He Is Mine !
Pagi hari ini adalah hari dimana Amy tunggu, Ayah dan Ibu nya yang selama ini tinggal di Perancis akhirnya pulang. Amy yang selama ini hidup mandiri bersama mbak asisten yang selalu menemaninya akhirnya merasakan indahnya kumpul lengkap dengan keluarga, maklum saja ayah dan ibu nya sibuk mengurus perusahaan yang sedang mereka kelola. Alhasil sejak SMP Amy sudah ditinggal sendiri hidup dengan asisten di Indonesia, walaupun uang jajan dan kebutuhan hidup Amy tidak pernah kekurangan dia tetap merasa iri jika teman-temannya selalu berbicara tentang keluarga mereka yang selalu berkumpul setiap saat.
" Ayaaahhhh...Ibu..kangen banget Amy huhu"
Amy memeluk erat ayah dan ibunya yang baru saja mendarat di bandara kota Surabaya
" Sayang gendukku ibu juga kangen banget sama kamu"
"Udah ayo kngenannya dirumah aja nanti, ayah udah laper nih"
"Ihh ayah nih responnya gitu banget gak kangen ta yah sama anak mu seng ayu dewe"
" Heleh Yo kangen nduk tapi ayah juga kangen sama masakan indo "
"Dasar ayah nih wuuu"
Setelah selesai memasukan barang bawaan ayah dan ibunya Amy bergegas masuk ke mobil dan pulang bersama orang tuanya. Sepanjang perjalanan mereka mengobrol seputar kehidupan Amy selama orang tuanya tidak ada di rumah, Amy curhat panjang lebar dan sering kali merasa kesepian karena setiap hari di rumah cuma ditemani asisten nya saja, ayah dan ibu selalu sibuk di Perancis sampai kadang lupa untuk telpon Amy.
" Ahh akhirnya sampe juga "
" Liaten Bu ayah loh udah gak sabar mau makan ote ote pasti "
" Iyo kamu gak tau aja My di Perancis loh ibu setiap hari harus bikin ote ote soale ayah kalo gak ada ote ote makannya gak lahap katanya kurang srek"
Amy tertawa mendengar curhatan ibunya tentang ayah yang hobi makan heci. Seketika suasana rumah menjadi hangat ketika ayah dan ibu Amy pulang ke rumah, susana sepi yang setiap hari menemani Amy kini terdengar ramai.
Meja makan yang biasanya cuma ada Amy sendirian kini ada orang tua nya yang juga ikut makan di meja yang sama, suasana yang sangat di rindukan Amy bertahun tahun lamanya, dimana ayah dan ibunya akhirya bisa menemaninya makan.
Ting...tong..Ting..tong
Bunyi bel pintu rumah Amy bunyi, mbak asisten rumah segera membukakan pintunya dan mempersilahkan tamunya masuk ke ruang tamu.
" Non, ada mas Eza datang"
" Ohh..suruh tunggu sebentar ya mbak, aku nanti samperin"
" Eza.. ? Siapa nduk ?"
" Pacar aku Bu, hehe"
Ayah dan ibu Amy seketika saling menatap, mereka kaget anak perempuan semata wayangnya sudah punya pacar. Amy memang tidak pernah mengatakan hal ini kepada mereka.
" Amy, kamu kok gak pernah bilang sama ayah sama ibu ? "
" Halah yah yang begini gak harus diceritain, ini juga Amy mau kenalin ke ayah dan ibu"
Amy nyelonong pergi ke ruang tamu untuk menemui sang pacar
" Heh kamu kok cepet yang, ku pikir nanti sore datengnya"
"Iya aku tadi sekalian mampir bawain Boba kesukaan kamu yang nih"
Amy mengambil Boba kesukaannya sambil senyum manja
" Makasih loh yang udah inget kesukaan aku, eh yang ikut aku yuk ke dalem"
Amy menggandeng tangan Eza dan membawanya ke meja makan tempat ibu dan ayahnya berada.
" Yah..Bu ini mas Eza, pacar Amy"
Amy memperkenalkan Eza sebagai pacarnya ke orang tuanya, namun diluar dugaan raut wajah ibu dan ayah Amy sangat tidak bersahabat. Mereka seperti tidak suka dengan Eza walaupun begitu mereka tetap menerima salam perkenalan Eza.
Tak lama ayah dan ibu Amy mempersilahkan duduk Eza diruang keluarga. Eza tampak gugup, karena dia tidak ada persiapan apapun untuk bertemu orang tua Amy. Sebelumnya Amy tidak pernah mengatakan bahwa orang tuanya akan pulang ke Indonesia.
" Yang aku tinggal siap-siap dulu ya, kamu ngobrol aja dulu sama orang tua ku "
Eza mengangguk sambil melihat Amy yang pergi ke kamarnya di lantai 2 untuk siap-siap
Sementara tinggal Eza dan orang tua Amy yang duduk di ruang keluarga bersama
" Nak Eza sudah lama kenal Amy? "
Dengan nada sopan ibu Amy mencoba membuka pembicaraan
" Kenalnya sudah dari SMA Bu, saya sama Amy dulu satu SMA kebetulan saya kakak kelasnya"
"Ohh gitu, berarti sudah dari SMA ya pacaran sama Amy ?"
" Enggak Bu, kita menjalin hubungan pas Amy masuk kuliah "
" Kamu satu kampus sama Amy ? Satu jurusan juga ?"
Tanya ayah Amy dengan nada sedikit jutek
" Dulu iya saya kuliah sama Amy tapi pas semester 5 saya tidak melanjutkan pak"
" Drop Out ?"
"Iya pak, saya tidak bisa membagi waktu pada saat itu. Karena saya buka cafe di depan kampus dan Alhamdulillah rame jadi saya memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah karena memilih untuk berwirausaha"
Seketika ayah Amy langsung melempar koran yang dipegangnya dan meninggalkan ruang keluarga. Ibu Amy yang masih berada diruang itu seketika meminta maaf karena sikap ayah Amy yang kurang sopan.
" Maaf ya nak, bapak emang agak kurang enak badan jadi begitu efek baru mendarat "
"Gak apa Bu saya juga minta maaf waktunya kurang tepat untuk datang ke rumah"
Amy yang sudah selesai ganti baju dan siap untuk pergi akhirnya turun, dia yang tidak tahu apa yang terjadi antara Eza dan ayahnya pun berpamitan dengan ibunya untuk keluar bersama Eza.
Ibu Amy pun mengiyakan pamitannya, walaupun sesungguhnya ibu Amy juga tidak ingin Amy tetap bersama Eza yang menurutnya sangat tidak pantas karena Eza tidak kuliah. Sedang Amy adalah anak semata wayang yang akan menjadi pewaris perusahaan keluarga, tentu ayah dan ibunya harus melihat bibit bebet bobotnya lelaki yang kelak akan menjadi menantunya.
"Tadi ngobrol apa aja sama ayah ibu yang ?"
"Ohh ya ngobrol biasa ae yang, tanya aku sama kamu kenal dimana gitu aja"
"Tenang yang ibu ayah orangnya welcome kok, aku yakin pasti suka sama kamu"
Sambil peluk erat pinggang Eza, Amy sangat yakin bahwa orang tuanya akan mengizinkan mereka tetap bersama, namun di satu sisi Eza merasa hubungannya dengan Amy tidak akan semudah itu mengingat Ayah Amy yang tadi sempat bersikap dingin dan terlihat tidak suka dengan Eza.
Eza sengaja tidak mengatakan kejadian yang telah dia alami kepada Amy, karena takut Amy akan berontak ke orang tuanya, Eza tahu betul sifat Amy yang akan memberontak dan marah jika Eza mendapatkan perlakuan tidak mengenakan.
"Hallo Amy, lama nih gak ketemu makin cantik aja"
"Hush sana gak usah godain pacar gue "
Eza menangkis tangan Ardi teman SMA nya yang sedang menggoda Amy
"Candaaa bro gitu aja jelesss haha"
Amy ketawa geleng-geleng ketawa melihat candaan Eza dan Ardi, mereka berdua adalah sahabat sejak SMA tetapi Ardi pergi ke Australia untuk kuliah di Sidney dan hanya akan kembali jika liburan saja.
Cafe yang dirintis oleh Eza adalah tempat nongkrong mereka dan teman lainnya jika ingin meet up. Amy pun sering mampir membawa teman kampusnya untuk berkunjung, tempatnya yang memang diseberang kampus sangat strategis dan selalu ramai pengunjung.
