Kami pun sampai di rumah ku, aku menawarkan Riko untuk masuk, tetapi dia menolak. Katanya ia masih mau bobo siang.
" Gue pulang dulu" ucap Riko.
"Iya hati hati, makasih yah udah mau ngajak gue ke rumah lo dan mengajariku. Dan juga makanan nya enak hehehe" ucap ku.
" Iya santai, besok masih mau lgi kan?" Tanya nya dengan kalimat yang lumayan panjang.
" Iya dong biar gue lebih paham hehe."
" Yaudah gue balik dulu."
" Iya hati hati."
Setelah mobil Riko sudah tidak nampak lagi, aku pun masuk ke rumah. Dan menyapa bunda yang sedang asik memainkan hp nya.
" Assalamualaikum bunda" sapa ku.
" Walaikumsalam eh Kia, kamu udah balik siapa yang ngantar?" Tanya bunda heran karena aku sudah sampai di rumah.
" Tadi di antar sama Riko."
" Kenapa gak telfon bunda aja biar bunda jemput."
" Dia ngeyel katanya mau ngantar aku."
" Oh begitu berarti dia anak baik."
" Iya bunda, momi Riko juga baik kok sama Kia rumah mereka sangat besar bak istana. Pantas Riko bisa seganteng itu, orang momi sama dedy nya cantik dan ganteng." Jelas ku.
" Bagus dong kalau kamu di sambut baik sama momi nya Riko, oh iya awas ntar kamu suka sama Riko." Ledek bunda.
" Gak suka kok bun hehe."
" Halah ngomong nya aja gak suka, tapi kalau di hati nya jangan di tanya" ucap bunda lagi meledek ku.
" Halah bunda nih ngomong nya gitu aku malu."
" Hahaha gadis nya bunda udah bisa malu karna cowok hahah."
" Dah lah aku dari tadi di ledek aku mau ganti baju dulu."
Aku pun segera ngacir ke kamar karena sudah malu di ledek oleh bunda, wajah ku sudah sangat merah seperti tomat karena habis di ledek bunda. Aku juga heran dengan perasaan ku, apakah aku menyukai nya atau tidak tapi aku gak boleh menyukai nya dia kan teman ku. Jangan hanya karena masalah itu pertemanan kami hancur, gak kebayang dah hanya dia yang mau berteman dengan ku di sekolah.
Di saat sedang bersama Riko, sejenak aku melupakan masalah ku mau itu masalah dengan ayah Anton yang gak berperilaku baik dan juga ibu ku entah kemana perginya. Sebenarnya aku mengkhawatirkan nya bagaimana pun dia ibu ku.
"Kiii ko kamu lama di kamar" panggil bunda.
" Bentar Bun" jawab ku.
Ya aku lama di kamar hanya karena melamun, jangan heran di usia ku masih segini udah banyak melamun. Karena sewaktu dengan ibu ku hari hari ku selalu di tempah oleh masalah, sampai sekarang pun masalah itu selalu ada.
" Iya kenapa Bun?" Tanya ku.
" Kamu makan dulu."
" Masih kenyang habis makan di rumah Riko."
" Oh temenin bunda yuk belanja" ajak bunda.
" Ayok bun."
Sebelum berangkat aku memakaikan jaket terlebih dahulu, bunda mengeluarkan motor matic nya.
" Kunci kan rumah Ki."
" Iya Bun."
Kami pun pergi belanja, ku pikir kami akan berbelanja ke pasar. Ternyata tidak kami pergi ke supermarket, kata bunda kalau belanja di sini lebih higienis walaupun agak mahalan dikit kata nya bunda, aku hanya ikut ikut saja.
" Ki tolong pegangin ini sayang" ucap bunda menyodorkan kantongan plastik.
" Iya bun."
" Kamu mau beli cemilan apa."
" Terserah bunda lah yang penting yang manis hehe."
" Oh oke biar bunda ambilin."
Bunda pun memilih milih makanan untuk cemilan sewaktu belajar maupun nonton tv.
" Kayak nya belanja nya udah cukup deh, masih ada yang kurang??" Tanya bunda.
" Gak ada si bun, ini juga udah banyak banget, kok belanja nya banyak bun."
" Ya bunda biasa nya gini belanja bulanan nama nya."
" Oh gitu ya bun."
Setelah bunda selesai melakukan pembayaran, kami pun menyusun belanjaan kami di motor yang kami pakai, dan kami langsung bergegas untuk pulang karna panas matahari sudah sangat menyengat di tubuh.
" Hufttt nyampe juga" ucap bunda.
" Kalau bunda cape, biar Kia aja yang masukin belanjaan nya."
" Gak lah biar kita sama sama masukin, nanti sama sama juga istirahat nya."
Kami pun segera menyusun belanjaan kami, dan beristirahat sembari menikmati ice yang di beli kan bunda sewaktu di supermarket.
Tak terasa waktu sudah malam, kami pun beristirahat.
Pagi pun tiba seperti aktivitas kami yang biasa aku bersiap siap untuk sekolah, ayah bersiap siap ke kantor. Di sela sela sarapan kami, bunda membuka pembicaraan.
" Ki besok sama lusa bunda dengan ayah gak di rumah. Kamu gak papa di rumah?" Tanya bunda memulai pembicaraan.
" Emang bunda sama ayah mau kemana?" Tanya ku.
" Ada acara kantor ayah di luar kota, jadi bunda harus ikut karena acara penting juga." Jelas bunda.
" Aku gak papa kok bun di rumah, tapi nanti cara ku sekolah gimana? " Tanya ku.
" Nanti bunda suruh teman bunda yang nganterin kamu."
" Yaudah bun asal ada aja yang mengantar Kia, soalnya belum berani sendiri hehe."
" Iya sayang tenang aja sama bahan bahan makan udah di kulkas, terserah mau masak apa ya sayang,"
" Iya bun aku udah siap" ucap ku, sembari memasukkan bekal ku ke dalam tas.
" Yok berangkat" ucap ayah.
Kami pun segera berangkat ke sekolah, seperti biasa aku harus duduk di depan. Aku fokus dengan jalanan, sedangkan ayah me raba raba paha ku itu sudah hal biasa setiap pagi aku sudah pasrah mau bertindak juga tidak berani. Sebenarnya ada rasa senang di hati ku kalau ayah akan pergi, otomatis bukan dengan dia lagi aku berangkat ke sekolah walau hanya 2 hari.
Sesampainya aku di sekolah, sebelum turun aku di suruh mengecup pipi ayah dan ayah mengecup bibir ku. Sungguh menjijikkan sebenarnya bagi ku, tapi apa boleh buat.
" Selamat pagi Riko" ucap ku dengan semangat sesampai ku di kelas.
" Pagi" ucap nya seperti biasa, dia selalu setia membaca buku, biasa kutu buku
" Rik tau ndak?" tanya ku.
" Ga" ucap nya tanpa mengalihkan pandangan nya.
" Ih ngeselin banget ga jadi cerita ah bete" kesal ku.
" Dih ngambek, cerita" ucap nya sembari memandang ku.
" Ayah bunda besok dan lusa gak di rumah, jadi gue sendiri di rumah selama 2 hari" beritahu ku.
" Jadi?"
" Ya gue sendiri, eh jadi kan pulang sekolah kita belajar, oh iya mampus." Ucap ku memotong pembicaraan, sembari menepuk jidat ku karena melupakan sesuatu hal.
" Kenapa?" Tanya nya.
" Gue lupa ngomong sama bunda yang jemput gue ke rumah lo kalau siap belajar siapa, aduh bodoh banget sih gue." Ucap ku merutuki kebodohan ku.
" Gue yang antar."
" Ya gak enak lah, kemaren kan udah lo yang nganter. Gak mungkin lah 2 hari ke depan lo juga, nanti lo capek bobo siang nya tertunda. Udah capek ngajarin gue musti capek lagi nganterin aku, kan kasian lo." Ucap ku berkata panjang lebar.
" Ck cerewet."
" Hehe maklum biar gak kaku kaku amat biar ada komunikasi gitu."
" Iya in deh."
Seperti biasa selesai baris, kami pun melanjutkan pembelajaran kami. Walaupun masih ada murid lain yang mengatai ku bodoh aku tidak terlalu memikirkan nya lagi, karena aku juga sudah mulai bisa dan juga ada Riko yang menyemangati ku. Walaupun tidak secara langsung ia selalu punya cara lain untuk menyemangati ku, karena tingkat gengsi nya sangat tinggi tingkat dewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments