Seminggu sudah sejak mengetahui kenyataan bahwa Amy telah menjadi tunangan orang sejak dalam kandungan, Amy tidak mau bicara dengan kedua orang tuanya. Dia masih marah dan kesal dengan orang tuanya.
Selama seminggu Amy benar-benar menghindari ayah dan ibu nya. Bahkan makan pun tidak mau satu meja dengan mereka, Amy memilih untuk makan di kamarnya.
Tok...tok...tok...
"Nduk, ibu mau ngomong sama kamu. Buka dulu pintunya"
Amy nampak masih tiduran di kasurnya, dia tak menjawab sepatah katapun seruan ibunya.
"Mau sampai kapan kamu diemin ibu sama ayahmu, ayo kita bicarain baik-baik dulu"
Mendengar ibunya masih terus berusaha membujuknya, akhirnya Amy membuka pintu walau dengan hati kesal dan raut wajah yang masam. Dengan masih memakai piyama dan rambut yang berantakan dia mempersilahkan ibunya masuk ke kamarnya.
" Apa yang perlu dibicarakan Bu, Amy tetap gak punya pilihan kan semua udah ibu dan ayah yang atur"
Dengan nada ketus Amy mengeluh kepada ibunya.
"Sabar nggeh nduk, ibu tau kamu kesel dan marah sama keputusan ini, tapi bukan berarti kamu gak punya pilihan"
"Maksud ibu ?"
"Semalam ibu sudah ngomong sama ayah, terkait masalah tunangan kamu dan anak om Fikar. Kami tidak akan melarang kamu untuk pacaran sama Eza, tapi dengan syarat"
"Bener Bu ? Aku masih boleh sama mas Eza ? Syaratnya apa Bu?"
Raut wajah Amy seketika berubah senang dan penuh harap, mendengar orang tuanya mau merestui hubungannya dengan Eza.
"Syaratnya malam ini kamu harus mau dinner dengan anaknya om Fikar, ibu sama ayah kasih waktu 3 bulan untuk kalian mengenal satu sama lain. Setelah itu sisanya kalian yang memutuskan pertunangan ini akan berlanjut atau tidak"
"Kalo dinner aku masih bisa terima, tapi kenapa harus 3 bulan sih Bu. Seminggu aja itu udah lama, aku mesti ngomong apa sama mas Eza"
"Itu kan syarat, kalo kamu mau ya silahkan kalo enggak ya terpaksa ibu sama ayah gak mau restui hubunganmu sama Eza"
"Ibu ihh...bener kan Amy bilang gak punya pilihan"
Sambil menaikan pundak ibu Amy pergi keluar kamar meninggalkan Amy yang terlihat kesal dan bingung.
Amy merenung seharian dia masih memikirkan bagaimana caranya agar pertunangan ini batal. Dia mulai memikirkan ide jahil agar tunangannya tidak mau dengannya. Baginya Eza adalah satu-satunya pilihan nya, disamping itu Amy juga berpikir tunangan nya yang selisih sepuluh tahun dengannya pasti sudah tua seperti om om yang sukanya dengan wanita muda.
Malam pun tiba, waktu dan tempat yang telah ditentukan untuk dinner bersama tunangannya pun sudah diatur dengan orang tua Amy. Dia tampil cantik dengan riasan minimalis dan gaun selutut berwarna pink.
Amy sengaja datang lebih awal karena ingin mengatur strategi kejahilannya agar tunangannya itu membatalkan pertunangan mereka. Amy menyemprotkan air ke baju diarea ketiaknya agar terlihat basah, dia juga sengaja menyelipkan cabe di gigi nya agar terkesan jadi wanita jorok.
Setelah lima belas menit menunggu dan mengatur kejahilannya, tunangan Amy pun datang menghampiri meja yang telah di reservasi oleh kedua orang tua Amy.
"Hai..Amy anak Om Ivan ?"
Mata Amy terbelalak, laki-laki yang ada didepan nya ini adalah tunangannya. Dengan setelan kemeja putih dan celana panjang coklat tampak sangat menawan. Amy sempat terdiam.
" Hallo.. Amy ? Are you okey ?"
"Eh..mmh iya okey."
"Maaf ya kamu udah nunggu lama kah? Tadi aku ada sedikit kerjaan jadi telat 5 menit. Gak apa ya?"
Amy mengangguk, seketika ide jahil yang sudah direncanakan bubar total. Amy benar-benar tidak menyangka lelaki tua tunangan yang dia pikir seperti om om ternyata lebih menawan dibanding pacarnya.
"Enggak, apa sih balik ke awal aku wes punya mas Eza.Gak boleh..gak boleh"
Dalam hati Amy bicara ke diri sendiri, meyakinkan bahwa dia sudah memiliki Eza walaupun tunangannya ini lebih menawan. Amy tidak ingin tergoyahkan hanya karena ketampanan tunangannya tersebut. Walaupun dia lebih tampan tetapi belum tentu dia sebaik Eza pikir Amy.
"Mmhh..kita mulai dari pesan makanan dulu aja kali ya My"
"Boleh.."
"Kamu duluan deh pilih mau makan apa"
"Okey, mbak aku mau ini, sama yang ini terus yang ini juga sama ini satu lagi. Minumnya aku mau air mineralnya 2, lemon tea sama Ice cream ini ya. Sama tolong toping yang ini dibanyakin ya mbak"
Ide jahil Amy mulai kembali, dia sengaja memesan makanan yang banyak agar tunangannya tidak suka dengannya.
Tetapi nampaknya triknya tidak mempengaruhi, tunangan Amy tetap stay cool dan menganggap Amy tidak aneh. Dia nampak serius memilih makanan untuk dipesan.
"Ngomong-ngomong mas kayaknya kita belom kenalan"
"Ohh iya, jadi kamu sudah mau kenal sama aku?"
Amy mengernyitkan dahi nya mendengar jawaban tunangannya ini. Dia merasa seakan akan Amy ingin sekali tahu siapa lelaki tampan yang telah menjadi tunangannya sejak dalam kandungan.
"Gak jadi deh"
"Loh kenapa kok gak jadi mau kenalan"
"Ya habis kok kayaknya aku yang kepengen banget kenalan sama kamu"
"Gitu aja ngambek, Aku Zean"
Sambil mengulurkan tangannya Zean memperkenalkan diri ke Amy. Dengan muka ditekuk Amy juga menyambut uluran tangan Zean walaupun hanya menempel sebentar.
"Jadi aku panggilnya kak,mas,cak atau om Zean?"
"Panggil aja sesuka kamu, dipanggil sayang juga aku gak nolak"
"Dih..kepedean kamu om"
Zean tertawa mendengar panggilan om dari Amy untuknya. Dimata Zean, Amy ini lucu sangat menarik. Walaupun terlihat memaksakan untuk jadi cewek ketus, Zean tetap melihat Amy sebagai cewek yang menggemaskan.
Setelah beberapa obrolan pembuka satu persatu hidangan yang mereka pesan datang. Terlihat meja penuh dengan hidangan yang telah dipesan Amy. Sedangkan Zean hanya memesan Steak dan green tea saja.
Amy nampak mual melihat hidangan yang banyak, niatnya untuk membuat Zean illfeel malah jadi bumerang. Dia harus menghabiskan makanan yang telah dipesannya sendirian, padahal Amy tipe cewek yang tidak suka terlalu banyak makan.
Namun sekarang dia harus terpaksa melahap semua makanan yang ada di meja nya. Pipi Amy mengembung penuh makanan dalam mulutnya, dia sengaja memasukan makanan secara bersamaan ke mulutnya seperti orang kelaparan terus menyuap tanpa jeda. Berharap Zean jijik dan berpikir tidak mau menjadikannya tunangannya lagi.
Zean nampak tetap tenang menikmati makanannya. Dia sama sekali tidak terlihat jijik melihat tingkah laku Amy yang seperti orang kelaparan, justru Zean tampak senyum melihat kelakuan Amy yang sangat diluar nalar.
Melihat Zean tersenyum, Amy pun merasa aneh. Sepertinya kejahilannya tidak membuat risih Zean, dia terheran-heran kenapa Zean sama sekali tidak merasa risih dan jijik. Padahal sedari tadi banyak orang di restaurant yang melihat kelakuan Amy, jangankan orang lain, dirinya sendiri pun sangat jijik dengan kelakuannya sendiri.
"Kamu kenapa senyum Om?"
Dengan mulut masih penuh makanan Amy bertanya kepada Zean.
"Ya gak apa, lucu aja liat anak kecil lagi makan, mana pipinya kayak ikan buntal haha"
"Bilang aja kalo illfeel, aku biasa makan begini loh setiap hari. Mau kamu punya tunangan modelan kayak aku gini emang ?"
"Kenapa enggak ?"
"uhuk..uhukk"
Amy langsung tersedak mendengar jawaban Zean yang sepertinya tidak terpengaruh jika gaya makan Amy seperti orang kelaparan.
"Hemm..pelan-pelan makannya, keselek kan"
Sambil menyodorkan air minum Zean menasehati Amy yang sedang tersedak. Dia juga memberikan tissue untuk Amy.
"Makasih"
"Sama sama adek kecil" ledek Zean sambil senyum
Merasa siasat jahilnya tidak mempan akhirnya Amy memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Aku to the point aja ya, sejujurnya aku gak mau terima pertunangan ini"
"Alasannya ?"
"Ya aku gak mau aja kalo menikah sama orang yang gak aku suka"
"Emang kamu gak suka sama Om?"
Zean tampak sangat santai menjawab pertanyaan Amy, membuat Amy menjadi lebih kesal.
"Ckk...percuma ngomong beginian sama orang tua, sama aja kaya ngomong sama ibu dan ayah. Kalian gak ngerti"
"Kok ngambek?, Om kan cuma tanya"
"Gak usah SKSD Om am om deh geli tau"
"loh aku kan cuma ikutin apa kata adek kecil yang panggil aku om"
Zean terus meledek Amy, membuat Amy menjadi lebih kesal. Wajahnya ditekuk, bibirnya manyun persis seperti orang utan yang ada di hutan Kalimantan. Meskipun begitu Zean justru senang melihat raut wajah Amy yang seperti itu, dia berpikir semakin Amy kesal semakin lucu dan menggemaskan
"Alasannya karena kamu udah punya pacar kan ?"
Dengan posisi duduk tangan dilipat, Amy menganggukkan kepalanya. Mengiyakan pertanyaan Zean bahwa Amy sudah punya pacar
"Aku tau itu kok, kamu punya pacar. Dan kamu juga punya tunangan simple kan"
"Dih..gila ya, mana bisa punya pacar tapi punya tunangan yang berbeda. Iku jenenge aku mendua dong"
"Wes lah, aku males ngomong lagi. Dinner malam ini untuk pertama dan terakhir kalinya buat kita yo. Aku pokoknya mau batalin pertunangan ini titik"
Amy kemudian langsung pergi meninggalkan meja dengan membawa tas putihnya. Dia terus berjalan menuju lobby parkiran tempat dimana mobilnya terparkir.
"Braakk !!"
Amy menutup pintu mobil sekencang mungkin, dia benar-benar kesal dengan Zean. Sepanjang perjalanan pulang Amy mulutnya tak berhenti menggerutu dan memaki Zean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Bigcat lazy
Semangat kak nulis nya😖😖👍
2024-02-10
0