Eza mengurus cafe nya bersama temannya, Tata dan Deo. Mereka adalah teman sekelompok pada saat Eza masih aktif kuliah, cafe nya di dirikan di ruko milik keluarga Tata, cafe ini berdiri dulu karena ada tugas mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa nya membuat suatu usaha untuk riset namun dikarenakan usaha ini makin ramai Eza memutuskan untuk tetap membuka cafe nya dan mengalah untuk tidak melanjutkan kuliahnya. Sementara Tata dan Deo tetap melanjutkan kuliah dan saat ini sedang skripsi. Alhasil belakangan ini Eza harus bekerja keras untuk jaga cafe dikarenakan Tata dan Deo hanya bisa datang saat mereka senggang saja.
...----------------...
Sementara itu di rumah Amy, ayah dan ibu nya sedang bingung bagaimana caranya agar hubungan Amy dan Eza tidak berlanjut. Mereka mencari tahu latar belakang Eza dan dimana dia tinggal melalui sekertaris pribadi ayahnya
" Ayah, apa kita gak terlalu dini untuk mencari tahu tentang Eza "
"Ibu gimana mau sampe kapan kita biarin hubungan mereka, anak putus kuliah gitu ayah gak suka"
"Tapi kan yah kita juga belum obrolin masalah ini sama Amy, apa enggak nanti dulu tunggu anaknya pulang kita omongin baik-baik"
"Kamu kaya gak tau sifatnya anakmu, sedari kecil kita turutin mau nya mana mungkin dia mau dengerin baik-baik"
Pembicaraan orang tua Amy terus berlanjut, mereka membahas perjanjian pertunangan Amy dengan anak dari sahabat baik ayahnya, sementara mereka tidak menyadari bahwa Amy ternyata sudah sampai di rumah dan mendengar pembahasan soal tunangan yang tidak diketahui Amy.
Amy yang awalnya sumringah sepulang dari cafe dan niat membawakan cake buatan Eza sontak kaget mendengarnya, cake nya pun terjatuh dari tangan Amy.
" Maksudte ayah apa ?"
Ayah dan ibu Amy kaget langsung menengok kebelakang ternyata Amy sudah ada disana, mereka saling bertatapan karena belum selesai mempersiapkan obrolan dengan Amy tetapi justru Amy sudah mengetahui pembahasan soal tunangan ini.
"Ayah jelasin maksud nya Amy tunangan itu apa?"
Ayahnya sempat diam dan menghela nafas, rasanya sangat tidak tepat untuk bicara masalah ini karena pasti Amy tidak akan terima.
"Nduk sayang, sini ibu yang jelaskan nggeh"
"Amy gak ngerti maksudte piye Bu, kenapa Amy udah tunangan?"
"Iya sabar sek nduk, jadi gini dulu ayah sama sahabat ayah sudah mengatur pertunangan kamu dengan anaknya sejak kamu masih dalam kandungan"
"Awalnya ayah memang tidak bermaksud untuk serius tetapi takdir berkata lain, sahabat Ayah om Fikar dan istrinya meninggal kecelakaan hanya putra nya yang selamat dia 10 tahun lebih tua dari kamu "
"Enggak, aku masih gak ngerti aku gak terima kenapa harus aku yang jadi tunangan sama anaknya om Fikar"
"My, tapi ini wasiat dari om Fikar karena perusahaan yang ayahmu jalani sekarang juga berkat beliau, saat usaha ayah berada dalam masalah om Fikar yang membantu"
"Bahkan sebelum meninggal semua aset dan perusahaan nya diberikan ke ayahmu, termasuk anaknya yang akan menikahi kamu"
"Ibu tega ya bilang begitu, maksudnya aku barang yang bisa ditukar pake harta gitu?"
"Amy, gak pantes kamu ngomong begitu sama ibumu, tunangan ini nanti juga akan menjamin hidup kamu bahagia tanpa kurang apapun"
" Ayah jahat, tego ayah ngomong gitu. Amy bener-bener kecewa sama ayah dan ibu"
Amy lalu pergi berlari menaiki tangga dan pergi ke kamarnya sambil menangis, dia sangat sedih dan merasa kecewa dengan keputusan orang tua nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments