13. Familiar

Zayn bangun pagi-pagi sekali. Pagi ini Zayn ingin ke pasar tradisional untuk membeli bahan memasak. Setelah browsing di internet, Zayn sudah menentukan akan pergi ke pasar yang mana. Pemuda itu mengendarai motornya saat hari masih gelap. Hingga akhirnya pemuda itu tiba di sebuah pasar tradisional yang ramai oleh pedagang.

Namun dalam cahaya lampu jalan dan lampu di kios-kios para pedagang, Zayn melihat sosok orang yang terasa familiar baginya.

"Gadis itu..Indah? Apakah itu Indah?" gumam Zayn saat melihat seorang gadis yang menghentikan sepedanya, kemudian menurunkan sebuah karung dari boncengan sepedanya. Karung itu adalah karung gula pasir yang biasanya berbobot lima puluh kilo. sepertinya gadis itu lumayan keberatan untuk menurunkan karung itu. Zayn pun berjalan menghampiri gadis yang mirip Indah itu. Namun ramainya orang membuat Zayn kesulitan berjalan menghampiri gadis itu.

"Brugh"

"Aduh!"

"Eh, maaf, Bu," ucap Zayn saat tiba-tiba terdorong oleh beberapa orang di belakangnya dan menabrak seorang wanita.

"Nggak apa-apa, Nak. Namanya juga di pasar. Kalau lagi rame, ya, desak-desakan begini," sahut ibu-ibu itu sama sekali tidak marah. Wanita itu ,kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

"Indah..dimana gadis yang mirip Indah tadi?" gumam Zayn yang tidak lagi melihat sosok gadis yang mirip Indah tadi.

Zayn menatap ke sekeliling tempatnya berdiri. Tapi tidak menemukan sosok yang mirip dengan Indah.

"Apa dia langsung pergi? Karung..iya, karung. Tadi dia meletakkan karung dekat pohon sana," gumam Zayn yang kemudian kembali berjalan di tengah ramainya penjual dan pembeli di pasar itu.

Saat pagi-pagi sekali, pasar tradisional memang ramai oleh penjual sayuran. Karena banyak para pedagang keliling dan juga ibu-ibu rumah tangga yang mencari sayuran segar.

Zayn melihat seorang nenek tua yang usianya mungkin sekitar tujuh puluh tahunan nampak menggelar karung besar di dekat karung yang diletakkan sesosok gadis yang mirip Indah tadi. Nenek itu membuka karung yang diletakkan gadis tadi dan mengeluarkan isinya.

Zayn berjalan semakin dekat dengan nenek-nenek itu. Setelah dekat, Zayn melihat nenek itu menjual daun singkong, daun ketela, bayam, dan juga kantong-kantong yang Zayn tidak terlalu jelas apa isinya. Karena hari masih gelap dan lampu di sekitar tempat itu juga tidak terlalu terang.

"Ini apa, Nek?" tanya Zayn pada nenek itu seraya menunjuk ke arah kantong.

"Itu jambu air, Nak. Rasanya manis dan segar. Jarang ada ulat nya. Nggak seperti buah jambu kebanyakan," ujar nenek itu mempromosikan dagangannya.

"Saya beli satu bungkus, Nek," ucap Zayn yang penasaran dengan buah jambu air itu.

"Pilih saja, Nak," ucap nenek itu.

"Yang mengantarkan karung tadi cucu nenek?" tanya Zayn beralih memilih sayur bayam jualan nenek itu, setelah mengambil satu kantong buah jambu air.

"Iya," sahut nenek itu masih mengeluarkan dagangannya dari dalam karung.

"Masih sekolah, ya, Nek?" tanya Zayn menyelidik.

"Iya. Masih SMU. Mungkin kalian seumuran," sahut nenek itu.

Zayn sedikit mengobrol dengan nenek itu seraya memilih beberapa sayuran dagangan nenek itu.

"Ciiittt"

"Dor"

"Dor"

"Dor"

"Akkh.."

"Aduh."

"Keok...keok..petok..petok..petok ."

Seisi pasar jadi riuh dengan suara teriakan dan suara ayam saat tiba-tiba ada petasan yang dinyalakan melesat seperti ular lalu meledak beberapa kali.

Semua orang menjadi panik. Suasana pasar, terutama di bagian jual beli ayam kampung jadi kacau balau. Ada beberapa ayam yang lepas karena petasan yang dinyalakan entah oleh siapa itu. Bahkan ada beberapa orang yang terluka karena aksi tidak bertanggung jawab itu. Ada yang jatuh,ada yang terinjak-injak, ada pula yang terkena petasan.

"Anak jaman sekarang jahilnya nggak ketulungan. Itu dagangan ayam orang pada kabur. Ibu-ibu pada jatuh dan terluka. Untung nggak ada yang mati jantungan," gumam nenek itu membuang napas kasar.

Untung saja Zayn dan nenek itu agak jauh dari pedagang ayam, kalau tidak, mungkin mereka juga akan terkena imbas dari petasan tadi.

"Nenek melihat orang yang menyalakan petasan tadi?" tanya Zayn yang juga sempat terkejut dengan kejadian itu.

"Iya. Tadi nenek tidak sengaja melihat ada seorang remaja yang menyalakan korek api. Dan temannya memegang sesuatu yang dibakar oleh temannya yang menyalakan korek tadi. Setelah dinyalakan langsung keluar cahaya yang melesat ke kerumunan orang-orang yang sedang jual beli ayam kampung itu. Kejadiannya cepat sekali dan nenek tidak tahu kalau yang mereka nyalakan itu adalah petasan. Dan anak-anak, itu langsung kabur," terang nenek itu lagi-lagi membuang napas kasar.

"Apa sudah sering terjadi hal seperti ini, Nek?" tanya Zayn yang baru kali ini mengalami kejadian seperti ini.

"Kalau nenek, sih, tahunya baru hari ini. Soalnya nggak setiap hari nenek ke pasar. Kalau ada yang bisa di jual baru ke pasar," sahut nenek itu.

Sungguh-sungguh kejadian yang benar-benar tidak terduga. Iseng menyalahkan petasan di tengah keramaian pasar dalam suasana pagi yang masih remang-remang. Benar-benar nggak punya akhlak. ( Ini kejadian nyata ).

Setelah membeli jambu dan sayuran dari nenek itu, akhirnya Zayn meninggalkan nenek itu dan berkeliling pasar membeli beberapa sayuran lain, daging, dan juga jajanan pasar yang baru dilihat Zayn.

Zayn bergegas pulang setelah merasa tidak ada lagi yang ingin dibeli. Apalagi saat melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Aku harus cepat-cepat pulang. Kalau tidak, aku akan terlambat berangkat ke sekolah," gumam Zayn yang melajukan motornya agak cepat. Beruntung suasana jalan masih lenggang, karena masih pagi.Jadi, Zayn tidak terjebak dalam kemacetan lalu lintas.

Setelah tiba di rumah, Zayn bergegas memasukkan bahan masakannya ke dalam lemari es, lalu makan bubur sumsum yang dibelinya di pasar tadi. Selesai sarapan, Zayn langsung membersihkan diri dan bersiap pergi ke sekolah.

*

Zayn sedikit berlari menuju kelasnya. Saat baru saja duduk, bel pelajaran dimulai pun berbunyi.

"Tumben, Zayn hampir terlambat masuk kelas," gumam Khaira dalam hati.

Sedangkan Indah hanya menatap Zayn dengan tatapan penuh tanda tanya. Begitu pula dengan Yoga yang baru kali ini melihat Zayn hampir terlambat masuk kelas.

Pelajaran di mulai dan mata pelajaran di jam pertama adalah geografi. Indah nampak mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh guru mapel ( mata pelajaran ). Sedangkan Zayn hanya mendengarkan saja tanpa mencatat apapun.

"Okey. Kita akan mengadakan ulangan. Siapkan kertas satu lembar dan tutup buku kalian," ucap guru mapel geografi itu.

"Eh, kok, dadakan, sih, Pak?"

"Jangan hari ini, Pak,"

"Kan, belum belajar, Pak,"

"Beri kesempatan untuk belajar, dong, Pak,"

"Hasilnya nggak bakal bagus, kalau dadakan seperti ini, Pak,"

"Materinya, 'kan, belum habis, Pak, kok sudah ulangan, sih?"

Sontak para murid langsung protes mendengar akan di adakan ulangan dadakan itu. Mereka merasa belum siap untuk ulangan. Jangankan ulangan dadakan, ulangan harian yang sudah diberi tahu satu minggu sebelumnya saja pas hari H ulangan belum siap juga. Ya, itulah para siswa.

Bel tanda istirahat pun berbunyi. Para siswa pun mengemasi buku mereka dan bersiap untuk istirahat.

"Teman-teman, ini aku ada buah jambu," ucap Indah seraya meletakkan sekantong jambu air di atas meja, lalu membukanya.

Seisi kelas pun berkerumun mengambil buah jambu yang dibawa oleh Indah itu dan mengucapkan terimakasih pada Indah. Ya, sebenarnya teman-teman sekelas Indah juga selalu berusaha berinteraksi dengan Indah. Mereka tidak pelit, jika Indah ingin meminjam buku mereka.

Mereka juga selalu mengajak Indah, jika mereka berencana pergi kemanapun setelah pulang sekolah. Pergi ke kolam renang bersama, atau ke bazar sekolah bersama. Namun Indah selalu menolak ajakan mereka.

Mereka memaklumi sifat Indah yang pendiam dan sama sekali tidak mengucilkan Indah. Namun Indah seperti tenggelam dalam dunianya sendiri.

"Kamu punya pohon jambu seperti ini di rumah?" tanya Zayn mengambil dan mengamati buah jambu yang dibawa Indah.

"Hum," sahut Indah mengangguk kecil tersenyum tipis.

"Jambu ini sama seperti jambu yang aku beli dari nenek-nenek tadi. Apa benar yang aku lihat di pasar tadi pagi adalah Indah," gumam Zayn dalam hati.

"Zayn, ayo ke kantin! Makasih, Indah, buah jambunya," ucap Yoga yang mengambil buah jambu di atas meja, lalu langsung menarik tangan Zayn. Sedangkan Indah hanya mengangguk kecil seraya tersenyum tipis.

Zayn yang hendak bertanya lagi pada Indah pun tidak jadi bertanya. Kedua orang itu keluar dari kelas menuju kantin.

"Eh, itu bukannya Khaira, ya? Apa yang akan dilakukan Antonio? Kenapa dia menarik tangan Khaira?" ucap Yoga yang membuat Zayn menatap ke arah mana Yoga menatap.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Rifa Endro

Rifa Endro

habis kamu hari ini Antonio

2024-03-25

2

Bunda windi❤ 💚

Bunda windi❤ 💚

indah mungkin hanya tinggal sama nenek nya dan kehidupannya serba kekurangan x ya,, antonio jangan macam-macam kau maunya apa sih masih aja nekat

