Kring.... Kring.... Kring....
Suara bel pulang sudah berbunyi, aku dan Riko berjalan berdua menuju gerbang karena di sana lah pak Nanang sopir pribadi Riko menunggu. Di sepanjang jalan banyak yang mengomentari ku karena bisa dekat dengan Riko, tapi aku tidak terlalu memikirkan nya karena sebelum nya Riko juga sudah memperingatkan ku supaya tidak terpengaruh, dengan ucapan orang orang bodoh.
" Rik kenapa lo mau temenan sama gue?" Tanya ku untuk menutupi rasa penasaran ku.
" Ya gak papa" jawab nya singkat.
" Sungguh jawaban di luar ekspektasi" cibir ku.
Aku pun menghentikan pertanyaan ku, setelah kami sampai di gerbang kami pun langsung memasuki mobil dan pergi menuju rumah Riko.
" Rik" panggil ku.
" Hmm?" jawab nya tanpa me ngalih kan pandangan nya dari ramai nya kendaraan.
" Lo nge lamunin apa si??" Tanya ku penasaran apakah anak ini punya banyak beban pikiran, tapi seperti yang ku lihat hidup nya mulus mulus saja. Gak seperti kehidupan ku, yang sangat berlika liku.
" Gak ada"
" Isss ni anak susah banget ya buat ngeluarin suara gitu." Cibir ku.
" Emang" jawab nya enteng.
" Isss gak bau tu napas lo kesal banget gue."
" Haha neng nya gak nyerah yah, buat ngajakin den Riko nya ngomong. " Ucap pak Nanang ikut nimbrung.
" Iya ni pak anak ini susah banget ngomong" ucap ku masih dengan nada kesal.
" Kasian tu den neng Kia nya, dah kesal sama den." Ucap pak Nanang kepada Riko.
" Biarin" ucap nya.
Dari pada aku tambah kesal, aku memilih diam saja dan fokus ke jalanan yang ramai. Di tengah tengah lamunan ku, tiba tiba Riko bertanya.
" Kok diam?" Ucap nya sembari memandang ku.
" Orang aku ngomong kamu kayak gak nge hargai aku, makanya lebih milih diam aja." Ucap ku dengan nada ketus.
" Dih baperan banget"
Aku pun mengabaikan nya, sesampai nya kami di rumah Riko kami langsung turun dari mobil dan memasuki rumah eh istana tersebut. Dan sudah di sambut, oleh momi nya Riko.
" Siang sayang nya Momi. " Sapa momi Riko.
" Siang mom" jawab nya.
" Eh ada si cantik" ucap Momi Riko menyadari kehadiran ku.
" Hehe iya Tante" ucap ku sambil menyalam tangan momi Riko.
" Aduh udah sopan cantik lagi," Puji momi Riko sembari menerima jabatan tangan ku.
" Yok masuk biar makan dulu baru belajar" ajak momi Riko.
Aku dan Riko pun segera duduk di meja makan, dan menikmati makanan enak.
" Twante kah ywang maswak?? " Tanya ku sembari mengunyah makanan.
" Hahah lucu banget sih kamu, habisin dulu baru ngomong" ucap momi Riko.
Aku pun segera menelan makanan yang ada di mulut ku.
" Ini semua Tante yang masak?" Tanya ku.
" Iya dong, karena tante tau kalau kamu bakalan datang kerumah. Makanya tante masak yang banyak biar kamu bisa makan puas," Ucap momi Riko. Tapi sebenarnya disini banyak para pembantu, tapi mungkin momi Riko lagi gabut makanya dia yang masak hihihi.
" Wih masakan tante enak semua aku suka" puji ku.
" Bagus lah kalau kamu suka"
Setelah makan siang kami selesai, kami pun melanjutkan tujuan awal yaitu belajar.
" Ki buka buku." Tegur Riko karena sedari tadi aku asik memandang sebuah foto berukuran besar, sepertinya itu foto keluarga Riko dengan nenek dan para keponakan nya, sangat cemara ya guys ya.
" Oh iya lupa hehe" cengir ku.
Aku pun segera membuka buku ku, dengan telaten Riko mengajari Ku. Dia ngomong aku harus bisa dan pasti bisa, tidak ada kata menyerah untuk ku kata nya,
walaupun aku kadang ngeselin tapi dia selalu sabar untuk mengajari ku.
Kami pun beristirahat sejenak.
" Rik aku jelek banget yah?" Tanya ku tiba tiba kepada Riko.
" Kenapa ngomong gitu? " Dia bertanya balik.
" Kemaren ada Anak kelas tiga yang bilang aku Jelek, bahkan katanya lebih cantikan anjing dari pada ku." Ucap ku dengan menunduk kan kepala, ya aku pernah di katain begitu dengan seorang laki laki. Sewaktu aku pergi ke kamar mandi sekolah hanya karena aku tidak sengaja menyenggol nya, karena tidak memperhatikan jalan ku.
" Siapa yang ngomong?" Tanya nya.
" Aku gak tau nama nya, dan muka nya aku gak terlalu inget."
" Lo dengar baik baik, manusia tidak ada yang sempurna pasti memiliki kekurangan." Ucap nya panjang lebar.
" Tapi Rik di dalam diri gue adanya kekurangan semua, kelebihan nya gak ada gitu" keluh ku.
" Kenapa ngomong gitu?" Tanya nya.
" Ya memang kenyataan nya begitu, gue juga gak mau begini di usia segini gue udah di hadapi masalah secara bertubi tubi. Sedari gue kecil sampai sekarang selalu ada yang nama nya masalah, bahkan nge jalani hari hari saja gak tenang. Kadang gue capek gak tahan nge hadapi nya, gue juga manusia yang bisa menyerah kenapa hidup gue apes banget yah?" Curhat ku.
" Lo gak boleh ngomong gitu, gue udah ingetin jangan hanya karena omongan orang lo kalah. Bukan omongan mereka yang nentuin jalan lo jadi lo fokus ke tujuan lo sendiri, kalau masalah fisik gak buruk buruk amat kok, gw salut sama attitude lo yang baik. Bukan fisik yang orang lihat, tapi attitude lo yang bagus." Ucap nya panjang lebar menenangkan ku.
"Ternyata lo bisa juga ngomong panjang Rik, makasih selalu nge support gue hanya sama lo aja gue bisa kelihatan lemah. Kalau sama bunda atau siapapun gue harus bisa kelihatan baik baik saja." Ucap ku.
" Iya gak papa lagian gue suka kalau lo terbuka sama gue, karena bagaimana pun manusia punya titik terendah nya masing masing."
" Hufttttt" aku membuang nafas dengan kasar.
" Akhiri kesedihan lo disini, kalau mau nangis gw siap jadi sandaran lo"
" Hua lo baik banget Ko." Aku pun menangis sesenggukan di bahu nya aku memeluk Riko, Riko pun tidak menolak bahkan ia mengusap usap punggung ku.
Setelah hati ku sudah mulai tenang, aku membersihkan tisu yang berserakan.
" Makasih yah udah dengerin curhatan gue , gue juga udah mulai lega" ucap ku.
" Iya gak papa"
Aku pun memandangi sosok Riko si kulkas, kalau dari luar dia kelihatan tidak perduli terhadap sekitar tapi kenyataan nya dia baik. Masih punya hati nurani, dan selalu memiliki kata kata yang bisa menyemangati seseorang.
" Gue harap lo gak pergi lagi dari hidup gue Rik, gue udah terlanjur nyaman temenan sama lo. Hanya lo yang bisa menerima gue apa adanya, bahkan memperbaiki setiap kekurangan gue"
" Iya Ki, tapi gw gak janji bakal tetap stay ada di dekat lo" ucap nya.
" Kenapa?" Tanya ku.
" Mungkin nanti setelah gue SMP gak disini lagi sekolah"
" Terus dimana dong?"
" Luar negeri mungkin"
" Huaaa ikut gue gak bisa jauh dari lo"
" Hadeh" ucap Riko sambil menepuk jidat nya.
Jam sudah menunjukkan pukul empat sore, aku pun meminta untuk di antar kan pulang oleh Riko.
" Rik anterin gue pulang dong" ucap ku.
" Ayok"
" Tante aku pulang dulu ya" pamit ku.
" Tapi bunda kamu gak di rumah, dari pada kamu sendirian mending di rumah tante dulu." Tawar momi Riko.
" Bunda masih di rumah besok baru berangkat tan" jelas ku.
" Yasudah kamu hati hati ya, kalau ada apa apa telfon Riko." Ucap momi Riko sepertinya mengkhawatirkan ku.
Kami pun melanjutkan perjalan menuju rumah ku, sepanjang perjalanan aku hanya melamun saja memikir kan kejadian tadi sewaktu aku memeluk Riko. Rasa ku sangat nyaman dan dekat jantung ku tidak karuan, apakah aku sunguh sunguh menyukai nya?? tapi dia teman dekat ku ? apa yang harus ku lakukan ??.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments