NovelToon NovelToon

KAPAN AKU BISA BAHAGIA??

01 PERMULAAN

Byurrrrrrrrrrrrrrr

Aku sontak terkejut dan terbangun, saat air menyiram sekujur tubuh ku.

"Dasar pemalas, Anak tidak tahu diri. Sudah jam segini masih enak tiduran, itu masih banyak kerjaan bod*h." Ucap seorang Ibu berhati iblis.

Perempuan itu bernama Dania rismawati, Ia adalah perempuan yang melahirkan ku. Tetapi tidak pernah menaruhkan rasa kasih sayang kepada ku.

"Sana bangun cepat! masak, nyuci,terus pergi kerja. Cari uang biar ada untuk makan nanti sore." Ujar Ibu kepada ku, Dan pergi ke kamarnya untuk tidur lagi.

"I-iya Bu." Ucapkan dan langsung terduduk.

Aku pun melirik jam yang menempel di dinding dan sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Aku pun segera melipat tikar lusuh yang tidak layak pakai lagi dan merapikan-nya. Setelah selesai aku pun menuju dapur untuk beres-beres, dan sesudah aku selesai memasak. Aku pun bergegas ke rumah bu Ratna untuk membantu bu Ratna mengangkat barang ke pasar, dan dari situ lah sumber penghasilanku walaupun tidak seberapa.

Setelah sampai di rumah bu Ratna, aku pun mengetuk pintu rumah nya.

Tok Tok Tok....

"Bu Ratna. " Ucap ku.

"Oh Kia kamu sudah datang, mari masuk dulu." Ujar bu Ratna ku lihat bu Ratna sudah rapi dengan pakaian yang biasa ia gunakan untuk berjualan di pasar.

"Sudah bu, ayo berangkat bu." Ajak ku kepada bu Ratna.

" Apa kamu sudah makan Ki??" Tanya Bu Ratna pada ku.

" Sudah kok bu." Ucapku berbohong, sebenarnya aku belum makan dari rumah. Karena beras di rumah dan ikan yang aku masak tadi pas-pas an untuk Ibu dan Adik ku, kalo aku makan nanti mereka makan apa. Dan pastinya Ibu ku akan marah jika tidak tersedia sarapan untuk mereka berdua.

"Yasudah kalo begitu kita berangkat, sekalian angkat minyak yang di dalam dus itu." Ucap bu Ratna dan menunjuk dimana letak dus yang harus aku angkat.

10 menit kemudian kami sudah sampai di pasar, aku pun membantu ibu Ratna untuk menyusun barang sembako yang mau di jual.Sembari aku menyusun barang jualan perut ku pun berbunyi.

Krukk Krukk... bunyi perut ku.

" Aduh perut Aku harus tahan, kan udah biasa juga gak makan seharian." Ucapkan sambil memegang perut ku, aku pun tersenyum harus bersyukur ya kia. Ucapku menyemangati diri ku sendiri.

Hari pun sudah semakin sore, waktu nya aku dan bu Ratna bergegas untuk pulang.

" Kia ini upah kamu hari ini makasih ya nak, itu sekalian ambil nasi bungkus yang di atas itu untuk makan malam kamu." Ucap bu Ratna padaku sambil memberikan uang warna biru selembar.

" Makasih bu, aku pulang dulu." Ucapku sambil menyalam tangan bu Ratna, bu Ratna adalah orang yang lebih peduli pada ku di banding ibu ku sendiri. Bu Ratna selalu baik kepada ku, aku bersyukur akan hal itu ternyata masih ada yang sayang kepada ku.

Aku pun bergegas untuk pulang, sesampai ku di rumah sudah kebiasaan buruk bagi Ibuku yang selalu menanti ku di teras dan menagih hasil jerih payah ku sehari-hari.

" Dah pulang kamu Ki, sini upah mu cepat!" Ucap Ibu seraya menarik langsung uang itu dari tangan ku.

"Ini bu, tapi jangan di ambil semua bu. Aku mau nabung buat aku bisa sekolah bu." ucapku memohon.

"Cuih gaya gaya an mau nabung buat sekolah ingat umur dah telat, mending kasih ibu jangan durhaka sama orang tua." Ucap ibu sambil menarik uang yang ada di tangan ku, dan menarik nasi bungkus yang di kasih bu Ratna padaku.

" Bu jangan ambil nasi nya bu, aku belum makan bu."Ucap ku memohon kepada ibu karena seharian ini aku tidak ada makan sama sekali.

" Ibu juga lapar bod*h, sana makan nasi aja sama kecap. Jangan makan ayam itu tinggal satu potong untuk makan Adik mu." Ucap Ibu langsung masuk dan meninggalkan ku di teras.

Hufttttt " sabar." Ucapku seraya menghembuskan nafas ku dengan berat.

Aku pun masuk ke rumah dan menuju ke dapur, ku buka tudung saji yang ada di meja. Hanya ada kecap sachet, nasi, dan satu potong daging ayam. Ku ambil nasi dan ku tabur kecap di atas nya walaupun hanya makanan begitu aku tetap bersyukur aku masi bisa makan, di banding orang gelandangan yang tidak bisa makan.

" Mah, Mah." Samar-samar ku dengar teriakan wanita dan ku ketahui itu adalah suara Adik ku, yang mungkin baru bangun dan meminta makan.

" Iya sayang Mamah di teras," Jawab ibu ku.

" Mah aku laper," Rengek adik ku.

Terkadang aku iri kepada Adik ku, yang selalu di perlakukan baik oleh Ibu dan selalu di sayang. Memang Ibu pilih kasih kepada kami berdua tapi apa boleh buat.

" Yasudah, ayo makan sayang itu ada daging ayam," Jawab mama.

" Horeee, makan daging ayam lagi dong," Ucap putri dengan girang.

Aku hanya melihat interaksi di antara mereka berdua, dan hanya menangis di dalam hati.

" Eh Kia, tagihan kontrakan udah nunggu tuh gimana ini Udah tanggal tua lagi," Ucap ibu padaku.

"Terus ibu aku harus berbuat apa, gaji ku aja hanya lima puluh biru, cukup hanya untuk makan. Kenapa Ibu tidak kerja biar bisa memenuhi kebutuhan kita bu, kalo hanya penghasilan ku mana cukup bu," ucapku sambil mengunyah nasi di dalam mulut ku.

" APAAA BERANI KAMU NGOMONG GITU SAMA SAYAA!!!" Teriak ibu ku sembari menjambak rambutku dengan kuat.

" Aduh bu, rambut ku sakit bu hiks. Lepas Ibu ku mohon hiks, " Ucap ku seraya memohon kepada ibu.

" Makanya kalo ngomong tu hati- hati, masih mending aku melahirkan mu. Jadi kamu harus berbakti pada Ibu, bukan malah jadi anak durhaka." Ucap ibu seraya melepas rambut ku.

Aku pun mengakhiri makan ku, dan ingin pergi tidur aku pun membentang tikar lusuh yang ku gunakan untuk tidur. Aku tidur di ruang tengah ibu dan adikku tidur di kamar, kebetulan di kontrakan yang kami tempati hanya ada 1 kamar saja.

Tok Tok Tok Tok...

"Nia.... Nia ..." Panggil seseorang dari luar rumah, ibu ku segera keluar.

" Bang ku mohon kasih aku waktu buat melunasi hutang ku bang." Ucap ibu ku memohon.

"Halah kamu hanya berjanji dan berjanji, tidak pernah di tepati. SEKARANG KAMU HARUS BAYAR!," Paksa bapak itu sambil berteriak.

Ya, Ibu ku sering berhutang kepada orang demi untuk bergaya. Ibu ku termasuk ibu-ibu sosialita berpenampilan mewah, tapi itu ia dapat kan dari hasil hutang dan sekarang ibu ku terlilit dengan banyak nya hutang.

" Sesuai perjanjian, kamu akan saya bawa dan utang kamu akan lunas. Tenang saja kamu hanya melayani rekan-rekan ku saja," ucap lelaki itu, dan ku dengar samar- samar aku pun tidak mengetahui apa yang di maksud dengan laki-laki itu untuk melayani rekan- rekan lelaki itu. Ibu ku pun hanya pasrah karena ia sudah berjanji lebih dari seribu kali.

Semangat baca nya para readers, maaf ya kalo alurnya masih ga bagus masih pelajar😊

02 DI SIKSA IBU

" Ibu pergi dulu ya Kia, kamu jaga adik kamu awas kalo gak kamu kasih makan.Habis kamu!" Ucap ibu padaku sambil memerintah.

" Ibu.. jangan pergi bu hiks, Aku gak bisa jauh dari ibu. Nanti siapa yang jagain Putri, siapa yang kasih makan Putri,"Tangis Putri pada ibu.

" Sayang, ibu gak lama kok. Nanti ibu bakal balik besok pagi, ibu mau bayar hutang ibu dulu. Nanti kalo gak, ibu di lukai sama om om itu ya sayang? kan ada kaka Kia yang jagain kamu nantinya sebelum ibu pulang," Ucap ibu seraya mengusap kepala Putri dan mencium pipinya sebelum ibu pergi.

"Yae lahh, banyak drama banget si, cepat sedikit napa Dania. Saya gak punya banyak waktu," Ucap om om yang menagih hutang ibu ku.

"I-iyaa bang, ibu pergi dulu ya. Jagain adik mu Ki awas kamu kalo dia kenapa-napa," Ucap ibu menatap ku dengan tatapan tajam.

 Kami pun melanjutkan tidur kami yang sempat tertunda. Aku pun memejamkan mata ku untuk tidur.

"Hiks Hiks. ibu ibu" Samar- samar ku dengar suara tangis, ternyata itu suara tangis Putri yang memanggil manggil ibu ku. Mungkin karena ini kali pertama ia di tinggal oleh ibu.

" Putri kamu kenapa nangis?" Tanya ku pada adik ku.

" Ibu..kak, aku ga bisa tidur kalo ibu gak ada."Ucap nya sontak, aku pun terkejut dengan ucapannya yang memanggilku dengan sebutan kakak.

" Kan ada kakak yang nemenin Putri, Putri gak boleh nangis. Besok pagi ibu kan balik lagi ke sini" ucap ku sambil menenangkan walaupun aku belum tahu kapan ibu ku balik.

" Kakak aku tidur bareng kakak aja, aku ga berani sendirian di kamar ka." Ucap Putri padaku.

" yaudah kamu tidur sama kakak aja" ucap ku.

Membutuhkan waktu, untuk Putri bisa tidur.

   Jam menunjuk kan pukul lima pagi, aku pun terduduk dan menuju ke dapur untuk memasak sarapan untuk adik ku, dan aku akan segera pergi bekerja.

Setelah aku selesai memasak, aku mendapati adikku masih tidur dengan nyenyak. Sebenarnya aku tidak tega untuk membangunkannya, tapi tidak mungkin juga aku pergi bekerja tanpa mengabari nya terlebih dahulu, aku pun memilih membangunkan nya biarlah nanti ia melanjutkan tidur nya setelah aku pergi.

"Putri" ucapku seraya menggoyangkan badan nya.

" Susah bangat di bangunkan" gerutu ku.

 Humphtt"ada apa kakak??" Tanya Putri padaku.

"Akhirnya bangun juga, oiya dek kakak mau kerja dulu ya kamu di rumah, di meja udah ada sarapan. Nanti ibu kayak nya pulang, kalo ada yang ngetuk pintu kamu lihat dulu dari lobang yang ada di pintu, kalau kamu tidak mengenal nya jangan di buka ya dik." Ucap ku memerintah Putri.

" Kakak aku gak mau di tinggal sendiri di rumah aku takutttt" keluh Putri padaku.

" ya trus gimana kakak harus pergi kerja kalo kakak ga pergi, kita ga akan makan nanti dik. Gak mungkin juga aku membawa mu kesana. " Ucap ku kepada Putri, sembari memberi pengertian kepadanya. Sebenarnya aku juga berberat hati untuk meninggalkan nya sendirian di rumah, tapi apa boleh buat aku harus pergi bekerja untuk kami bisa makan.

" Yasudah kakak jangan lama pulang aku takut ka," Ucap Putri padaku, ia pun membolehkan ku untuk pergi bekerja.

" Oke kakak pergi dulu ya, itu ada makan untuk sarapan mu," Ucapku pada Putri.

Aku pun segera pergi ke rumah bu Ratna,untuk pergi bekerja. Rumah bu Ratna tidak jauh dari kontrakan kami, hanya membutuhkan waktu 2 menit jalan kaki aku sembari bernyanyi menuju rumah bu Ratna, sampai ku di rumah bu Ratna.

" Wah bu Ratna udah siap?" aku bertanya karena melihat bu Ratna sudah duduk di teras rumah, dan sudah rapi dengan pakaian nya.

" Udah ni Ki, kamu kok tumben lama datang nya" tanya bu Ratna lagi pada ku.

" Oh iya bu, tadi adik ku susah bangun kebetulan ibu ku ga di rumah. Aku izin dulu takutnya dia nangis nyariin," Jawab ku.

" Eh emang ibu mu kemana Ki??" Tanya bu ratna lagi pada ku.

"Semalam ada om om datang ke rumah mau nagih hutang ibu, tapi ibu gak ada uang untuk bayar hutang. Jadi ibu ngikut om om itu," Jawab ku kepada bu Ratna.

" Lah, kenapa jadi ngikut om om nya ya?" Tanya bu Ratna bingung.

" Aku pun tidak tahu bu" jawab ku, karena memang aku tidak tahu kenapa ibu ku dibawa dan apa maksud dari ucapan nya.

" Yasudah lah kita pergi yok" ajak bu Ratna.

Kami pun akhirnya pergi untuk jualan ke pasar.

" Hufttttt cape juga ya kerja seharian, tapi tidak apa- apa lumayan masih punya pekerjaan buat makan sehari-hari. Dari pada tidak punya pekerjaan mau makan apa coba" ucap ku dalam hati, sebagai tanda menghilangkan rasa cape dan menyemangati diri ku.

" Kia kamu pulang duluan saja dengan pak Dandang ya, ibu masih ada urusan sebentar kesana. Ini upah mu hari ini ya nak," Ucap bu Ratna padaku. Oh iya Pak Dandang adalah supir untuk mengangkat barang jualan.

" Oh iya bu, makasih ya bu, Kia pamit duluan yah. Assalamualaikum bu," Ucapku kepada bu Ratna, dan menerima hasil upah jerih payah ku seharian.

Sesampai nya kami di rumah bu Ratna, aku langsung berpamitan pulang kepada pak Dandang dan menuju rumah. Kulihat pintu rumah tertutup.

" Lah tumben pintu nya tertutup apa ibu belum pulang ya, sebelum- sebelum nya ibu udah nungguin aku di teras rumah, dan meminta semua gaji ku," Monolog ku tetapi aku langsung mengetuk pintu.

Tok Tok Tok...

" Putri, buka pintunya ini kakak dik," Ucap ku sambil mengetuk pintu.

Pintu pun terbuka kulihat mata putri sembab.

" Mata kamu kenapa Putri?? kok sembab gitu," Tanya ku dan merasa khawatir, karna keadaan Putri yang pastinya baru menangis.

" Huuuua kakak ibu belum pulang ibu kemana, aku kangen ibu" tangis Putri.

" Eh itu ibu, ibuuuu" teriak Putri dan menunjuk ke arah belakang ku.

" Putri sayang ibu udah pulang, eh kamu kenapa nangis sayangg?." Tanya ibu dan matanya langsung menatap ke arah ku.

" Itu pasti ulah mu kan!!" Tuduh ibu dan menatap ku, tatapan nya seperti ingin menyantap ku hidup-hidup.

Plak plakk

Tampar ibu di pipiku, dan menjambak rambut ku dengan kuat.

" Ibu lepas bu itu bukan aku, aku baru pulang kerja." Jawab ku, dan berusaha melepas tangan ibu dari kepala. Rasanya rambut ku ingin lepas dari kulit kepala ku, karena sakitnya jambakan ibu ku.

" Alasan aja kamu, kamu tau nya nyusahin aja. Mat*i saja kamu anak tidak tahu diri." Ucap ibu mengumpati ku.

Aku pun tidak berani menjawab umpatan dari ibu, kalo aku menjawab bukan nya pembelaan yang ku dapat yang ada bisa mati aku.

Apakah nasib kalian sama dengan ku? atau hanya aku saja yang bernasib seperti ini?.

03 TUNGGAKAN

  Setelah Ibu melepas tangan nya dari rambut ku, aku pun segera ke dapur untuk mandi membersihkan badan ku yang sudah sangat lengket ini. Seusai ku mandi aku bergegas untuk memasak makan malam.

" Heh Kia sini gaji mu, jangan gara-gara ibu gak minta kamu malah diemin bod*h." Pinta ibu padaku.

" Itu bu, di bawah tikar yang ku gunakan tidur," Jawab ku.

" Nah gitu dong, lanjut masak cepat ibu udah lapar" perintah ibu.

  Aku pun melanjutkan aktivitas ku yang tertunda, karena ibu yang meminta gaji ku tadi. Setelah aku selesai memasak aku memanggil ibu dan adikku supaya segera makan.

" Ibu, Kia udah siap masak" panggilku.

  Mereka berdua pun makan, aku hanya bisa menunggu mereka siap makan terlebih dahulu baru aku bisa makan. Kalo aku makan bareng mereka yang ada katanya selera makan ibu ku hilang, aku selalu makan sisa mereka. Tapi tidak apa- apa ketimbang aku tidak dikasih makan, bisa mati kelaparan aku.

  Setelah mereka selesai makan, aku pun lanjut makan. Kami pun tidur begitulah kehidupan Kami sehari-hari, sesudah makan malam kami bertiga pun tidur.

  Entah kenapa badan ku susah untuk bangun, rasanya kepalaku sangat pusing. Badanku sangat panas sekali apa mungkin aku sedang sakit?? pikir ku karena kepala ku sangat sakit, akhirnya aku memutuskan untuk tidur kembali. Aku tidak lagi memikirkan, bagaimana amukan ibu ku kalo aku tidak bangun- bangun.

"Heh Anak kurang aj*r, sudah jam berapa ini. ga punya otak ya jadi Anak malah enak tidur-tiduran, mau makan apa kalo cuma tidur." Teriak ibu sambil membangunkan ku.

" Kepala ku lagi sakit bu, badan ku dingin semua mungkin aku lagi demam bu," Jawab Bu.

" Alasan banget, sana bangun kerja!! nanti mau makan apa," Tuntut Ibu.

" Ibu aku lagi sakit bu, aku izin ga kerja hari ini aku ga sanggup bu. Lagian ibu juga masih sehat kan bu, Ibu masih bisa kerja jangan cuma Kia aja. Gaji Kia mana cukup buat kehidupan kita, belum lagi makan belum lagi kontrakan bu, belum lagi hutang-hutang kita bu." Aku berucap kepada ibu, entah keberanian dari mana yang ku dapat aku mengucapkan kata kata itu.

" Heh sudah berani kamu ya sama saya, anak kurang aj*r gak tahu diri. Masih mending saya melahirkan mu bajing*n," Ucap ibu sambil menarik ku ke kamar mandi.

"Bu lepas tangan ku bu, badan ku sakit bu ku mohon bu hikks.." Ucapku memohon kepada Ibu.

  Byurrrrrrrrrrrrrrr

Aku pun di siram dengan air dingin.

"Bu dingin bu" ucap ku menangis sesengukan

  Tok Tok Tok

"Dania Dania" ucap ibu ibu, menggedor gedor pintu rumah.

Ibu ku pun pergi membuka pintu, dan meninggalkan ku yang basah kuyup dan menggigil.

" Eh iya ada apa bu" ucap ibu ku sambil cengengesan, karna yang menggedor pintu ibu yang punya kontrakan.

" Cengengesan aja kerjaan mu, mana uang kontrakan Mu cepat bayar. Udah telat bayar 2 bulan kamu," Tuntut ibu yang punya kontrakan kepada ibu ku.

" Eh iya bu belum ada uang ni kasih waktu lah bu," Mohon ibu Ku.

" Alasan terus gak punya uang, makanya cari kerja biar bisa bayar. Besok sore saya kesini kalo masih belum kamu bayar silahkan angkat kaki dari rumah ini," Ucap ibu yang punya kontrakan kepada Ibu ku dengan penuh penekanan.

" Iya bu" jawab ibu ku.

  Ibu ku masuk ke rumah dengan wajah murung, dan mendatangi ku yang sedang kewalahan mengganti baju ku yang basah tadi akibat perbuatan ibu ku tadi.

" Heh Kia dengar kan, tadi ibu kontrakan udah datang kerumah. Kamu kerja sana jangan malas kita udah nunggak ini," Suruh Ibu pada ku.

" Tapi kan ibu liat keadaan ku kayak begini" jawab ku

" Jangan banyak alasan, anak kayak kamu banyak gaya nya. Sekarang kamu harus pergi kerja cepat!, sekalian pinjam aja uang Bu Ratna buat melunasi uang kontrakan Kita. Kalo gak kita di usir dari rumah ini," Ucap ibu.

" Ga mungkin aku yang pinjam ke ibu Ratna bu, nanti aku ganti nya pakai apa. Ga berani aku bu minjam nya," Pinta ku.

" Kamu harus pinjam, emang kamu mau gelandangan " paksa ibu.

  Aku pun harus memaksakan untuk pergi kerja ke ibu Ratna, tanpa memakan sesuap nasi. Karna drama tadi pagi yang membuat aku tidak sempat makan, eh lebih tepat nya makanan di rumah tidak ada gaji ku yang semalam telah ibu gunakan untuk membeli kuota internet. Supaya ibuku bisa main hp scroll tiktok, facebook, kalo tidak ada kuota internet apa guna hp nya seharian di rumah.

" Bu Ratna" panggil Ku dengan lesu.

" Eh kia kamu kenapa pucat begitu, kamu lagi sakit ya? kok kamu kerja kalo keadaan kamu begini. Seharus nya Kamu istirahat," Tanya bu Ratna bertubi tubi pada ku.

" Hehe aku tidak sakit bu hanya sakit kepala aja, bisa kok untuk kerja," Jawab ku berbohong.

" Kamu ga bisa bohong Ki, mata Mu juga merah kamu juga menggigil tuh." Ucap Bu Ratna prihatin dengan keadaan ku.

" Kalo keadaan kamu kayak gini, kamu gausah kerja ki kamu mending istirahat. Ibu maklum kok sama keadaan kamu," Ucap bu Ratna.

" Tapi kalo aku gak kerja, uang makan kami dari mana bu. Lagian kontrakan udah nunggak 2 bulan bu, gak ada uang buat bayar besok kalo tidak di bayar kami di usir bu." Ucap ku dengan lesu.

" Ya Allah terus ibu mu maksa kamu buat kerja Ki?" tanya Ibu.

" Iya bu" jawab ku dengan lemas.

" Kamu di rumah ibu aja dulu istirahat, kamu gausah kerja dulu hari ini. Kasian kamu keadaan kamu kayak gini ga mungkin buat kerja, di dapur ada makanan kamu sarapan dulu. Pasti kamu belum sarapan kan." Pinta bu Ratna prihatin, dan mengetahui kalo aku belum juga makan.

" Gak bu Kia bisa kerja kok bu, Kia ga mungkin tidur-tiduran. Nanti kami makan apa bu, sama uang kontrakan bu." Ucap ku, walaupun sebenarnya keadaan ku tidak memungkin kan untuk bekerja.

" Nanti ibu kasih untuk bayar uang kontrakan kamu, kamu istirahat aja tidak apa apa. Biar ibu pergi dulu sama pak Dandang" jawab ibu.

" Ya tuhan bu Ratna udah terlalu baik kepada ku, bagaimana cara ku untuk membalas perbuatan nya. " Ucapku dalam hati.

Akhirnya, aku masuk ke rumah bu Ratna atas perintah bu Ratna sendiri.

Scroll lagi ke bawah ya guyysss, kalau ada yang mau nge kritik silahkan ya guysss

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!