Srakk..
Ibu menyingkap gorden jendela kamar Amy, sinar matahari terpancar dari jendelanya. Kendati demikian Amy tak juga terbangun dari tidurnya, dia masih dengan sangat nyenyak tidur di kasur empuknya.
"My..bangun udah siang, anak prawan jam segini belum bangun"
"Hmmm..masih ngantuk loh Bu, Amy semalem tidur jam tiga pagi"
"Halah..alasan aja kamu nih siapa suruh gak langsung tidur, ayok cepet bangun udah siang kok"
"Ahh..masih jam 10 pagi Bu ntar"
"heh..ngawur liat itu udah mau jam 1 siang kok, ayo bangun bantuin ibu hari ini mau ada tamu"
Ibu terus memaksa Amy untuk bangun, membuka selimut dan mematikan AC kamar Amy. Akhirnya Amy pun bangun, dengan kondisi yang masih setengah sadar dia berjalan menuju wastafel untuk mencuci wajah dan gosok gigi.
Setelah selesai dia bergegas turun ke bawah menemui ibunya yang sedang sibuk masak di dapur dengan mbak asisten.
"Emang mau ada tamu siapa sih Bu?"
"Ada tamunya ayah, nanti mau makan malem bareng"
"Ooh..rame dong ya, kalo gitu nanti sore aku keluar main aja ya"
"Hehh loh ya jangan, gak rame tamu nya cuma dua"
"Yauda kan tamunya ayah bukan tamu Amy toh"
"Tetep aja kamu gak boleh kemana-mana temenin ibu bantuin nata meja kok malah mau pergi"
"iya iyaaa nyonyaaaa.."
Waktu pun sudah menunjukan pukul 17.00 WIB, semua hidangan sudah selesai di masak. Ibu pun menyuruh Amy untuk lekas mandi dan berdandan yang rapi untuk menyambut tamu ayahnya.
Ibu juga sudah mempersiapkan baju untuk Amy pakai, beliau membelikan khusus untuk Amy. Dress simple cantik berwarna putih dengan tali simpul pita di bagian pundak memberikan kesan manis dan lugu. Amy juga sangat menyukai baju yang diberikan ibunya.
"Ting..tong.."
Suara bel pintu rumah keluarga Amy bunyi, nampaknya tamu yang ditunggu sudah datang. Mbak asisten rumah Amy segera membukakan pintunya, dia mempersilahkan masuk sang tamu. Seperti yang disebutkan ibunya, tamu yang ditunggu berjumlah dua orang. Satu laki-laki tua berumur sekitar 65 tahun dan yang satu lagi laki-laki tampan berumur 29 tahun.
Ibu dan Ayah Amy pun menyambut tamu tersebut, mereka tampak akrab dan saling bertegur sapa layaknya orang yang sudah kenal lama. Orang tua Amy segera mempersilahkan untuk segera ke ruang makan guna memulai acara makan malam bersama.
Tamu tersebut duduk bersebelahan membelakangi tangga di rumah Amy. Kemudian ayah Amy duduk di ujung dan ibu berada di samping ayah berseberangan dengan tamu. Amy yang masih dikamar akhirnya turun kebawah menuruni anak tangga. Dia tampil menawan dengan baju yang diberikan ibunya.
"Amy..sini sayang duduk samping ibu"
Dengan senyum manis Amy berjalan memutari meja makan untuk duduk disamping ibunya. Dia hanya melihat tamu ayahnya dari belakang saat menuruni anak tangga.
Namun setelah Amy sudah duduk di kursinya, betapa kaget saat melihat tamu yang ada di depan matanya. Ya, tamu itu ternyata Zean dan laki-laki tua yang datang bersamanya adalah kakeknya Zean.
"Hallo..Adik kecil, masih ingat aku?"
Tentu saja dengan sapaan nya Zean meledek Amy, lagi-lagi dia memanggil Amy pakai sebutan adik kecil. Ibu dan ayah Amy tertawa mendengar sapaan Zean. Mereka menyangka dinner semalam membuahkan hasil, Amy dan Zean ternyata sudah akrab.
Padahal Amy merasa keki setengah mati, dia kesal dengan Zean yang sok dekat dengannya. Ingin rasanya dia melempar nasi yang ada di piring ke wajah Zean tetapi apa daya, Amy masih menghargai orang tua dan kakek Zean yang berada dalam satu meja makan bersamanya.
"Nak Amy, jangan diambil hati ya cucu kakek memang suka bercanda"
Kakek mengatakan kepada Amy dengan lembut, sepertinya kakek menyadari Amy tidak suka saat dipanggil adik kecil oleh Zean.
"Iya gak apa kek, Amy gak marah kok"
"Alhamdulillah..udah gak marah toh padahal aku udah takut banget kemaren kamu amuk loh" celetuk Zean
Mata Amy langsung melirik sinis mendengar celetukan Zean. Masalahnya Amy tidak bicara soal apa yang terjadi semalam saat dinner bersama Zean, dia berpikir jika orang tuanya tahu soal pertengkaran mereka saat dinner akan tambah membuat rumit permasalahan. Belum lagi mendengar ceramah orang tuanya.
"Menghadapi Amy itu emang harus super sabar nak Zean, dia terlalu kami manja. Maklum anak semata wayang"
"Tapi kalo sudah keterlaluan nak Zean boleh kok, bilangin Amy tapi jangan kasar ya. Ibu percaya sama kamu nak Zean"
Sambil tersenyum Ibu Amy menanggapi obrolan Amy dan Zean, beliau seakan-akan sudah tahu apa yang terjadi antara Zean dan Amy. Hal itu membuat Amy penasaran apa mungkin Zean sudah melapor ke ibunya soal apa yang terjadi saat dinner semalam.
"Siap Tante, saya gak akan berani kasar sama anak Tante kok. Apa lagi masih adik kecil gini haha"
Semua di meja makan tertawa mendengar candaan Zean terkecuali Amy. Dia justru menunjukkan sikap yang tidak suka. Dengan nada datar akhirnya Amy mengatakan untuk izin ke luar dengan alasan mencari udara segar.
"Ibu, Ayah dan Kakek Amy izin keluar mencari udara segar dulu ya. Enggak banget nih kenyang abis makan"
Belum ada jawaban apapun dari para orang tua di sana, Amy langsung pergi keluar. Dia sudah tidak tahan dengan ledekan adik kecil yang sering di ucapkan Zean. Menurutnya semua candaan Zean freak dan garing, tidak ada unsur lucu nya sama sekali.
Tak lama setelah Amy pergi meninggalkan jamuan makan, Zean ikut pamit untuk menemani Amy.
"Mmh..saya juga boleh izin keluar untuk menemani Amy ya Om Tante"
"Ooh..oke silahkan saja Nak, temani Amy kamu izinkan"
"Terima Kasih om"
......................
Amy terlihat berdiri di taman belakang rumahnya sambil melipat tangannya di atas dada. Udara angin malam meniup rambutnya yang ikal panjang, dari belakang Zean melihat Amy dan memakaikan jas nya untuk Amy.
"Dingin..udara malam gak bagus buat kesehatan"
"Opo sih, ngapain ikut keluar juga"
"Kekenyangan sumpek engap jadi cari udara segar"
"Gak usah ikutin aku cari alasan lain dong, gak kreatif blass"
"Serius, emang bener kok"
"Sak karepmu"
"Jangan ketus gitu dong, nanti ilang loh manisnya"
"Wes ta lah gak usah sok sok manis, kamu ngapain sih ngadu ke ibu ku masalah dinner kemarin"
"Ngadu ? Ngadu apa ?"
"Bisa gak sih, gak ruwet gitu. Kalo kamu gak ngadu mana mungkin ibuku tadi respon begitu"
"Ohh soal yang aku bilang kamu ngamuk itu ta?"
"Gak usah sok tanya kaya gak tau apapun deh"
"Daripada ruwet kalo tanya sama aku, kenapa gak mbok tanya ibumu loh. Aku ngadu ta gak"
"Ckk..mesti malesin jawabane gak masok blass. Wes lah percuma ngomong sama km tuh mending tidur"
Amy kesal dan berniat untuk pergi meninggalkan Zean di taman sendirian, tetapi kali ini Zean tak melewatkannya seperti saat dinner semalam. Dia bergegas meraih tangan Amy dan menahannya pergi.
"Tunggu my, aku serius soal pembahasan kita dinner semalam"
"Maksudte ?"
"Soal kamu punya pacar dan aku tetap jadi tunangan kamu"
"Ckk..Gendeng a kamu"
"Aku serius, aku tetep mau jadi tunangan kamu dan aku gak ngelarang kamu punya pacar"
"Kamu mau, akunya yang gak mau"
"My, pertimbangkan lagi soal ini. Aku gak akan batalin pertunangan ini apapun alasannya"
Setelah mengungkapkan keinginannya Zean melepaskan tangan Amy, dia membiarkan Amy pergi meninggalkannya di taman sendirian.
Selain memang dia tertarik dengan Amy, Zean memang punya alasan khusus kenapa dia tidak ingin pertunangannya dengan Amy dibatalkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Shinn Asuka
Ngangenin
2024-02-05
0