11. Adik

Zayn tersenyum mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Khaira. Ternyata gadis itu di didik dengan baik oleh kedua orang tuanya. Tidak sombong dan selalu rendah hati.

Sedangkan Antonio merasa agak tersindir dengan kata-kata Khaira. Agak..cuma agak tersindir. Karena belum insyaf. Pasalnya, dirinya adalah remaja yang suka tawuran. Bukankah itu berarti dirinya bertingkah laku buruk? Dirinya pindah sekolah juga karena tawuran dan suka berkelahi dengan teman-temannya.

Si Jabrik dan si Kribo menatap ekspresi Antonio, lalu saling melirik. Dua cecunguk itu juga merasa tersindir, karena mereka adalah kaki tangan Antonio. Sikap mereka sebelas dua belas dengan Antonio.

Dulunya sekolah Antonio dan dua orang temannya itu berbeda. Saat Antonio pindah ke sekolah ini, keduanya ikut ikutan pindah ke sekolah ini.

"Aku sudah selesai makan. Aku duluan," ucap Khaira beranjak dari duduknya, padahal makanannya belum habis. Malas rasanya berhadapan dengan Antonio lebih lama lagi. Gadis itu sedikit melirik Zayn yang masih duduk dan makan dengan tenang.

"Aku jadi nggak selera makan," cetus Cempaka ikut beranjak dari duduknya mengikuti Khaira.

"Bos, tuh, cewek susah di dekati. Beda sama cewek lain. Mana bapaknya galak lagi," celetuk si Jabrik pelan setelah Khaira agak jauh.

"Bos, aku dengar sudah ada beberapa orang siswa yang di hajar bapaknya Khaira, karena menganggu Khaira atau menyentuh Khaira," imbuh si Kribo yang sudah mencari informasi tentang Khaira.

"Cewek memang suka jual mahal. Kalau terus didekati, nanti juga nggak bakal menghindar lagi. Cewek mana, sih, yang nggak suka sama uang?" cetus Antonio yang tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar.

Semua cewek memang menyukai uang. Cewek realistis menyukai uang karena hidup memang butuh uang. Semua dibeli dengan uang. Sedangkan cewek matre butuh uang hanya untuk bersenang-senang dan berfoya-foya.

Zayn yang sudah selesai makan pun beranjak dari duduknya. Yoga pun ikut beranjak dari duduknya.

"Eh, kamu mau kemana?" tanya Yoga saat Zayn tidak berjalan menuju ke arah kelas mereka.

"Aku mau ke koperasi sekolah dulu. Ada yang ingin aku beli. Kamu balik ke kelas duluan aja," sahut Zayn.

"Okey," sahut Yoga yang akhirnya tetap melanjutkan langkahnya ke arah kelasnya.

Suasana kelas tidak begitu ramai. Karena waktu istirahat masih beberapa menit lagi. Zayn masuk ke dalam kelas itu beberapa menit setelah Yoga. Khaira mencuri pandang menatap Zayn yang baru masuk ke dalam kelas. Zayn duduk di bangkunya melihat Indah yang sedang membaca buku.

"Coba aku lihat tangan kamu yang terluka," pinta Zayn membuat Indah menatapnya.

Sedangkan Khaira dan Cempaka yang duduk di depan bangku Zayn dan Indah pun mendengar apa yang dikatakan Zayn. Keduanya nampak siap menguping pembicaraan Zayn dan Indah dengan posisi tetap menghadap ke depan seraya pura-pura membaca buku.

"Aku ingin melihat tangan kamu yang terluka tadi," pinta Zayn lagi, karena Indah hanya diam menatap dirinya.

Perlahan Indah menunjukkan tangannya yang terluka pada Zayn. Gadis itu menatap Zayn dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Aku ingin membalut luka kamu dengan plaster luka," ucap Zayn seraya mengeluarkan plaster luka dari dalam saku kemejanya yang dibelinya dari koperasi sekolah tadi.

"Te..terimakasih. Tidak.. tidak usah. Pakai kain ini saja sudah cukup, kok," tolak Indah dengan wajah yang tertunduk seraya menyembunyikan tangannya.

"Jangan menolak! Atau aku tidak akan mau berteman lagi sama kamu. Cepat, kemari kan tangan kamu yang terluka!" ancam Zayn tidak mau di tolak.

Di ancam seperti itu, mau tak mau, akhirnya Indah kembali menunjukkan tangan kirinya yang terluka. Zayn meraih tangan Indah dan dengan hati-hati membuka kain biasa yang membalut luka di jari kelingking gadis itu. Melihat ketebalannya, sepertinya luka di jari kelingking Indah dibalut dengan kain yang cukup panjang. Zayn mengernyitkan keningnya saat baru membuka satu lilitan di luka Indah, karena Zayn melihat ada darah di kain itu.

"Kapan kamu terluka?" tanya Zayn menatap sekilas wajah Indah, lalu kembali fokus membuka lilitan kain di luka Indah.

"Kemarin," sahut Indah pelan dengan dahi yang berkerut menatap jarinya seolah sedang menahan sakit.

Zayn terus membuka lilitan kain yang terkena darah itu dengan hati-hati. Pemuda itu terkejut saat melihat luka di jari kelingking Indah.

"Jari kamu terluka seperti ini, kenapa hanya dibalut kain biasa?" tanya Zayn dengan ekspresi wajah kasihan dan miris.

Pasalnya, luka di jari Indah termasuk dalam. Luka itu melingkar miring lebih dari setengah jari Indah. Seperti mau putus. Jari yang terluka itu juga terlihat bengkak.

Melihat luka di jari kelingking Indah, Zayn tidak bisa membayangkan bagaimana gadis itu membersihkan anggota tubuhnya saat buang air kecil atau besar. Saat mandi dan juga berganti pakaian.

Khaira dan Cempaka yang dari tadi menguping pembicaraan keduanya pun penasaran dengan luka Indah. Mereka kompak menoleh ke belakang dan melihat jari tangan Indah.

"Ya ampun, Indah! Luka kamu parah banget," ucap Khaira iba, sekaligus ngeri melihat luka Indah.

"Astagaa.. pasti sakit sekali," sahut Cempaka yang berekpresi sama seperti Khaira.

Teman-teman sekelas mereka yang mendengar pembicaraan mereka pun ikut melihat luka di jari Indah. Ekspresi mereka sama seperti Khaira dan Cempaka saat menatap luka di jari kelingking Indah.

Zayn menghela napas panjang menatap Indah yang tertunduk dengan wajah sendu. Dengan penuh kehati-hatian, Zayn membalut luka Indah dengan plaster luka yang dibelinya.

Beberapa jam kemudian, bel yang menandakan jam pelajaran telah usai pun berbunyi. Para siswa pun berkemas untuk pulang. Semua siswa bergiliran keluar dari kelas itu.

"Ayo, ikut aku!" ucap Zayn yang tiba-tiba menarik tangan Indah.

"Eh, kemana?" tanya Indah yang terpaksa mengikuti Zayn yang menarik tangannya.

"Sudah, ikut saja! Nanti kamu juga bakal tahu," sahut Zayn terus memegang tangan Indah berjalan menuju parkiran.

Zayn menggandeng tangan Indah menuju motornya. Indah yang berdiri memegang tali tasnya yang menyamping di dadanya itu hanya diam dengan dahi yang berkerut saat Zayn memakai helm, lalu naik ke atas motornya.

"Ayo, naik!" pinta Zayn yang belum menutup kaca helm full face-nya.

"Tapi..sepedaku.." Indah terlihat berpikir.

"Sudah, cepat naik! Nanti aku antar lagi kesini. Kita nggak lama, kok. Gerbang sekolah juga masih lama dikuncinya. Masih banyak siswa yang lagi ekskul," ujar Zayn seraya menarik tangan Indah, mengarahkannya ke boncengan motornya.

Mau tak mau, akhirnya Indah pun naik ke boncengan motor Zayn. Gadis itu terlihat canggung.

"Sudah siap?" tanya Zayn seraya menoleh ke belakang.

"Hum," sahut Indah seraya mengangguk kecil.

Zayn melajukan motornya keluar dari area parkiran sekolah. Khaira yang baru saja naik ke boncengan motor bapaknya, tanpa sengaja melihat Zayn membonceng Indah.

"Zayn bersama Indah? Mau kemana mereka?" gumam Khaira dengan mata yang terus menatap Zayn dan Indah.

"Sudah siap?" tanya Buntala pada putrinya.

Buntala mengernyitkan keningnya karena tidak mendapatkan jawaban dari putrinya. Pria paruh baya itupun akhirnya menoleh pada putrinya.

"Ra, sudah siap?" tanya Buntala lagi.

"Hah? Eh, iya, Pak," sahut Khaira tergagap. Dirinya terlalu fokus menatap Zayn yang membonceng Indah, hingga tidak mendengar suara bapaknya.

"Kamu kenapa?" tanya Buntala penuh selidik.