2024-03-24

2

Dwi Atma

Dwi Atma

daun singkong dan daun ketela itu beda yaaa?🙄

2024-03-01

2

lihat semua
Episodes
1 1. Tidak Berani Tapi Berharap
2 2. Penuh Percaya Diri
3 3. Tes
4 4. Motor Jadul
5 5. Malu
6 6. OCPD
7 7. SEPISAUPI
8 8. Damai
9 9. Terusik
10 10. Belum Menyerah
11 11. Adik
12 12. Melabrak
13 13. Familiar
14 14. Hanya Menghindar
15 15. Jangan!
16 16. Berencana Melamar
17 17. Bertolak Belakang
18 18. Tipikal Idaman
19 19. Satu Kelas
20 20. Cemburu
21 21. Merasa Aneh
22 22. Tidak Yakin
23 23. Rumit
24 24. Tidak Sabar
25 25. Terkejut dan Kagum
26 26. Sekali Tinju
27 27. Semakin Kagum
28 28. Beradu Ilmu
29 29. Memenuhi Kriteria
30 30. Tidak Jadi
31 31. Kenapa di Usir?
32 32. Menghasut
33 33. Ancaman
34 34. Lampu Hijau?
35 35. Pertama Kali
36 36. Menohok
37 37. Kepo
38 38. Tak Sesuai Ekspektasi
39 39. Lebih Muda
40 40. Yakin
41 41. Spek
42 42. Bantuan
43 43. Tidak Menyangka
44 44. Merasa Heran
45 45. Prihatin
46 46. Pipis Gratis
47 47. Nggak Doyan
48 48. Nikah Arisan?
49 49. Moral
50 50. Kopi Tahlil?
51 51. Diremehkan
52 52. Merasa Bingung
53 53. Memohon
54 54. Menahan Emosi
55 55. Pilihan
56 56. Kiss My Heart
57 57. Kepo
58 58. Menggombal
59 59. Pangling
60 60. Tidak Peduli
61 61. Meminta Izin
62 62. Terasa Lambat
63 63. Bahagia
64 64. Positive Father Complex
65 65. Takut
66 66. Cemburu Kah?
67 67. Tidak Sebanding
68 68. Aroma Tengil
69 69. Heboh
70 70. Jujur
71 71. Always Together
72 72. Gegana Yang Hilang
73 73. Sisi Lain
74 74. Kagum
75 75. Makin Cinta, Makin Takut
76 76. Melongo
77 77. Potek
78 78. Terlalu Pintar
79 79. Was-was
80 80. Angkuh
81 81. Gas Beracun
82 82. Emosi
83 83. Berapa?
84 84. Memohon
85 85. Berbesar Hati
86 86. Apa Marah?
87 87. Teguran
88 88. Tersentil
89 89. Ari Baru Tahu
90 90. Yakin
91 91. Serius
92 92. Iseng
93 93. Belum Tentu Kembali
94 94. You Kissed My Heart
95 95. Sempat Minder
96 96. Meminta Bantuan
97 97. Tidak Berdaya
98 98.Salah Sangka
99 99. Merasa Bersalah
100 100. Menghindari
101 101. Sangat Yakin
102 102. Memilih Jujur
103 103. Kalah
104 104. Uncle
105 105. Serangan
106 106. Pulang
107 107. Tangan Kosong
108 108. Sumpah
109 109. Tipe
110 110. Yang Baru
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Tidak Berani Tapi Berharap
2
2. Penuh Percaya Diri
3
3. Tes
4
4. Motor Jadul
5
5. Malu
6
6. OCPD
7
7. SEPISAUPI
8
8. Damai
9
9. Terusik
10
10. Belum Menyerah
11
11. Adik
12
12. Melabrak
13
13. Familiar
14
14. Hanya Menghindar
15
15. Jangan!
16
16. Berencana Melamar
17
17. Bertolak Belakang
18
18. Tipikal Idaman
19
19. Satu Kelas
20
20. Cemburu
21
21. Merasa Aneh
22
22. Tidak Yakin
23
23. Rumit
24
24. Tidak Sabar
25
25. Terkejut dan Kagum
26
26. Sekali Tinju
27
27. Semakin Kagum
28
28. Beradu Ilmu
29
29. Memenuhi Kriteria
30
30. Tidak Jadi
31
31. Kenapa di Usir?
32
32. Menghasut
33
33. Ancaman
34
34. Lampu Hijau?
35
35. Pertama Kali
36
36. Menohok
37
37. Kepo
38
38. Tak Sesuai Ekspektasi
39
39. Lebih Muda
40
40. Yakin
41
41. Spek
42
42. Bantuan
43
43. Tidak Menyangka
44
44. Merasa Heran
45
45. Prihatin
46
46. Pipis Gratis
47
47. Nggak Doyan
48
48. Nikah Arisan?
49
49. Moral
50
50. Kopi Tahlil?
51
51. Diremehkan
52
52. Merasa Bingung
53
53. Memohon
54
54. Menahan Emosi
55
55. Pilihan
56
56. Kiss My Heart
57
57. Kepo
58
58. Menggombal
59
59. Pangling
60
60. Tidak Peduli
61
61. Meminta Izin
62
62. Terasa Lambat
63
63. Bahagia
64
64. Positive Father Complex
65
65. Takut
66
66. Cemburu Kah?
67
67. Tidak Sebanding
68
68. Aroma Tengil
69
69. Heboh
70
70. Jujur
71
71. Always Together
72
72. Gegana Yang Hilang
73
73. Sisi Lain
74
74. Kagum
75
75. Makin Cinta, Makin Takut
76
76. Melongo
77
77. Potek
78
78. Terlalu Pintar
79
79. Was-was
80
80. Angkuh
81
81. Gas Beracun
82
82. Emosi
83
83. Berapa?
84
84. Memohon
85
85. Berbesar Hati
86
86. Apa Marah?
87
87. Teguran
88
88. Tersentil
89
89. Ari Baru Tahu
90
90. Yakin
91
91. Serius
92
92. Iseng
93
93. Belum Tentu Kembali
94
94. You Kissed My Heart
95
95. Sempat Minder
96
96. Meminta Bantuan
97
97. Tidak Berdaya
98
98.Salah Sangka
99
99. Merasa Bersalah
100
100. Menghindari
101
101. Sangat Yakin
102
102. Memilih Jujur
103
103. Kalah
104
104. Uncle
105
105. Serangan
106
106. Pulang
107
107. Tangan Kosong
108
108. Sumpah
109
109. Tipe
110
110. Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!