Zayn membersihkan kemejanya yang kotor karena teh Khaira yang tumpah. Zayn teringat lagi dengan mata bulat nan jernih milik Khaira.
"Kenapa jantung ku berdetak kencang saat melihat matanya yang bulat nan jernih itu? Aku tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya," gumam Zayn menghela napas panjang.
Sudah banyak gadis cantik yang ditemui Zayn. Tapi tak seorang gadis pun yang mampu menggetarkan hati Zayn. Tak seorang gadis pun yang bisa membuatnya merasa tertarik. Karena, Zayn tahu benar, para gadis itu memandangnya hanya karena Zayn tampan dan anak konglomerat. Banyak yang mau berteman dengan Zayn agar bisa mendekati keluarganya. Ada yang ingin mendapatkan makanan dan minuman gratis'dari Zayn. Dan banyak gadis yang ingin jadi pacar Zayn agar bisa naik status sosialnya.
Zayn terlalu muak dengan semua itu. Zayn ingin mendapatkan teman yang tidak memandang fisik dan status sosialnya. Benar-benar murni ingin berteman tanpa menginginkan keuntungan apapun dari Zayn. Bukan Zayn pelit, hanya saja, ingin merasakan bagaimana memiliki teman yang tulus tanpa akal bulus. Tanpa ada pamrih.
Sebab itulah, Zayn pindah ke sekolah di kota ini. Walaupun sekolahnya saat ini adalah sekolah negeri, namun sekolah ini adalah sekolah favorit kedua di kota ini. Kenapa Zayn tidak masuk ke sekolah favorit satu saja? Karena di sekolah favorit satu adalah kumpulan anak-anak orang kaya di kota ini. Jika masuk ke sekolah itu, sama saja Zayn seperti berada di sekolahnya yang sebelumnya.
Sedangkan sekolahnya saat ini adalah sekolah yang mengutamakan nilai. Hanya anak-anak yang nilainya baguslah yang bisa masuk sekolah Zayn saat ini. Sekolahnya saat ini juga terkenal disiplin dan fasilitasnya juga termasuk unggul dari sekolah lain yang ada di kota ini.
Di sekolah ini, Zayn juga mendapatkan banyak teman yang tidak memandang status dan penampilannya. Namun, memang Yoga lah yang paling dekat dengan Zayn.
Sedangkan di toilet wanita, Khaira juga sedang membersihkan kemejanya. Gadis itu menggigit ujung bibirnya sendiri mengingat kejadian tadi.
"Tatapan matanya itu membuat aku merasa seolah tenggelam di dalamnya. Dari dekat, wajahnya begitu berwibawa dan berkarisma. Seperti bapak. Suaranya begitu maskulin dan terdengar tenang. Aroma parfumnya manis, sedikit fresh, aromatik dan..ah aku tidak bisa mendeskripsikannya. Tapi yang pasti, aroma parfumnya benar-benar memanjakan indera penciumanku," gumam Khaira yang entah mengapa tidak bisa melupakan kejadian tadi.
Setelah beberapa menit berada di dalam toilet, akhirnya Khaira keluar dari toilet. Matanya menatap kemejanya yang masih agak basah.
"Brugh"
"Akhh"
Lagi dan lagi Khaira menabrak Zayn yang juga baru keluar dari toilet. Dan lagi-lagi Zayn menangkap tubuh Khaira. Keduanya sama-sama saling menatap.
"Sebaiknya hati-hati saat melangkah. Aku rasa, bapak kamu tidak akan suka, jika melihat putrinya di sentuh pria lain selain dirinya," ujar Zayn tersenyum tipis seraya melepaskan tangannya dari tubuh Khaira.
"Ma.. maaf," ucap Khaira tertunduk dengan pipi yang merona karena malu.
Zayn tersenyum samar menatap pipi Khaira yang merona, lalu melangkah meninggalkan Khaira yang masih terdiam di tempatnya berdiri.
Khaira yang menyadari Zayn meninggalkan dirinya pun menatap punggung Zayn yang semakin menjauh seraya menggigit ujung bibirnya sendiri. Tangan kanannya memegang dada kirinya yang berdetak kencang.
"Ada apa ini? Padahal dia tidak menggoda apalagi merayuku seperti pemuda lain. Tapi.. kenapa detak jantung ku jadi tidak aman saat berada dekat dengannya?" gumam Khaira yang bingung sendiri dengan apa yang terjadi padanya.
Padahal penampilan Zayn bisa di bilang kurang menarik. Baju yang terlihat kebesaran, kacamata besar, gigi yang di pagar kawat, dan gaya rambut yang biasa saja. Namun, entah mengapa mampu membuat dada Khaira berdebar-debar. Mungkinkah karena tatapan matanya, dan suaranya? Entahlah. Khaira sendiri tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Karena baru pertama kali Khaira mengalami hal ini.
Waktu istirahat sudah selesai. Semua murid pun kembali ke kelas dan siap mengikuti pelajaran berikutnya.
Zayn menatap Indah yang sudah siap dengan buku mata pelajaran yang akan segera dimulai.
Indah, gadis yang terlihat sederhana dan tidak banyak bicara. Gadis yang bisa dibilang lumayan cantik, dengan kulit yang terlihat kusam. Rambutnya panjang sepinggang berwarna kemerahan seperti rambut jagung dan selalu di kuncir kuda Sepertinya gadis itu terlalu banyak terkena sinar matahari.
Tak lama kemudian, seorang guru pun masuk ke kelas itu. Pelajaran kimia, itulah pelajaran mereka saat ini. Guru kimia itu nampak menerangkan rumus kimia yang menggunakan lambang unsur yang membuat kusut isi kepala sebagian murid. C(s) + O2(g) → CO(g) atau C(s) + O2(g) → CO2(g). Ah, entahlah. Pusing jadinya.
Zayn melirik Indah yang sedang menulis. Sesekali Indah menatap guru yang sedang menerangkan di depan. Gadis itu terlihat seperti sedang fokus mendengarkan penjelasan guru sambil mencatat. Zayn mengernyitkan keningnya saat menyadari bahwa Indah tidak mencatat apa yang sedang diterangkan oleh guru. Gadis itu malah membuat puisi. Indah nampak menghela napas lega setelah mata pelajaran kimia itu berakhir dan guru kimia sudah keluar dari ruangan itu..
"Kamu tidak suka pelajaran kimia?" tanya Zayn menyimpulkan membuat Indah terkejut.
"Aku tidak suka pelajaran yang ada perhitungan dan menggunakan rumus. Rumus-rumus dan lambang-lambang membuat kepalaku pusing," sahut Indah dengan ekspresi tidak berdayanya tanpa menatap Zayn.
"Tekuni saja apa yang kamu suka. Kamu suka membuat puisi?" tanya Zayn lagi.
Indah nampak terkejut mendengar apa yang dikatakan Zayn. Gadis itu menoleh, menatap Zayn yang duduk di sebelahnya.
Sedangkan Khaira yang duduk di depan Zayn nampak menguping pembicaraan keduanya. Entah kenapa Khaira menjadi kepo dengan pembicaraan dua orang yang duduk di bangku yang ada di belakangnya itu.
Zayn tersenyum samar, "Puisi apa yang paling kamu sukai?" tanya Zayn dengan suara yang mengalun tenang.
"SEPISAUPI," sahut Indah kembali menunduk.
Zayn mencari puisi yang dikatakan Indah di internet, lalu mulai membaca puisi itu.
...SEPISAUPI...
...Sepisau luka sepisau duri...
...Sepikul desa sepukau sepi...
...Sepisau duka serisau diri...
...Sepisau sepi sepisau nyanyi...
...Sepisaupa sepisaupi...
...Sepisapanya sepikan sepi...
...Sepisaupa sepisaupi...
...Sepikul diri sekeranjang diri...
...Sepisaupa sepisaupi...
...Sepisaupa sepisaupi...
...Sepisau sepisaupi...