"Ah, nggak apa-apa, Pak. Cuma mengingat-ingat, ada yang ketinggalan di kelas atau tidak," jawab Khaira berbohong.

"Ohh..ada yang ketinggalan nggak?" tanya Buntala lembut.

"Nggak, Pak," sahut Khaira tersenyum tipis.

"Ya, udah, ayo, kita pulang," ujar Buntala mulai melajukan motornya.

Sedangkan Zayn terus melajukan motornya, hingga akhirnya menghentikan motornya di parkiran sebuah klinik.

"Turunlah!" pinta Zayn menoleh pada Indah.

"Iya," sahut Indah, kemudian turun dari boncengan motor Zayn, "mau apa kita ke sini?" tanya Indah menatap Zayn yang baru saja melepaskan helm dan turun dari motornya.

"Mengobati jari tangan kamu. Mau apa lagi? Jari tangan kamu akan lama sembuhnya, jika tidak diobati dari luar dan dalam," ujar Zayn, kemudian mengandeng Indah masuk ke dalam klinik itu.

"Mau apa adik-adik?" tanya seorang wanita yang menjaga di tempat pendaftaran.

"Tangan adik saya terluka, Bu," sahut Zayn seraya menunjukkan jari Indah.

Mendengar Zayn mengakui dirinya sebagai adiknya, Indah menatap Zayn dengan tatapan yang sulit dideskripsikan. Entah apa yang ada di dalam pikiran gadis itu.

Dokter membersihkan dan menjahit luka di jari Indah yang cukup dalam. Memberikan obat luar dan juga obat dalam untuk luka Indah.

Setelah selesai, Zayn mengantarkan Indah kembali ke sekolah. Karena sepeda Indah masih berada di sekolah.

"Terimakasih," ucap Indah tulus.

"Sama-sama. Lain kali hati-hati. Jangan lupa minum obatnya dan obati luka kamu," pesan Zayn tersenyum lembut.

"Hum," sahut Indah tersenyum tipis seraya mengangguk.

Zayn meninggalkan Indah di depan gerbang sekolah. Indah menatap pemuda itu dengan senyuman tipis yang masih bertengger di bibirnya.

"Seandainya saja aku punya kakak laki-laki," gumam Indah yang tiba-tiba wajahnya menjadi sendu dan matanya berkaca-kaca.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Bunda windi❤ 💚

