Malam dimana Eza dan Amy bertengkar di cafe ternyata berlanjut dengan pertengkaran Eza dan Tata. Saat Amy pergi dengan Zean ternyata Eza mencecar Tata, dia berpikir Tata telah sengaja merencanakan semuanya agar hubungannya berakhir dengan Amy.
“Kamu kan Ta, yang buat semuanya jadi gini”
“iyaa..memang aku yang atur semuanya, supaya kamu paham aku yang harusnya miliki kamu seutuhnya”
“Kamu pikir bagus ta buat kayak gini hah ? Kamu pikir setelah aku putus sama Amy terus aku bakal pilih kamu ? Enggak ta !!!”
“Maksudmu apa Za ?!?”
“Dari awal semua hubungan kita itu kesalahan dan aku gak akan mengulang kesalahan itu lagi..”
Plakkk !!!
Tata emosi mendengar perkataan menyakitkan dari Eza, dia tidak menyangka bahwa kata-kata kejam itu akan keluar dari mulut Eza. Selama ini Tata sangat menyayangi Eza, dia bahkan rela memberikan semua untuk Eza. Namun mengapa dia tega mengatakan hal yang kejam seperti itu terhadap dirinya yang telah memberikan baik materil dan juga kesuciannya.
“Bisa-bisanya kamu ngomong gitu, aku kurang apa ? Aku bahkan rela kasih semuanya buat kamu tapi kamu..”
“Sejak awal kamu tau, aku dan Amy emang pacaran tapi kamu yang sengaja menggoda aku. Buatku kamu gak lebih dari sekedar pemuas nafsuku”
Dengan penuh emosi Eza mengatakan itu kepada Tata, setelah mendengar perkataan kejam Eza terhadapnya Tata melempar dompet Amy yang tertinggal ke tubuh Eza. Dia pergi berlari meninggalkannya sambil menangis.
Eza benar-benar kejam, setelah dapat menikmati tubuh Tata dia bahkan tak perdulikan Tata yang pergi meninggalkannya malam-malam. Dia hanya duduk di meja cafe dengan memandangi dompet Amy. Ada foto Eza dan Amy yang dipajang di dompet tersebut. Eza menyesal, dia telah menyakiti Amy begitu dalam. Padahal Eza tahu Amy sangat mencintainya.
Namun demikian, Eza juga masih penasaran apa yang dikatakan Amy bahwa dia mengakui Zean sebagai tunangannya. Dia masih bisa berpikir mungkin saja hal itu dikatakan Amy karena marah dengan Eza dan dia ingin membalasnya dengan mengaku sebagai tunangan Zean.
...----------------...
“Hallo mas, hari ini kamu mau jemput aku gak?”
“Ciee..kok tumben nanya biasane kamu cuek aja”
“Kan mesti kamu nih ngeledek, tadi Eza nungguin aku di gerbang kampus makanya aku mau…”
“Oke..aku otw sekarang tunggu kamu jangan kemana-mana”
“ehh..mas hallo tunggu..”
“Tuutt..tuutt..”
Belum juga sempat Amy meneruskan pembicaraannya, Zean langsung menutup telponnya dan bergegas menjemput Amy. Sepertinya Zean sangat senaitif jika itu berhubungan dengan Eza, dia benar-benar komitmen pada dirinya untuk tidak memberikan sedikit celah saja untuk Eza merebut kembali Amy.
Amy hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika Zean menutup telponnya. Meskipun begitu, dalam hati Amy senang karena dia tahu Zean pasti akan selalu memperioritaskan Amy. Sepertinya tuhan memang sengaja mengirimkan Zean untuknya, agar dia tidak lagi bersama Eza yang bejat.
Karena Amy belum selesai dengan pembicaraannya di telpon dengan Zean, dia pun memberikan penjelasannya via chat. Amy memberitahu Zean agar menjemputnya di halte biasa tempat dia menjemput dan menurunkannya. Rupanya sebelumnya Amy sudah balas chat Eza untuk menetapkan dimana mereka akan bertemu. Mereka pun sepakat untuk bertemu di taman yang tidak jauh dari kampus.
Selang 15 menit Amy menunggu di halte Zean pun datang menjemputnya. Dia segera masuk ke dalam mobil dan bergegas menuju ke taman yang telah Eza dan Amy sepakati untuk bertemu.
“My..kenapa kamu harus janjian sama Eza di taman ? Kenapa gak kamu suruh aja dia kirim dompetmu pake kurir”
“Awalnya aku wes mikir gitu mas, tapi aku tau Eza gak semudah itu. Dia pasti mau penjelasan masalah kita”
“Penjelasan..penjelasan, jelas-jelas dia yang udah sia-siain kamu pake mau minta penjelasan”
“Bukannya bagus dia minta penjelasan, jadi aku cukup kasih tau bahwa si tua bangka yang di bilang ini memang tunanganku”
Sambil mengejek Amy mengatakan itu kepada Zean, walaupun dibilang tua bangka oleh Amy, Zean justru malah tersipu malu karena Amy telah mengakuinya sebagai tunangan. Apalagi dia berencana untuk mengatakan itu kepada saingannya.
Tak lama kemudian mereka sampai di parkiran pinggir jalan dekat taman. Amy segera memberitahu Eza via chat dimana posisinya berada. Eza yang saat itu sudah ada ditaman segera memcari keberadaan Amy dengan maps yang sudah di kirimkan via chat oleh Amy. Setelah beberapa menit berjalan sesuai arahan maps, Eza berhenti di titik dimana Amy berada. Namun kenyataannya bukan Amy yang ada di sana melainkan Zean.
Zean berdiri bersandar di mobilnya dengan posisi tangan dilipat didada. Dia telah menunggu Eza disana untuk menyerahkan dompet Amy. Eza pun kesal mengapa Zean yang ada disana, bukankah Amy sudah sepakat akan menemuinya.
“Dimana Amy ?”
Eza langsung menghampiri Zean yang sedang santai bersandar di mobilnya.
“Kalau cuma mau mengembalikan dompetnya, sepertinya tidak perlu kamu bertemu Amy”
“Gak usah ikut campur, aku mau ketemu Amy”
Benar saja, seperti yang sudah di duga oleh Amy. Eza tidak akan dengan mudahnya memberikan dompet itu, dompet hanya sebuah alasan agar dia bisa bertemu dengan Amy. Sudah pasti dia akan meminta penjelasan kepada Amy serta akan juga meminta kesempatan untuk bisa kembali bersama Amy.
Amy yang duduk didalam mobil akhirnya membuka kaca jendela mobil Zean. Dia bahkan tidak turun satu langkahpun untuk menemui Eza. Matanya tidak ingin bertatapan dengan Eza, rasanya dia sudah jijik untuk bertemu Eza lagi.
Melihat Amy membuka kaca jendela mobil, Eza pun segera melangkahkan kakinya untuk mendekat. Tetapi jelas saja Zean yang berdiri disamping Amy langsung menghalanginya dengan tangan. Dia tidak akan pernah mengizinkan seorang pengkhianat menyentuh Amy.
“My..aku mau jelasin semuanya, aku tau aku salah tapi aku juga punya hak untuk jelasin semuanya”
“Kamu gak perlu jelasin apapun, aku gak butuh. Semua video yang terekam di CCTV cukup menjelaskan siapa kamu sebenarnya”
“Kamu gak bisa begitu, terus apa kamu pikir kamu gak salah? Kamu juga ternyata selingkuhkan dari aku, bahkan kamu tunangan sama tua bangka ini !!”
“Cukup !!! Aku muak sama playing victimmu za, aku gak butuh semua penjelasanmu dan aku juga gak perlu jelasin apa yang terjadi semuanya”
“Gak bisa, kamu harus jelasin semua kenapa tua bangka ini bisa jadi tunanganmu kalo kamu gak selingkuh hah ?”
“Kamu gak cukup baik untuk aku jelaskan semua, aku cukup menekankan bahwa Mas Zean memang benar tunanganku. Jadi kamu gak perlu lagi memohon untuk bisa kembali sama aku”
Zean yang sedaritadi menahan Eza untuk tidak mendekat ke Amy pun kemudian merebut dompet yang ada ditangan Eza yang sedang lengah. Zean kemudian melemparkan dompetnya ke dalam mobil dan segera pergi dari sana. Eza yang putus asa hanya bisa terdiam melihat Amy pergi dibawa Zean. Dia benar-benar menyesal kehilangan Amy.
Sementara itu, didalam mobil Amy kegirangan karena dia telah mendapatkan kembali dompetnya. Dia membuka dompetnya dan mengambil foto didalamnya yang berisikan foto dia dan Eza. Tanpa ragu di langsung menyobek semua foto berikut kenangan dia bersama Eza. Amy tidak mau lagi mengingat Eza. Dia ingin move on dan mencoba menjalin hubungan dengan Zean walaupun hafus backstreet.
“Cieee..foto mantan yaa, disobek sobek ihiww..”
“Iya lah disobek udah gak penting, mau aku ganti nanti fotonya”
“Foto siapa tuh..foto tunangannya yaa cieee..”
“Iyaa kebetulan sih emang mau aku ganti sama foto monyet soalnya mirip sama tunanganku”
“Owww..ngawur ganteng gini dibilang mirip monyet”
“hahaha..”
Seperti sudah melepas beban berat Amy dan Zean tertawa karena telah bebas dari si gila Eza. Kini hubungan pertunangan mereka benar-benar berlanjut. Tidak ada tembok halangan yang akan menghalanginya.
Triiingg..triinggg..
Suara handphone Zean berbunyi, dia segera mengangkatnya. Telpon tersebut rupanya dari rumah sakit tempat kakeknya sedang dirawat. Suster menjelaskan bahwa kakek Zean dalam keadaan kritis, keadaannya semakin mengkhawatirkan. Tak banyak basa basi Zean pun langsung berputar balik dan menuju ke rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments