TERPAKSA MENIKAH

TERPAKSA MENIKAH

MENYATAKAN PERASAAN

"Sana Mona, ini adalah kesempatan terakhir elo." cewek remaja yang mengenakan seragam putih abu-abu berkacamata minus itu mendorong punggung sahabatnya pelan.

"Tapi Ana, aku malu, aku takut, bagaimana kalau Adipati....mmmm menolakku." gadis remaja yang juga mengenakan kacamata besar berwajah tembem itu merasa gugup sekaligus takut, tangannya yang membawa kotak kue berwarna bening itupun bahkan sampai gemetaran.

"Duhh, lo belum mencobanya tapi sudah berfikiran bakalan ditolak, ingat Mona, ini kesempatan terakhir elo, lo tahukan kalau Adipati bakalan kuliah diluar setelah lulus, kalau lo gak nyatain perasaan elo sekarang, hangus sudah kesempatan elo."

"Tapi aku...aku...."

Gadis remaja bernama Mona itu melarikan matanya pada lapangan basket sekolah, dimana beberapa remaja cowok berpostur tinggi dan jangkung tengah pada bermain basket, namun disini Mona memfokuskan perhatiannya pada sosok remaja laki-laki berwajah tampan dengan kulit putih bersih dengan rambut hitam jabriknya, remaja laki-laki bernama Adipati Chandra Kusuma, laki-laki yang yang sudah ditaksir oleh Mona pada pandangan pertama.

"Duhhh, ye emeng ribet ya Mon, betah mendem perasaan selama 3 tahun, atau ye mau ekei wakilin gitu nembak sik ganteng itu." salah satu sahabat Mona yang biasa dipanggil Merry gemes sendiri dengan Mona, Mona yang mendem perasaannya, dia yang jadi capek sendiri.

Merrry, dia adalah cowok, tapi ya begitu dehh, dia gemulai dan kemayu, sikapnya dan dandanannya kayak cewek, anak itu selalu up to date dengan berita-berita gosip disekolah mereka SMA PERTIWI, namanya aslinya sieh Mario, tapi dia tidak suka dipanggil nama aslinya, dia lebih suka dipanggil Merry.

Jelas Mona ngeri mendengar ide Merry tersebut, "Aku sebaiknya membatalkan niat aku saja deh, aku takut ditolak." ucapnya sekali lagi.

"Astaga naga anak ini." Ana, gadis cerdas itu menepuk keningnya, dia juga sama gregetannya seperti Merry melihat sang sahabat, diakan tidak mau melihat Mona tersiksa karna memendam perasaannya terus-menerus, seenggaknya apapun hasilnya Mona berani gitu mengutarakan perasaannya agar hatinya lega.

"Lo mau mendem perasaan lo gitu seumur hidup dan terus-terusan tersiksa."

Iya sieh, Mona membenarkan kata-kata Ana, dia tersiksa dengan perasaannya sendiri, dia ingin Adipati tahu tentang perasaannya, tapi dia takut mendengar kata penolakan dari Adipati, dia pasti akan sakit hati banget, apalagi Adipati adalah cinta pertamanya.

"Tapi Adipati sama teman-temannya An, gimana gue ngungkapin perasaan gue."

"Terus lo mau tunggu sampai Adipati sendirian gitu, mana pernah dia sendirian, lo tahu sendirikan anak itu selalu dikelilingi oleh teman-temannya, kalau enggak, ya dikelilingi oleh cewek-cewek gatal yang mengaguminya."

Dengan ketampanannya dan kecerdasannya dalam bidang akademik dan sekaligus merupakan kapten basket SMA PERTIWI dan selalu mengharumkan nama sekolah, tidak heran sehingga Adipati menjadi idola di SMA PERTIWI yang banyak dikagumi oleh kaum cewek disekolahnya, tidak hanya anak-anak cewek disekolahnya saja, bahkan cewek-cewek dari sekolah lainpun banyak yang menyukai Adipati.

Merry merebut kue ditangan Mona dengan tidak sabaran, "Sudah habis kesabaran ekey, sini biar ekei yang ngewakilin ye mendatangi sik ganteng itu dan...."

Dengan panik Mona merebut kue coklat buatannya itu kembali dari tangan Merry, "Gak usah, gak perlu, biar gue saja." daripada Merry yang melakukan itu, lebih baik dia sendiri yang maju apapun resikonya.

Merry dan Ana saling melempar tatapan dan tersenyum tipis.

"Ya udah sana cepetan." Ana kembali mendorong punggung Mona.

*****

Mona semakin gugup begitu mendekati lapangan, wajahnya berkeringat hebat.

"Udah benar gak sieh keputusan gue ini, apa gue batalkan saja niat gue menyatakan perasaan gue." batinnya, namun dia tidak bisa mundur tatkala beberapa teman-teman Adipati kini melihatnya.

Dan salah satu teman Adipati yang dekat dengan laki-laki itu mencolek bahu Adipati dan menunjuk ke arah Mona untuk memberitahu kedatangan Mona, sepertinya teman-teman Adipati tahu kalau Adipatilah yang bakalan di cari, mungkin karna Adipati cowok populer kali ya sehingga mereka berfikiran setiap cewek yang datang sudah pasti mencari Adipati, tapi dalam hal inikan Mona memang mencari Adipati.

Mona benar-benar semakin grogi parah, apalagi semua mata anak-anak dilapangan tertuju kepadanya termasuk Adipati juga, mereka menatap Mona seolah-olah Mona adalah mahluk dari planet lain.

"Siapa nieh cewek, gue kok baru lihat."

"Iya, gue juga baru tahu kalau ada cewek modelan gini bersekolah disekolah kita, apa bener dia anak sekolah kita."

Maklum, Mona bukan tipe cewek yang bakalan dilihat dua kali, bahkan orang cendrung tidak mau bersusah-susah menegurnya, hanya teman-teman sekelasnya saja yang mengenalnya sehingga tidak heran anak-anak itu berkata begitu.

Dari semua mata yang menatapnya penuh dengan rasa ingin tahu, ada salah satu mata yang menatap Rose dengan penuh rasa benci, mata seorang gadis yang duduk di tepi lapangan, gadis cantik dan juga populer yang juga menyukai Adipati, gadis itu adalah Clara.

"Mau apa sik gendut itu, jangan bilang dia mau nembak Adipati, hahh, dia benar-benar tidak tahu malu dan tidak sadar diri, dengan bentuk tubuh segembrot itu dan wajah yang sangat jelek begitu, sudah pasti Adipati menolaknya tanpa berfikir." ejek Clara menatap Mona dengan tatapan jijik.

Mona berhenti tepat didepan Adipati, laki-laki itu menatapnya, Mona memberanikan diri menatap mata coklat tua milik laki-laki yang dicintainya itu, namun hasilnya, baru sedetik saja kakinya terasa lemas, untungnya dia masih bisa menahan tubuhnya, karna tidak kuat menatap mata Adipati sehingga membuat Mona menunduk.

"A...ad...Adi....Adipati." Mona tidak bisa bicara dengan benar saking gugupnya, tenggorokannya terasa dipenuhi oleh pasir.

Adipati menunggu dengan sabar apa yang akan dikatakan oleh gadis yang ada didepannya itu.

"Mmmm, aku....aku...." rasanya Mona tidak bisa mengatakan hal itu, namun dia sudah ada didepan Adipati, dia tidak mungkin membatalkan niatnya, "Aku...aku menyukaimu Adipati, maukah kau menjadi pacarku." dengan kepala masih tertunduk dan tangannya terulur memberikan kue yang memang dia buat khusus untuk Adipati.

Memang, sejak menyukai Adipati tiga tahun yang lalu, Mona selalu rutin mengirimkan kue secara diam-diam pada Adipati, tidak hanya Mona saja sieh, cewek-cewek yang menyukai Adipati juga melakukan hal yang sama seperti dirinya, dan Mona selalu memperhatikan dari jauh kalau Adipati selalu memakan kue buatannya dan melihat hal itu membuat hati Mona menghangat dan merasa ada harapan kalau hatinya bakalan bersambut.

"Hahhh." Adipati terlihat bengong, padahal ini bukan pertamakalinya dia ditembak begitu oleh seorang cewek, mungkin kali ini yang membuat Adipati bengong karna cewek yang menembaknya itu jauh dari kata cantik seperti cewek-cewek sebelumnya, entahlah, hanya Adipati sendiri yang tahu.

******

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!