19. Satu Kelas

Buntala nampak mendorong motornya yang mogok. Pria paruh baya yang masih terlihat gagah dan tampan itu menghela napas panjang merasakan teriknya sinar matahari yang menyengat kulit.

Zayn yang melintas berlawanan arah dengan pria itu pun memperlambat laju motornya saat merasa mengenali orang yang sedang mendorong motor itu.

"Bukankah itu bapaknya Khaira?" gumam Zayn, kemudian memutuskan untuk putar balik.

Buntala mengernyitkan keningnya saat sebuah motor berhenti tidak jauh di depannya. Apalagi saat mengendara motor itu nampak menghampiri dirinya.

"Pak, kenapa motornya?" tanya Zayn setelah membuka helm full face-nya.

"Bapak tidak tahu, tiba-tiba saja mati," sahut Buntala yang berhenti mendorong motornya.

"Boleh saya lihat, Pak?" tanya Zayn.

"Kamu bisa memperbaiki motor?" tanya Buntala seraya melirik motor milik Zayn yang tergolong motor jadul sama seperti miliknya.

"Kalau kerusakannya tidak parah, sih, bisa, Pak. Tapi, kalau parah ya, nggak bisa," sahut Zayn tersenyum bodoh.

"Coba, deh, kamu lihat!" pinta Buntala yang terpaksa membiarkan Zayn memeriksa motonya, karena jarak antara tempatnya berada saat ini dengan bengkel masih jauh. Buntala berharap pemuda itu bisa memperbaiki motornya, hingga tidak harus mendorong sampai ke bengkel.

Zayn meletakkan helm-nya di atas motor, lalu mengambil perkakas motor yang dibawanya. Pemuda itu membawa motor Buntala ke tempat yang teduh. Zayn mulai memeriksa mesin motor itu. Sedangkan Buntala memperhatikan Zayn yang sedang sibuk mengotak-atik motornya dengan perkakas yang dibawa pemuda itu.

"Pemuda ini menyembunyikan bentuk tubuhnya di balik pakaiannya yang besar. Namun lengan pemuda ini terlihat berotot. Dilihat dari pakaiannya, dia seperti dari kalangan menengah, tapi melihat kulitnya yang putih bersih, dia seperti pemuda dari kalangan atas," gumam Buntala dalam hati masih mengamati Zayn.

Tak berapa lama kemudian, motor Buntala pun hidup dan pemuda itupun mengemasi peralatan motornya.

"Wah, kamu hebat juga, ya, bisa benerin motor," puji Buntala yang terlihat senang, karena motornya bisa hidup lagi.

"Saya cuma bisa sedikit, Pak. Oh, iya, walaupun motor bapak bisa hidup lagi, tapi ini nggak bakal bertahan lama. Namun masih bisa bapak kendarai sampai bengkel yang ada dekat sini. Saya sarankan untuk memperbaiki kerusakannya, agar tidak mogok di jalan lagi," ujar Zayn kemudian menjelaskan pada Buntala bagian motor Buntala yang rusak.

"Terimakasih. Paling tidaknya, bapak tidak perlu mendorong motor ini sampai bengkel. Oh, ya, siapa nama kamu?" tanya Buntala seraya mengamati wajah Zayn.

"Nama saya, Zayn, Pak," sahut Zayn tersenyum ramah.

"Tinggal dimana?" tanya Buntala kepo.

"Saya ngontrak tidak jauh dari daerah pengerajin kasur lantai, Pak," sahut Zayn seraya membersihkan tangannya menggunakan tisu basah.

"Ngontrak?" tanya Buntala seraya mengernyitkan keningnya.

"Iya, rumah orang tua saya jauh dari sekolah saya, jadi saya ngontrak di daerah yang nggak jauh dari sekolah," sahut Zayn yang benar adanya.

"Ohh, begitu. Kamu sekolah dimana memangnya?" tanya Buntala yang seperti tertarik dengan Zayn.

"Saya satu kelas dengan putri bapak. Bangku saya di belakang bangku putri bapak," sahut Zayn tersenyum tipis.

"Kamu teman sekelas Khaira?" tanya Buntala nampak terkejut.

"Iya, Pak. Saya sering lihat bapak mengantar dan menjemput Khaira," jawab Zayn yang terlihat tenang mengobrol dengan pria yang terkenal galak itu.

Setelah mengobrol beberapa lama, akhirnya Zayn pamit untuk melanjutkan perjalannya. Buntala tersenyum tipis menatap Zayn yang semakin menjauh dari pandangannya.

"Anak muda yang sopan, berwawasan dan menyenangkan," gumam Buntala tersenyum tipis seraya menaiki motornya.

*

Zayn menyusuri jalan yang tidak jauh dari pasar tradisional yang pernah didatanginya. Entah mengapa Zayn begitu penasaran dengan Indah. Zayn ingin tahu bagaimana sebenarnya kehidupan gadis yang menjadi teman sebangkunya itu.

Pemuda itu melewati bentangan sawah yang sepertinya baru selesai di bajak. Nampak beberapa orang petani yang sedang memperbaiki pematang sawah.

Zayn berhenti di bawah pohon rindang di tepi jalan. Pemuda itu melepaskan helm-nya dan menghampiri warung yang ada di sebelah pohon itu. Dua orang pria nampak berada di dalam warung itu dengan secangkir kopi dan gorengan di depan mereka.

Pemuda itu duduk di dalam warung sederhana yang dindingnya tidak terlalu tinggi itu. Dari dalam warung itu, Zayn tetap bisa melihat keadaan di luar warung. Pemuda itu mengambil roti dan juga air mineral dalam kemasan botol.

"Itu cucunya Nek Inem, ya?" tanya pria yang rambutnya gondrong.

"Iya. Anak gadis, tapi memegang cangkul," sahut pria satunya yang rambutnya terlihat seperti baru di cukur.

Obrolan dua orang pria itu sukses membuat Zayn menatap ke arah mana mata dua orang pria itu menatap. Zayn melihat sosok yang memakai celana panjang dan baju lengan panjang. Sedangkan kepala dan wajah orang itu di tutup baju kaus yang dipakai seperti seorang ninja, hingga hanya mata orang itu saja yang terlihat. Sosok itu nampak sedang mencangkul memperbaiki pematang sawah.

"Kasihan, ya, gadis itu yatim piatu dan hanya tinggal bersama neneknya. Beruntung neneknya masih bisa menyewa sepetak sawah untuk sumber penghasilan mereka. Kalau tidak menyewa sawah, hidup mereka bakal tambah sulit," sahut pemilik warung.

"Pasti neneknya tidak punya uang untuk mempekerjakan orang memperbaiki pematang sawahnya. Karena itu dia yang memperbaikinya," sahut pria berambut gondrong lalu menyesap kopinya.

"Pematang sawah Nek Inem banyak lubangnya. Banyak ketam, sih. Kalau pematangnya tidak diperbaiki, air dalam petakan sawah akan keluar karena lubang-lubang yang dibuat oleh ketam," sahut pria yang rambutnya baru di cukur.

Ketam atau yuyu adalah sejenis kepiting air tawar yang merupakan salah satu hama padi.

"Anak itu pulang sekolah langsung ke sawah, kalau enggak ke sawah ya, mencari rumput untuk dijual. Setiap libur sekolah bekerja serabutan. Kerja harian di sawah, bantu-bantu bebersih di rumah orang, bantu-bantu memasak, menggembala kambing dan sapi. Bahkan memandikan sapi di kali," ujar sang pemilik warung.

"Dia juga pintar memanjat pohon mangga dan jambu. Dia yang memanen mangga dan jambu di pekarangan rumahnya, lalu neneknya yang menjualnya ke pasar,"

"Anakku yang cowok saja tidak serajin dia. Boro-boro di suruh bekerja di sawah, di suruh mengantar makanan ke sawah saja ogah,"

"Anakku masih mending. Walaupun nggak mau di suruh ke sawah, tapi kalau di suruh yang lain cepat dikerjakan. Dia nggak mau di suruh ke sawah, karena katanya takut kulitnya hitam,"

"Anakku di rumah kerjanya cuma main game doang. Mending kalau ikut lomba game dan memenangkan hadiah, ini malah nggak udah-udah minta kota internet buat main game. Pusing aku,"

"Kuota kali, bukan kota,"

"Ah iya, ribet aku ngomongnya,"

"Kalau cucu Nek Inem sudah cukup umur nanti, aku ingin melamar dia untuk aku jadikan menantuku. Dia itu calon mantu idaman,"

"Mana mau anak kamu sama cucu Nek Inem? Anakmu, 'kan, suka, bahkan tergila-gila sama anak kepala desa,"

"Aku tidak setuju, kalau anakku menikah sama anak kepala desa. Anak kepala desa itu memang cantik, tapi manja. Dia hanya akan jadi ratu di rumah. Cuma bikin bangga saat di bawa kondangan. Boro-boro bantu di sawah kayak cucu Nek Inem, aku dengar masak saja nggak bisa. Aku bisa stres kalau punya menantu seperti itu,"

"Memangnya kamu mau memaksa anakmu menikah dengan cucunya Nek Inem? Sudah, biar gadis itu jadi menantuku saja,"

"Aku juga mau jadiin gadis itu menantuku. Dia nggak perlu kerja di sawah, cukup nunggu warung ku ini saja,"

Zayn hanya mendengar obrolan dua orang pria dan wanita pemilik warung itu. Sedangkan matanya menatap ke arah sosok yang sedang memperbaiki pematang yang dibicarakan dua orang pria dan satu wanita itu.

"Siapa gadis itu? Mendengar dari tiga orang ini, kehidupannya keras sekali," gumam Zayn penasaran. Zayn tidak bisa mengenali sosok yang dibicarakan tiga orang itu, karena penampilannya yang sudah seperti ninja. Apalagi jarak mereka cukup jauh.

"Wah, sepertinya mata cucu Nek Inem kena percikan air bercampur tanah itu," ucap pria berambut gondrong.

Zayn melihat sosok yang masih berada di pinggir pematang sawah itu meletakkan cangkul nya, lalu menutup sebelah matanya berjalan ke pematang yang lain. Sosok itu melepaskan kaus yang membungkus kepalanya. Zayn nampak fokus menatap ke arah sosok itu, karena ingin tahu seperti apa wajah gadis yang diperebutkan menjadi menantu tiga orang yang ada di warung itu.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Rifa Endro

Rifa Endro

kasihan indah. pekerja keras

2024-03-27

2

Bunda windi❤ 💚

Bunda windi❤ 💚

oalah ternyata indah anak yatim piatu hanya tinggal sama nenek nya kasihan bener kamu indah,, bapak-bapak kalo lagi diwarung kopi tuh betah banget ya kopi secangkir sampai berjam-jam gak tau nya sambil ngerumpi gak jelas 🤭