...Sampai pisaunya ke dalam nyanyi...
...Oleh : Sutardji Calzoum Bahri...
Suara gemuruh tepuk tangan terdengar di ruangan kelas itu setelah Zayn selesai membaca puisi di layar handphonenya. Pemuda itu tidak menyadari bahwa seisi kelas menatap, memperhatikan dan mendengarkan Zayn yang sedang membaca puisi, termasuk Khaira.
Indah tertegun menatap Zayn yang baru saja membaca puisi yang paling disukainya itu. Suara Zayn saat membaca puisi itu penuh penghayatan dan begitu mengena di hati. Setiap bait yang dibacakan Zayn membuat bulu kuduk berdiri dan hati terasa nyeri.
"Puisi itu menggambarkan luka yang mendalam, kesendirian, kesepian, dan penyesalan. Kenapa kamu menyukai puisi ini?" tanya Zayn menatap Indah.
Indah tidak menjawab. Gadis itu tertunduk dengan senyuman samar. Namun dalam senyuman itu terlihat kesedihan yang mendalam.
Zayn tersenyum samar penuh rasa iba pada Indah. Pemuda itu dapat melihat kesedihan yang dipendam oleh Indah.
"Semua orang yang hidup di dunia ini pasti memiliki masalah. Dan hidup diselimuti masalah itu wajar. Karena, kalau diselimuti wijen, berarti kita bukan manusia, tapi onde-onde. Kamu harus tetap semangat menjalani hidup. Yakinlah, bahwa semua akan indah pada waktunya," ucap Zayn membuat teman-temannya kagum pada Zayn.
Khaira menatap Zayn, "Zayn pemuda yang sangat bijaksana," gumam Khaira dalam hati merasa kagum pada Zayn.
Sedangkan Indah hanya tertunduk tanpa mengucapkan sepatah katapun dari bibirnya. Hingga mereka kembali belajar saat guru mata pelajaran berikutnya memasuki kelas.
Jam pelajaran telah usai. Semua murid mengemasi peralatan tulisnya. Zayn yang baru keluar kelas nampak menepi ke tempat yang sepi, karena menerima telepon dari ibunya.
"Iya, ma. Jangan khawatir. Aku baik-baik saja," ucap Zayn nampak menenangkan hati ibunya.
Zayn cukup lama berbicara melalui sambungan telepon. Setelah selesai menerima telepon, pemuda itupun menuju parkiran dan mengendarai motornya keluar dari area sekolah.
Zayn menepikan motornya saat tanpa sengaja melihat Indah yang mengendarai sepeda butut. Gadis yang dijuluki Queen of silence itu menggoes sepedanya diantara ramainya kendaraan bermotor.
"Gadis ini. Sungguh membuat aku merasa penasaran. Sepertinya puisi SEPISAUPI memang menggambarkan isi hatinya," gumam Zayn pelan dengan mata menatap Indah yang semakin jauh.
...🌟...
...Cahaya muncul setelah kegelapan. Kebahagiaan muncul setelah kesedihan....
...Terkadang, kesedihan dan kebahagiaan itu adalah pemberian yang tak, 'kan bisa kau tinggalkan....
...Tak semua kesedihan dan luka hati bisa dibagi. Kadang, harus kuat-kuat menyimpannya sendiri....
...Kesedihan adalah proses yang harus dilalui untuk menuju kebahagiaan diri....
...Suka tak suka, luka lah yang membuat mu dewasa....
..."Nana 17 Oktober"...
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Syahna Amira sy
suka Ama karya'a ka nana selalu ada aja pembahasan setiap akhir bab kadang jg ilmu baru yg kita tau tp Ama thor'a diperjelas bener bener nggak bosenin... semangat Thor 🥰🥰🥰👍🏻
2024-03-31
3
Rifa Endro
kok aku malah curiga sama indah. apa jangan2 ia pernah mendapatkan pelecehan atau bully mungkin.
2024-03-25
2
Bunda windi❤ 💚
penasaran dengan indah ada masalah apa ya kira-kira
2024-03-22
2