Bunda windi❤ 💚

sungguh mulai hatimu Zayn, anggap aja Zayn kakak kamu indah

2024-03-24

3

Erna

Erna

zayn penyayang ya,sesama teman

2024-03-17

2

Uyhull01

Uyhull01

ya anggap saja Zayn itu kakak mu ,

2024-02-23

2

lihat semua
Episodes
1 1. Tidak Berani Tapi Berharap
2 2. Penuh Percaya Diri
3 3. Tes
4 4. Motor Jadul
5 5. Malu
6 6. OCPD
7 7. SEPISAUPI
8 8. Damai
9 9. Terusik
10 10. Belum Menyerah
11 11. Adik
12 12. Melabrak
13 13. Familiar
14 14. Hanya Menghindar
15 15. Jangan!
16 16. Berencana Melamar
17 17. Bertolak Belakang
18 18. Tipikal Idaman
19 19. Satu Kelas
20 20. Cemburu
21 21. Merasa Aneh
22 22. Tidak Yakin
23 23. Rumit
24 24. Tidak Sabar
25 25. Terkejut dan Kagum
26 26. Sekali Tinju
27 27. Semakin Kagum
28 28. Beradu Ilmu
29 29. Memenuhi Kriteria
30 30. Tidak Jadi
31 31. Kenapa di Usir?
32 32. Menghasut
33 33. Ancaman
34 34. Lampu Hijau?
35 35. Pertama Kali
36 36. Menohok
37 37. Kepo
38 38. Tak Sesuai Ekspektasi
39 39. Lebih Muda
40 40. Yakin
41 41. Spek
42 42. Bantuan
43 43. Tidak Menyangka
44 44. Merasa Heran
45 45. Prihatin
46 46. Pipis Gratis
47 47. Nggak Doyan
48 48. Nikah Arisan?
49 49. Moral
50 50. Kopi Tahlil?
51 51. Diremehkan
52 52. Merasa Bingung
53 53. Memohon
54 54. Menahan Emosi
55 55. Pilihan
56 56. Kiss My Heart
57 57. Kepo
58 58. Menggombal
59 59. Pangling
60 60. Tidak Peduli
61 61. Meminta Izin
62 62. Terasa Lambat
63 63. Bahagia
64 64. Positive Father Complex
65 65. Takut
66 66. Cemburu Kah?
67 67. Tidak Sebanding
68 68. Aroma Tengil
69 69. Heboh
70 70. Jujur
71 71. Always Together
72 72. Gegana Yang Hilang
73 73. Sisi Lain
74 74. Kagum
75 75. Makin Cinta, Makin Takut
76 76. Melongo
77 77. Potek
78 78. Terlalu Pintar
79 79. Was-was
80 80. Angkuh
81 81. Gas Beracun
82 82. Emosi
83 83. Berapa?
84 84. Memohon
85 85. Berbesar Hati
86 86. Apa Marah?
87 87. Teguran
88 88. Tersentil
89 89. Ari Baru Tahu
90 90. Yakin
91 91. Serius
92 92. Iseng
93 93. Belum Tentu Kembali
94 94. You Kissed My Heart
95 95. Sempat Minder
96 96. Meminta Bantuan
97 97. Tidak Berdaya
98 98.Salah Sangka
99 99. Merasa Bersalah
100 100. Menghindari
101 101. Sangat Yakin
102 102. Memilih Jujur
103 103. Kalah
104 104. Uncle
105 105. Serangan
106 106. Pulang
107 107. Tangan Kosong
108 108. Sumpah
109 109. Tipe
110 110. Yang Baru
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Tidak Berani Tapi Berharap
2
2. Penuh Percaya Diri
3
3. Tes
4
4. Motor Jadul
5
5. Malu
6
6. OCPD
7
7. SEPISAUPI
8
8. Damai
9
9. Terusik
10
10. Belum Menyerah
11
11. Adik
12
12. Melabrak
13
13. Familiar
14
14. Hanya Menghindar
15
15. Jangan!
16
16. Berencana Melamar
17
17. Bertolak Belakang
18
18. Tipikal Idaman
19
19. Satu Kelas
20
20. Cemburu
21
21. Merasa Aneh
22
22. Tidak Yakin
23
23. Rumit
24
24. Tidak Sabar
25
25. Terkejut dan Kagum
26
26. Sekali Tinju
27
27. Semakin Kagum
28
28. Beradu Ilmu
29
29. Memenuhi Kriteria
30
30. Tidak Jadi
31
31. Kenapa di Usir?
32
32. Menghasut
33
33. Ancaman
34
34. Lampu Hijau?
35
35. Pertama Kali
36
36. Menohok
37
37. Kepo
38
38. Tak Sesuai Ekspektasi
39
39. Lebih Muda
40
40. Yakin
41
41. Spek
42
42. Bantuan
43
43. Tidak Menyangka
44
44. Merasa Heran
45
45. Prihatin
46
46. Pipis Gratis
47
47. Nggak Doyan
48
48. Nikah Arisan?
49
49. Moral
50
50. Kopi Tahlil?
51
51. Diremehkan
52
52. Merasa Bingung
53
53. Memohon
54
54. Menahan Emosi
55
55. Pilihan
56
56. Kiss My Heart
57
57. Kepo
58
58. Menggombal
59
59. Pangling
60
60. Tidak Peduli
61
61. Meminta Izin
62
62. Terasa Lambat
63
63. Bahagia
64
64. Positive Father Complex
65
65. Takut
66
66. Cemburu Kah?
67
67. Tidak Sebanding
68
68. Aroma Tengil
69
69. Heboh
70
70. Jujur
71
71. Always Together
72
72. Gegana Yang Hilang
73
73. Sisi Lain
74
74. Kagum
75
75. Makin Cinta, Makin Takut
76
76. Melongo
77
77. Potek
78
78. Terlalu Pintar
79
79. Was-was
80
80. Angkuh
81
81. Gas Beracun
82
82. Emosi
83
83. Berapa?
84
84. Memohon
85
85. Berbesar Hati
86
86. Apa Marah?
87
87. Teguran
88
88. Tersentil
89
89. Ari Baru Tahu
90
90. Yakin
91
91. Serius
92
92. Iseng
93
93. Belum Tentu Kembali
94
94. You Kissed My Heart
95
95. Sempat Minder
96
96. Meminta Bantuan
97
97. Tidak Berdaya
98
98.Salah Sangka
99
99. Merasa Bersalah
100
100. Menghindari
101
101. Sangat Yakin
102
102. Memilih Jujur
103
103. Kalah
104
104. Uncle
105
105. Serangan
106
106. Pulang
107
107. Tangan Kosong
108
108. Sumpah
109
109. Tipe
110
110. Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!