Amy yang terkulai lemas karena demam, langsung dibawa ke IGD. Setelah menjalani pemeriksaan awal Amy segera di infus oleh perawat. Beruntungnya hasil tes darah menunjukkan Amy bebas dari virus. Di hanya di diagnosa demam karena kelelahan dan stress. Mungkin ini efek kehujanan kemarin dan rasa takut juga traumanya semakin memperburuk keadaannya.
Sementara itu, Zean mencoba menghubungi orang tua Amy di rumah menggunakan Handphone Amy. Dia memberi kabar bahwa Amy sedang di rumah sakit untuk di infus namun tidak perlu rawat inap. Amy akan pulang setelah cairan infusnya habis. Orang tua Amy bersyukur dan berterima kasih kepada Zean karena telah membawanya ke rumah sakit. Setelah selesai menelpon dengan menggunakan handphone Amy, Zean pun kembali menemui Amy di IGD.
"Mas..aku minta maaf ya selalu repotin kamu"
"Apa seh, enggak ngerepotin. Ini tanggung jawabku sebagai tunangan mu"
"Aku juga mau minta maaf soal kejadian di resto kemarin, aku terlalu impulsif dan marah ke kamu tanpa tahu alasanmu berbuat gitu"
"Iyaa..gak apa, aku juga minta maaf aku salah udah buat surat kontrak tanpa mikirin pendapat dan perasaan kamu"
"Haruse kamu bilang jujur, kalo kakek yang minta, gak mesti bikin kontrak segala"
"Aku cuma gak mau kamu terpaksa menikah sama aku, makanya aku bikin kontrak itu supaya kamu gak merasa dirugikan dan gak bahagia nikah sama aku"
Amy terdiam, matanya menatap Zean yang terlihat tulus menyayanginya. Dia bahkan tidak berpikir sampai ke arah situ, Amy tidak mengerti mengapa Zean selalu memikirkan untuk kebahagiaannya tetapi dia lupa bahwa dirinya sendiri juga perlu memikirkan kebahagiaannya.
Isi surat kontrak yang sempat dibaca Amy memang berisikan banyak keuntungan untuk Amy, disana tertuliskan bahwa kelak jika Amy tidak merasa bahagia dia boleh menggugat cerai Zean dan akan menerima 80% harta Zean. Zean juga menuliskan bahwa Amy bebas untuk melakukan apapun sesuai dengan kemauannya termasuk jika pada saat nantinya dia menemukan orang yang dia cintai, Amy boleh memutuskan pernikahan mereka.
Air mata Amy tiba-tiba menetes, dia merasa terharu karena Zean rela melakukan apapun demi kebahagiaan Amy. Hari ini pun dia bahkan menjemput dan mengantar Amy ke rumah sakit, Zean benar-benar sigap dan dapat di andalkan. Padahal Amy tahu saat ini pasti Zean juga merasa tidak enak badan, karena sejak tadi dia memakai masker dan suaranya sedikit serak. Sepertinya dia juga terserang flu akibat hujan-hujanan saat ingin menyelamatkan Amy di taman kemarin.
"Kenapa kok nangis ?"
"Mas..kamu juga sakit ya? Hiks "
"Ahh..cuma flu biasa aku tadi udah minum obat kok, jangan nangis..cengeng ih "
"Sekalian aja periksa mumpung di RS"
"Enggak usah, aku gakpapa beneran. Cuma sedikit ngantuk aja efek obat"
"Yaudah sambil dibuat tidur dulu dibangku situ"
Zean mengangguk, dia akhirnya pergi ke tempat duduk untuk merebahkan tubuhnya. Cukup lumayan untuk mengistirahatkan tubuhnya sambil menunggu infus Amy habis. Perlahan-lahan Zean terlelap, efek obat yang dia minum rupanya benar-benar membuat dia mengantuk.
Zean memang sudah sejak pagi merasa tidak enak badan, seharian dia tertidur karena minum obat untuk mengurangi gejala flunya. Saat ibu Amy telpon pun dia tidak menjawab panggilan karena tertidur. Namun beruntungnya Ibu Amy sempat meninggalkan pesan dan setelah Zean terbangun dari tidurnya dia membaca pesan tersebut kemudian langsung menjemput Amy di kampus.
Karena terburu-buru takut Amy keburu pulang Zean lupa membawa handphonenya yang tergeletak di tempat tidurnya. Syukurlah walau dikira penguntit Zean akhirnya bisa menjemput Amy tepat waktu. Jika tadi Zean terlambat mungkin Amy bisa pingsan karena lemas akibat demamnya kambuh.
Setelah kurang lebih menunggu 10 jam akhirnya infus Amy habis. Suster mencabut infus Amy dan memperbolehkan dia pulang. Zean yang sudah terbangun 3 jam sebelumnya juga sudah lebih fresh karena bisa istirahat tidur walau hanya dibangku tunggu pasien.
Kondisi Amy juga sudah jauh lebih baik, demamnya sudah turun. Zean pun mengantarkan Amy pulang ke rumah, di perjalanan mereka banyak mengobrol salah satunya mereka membahas soal kondisi kesehatan kakek. Zean mengungkapkan kakek yang menginginkan Zean menikah dengan Amy sebelum menjalankan operasi. Beliau tidak mau di operasi jika syarat itu tidak terpenuhi. Sedangkan dokter memberikan waktu kakek harus di operasi dalam Minggu ini.
Amy mendengarkan semua penjelasan Zean, dia memang benar-benar dalam kondisi yang bimbang. Makanya surat kontrak pernikahan dibuat agar Amy mau menikah dengan Zean. Namun Amy justru tidak menyukainya, karena bagi Amy menikah bukan hal yang bisa dijadikan bisnis terlebih lagi Amy sudah mulai menaruh rasa kepada Zean.
"Mas..ayo kita menikah"
Zean kaget, lalu menengok ke arah Amy yang sedang duduk di mobil bersamanya. Rasa bahagia, kaget dan terharu menjadi satu dirasakan oleh Zean. Dia kemudian menepikan mobil ke pinggir jalan untuk sejenak mengobrol lebih serius soal ajakan Amy.
"My..kamu tadi bilang apa ? Kamu serius ? Aku gak sala denger kan?"
"Enggak..aku serius ayo kita nikah"
"Ini bukan efek infus kamu jadi halusinasi gini kan ?"
"Opo seh mas..serius aku, yaudah ah kalo gak mau"
"Enggak..enggak yang udah di omong gak bisa ditarik lagi. Ayo kita nikah aku bakalan siapin semuanya"
Sambil tersenyum bahagia Zean mengatakan akan segera mengatur semua pernikahannya secepat kilat. Dia sangat senang sekali akhirnya Amy mau menikah dengannya dan kakek juga bisa segera di operasi secepatnya.
"Tapi mas, aku punya syarat"
"Syarat apa my ?"
"Aku mau hubungan pernikahan kita dirahasiakan dulu dari orang lain sampai aku lulus, cukup keluarga kita saja yang tau"
"kenapa ?menikah kan hal yang harus di beritakan, ini berita bahagia kan?"
"Iya aku tau, cuma aku masih kuliah dan kamu juga masih ngajar dikampus. Aku gak mau dikira nanti aku penggoda dosen atau kalo dapet nilai bagus dikira semua kran aku istrimu"
Zean merenung, dia memikirkan perkataan Amy. Menurutnya apa yang dikatakan Amy ada benarnya. Walaupun bisa saja Zean mengundurkan diri dari kampus sebagai dosen, Zean memilih untuk tidak mengambil jalan itu. Dia berpikir dengan adanya Zean sebagai dosen disana dia bisa dengan mudah memantau keseharian Amy dikampus. Tanpa berpikir panjang lagi, Zean menerima syarat dari Amy untuk tetap menyembunyikan statusnya jika mereka sudah menikah.
Toh untuk menunggu Amy lulus hanya sekitar kurang dari 3 tahun. Terang-terangan atau tidak tetap saja nantinya jika sudah menikah Amy adalah istri seorang Zean. Menyembunyikan statusnya tidak terlalu berpengaruh, mereka tetap akan satu atap dan menjalani hidup rumah tangga kan begitu pikir Zean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments