Hoaamm
Aku pun terbangun dari tidur ku, rasanya badan ku sangat dingin. Aku pun tersadar dan mengingat dengan jelas kejadian yang ku alami tadi, segera ku bangkit dari duduk ku dan berniat ingin berganti pakaian. Karena badan ku sudah sangat dingin,
dengan keadaan badan yang seperti ini aku pun berjalan dengan tertatih.
Setelah bersusah payah untuk bisa menggantikan pakaian ku, akhirnya perasaan ku pun lega karena luka lebam dan luka tidak tersentuh dan bisa meredakan rasa sakit. Ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, sepertinya ibu ku dan adikku sudah tidur.
Aku tidak lagi memperdulikan perut ku yang sudah berbunyi sedari tadi, karena hanya tadi pagi saja aku makan karena kejadian tadi. Yang ada di pikiran ku hanyalah kabur dari rumah, aku takut kalau sampai di jadikan bahan penglunas hutang.
Karena tidak ingin berlama-lama berpikir yang ada ibu ku keburu bangun, aku memilih keluar dulu dari rumah ini nanti setelah aku udah di luar rumah. Aku bisa mencari dimana tempat yang aman bagi ku, aku pun bangkit dari duduk ku. Ku susun baju ku kedalam sebuah kantong plastik karena aku tidak memiliki tas, dan aku pun tidak lupa mengambil uang yang ku pegang sebanyak 40 ribu, sisa uang yang di masukkan bu Ratna kedalam kantong ku.
Sebelum aku pergi, aku mengecek ibu ku dan adik ku terlebih dahulu untuk memastikan apakah mereka sudah tidur atau belum. Bisa ketahuan aku nanti setelah ku cek, ternyata mereka sudah tidur terlelap aman pikir ku.
" Bu maaf ya bukan aku tidak mau berbakti kepada ibu, tapi bukan itu cara ku untuk berbakti kepada orang tua. Aku hanya menjaga diriku bu, karena selama ini juga kalian tidak pernah memperhatikan kondisi diri ku kalian hanya memaksa ku untuk bekerja dan sekarang biarlah aku mengikuti egoku untuk menyelamatkan diri ku. Sekali lagi aku minta maaf bu," Ucap ku dalam hati sebelum aku pergi melangkahkan kaki ku dari rumah ini.
Butuh perjuangan supaya aku bisa keluar dari rumah, belum lagi aku harus jalan jinjit dan membuka pintu secara perlahan. Supaya tidak menimbulkan suara dan kaki ku yang susah berjalan, akibat yang di siksa ibu tadi. Tapi aku tidak bisa menyerah untuk pergi karena rasa sakit yang ada di dalam tubuh ku, aku harus pergi dari rumah itu supaya keadaan ku kedepan nya semakin baik.
Setelah aku sudah keluar dari komplek rumah, aku pun berpikir kemana aku akan melangkah kan kaki ku. Yang ada di pikiran ku sekarang hanya satu yaitu bu Ratna karena bagaimana pun Ibu itu selalu siap membantu ku dan sudah menganggap ku sebagai anak nya, bukan nya aku bangga atau pun angkuh tapi kemana lagi aku pergi kalau tidak ke bu Ratna, karena hanya bu Ratna lah yang ku kenal di kota ini lagian sudah larut malam tidak baik untuk anak- anak seperti ku keluyuran tengah malam begini.
Akhirnya aku pun sampai di rumah bu Ratna, ku lihat lampu ruang tamu ibu itu sudah mati. Apa ibu itu sudah tidur ya, sebenarnya sangat berat jika mengganggu tidur ibu itu pasti ibu itu capek habis dari acara yang dia hadiri tapi bagaimana pun aku butuh istirahat, akhirnya dengan berat hati aku mengetuk pintu rumah nya.
Tok Tok Tok
" Assalamualaikum bu Ratna." Teriak ku
Tok Tok Tok
" Duh kok belum buka ya apa bu Ratna gak di rumah." Gerutu ku.
Kulihat lampu ruang tamu nya menyala, aku pun tersenyum berarti bu Ratna udah bangun.
" Walaikumsalam, hah Kia." Kejut bu Ratna.
" Hehe iya kia bu, maaf ya bu mengganggu waktu istirahat ibu. " Ucap ku.
" Gak ganggu kok, kamu kok malam malam kesini? sama itu apa yang di dalam kantongan yang kamu pegang?" Tanya bu Ratna heran.
" Aku kabur dari rumah buk."
" Hah kok bisa?? masuk dulu yukk." Ajak bu Ratna.
Bu Ratna langsung menuntunku untuk duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
" Coba kamu jelaskan kepada ibu apa yang terjadi." Pinta bu Ratna.
"Jadi gini bu...
Aku pun menceritakan semua hal yang terjadi kepada bu Ratna tanpa ku tutup tutupi, tapi aku belum menceritakan insiden aku yang di cambuk ibu.
" Ya Allah Ki kasian banget nasib kamu nak." Prihatin bu Ratna.
" Hehe dah biasa bu." Ucap ku sambil menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal.
" Yasudah kamu istirahat dulu, kita lanjut besok cerita nya kamu pasti sudah sangat lelah beristirahat di kamar samping kamar ibu." Tawar bu Ratna.
" Baik bu." Aku pun langsung meng iyakan tawarannya karena memang aku sudah sangat ngantuk.
Aku pun berjalan ke kamar yang di beritahukan bu Ratna, cara jalan ku yang tertatih ternyata tidak lepas dari pandangan bu Ratna.
" Kamu kok gitu jalan nya Ki?" Tanya bu Ratna.
" Oh itu tidak apa-apa bu hanya luka sedikit." Bohong ku.
" Apa kamu yakin?" Tanya bu Ratna lagi.
" Yakin bu." Ucap ku meyakin kan bu Ratna kalau aku tidak apa apa.
Pagi pun tiba Jam 5 pagi aku bangun dari tidur ku. Awal nya aku berniat ingin ke kamar mandi ternyata ku lihat bu Ratna sudah sibuk memasak di dapur.
" Pagi bu Ratna." Sapa ku.
" Eh Kia kamu udah bangun." Jawab bu Ratna.
" Udah bu, aku mau ke kamar mandi dulu." Izin ku.
Selesai aku dari kamar mandi, aku membantu bu Ratna memasak dan memberes kan dapur.
" Eh Ki kok kamu masih pincang gitu jalan nya, masa hanya luka kecil kamu pincang gitu." Selidik bu Ratna.
" Iya loh bu ini hanya luka kecil." Yakin ku.
" Coba kamu kasih tunjuk sama ibu." Pinta nya.
" Tidak usah bu." Cegah ku.
" Nah kan berarti kamu bohong kan sama ibu." Tanya ibu lagi.
Karena sudah tidak bisa mengelak lagi aku pun menarik celana ku ke atas, kebetulan aku memakai celana panjang sehingga bisa menutupi luka lebam yang ada di kaki dan paha ku.
" Astaga Ki kamu kenapa kok bisa kayak gini." Tanya bu Ratna.
" Gak papa Kok bu ini hanya luka kecil bagi ku"
" Ini bukan luka kecil Ki, astaga badan kamu semua biru dan luka." Prihatin bu Ratna setelah melihat semua luka lebam yang ada di tubuh ku.
" Coba kamu jujur sama ibu, ini semua kenapa." Pinta bu Ratna.
" Ini aku di cambuk sama ibu aku." Ucapku terpaksa jujur karena gak bisa lagi aku berbohong.
" Ya Allah ibu kamu udah gila apa gimana." Heran bu Ratna.
" Gak tau juga bu heheh"
" Kamu tunggu disini ibu mau ngambil saleb dulu." Pinta bu Ratna, sambil mematikan kompor terlebih dahulu.
Aku pun memilih duduk di kursi, sambil menunggu bu Ratna.
" Sini Ki biar ibu oles saleb nya biar rasa nyeri nya agak hilang."
" Iya bu."
Bu Ratna pun mengoles saleb itu dengan telaten ke seluruh luka yang ada di tubuh ku.
Kenapa ibu ku tidak seperhatian bu ratna padaku ya??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments