setahu Zayn, Khaira juga tidak sombong. Berteman baik dengan siapapun, walaupun yang paling dekat dengan Khaira adalah Cempaka.

Zayn menghela napas panjang setelah Khaira kembali menghadap ke depan. Entah mengapa hati Zayn merasa senang hanya karena melihat gadis bermata bulat nan jernih itu tersenyum tipis.

"Eh, jari tangan kamu kenapa?" tanya Zayn saat tanpa sengaja melihat jari Indah yang di balut kain.

"Ah, ini terkena sabit," sahut Indah tersenyum sendu menatap jari tangannya.

Zayn mengernyitkan keningnya mendengar jawaban dari Indah. Jari kelingking Indah terkena sabit? Entah apa yang dikerjakan gadis itu, hingga jarinya terkena sabit.

"Kenapa tidak di balut dengan plaster luka?" tanya Zayn lagi.

"Ah, aku tidak sempat beli," sahut Indah dengan wajah tertunduk.

Khaira yang duduk di depan bangku Zayn dan Indah pun bisa mendengar pembicaraan dua orang temannya itu. Lagi-lagi Khaira merasa terusik dengan perhatian Zayn pada Indah. Entah mengapa Khaira juga tidak mengerti.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Rifa Endro

Rifa Endro

tanda2 cemburu mungkin mb

2024-03-25

2

Bunda windi❤ 💚

Bunda windi❤ 💚

zayn suka sama indah mungkin dia hanya kasihan

2024-03-23

2

Erna

Erna

khaira cemburu sama indah,krn zayn perhatian sama indah

2024-03-17

2

lihat semua
Episodes
1 1. Tidak Berani Tapi Berharap
2 2. Penuh Percaya Diri
3 3. Tes
4 4. Motor Jadul
5 5. Malu
6 6. OCPD
7 7. SEPISAUPI
8 8. Damai
9 9. Terusik
10 10. Belum Menyerah
11 11. Adik
12 12. Melabrak
13 13. Familiar
14 14. Hanya Menghindar
15 15. Jangan!
16 16. Berencana Melamar
17 17. Bertolak Belakang
18 18. Tipikal Idaman
19 19. Satu Kelas
20 20. Cemburu
21 21. Merasa Aneh
22 22. Tidak Yakin
23 23. Rumit
24 24. Tidak Sabar
25 25. Terkejut dan Kagum
26 26. Sekali Tinju
27 27. Semakin Kagum
28 28. Beradu Ilmu
29 29. Memenuhi Kriteria
30 30. Tidak Jadi
31 31. Kenapa di Usir?
32 32. Menghasut
33 33. Ancaman
34 34. Lampu Hijau?
35 35. Pertama Kali
36 36. Menohok
37 37. Kepo
38 38. Tak Sesuai Ekspektasi
39 39. Lebih Muda
40 40. Yakin
41 41. Spek
42 42. Bantuan
43 43. Tidak Menyangka
44 44. Merasa Heran
45 45. Prihatin
46 46. Pipis Gratis
47 47. Nggak Doyan
48 48. Nikah Arisan?
49 49. Moral
50 50. Kopi Tahlil?
51 51. Diremehkan
52 52. Merasa Bingung
53 53. Memohon
54 54. Menahan Emosi
55 55. Pilihan
56 56. Kiss My Heart
57 57. Kepo
58 58. Menggombal
59 59. Pangling
60 60. Tidak Peduli
61 61. Meminta Izin
62 62. Terasa Lambat
63 63. Bahagia
64 64. Positive Father Complex
65 65. Takut
66 66. Cemburu Kah?
67 67. Tidak Sebanding
68 68. Aroma Tengil
69 69. Heboh
70 70. Jujur
71 71. Always Together
72 72. Gegana Yang Hilang
73 73. Sisi Lain
74 74. Kagum
75 75. Makin Cinta, Makin Takut
76 76. Melongo
77 77. Potek
78 78. Terlalu Pintar
79 79. Was-was
80 80. Angkuh
81 81. Gas Beracun
82 82. Emosi
83 83. Berapa?
84 84. Memohon
85 85. Berbesar Hati
86 86. Apa Marah?
87 87. Teguran
88 88. Tersentil
89 89. Ari Baru Tahu
90 90. Yakin
91 91. Serius
92 92. Iseng
93 93. Belum Tentu Kembali
94 94. You Kissed My Heart
95 95. Sempat Minder
96 96. Meminta Bantuan
97 97. Tidak Berdaya
98 98.Salah Sangka
99 99. Merasa Bersalah
100 100. Menghindari
101 101. Sangat Yakin
102 102. Memilih Jujur
103 103. Kalah
104 104. Uncle
105 105. Serangan
106 106. Pulang
107 107. Tangan Kosong
108 108. Sumpah
109 109. Tipe
110 110. Yang Baru
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Tidak Berani Tapi Berharap
2
2. Penuh Percaya Diri
3
3. Tes
4
4. Motor Jadul
5
5. Malu
6
6. OCPD
7
7. SEPISAUPI
8
8. Damai
9
9. Terusik
10
10. Belum Menyerah
11
11. Adik
12
12. Melabrak
13
13. Familiar
14
14. Hanya Menghindar
15
15. Jangan!
16
16. Berencana Melamar
17
17. Bertolak Belakang
18
18. Tipikal Idaman
19
19. Satu Kelas
20
20. Cemburu
21
21. Merasa Aneh
22
22. Tidak Yakin
23
23. Rumit
24
24. Tidak Sabar
25
25. Terkejut dan Kagum
26
26. Sekali Tinju
27
27. Semakin Kagum
28
28. Beradu Ilmu
29
29. Memenuhi Kriteria
30
30. Tidak Jadi
31
31. Kenapa di Usir?
32
32. Menghasut
33
33. Ancaman
34
34. Lampu Hijau?
35
35. Pertama Kali
36
36. Menohok
37
37. Kepo
38
38. Tak Sesuai Ekspektasi
39
39. Lebih Muda
40
40. Yakin
41
41. Spek
42
42. Bantuan
43
43. Tidak Menyangka
44
44. Merasa Heran
45
45. Prihatin
46
46. Pipis Gratis
47
47. Nggak Doyan
48
48. Nikah Arisan?
49
49. Moral
50
50. Kopi Tahlil?
51
51. Diremehkan
52
52. Merasa Bingung
53
53. Memohon
54
54. Menahan Emosi
55
55. Pilihan
56
56. Kiss My Heart
57
57. Kepo
58
58. Menggombal
59
59. Pangling
60
60. Tidak Peduli
61
61. Meminta Izin
62
62. Terasa Lambat
63
63. Bahagia
64
64. Positive Father Complex
65
65. Takut
66
66. Cemburu Kah?
67
67. Tidak Sebanding
68
68. Aroma Tengil
69
69. Heboh
70
70. Jujur
71
71. Always Together
72
72. Gegana Yang Hilang
73
73. Sisi Lain
74
74. Kagum
75
75. Makin Cinta, Makin Takut
76
76. Melongo
77
77. Potek
78
78. Terlalu Pintar
79
79. Was-was
80
80. Angkuh
81
81. Gas Beracun
82
82. Emosi
83
83. Berapa?
84
84. Memohon
85
85. Berbesar Hati
86
86. Apa Marah?
87
87. Teguran
88
88. Tersentil
89
89. Ari Baru Tahu
90
90. Yakin
91
91. Serius
92
92. Iseng
93
93. Belum Tentu Kembali
94
94. You Kissed My Heart
95
95. Sempat Minder
96
96. Meminta Bantuan
97
97. Tidak Berdaya
98
98.Salah Sangka
99
99. Merasa Bersalah
100
100. Menghindari
101
101. Sangat Yakin
102
102. Memilih Jujur
103
103. Kalah
104
104. Uncle
105
105. Serangan
106
106. Pulang
107
107. Tangan Kosong
108
108. Sumpah
109
109. Tipe
110
110. Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!