2024-03-25

4

💞R0$€_22💞

💞R0$€_22💞

ada juga bp2 rumpi..komplit bener nih novel...😂😂😂😂

2024-03-08

2

lihat semua
Episodes
1 1. Tidak Berani Tapi Berharap
2 2. Penuh Percaya Diri
3 3. Tes
4 4. Motor Jadul
5 5. Malu
6 6. OCPD
7 7. SEPISAUPI
8 8. Damai
9 9. Terusik
10 10. Belum Menyerah
11 11. Adik
12 12. Melabrak
13 13. Familiar
14 14. Hanya Menghindar
15 15. Jangan!
16 16. Berencana Melamar
17 17. Bertolak Belakang
18 18. Tipikal Idaman
19 19. Satu Kelas
20 20. Cemburu
21 21. Merasa Aneh
22 22. Tidak Yakin
23 23. Rumit
24 24. Tidak Sabar
25 25. Terkejut dan Kagum
26 26. Sekali Tinju
27 27. Semakin Kagum
28 28. Beradu Ilmu
29 29. Memenuhi Kriteria
30 30. Tidak Jadi
31 31. Kenapa di Usir?
32 32. Menghasut
33 33. Ancaman
34 34. Lampu Hijau?
35 35. Pertama Kali
36 36. Menohok
37 37. Kepo
38 38. Tak Sesuai Ekspektasi
39 39. Lebih Muda
40 40. Yakin
41 41. Spek
42 42. Bantuan
43 43. Tidak Menyangka
44 44. Merasa Heran
45 45. Prihatin
46 46. Pipis Gratis
47 47. Nggak Doyan
48 48. Nikah Arisan?
49 49. Moral
50 50. Kopi Tahlil?
51 51. Diremehkan
52 52. Merasa Bingung
53 53. Memohon
54 54. Menahan Emosi
55 55. Pilihan
56 56. Kiss My Heart
57 57. Kepo
58 58. Menggombal
59 59. Pangling
60 60. Tidak Peduli
61 61. Meminta Izin
62 62. Terasa Lambat
63 63. Bahagia
64 64. Positive Father Complex
65 65. Takut
66 66. Cemburu Kah?
67 67. Tidak Sebanding
68 68. Aroma Tengil
69 69. Heboh
70 70. Jujur
71 71. Always Together
72 72. Gegana Yang Hilang
73 73. Sisi Lain
74 74. Kagum
75 75. Makin Cinta, Makin Takut
76 76. Melongo
77 77. Potek
78 78. Terlalu Pintar
79 79. Was-was
80 80. Angkuh
81 81. Gas Beracun
82 82. Emosi
83 83. Berapa?
84 84. Memohon
85 85. Berbesar Hati
86 86. Apa Marah?
87 87. Teguran
88 88. Tersentil
89 89. Ari Baru Tahu
90 90. Yakin
91 91. Serius
92 92. Iseng
93 93. Belum Tentu Kembali
94 94. You Kissed My Heart
95 95. Sempat Minder
96 96. Meminta Bantuan
97 97. Tidak Berdaya
98 98.Salah Sangka
99 99. Merasa Bersalah
100 100. Menghindari
101 101. Sangat Yakin
102 102. Memilih Jujur
103 103. Kalah
104 104. Uncle
105 105. Serangan
106 106. Pulang
107 107. Tangan Kosong
108 108. Sumpah
109 109. Tipe
110 110. Yang Baru
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Tidak Berani Tapi Berharap
2
2. Penuh Percaya Diri
3
3. Tes
4
4. Motor Jadul
5
5. Malu
6
6. OCPD
7
7. SEPISAUPI
8
8. Damai
9
9. Terusik
10
10. Belum Menyerah
11
11. Adik
12
12. Melabrak
13
13. Familiar
14
14. Hanya Menghindar
15
15. Jangan!
16
16. Berencana Melamar
17
17. Bertolak Belakang
18
18. Tipikal Idaman
19
19. Satu Kelas
20
20. Cemburu
21
21. Merasa Aneh
22
22. Tidak Yakin
23
23. Rumit
24
24. Tidak Sabar
25
25. Terkejut dan Kagum
26
26. Sekali Tinju
27
27. Semakin Kagum
28
28. Beradu Ilmu
29
29. Memenuhi Kriteria
30
30. Tidak Jadi
31
31. Kenapa di Usir?
32
32. Menghasut
33
33. Ancaman
34
34. Lampu Hijau?
35
35. Pertama Kali
36
36. Menohok
37
37. Kepo
38
38. Tak Sesuai Ekspektasi
39
39. Lebih Muda
40
40. Yakin
41
41. Spek
42
42. Bantuan
43
43. Tidak Menyangka
44
44. Merasa Heran
45
45. Prihatin
46
46. Pipis Gratis
47
47. Nggak Doyan
48
48. Nikah Arisan?
49
49. Moral
50
50. Kopi Tahlil?
51
51. Diremehkan
52
52. Merasa Bingung
53
53. Memohon
54
54. Menahan Emosi
55
55. Pilihan
56
56. Kiss My Heart
57
57. Kepo
58
58. Menggombal
59
59. Pangling
60
60. Tidak Peduli
61
61. Meminta Izin
62
62. Terasa Lambat
63
63. Bahagia
64
64. Positive Father Complex
65
65. Takut
66
66. Cemburu Kah?
67
67. Tidak Sebanding
68
68. Aroma Tengil
69
69. Heboh
70
70. Jujur
71
71. Always Together
72
72. Gegana Yang Hilang
73
73. Sisi Lain
74
74. Kagum
75
75. Makin Cinta, Makin Takut
76
76. Melongo
77
77. Potek
78
78. Terlalu Pintar
79
79. Was-was
80
80. Angkuh
81
81. Gas Beracun
82
82. Emosi
83
83. Berapa?
84
84. Memohon
85
85. Berbesar Hati
86
86. Apa Marah?
87
87. Teguran
88
88. Tersentil
89
89. Ari Baru Tahu
90
90. Yakin
91
91. Serius
92
92. Iseng
93
93. Belum Tentu Kembali
94
94. You Kissed My Heart
95
95. Sempat Minder
96
96. Meminta Bantuan
97
97. Tidak Berdaya
98
98.Salah Sangka
99
99. Merasa Bersalah
100
100. Menghindari
101
101. Sangat Yakin
102
102. Memilih Jujur
103
103. Kalah
104
104. Uncle
105
105. Serangan
106
106. Pulang
107
107. Tangan Kosong
108
108. Sumpah
109
109. Tipe
110
110. Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!