Setelah kejadian semalam, Amy mengalami demam. Tampaknya dia masih syok ditambah lagi kehujanan. Kemarin sewaktu hendak pulang ke rumah dari coffee shop, ada pria bertopi dan memakai Hoodie hitam mengikutinya. Awalnya Amy tidak curiga karena di sepanjang jalan masih ada beberapa kendaraan yang lewat. Tetapi ketika di tempat sepi langkah pria tersebut semakin kencang.
Amy ketakutan, semakin cepat Amy melangkah semakin cepat juga pria itu melangkah. Beruntunglah dia bisa bersembunyi di balik arena permainan anak yang ada di taman. Zean juga untungnya datang diwaktu yang tepat. Tetapi rasa traumanya masih membekas, jika saja Zean tidak datang tepat waktu entah hal buruk apa yang terjadi pada Amy semalam.
"Nduk..diminum obatnya, biar demam kamu turun"
Amy menelan obat yang diberikan ibunya agar demamnya turun. Dia juga sempat menanyakan bagaimana Zean setelah mengantar Amy semalam. Ibunya hanya mengatakan bahwa Zean langsung pamit pulang setelahnya. Kemudian ibu Amy juga bertanya apa yang terjadi semalam antara Zean dan Amy, beliau mengungkapkan Zean bercerita bahwa Amy marah kepada Zean saat di restaurant. Kemudian pergi meninggalkan Zean sendiri.
Ibu Amy mengatakan, bahwa Zean tidak bermaksud untuk mengajak nikah dia buru-buru. Itu semua terjadi karena memang Zean tidak punya pilihan. Kakeknya lah yang memberikan syarat seperti itu agar mau di tindak operasi. Setelah mendengar penjelasan ibunya, Amy merasa tidak enak. Dia sudah salah paham dengan Zean, semalam dia hanya emosi karena kontrak pernikahan yang diajukan oleh Zean.
Mungkin jika saat itu Zean jujur dan tak memberikan dokumen kontrak pernikahan. Amy pasti bersedia membantunya. Tapi nasi sudah terlanjur menjadi bubur, Amy hanya menyesali sikapnya yang impulsif tanpa mendengar penjelasan Zean terlebih dahulu. Ingin rasanya dia bertemu Zean tapi rasanya Amy terlalu gengsi untuk bilang ingin bertemu.
Beberapa jam setelah minum obat, demam Amy sudah mulai turun. Sambil scroll handphonenya di tempat tidurnya, dia melihat profil Zean di kontak WA nya. Zean menggunakan profil foto nya saat berada di Paris, kemudian Amy mencoba melihat story WA Zean namun tak ada satupun status yang dia buat.
Rasanya tangan Amy gatal ingin sekali chat Zean tetapi dia masih gengsi. Dia memikirkan alasan apa yang harus dia katakan untuk bisa bertemu dan bicara sekali lagi dengan Zean. Sesaat kemudian, Amy terpikirkan sesuatu. Hari ini dia ada jadwal kelas kuliah malam, dia berencana untuk datang ke kampus. Saat ini kondisi Amy baru saja sembuh dari demam, tentu saja ibunya akan melarang dia untuk ngampus. Di tambah lagi baru semalam kejadian Amy di ikuti pria aneh.
Dengan demikian, ibunya pasti akan meminta tolong kepada Zean agar mengantar atau menjemput Amy. Strategi ini dijamin akan berhasil menurut Amy, dengan begitu hari ini dia bisa bertemu dengan Zean dan akan bicara kembali soal pernikahannya tersebut.
"Bu..Amy pamit mau ngampus dulu ya"
"Heh loh kamu itu baru sembuh, gak usah ngampus dulu"
"Gak bisa hari ini ada UTS Bu, Amy kalo gak masuk bakalan dapet jelek nilainya"
"Yaudah kamu minta dianter sama Zean kalo gitu biar ibu gak khawatir"
"Gak usah lah Bu, aku naik taxi online aja"
Amy sengaja berpura-pura menolak, dia langsung pergi keluar untuk menunggu taxi yang sudah dipesannya via online. Sementara ibunya masih sibuk menelpon Zean. Tetapi sayangnya Zean tidak menjawab telpon ibu Amy sampai Taxi nya datang. Amy lalu pergi ke kampus dengan naik taxi.
Karena telponnya tidak diangkat ibu Amy pun berinisiatif untuk mengirim pesan ke Zean. Beliau mengatakan untuk tolong jemput Amy nanti dikampus saat dia mau pulang. Ibu Amy juga mengatakan bahwa Amy baru saja pulih dari demamnya tetapi memaksa untuk tetap pergi kuliah.
...----------------...
Sesampainya dikampus Amy bertemu dengan Shella yang sudah menunggunya. Seperti sebelumnya apa yang dibahas di telpon, Shella sudah siap mentransfer segudang gosip untuk jadi bahan gibahan mereka.
"Amy.....sehari gak ketemu kangen loh aku"
Shella mencubit kedua pipi Amy dengan tangannya. Amy yang mempunyai hanya 50% tenaga hanya pasrah karena tidak bisa melawan.
"Ehh kok badanmu anget my, sakit ta?"
"Iya demam sedikit tapi udah mendingan kok"
"Ya ampun, kalo gitu ngapain maksa masuk toh hari ini cuma 1 makul aja"
"Gakpapa, aku harus ketemu orang hari ini jadi terpaksa masuk"
Sambil posisi duduk dan kepala tergeletak diatas meja, Amy terlihat masih pucat dan lemas.
"Padahal aku udah siap transfer gosip eh kamunya malah lemes, gak jadi deh gak seru"
"Yo gakpapa seh tinggal cerita"
"Gak ah nanti ae pas kamu udah mendingan,soalnya ini butuh tenaga full biar seru menanggapinya hahah"
Amy yang memang sedang dalam kondisi kurang fit akhirnya hanya mengiyakan saja. Toh kalau Shella bercerita pasti dia tidak akan bisa terlalu fokus. Dia juga ingin menghemat energi untuk mendengarkan kuliah dosen hari ini. Sebab rasa-rasanya tubuhnya sudah mulai ingin tumbang.
2 jam sudah dosen mengisi perkuliahan malam ini, waktu menunjukan pukul 21.00 WIB. Perkuliahan hari ini sudah berakhir, Amy membereskan buku-bukunya untuk kemudian bergegas pulang. Tetapi tak ada tanda-tanda satu pun Zean akan menjemput. Berkali-kali dia cek handphonenya tak ada pesan masuk atau pun telpon darinya. Dia sedikit kecewa, mungkin kali ini Zean benar-benar marah.
"My..aku duluan ya, udah dijemput"
"Iya Shel, tiati.."
Setelah Shella pamit untuk pergi lebih dulu, Amy juga keluar dari kelasnya. Dia berjalan melewati koridor dan menuruni tangga ke lantai 1. Sambil berjalan ke arah pintu gerbang Amy scroll handphonenya, dia membuka aplikasi taxi online untuk memesan taxi menuju rumahnya.
Dalam perjalanan menuju gerbang, perasaan Amy sedikit tidak enak. Dia merasa seperti ada orang yang mengikutinya. Semenjak kejadian malam itu dia menjadi lebih waspada. Beberapa kali dia menengok ke belakang namun tidak ada yang aneh, di dalam kampus masih ada beberapa mahasiswa yang berlalu lalang. Amy berpikir masih aman karena banyak orang dikampus.
Lalu Amy lanjut berjalan, karena kondisinya yang kurang fit dia merasa lelah. Jarak kelas menuju gerbang utama kampus lumayan jauh. Nafasnya ngos-ngosan, suhu tubuhnya pun bertambah tinggi. Namun Amy tetap terus berusaha berjalan dan ingin cepat sampai gerbang agar dia cepat pulang.
Perlahan-lahan dia berjalan kemudian matanya mulai kunang-kunang, disamping itu dia merasa dibelakang masih ada orang yang mengikutinya. Amy menengok kembali ke belakang, samar-samar dia melihat ada orang berpakaian hitam dengan topi dan kacamata. Orang itu menggunakan masker dan perlahan berjalan menghampiri Amy.
Amy yang merasa energinya sudah tinggal sedikit karena kurang fit berusaha untuk mempercepat langkahnya. Dia takut, kalau orang itu adalah orang yang sama dengan kemarin malam yang mengikutinya di area komplek perumahannya. Semakin cepat Amy berjalan semakin cepat pula orang yang dibelakang mengikutinya.
Brukk !!
Saking terburu-buru Amy akhirnya tersandung, dia terjatuh dan tersungkur. Orang yang mengikutinya itu pun langsung menghampiri Amy. Dan beruntunglah ternyata orang itu adalah Zean yang sedang menyamar untuk menjemput Amy. Dia sengaja menggunakan kacamata, topi dan masker agar dikampus tidak dikenali.
"Amy..ini aku Zean, gak usah takut"
"Mas Zean..kenapa sih pake kayak gini segala.Aku pikir kamu orang jahat tau"
"Iyaa maaf, aku pake beginian biar orang dikampus gak kenalin aku"
"Kamu kan bisa telpon dulu seh, aku jadinya gak ketakutan gini"
"Hp ku ketinggalan dirumah makanya aku sengaja masuk ke kampus biar langsung ketemu kamu"
Zean membantu Amy untuk berdiri, dia minta maaf karena telah membuat Amy ketakutan sampai jatuh tersungkur.
"Badan kamu kok panas ? Kamu lagi sakit?"
"Iyaa..aku lagi gak enak badan, tadi udah mendingan tapi pas di kelas kayaknya karena AC nya terlalu dingin jadi demam lagi"
"Yaudah ayo ke rumah sakit dulu"
Akhirnya Zean membawa Amy ke mobilnya dan pergi ke rumah sakit. Dia sangat khawatir karena badan Amy demam. Padahal dia sendiri pun sedang tidak enak badan tapi sepertinya Zean lebih mengkhawatirkan Amy ketimbang tubuhnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments