Sepulangnya dari Rumah Sakit, Amy langsung pergi ke kamarnya untuk mandi. Lalu dia berencana untuk tidur seharian karena lelah semalaman tidak bisa tidur dengan nyenyak di sofa ruangan rawat inap kakek. Seluruh tubuhnya pegal-pegal akibat posisi tidur yang tidak sesuai.
Dan di ruang keluarga, ayah dan ibu Amy sedang memikirkan bagaimana caranya agar Amy langsung menyetujui pernikahannya dengan Zean. Mereka sejak awal memberikan waktu 3 bulan kepada Amy untuk memutuskan berlanjut atau tidaknya pertunangan ini. Sedangkan sekarang baru berjalan 1 bulan. Jika Amy tahu kakeknya Zean menginginkan pernikahan antara dirinya dan Zean pasti tidak akan semudah itu Amy menyetujuinya.
"Ayah..bagaimana kita ngomong ke Amy soal pernikahan itu ?"
"Sek Bu, aku juga masih mikir.."
"Sebenernya ini terlalu cepat untuk Amy, bahkan aku sendiri sebagai orang tua juga pikir ini kecepatan"
"Ayah juga mikir gitu, setidaknya ayah pikir Amy akan menikah di umur 25 atau minimal setelah dia lulus aja"
"Iyaa..tapi ibu juga takut kakek sudah bilang begitu, takut beliau gak ada umur yah"
Ayah dan Ibu Amy bimbang selain memikirkan jawaban Amy, di lain sisi mereka juga memikirkan keadaan kakek yang sudah berpesan seolah-olah pernikahan antara Zean dan Amy adalah permintaan terakhirnya. Mau tidak mau mereka harus berpikir bijak, hal yang paling mendesak adalah keinginan kakek maka dari itu ayah dan ibu Amy berencana akan mengatakan perihal masalah ini ke Amy.
...----------------...
Setelah tidur selama 5 jam akhirnya Amy bangun, tubuhnya sudah mulai fresh kembali. Dia turun dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil segelas air minum. Disana ada ibu yang sedang duduk dibangku meja makan.
"Hoamm.."
"Sudah bangun nduk, nyenyak tidurnya"
"Iya Bu, capek banget Amy jadi tidur kayak orang mati haha"
"Hussh..lambemu"
"hehehehe..ibu lagi ngapain kok tumben duduk doang disini kayak orang bimbang, ayah mana ?"
"Hmmh..ayah ada lagi dikamar mandi"
Amy menaruh gelas di meja makan, dia pun ikut duduk di samping ibunya dan bersandar manja. Ibunya tersenyum dan mengelus kepala Amy, anak semata wayangnya itu. Tak lama kemudian ayah keluar dari kamar mandi dan langsung ikut nimbrung satu meja dengan Amy dan ibunya.
"Gimana kamu sama Zean My, ayah lihat kayaknya semakin baik"
"ya kayak yang ayah lihat aja yah, baik-baik aja kok"
"Terus jadi kamu mau pilih siapa ? Zean atau Eza"
Amy terdiam sebentar, dia baru ingat hubungan dengan Eza sudah kandas dan orang tua nya belum mengetahui hal itu.
"Pilih pilih aja ayah nih, emang barang dipilih dipilih hehe.."
"Ayah lihat sekarang si anak gak punya masa depan itu udah jarang kerumah"
"Ya biarin aja yah dibuka kali, udah ahh yah tanya-tanya terus. Kan masih ada waktu buat Amy jalani sampe Amy kasih keputusan toh"
"Iyaa ayah sama ibu kan cuma pengen tau, kalo seandainya lebih cepat kan juga lebih baik toh"
"Alahh mbohhh.."
Amy langsung ngeloyor pergi kembali ke kamarnya, dia sebenarnya ingin mengatakan kalau hubungannya dengan Eza sudah kandas. Dia juga ingin bilang bahwa Zean adalah orang yang Amy pilih. Namun Amy sengaja tidak langsung bicara yang sejujurnya pada orang tuanya, dia juga masih ingin memunculkan perasaannya dengan Zean lebih dalam dan meyakinkan diri bahwa Zean memang benar-benar baik tidak seperti Eza.
Triiingg...triiingg..
Handphone Amy berbunyi, telpon dari Shella.
"myyyyy...dimana seharian di chat gak dibales blass"
"Hahaha..iyooo aku tidur seharian Shel gak cek hp blass"
"Loh enake kamu, pantesan aku cari kok gak ada dikampus taunya emang gak ngampus"
"Kemarin aku dirumah sakit gak bisa tidur jadi pelampiasannya sekarang deh"
"Dirumah sakit ? Sopo yang sakit ?"
"Kakeknya masku"
"Ohh..mas yang waktu itu kamu bilang anter kamu ke Plaza XX ta ?
"Iyooo.."
"Eh my ada gosip loh, kamu gak pengen tau ta ?"
"Opo seh Shel?"
"Ahhh besok aja deh pas ketemu aku mau ceritanya"
"Ohhh emang dasar tukang PHP"
"hahah yowes sampai ketemu besok yaaa, byeee"
Shella menutup telponnya, sementara Amy masih berpikir kira-kira gosip apa yang akan dijadikan bahan gibah oleh Shella. Apa mungkin gosip tentang Zean atau tentang Eza dan Tata.
...----------------...
Pasca kandasnya hubungan Eza dan Amy, hubungan Zean dan Amy menjadi lebih intens tetapi tida dengan Tata dan Eza. Setelah pertengkaran terakhir kali dengan Tata di cafe, Eza sama sekali tidak memunculkan batang hidungnya di cafe. Bahkan beberapa hari ini cafe nampak tutup, sejak didirikannya cafe tersebut baru kali ini cafe tutup tanpa pemberitahuan. Biasanya jika tutup cafe akan memberi info di sosial media nya.
Entah dimana Eza berada, Tata juga sudah berusaha menghubungi Eza ke nomor handphonenya tetapi nomornya tidak aktif. Dia juga sempat mendatangi rumah Eza tetapi orang tuanya bilang sudah 2 hari Eza tidak pulang dan tak juga ada kabar. Walaupun sakit hati karena perkataan Eza terhadapnya saat bertengkar, Tata tetap masih tidak bisa melupakan Eza. Dia tetap berusaha mencari keberadaan Eza namun belum juga mendapatkan hasil.
Sementara itu ditempat lain, Zean yang masih berada di rumah sakit untuk mengurus kakeknya masih bingung bagaimana caranya agar bisa bicara dengan Amy soal pernikahan. Sempat terbesit di pikiran Zean untuk membuat kontrak pernikahan dengan Amy. Tetapi hatinya tetap tidak ingin pernikahannya didasari oleh kontrak.
Zean benar-benar mencintai dan serius dengan Amy, dia tidak mau pernikahan palsu. Tetapi bagaimana dengan Amy, walau terlihat dia saat ini dia merespon balik perasaan Zean tetap saja pernikahan ini terlalu cepat baginya. Jika dia memberikan surat kontrak pernikahan tentu saja dia akan memberikan keuntungan banyak untuk Amy, yang penting Amy mau menikah dengannya dalam waktu dekat ini agar kakek bisa menjalani operasi.
Setelah berpikir banyak Zean pun memutuskan untuk membuat kontrak nikah. Hal ini untuk jaga-jaga jika Amy menolaknya, dia mau melakukan apapun agar dia bisa menikahi Amy.
Zean pun menelpon Amy, dia memberitahu Amy akan datang menjemputnya di rumah. Zean mengajaknya untuk makan diluar, dia juga berkata ingin menyampaikan sesuatu kepada Amy. Tanpa tolakan apapun Amy menyetujui ajakan Zean, setelah menutup telponnya Amy langsung bergegas untuk siap-siap.
Dalam perjalanan menuju rumah Amy, Zean selalu berdoa agar semuanya bisa berjalan dengan lancar. Dia berharap tidak akan ada drama seperti sebelumnya di saat Amy ingin membatalkan pertunangan dengannya. Sebab dia sudah sangat lelah, tenaganya sudah hampir habis. Dia harus mengurus kakek, pekerjaan ditambah lagi permintaan kakek untuk agar dia segera menikah.
Tepat pukul 7 malam Zean sampai di depan rumah Amy, kali ini dia tidak datang sampai depan pintu. Amy menyuruhnya untuk tunggu di depan gerbang rumah, dia sengaja tidak ingin orang tuanya tahu. Amy hanya mengatakan bahwa dia ingin keluar dengan temannya.
Karena sudah lelah juga Zean pun tidak menolak saat Amy menyuruhnya tunggu di depan pagar. Dia juga berusaha menjaga mood Amy agar tidak berantakan.
"Yukkk jalan"
Amy datang membuka pintu mobil Zean kemudian duduk dibangku penumpang samping Zean. Dia langsung mengenakan sabuk pengamannya tanpa disuruh.
"Oke.."
Zean hanya tersenyum merespon ajakan Amy, sepanjang jalan Zean tidak banyak bicara. Amy pun sesekali memandang Zean, dia merasa heran mengapa Zean tidak mengajaknya ngobrol seperti biasanya. Beberapa kali Amy mengajak ngobrol duluan dia juga hanya menjawab seadanya. Akhirnya mereka pun banyak diam di dalam mobil sampai tiba di restaurant.
"Kamu mau pesan apa my ?"
"Hmm..samain aja sama kamu mas"
Setelah memesan beberapa menu, Zean mulai mengobrol dengan Amy. Dia memulai obrolan soal kuliah dan juga kesehatan kakek. Zean mengatakan bahwa mungkin dia akan cuti untuk beberapa waktu menjadi dosen karena dia harus fokus untuk kesehatan kakek. Amy pun mengerti, memang keadaannya sangat tidak memungkinkan bagi Zean jika dia harus menjalani semuanya sekaligus. Belum lagi dia juga harus mengurus perusahaannya.
Selang beberapa menit menu makanan yang di pesan pun sudah berdatangan. Mereka mulai menyantap makan malamnya. Berkali-kali Zean memperhatikan Amy yang sedang makan, dia merasa kali ini mood Amy cukup bagus. Dia pun mencoba mengatakan kepada Amy soal pernikahan tersebut.
"My..aku mau dalam Minggu ini kita menikah"
"Uhukk..uhukkk..."
Amy yang sedang makan seketika kaget mendengar Zean mengatakan itu. Dia tidak menyangka Zean akan melamarnya secepat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments