" Ibu pergi dulu ya Kia, kamu jaga adik kamu awas kalo gak kamu kasih makan.Habis kamu!" Ucap ibu padaku sambil memerintah.
" Ibu.. jangan pergi bu hiks, Aku gak bisa jauh dari ibu. Nanti siapa yang jagain Putri, siapa yang kasih makan Putri,"Tangis Putri pada ibu.
" Sayang, ibu gak lama kok. Nanti ibu bakal balik besok pagi, ibu mau bayar hutang ibu dulu. Nanti kalo gak, ibu di lukai sama om om itu ya sayang? kan ada kaka Kia yang jagain kamu nantinya sebelum ibu pulang," Ucap ibu seraya mengusap kepala Putri dan mencium pipinya sebelum ibu pergi.
"Yae lahh, banyak drama banget si, cepat sedikit napa Dania. Saya gak punya banyak waktu," Ucap om om yang menagih hutang ibu ku.
"I-iyaa bang, ibu pergi dulu ya. Jagain adik mu Ki awas kamu kalo dia kenapa-napa," Ucap ibu menatap ku dengan tatapan tajam.
Kami pun melanjutkan tidur kami yang sempat tertunda. Aku pun memejamkan mata ku untuk tidur.
"Hiks Hiks. ibu ibu" Samar- samar ku dengar suara tangis, ternyata itu suara tangis Putri yang memanggil manggil ibu ku. Mungkin karena ini kali pertama ia di tinggal oleh ibu.
" Putri kamu kenapa nangis?" Tanya ku pada adik ku.
" Ibu..kak, aku ga bisa tidur kalo ibu gak ada."Ucap nya sontak, aku pun terkejut dengan ucapannya yang memanggilku dengan sebutan kakak.
" Kan ada kakak yang nemenin Putri, Putri gak boleh nangis. Besok pagi ibu kan balik lagi ke sini" ucap ku sambil menenangkan walaupun aku belum tahu kapan ibu ku balik.
" Kakak aku tidur bareng kakak aja, aku ga berani sendirian di kamar ka." Ucap Putri padaku.
" yaudah kamu tidur sama kakak aja" ucap ku.
Membutuhkan waktu, untuk Putri bisa tidur.
Jam menunjuk kan pukul lima pagi, aku pun terduduk dan menuju ke dapur untuk memasak sarapan untuk adik ku, dan aku akan segera pergi bekerja.
Setelah aku selesai memasak, aku mendapati adikku masih tidur dengan nyenyak. Sebenarnya aku tidak tega untuk membangunkannya, tapi tidak mungkin juga aku pergi bekerja tanpa mengabari nya terlebih dahulu, aku pun memilih membangunkan nya biarlah nanti ia melanjutkan tidur nya setelah aku pergi.
"Putri" ucapku seraya menggoyangkan badan nya.
" Susah bangat di bangunkan" gerutu ku.
Humphtt"ada apa kakak??" Tanya Putri padaku.
"Akhirnya bangun juga, oiya dek kakak mau kerja dulu ya kamu di rumah, di meja udah ada sarapan. Nanti ibu kayak nya pulang, kalo ada yang ngetuk pintu kamu lihat dulu dari lobang yang ada di pintu, kalau kamu tidak mengenal nya jangan di buka ya dik." Ucap ku memerintah Putri.
" Kakak aku gak mau di tinggal sendiri di rumah aku takutttt" keluh Putri padaku.
" ya trus gimana kakak harus pergi kerja kalo kakak ga pergi, kita ga akan makan nanti dik. Gak mungkin juga aku membawa mu kesana. " Ucap ku kepada Putri, sembari memberi pengertian kepadanya. Sebenarnya aku juga berberat hati untuk meninggalkan nya sendirian di rumah, tapi apa boleh buat aku harus pergi bekerja untuk kami bisa makan.
" Yasudah kakak jangan lama pulang aku takut ka," Ucap Putri padaku, ia pun membolehkan ku untuk pergi bekerja.
" Oke kakak pergi dulu ya, itu ada makan untuk sarapan mu," Ucapku pada Putri.
Aku pun segera pergi ke rumah bu Ratna,untuk pergi bekerja. Rumah bu Ratna tidak jauh dari kontrakan kami, hanya membutuhkan waktu 2 menit jalan kaki aku sembari bernyanyi menuju rumah bu Ratna, sampai ku di rumah bu Ratna.
" Wah bu Ratna udah siap?" aku bertanya karena melihat bu Ratna sudah duduk di teras rumah, dan sudah rapi dengan pakaian nya.
" Udah ni Ki, kamu kok tumben lama datang nya" tanya bu Ratna lagi pada ku.
" Oh iya bu, tadi adik ku susah bangun kebetulan ibu ku ga di rumah. Aku izin dulu takutnya dia nangis nyariin," Jawab ku.
" Eh emang ibu mu kemana Ki??" Tanya bu ratna lagi pada ku.
"Semalam ada om om datang ke rumah mau nagih hutang ibu, tapi ibu gak ada uang untuk bayar hutang. Jadi ibu ngikut om om itu," Jawab ku kepada bu Ratna.
" Lah, kenapa jadi ngikut om om nya ya?" Tanya bu Ratna bingung.
" Aku pun tidak tahu bu" jawab ku, karena memang aku tidak tahu kenapa ibu ku dibawa dan apa maksud dari ucapan nya.
" Yasudah lah kita pergi yok" ajak bu Ratna.
Kami pun akhirnya pergi untuk jualan ke pasar.
" Hufttttt cape juga ya kerja seharian, tapi tidak apa- apa lumayan masih punya pekerjaan buat makan sehari-hari. Dari pada tidak punya pekerjaan mau makan apa coba" ucap ku dalam hati, sebagai tanda menghilangkan rasa cape dan menyemangati diri ku.
" Kia kamu pulang duluan saja dengan pak Dandang ya, ibu masih ada urusan sebentar kesana. Ini upah mu hari ini ya nak," Ucap bu Ratna padaku. Oh iya Pak Dandang adalah supir untuk mengangkat barang jualan.
" Oh iya bu, makasih ya bu, Kia pamit duluan yah. Assalamualaikum bu," Ucapku kepada bu Ratna, dan menerima hasil upah jerih payah ku seharian.
Sesampai nya kami di rumah bu Ratna, aku langsung berpamitan pulang kepada pak Dandang dan menuju rumah. Kulihat pintu rumah tertutup.
" Lah tumben pintu nya tertutup apa ibu belum pulang ya, sebelum- sebelum nya ibu udah nungguin aku di teras rumah, dan meminta semua gaji ku," Monolog ku tetapi aku langsung mengetuk pintu.
Tok Tok Tok...
" Putri, buka pintunya ini kakak dik," Ucap ku sambil mengetuk pintu.
Pintu pun terbuka kulihat mata putri sembab.
" Mata kamu kenapa Putri?? kok sembab gitu," Tanya ku dan merasa khawatir, karna keadaan Putri yang pastinya baru menangis.
" Huuuua kakak ibu belum pulang ibu kemana, aku kangen ibu" tangis Putri.
" Eh itu ibu, ibuuuu" teriak Putri dan menunjuk ke arah belakang ku.
" Putri sayang ibu udah pulang, eh kamu kenapa nangis sayangg?." Tanya ibu dan matanya langsung menatap ke arah ku.
" Itu pasti ulah mu kan!!" Tuduh ibu dan menatap ku, tatapan nya seperti ingin menyantap ku hidup-hidup.
Plak plakk
Tampar ibu di pipiku, dan menjambak rambut ku dengan kuat.
" Ibu lepas bu itu bukan aku, aku baru pulang kerja." Jawab ku, dan berusaha melepas tangan ibu dari kepala. Rasanya rambut ku ingin lepas dari kulit kepala ku, karena sakitnya jambakan ibu ku.
" Alasan aja kamu, kamu tau nya nyusahin aja. Mat*i saja kamu anak tidak tahu diri." Ucap ibu mengumpati ku.
Aku pun tidak berani menjawab umpatan dari ibu, kalo aku menjawab bukan nya pembelaan yang ku dapat yang ada bisa mati aku.
Apakah nasib kalian sama dengan ku? atau hanya aku saja yang bernasib seperti ini?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Yuli Pujiastuti SPdSD
Sama, nasib saya sama dengan Author..
2024-03-06
0
Martupa Lumbantoruan
lanjut Thor
2024-02-21
0
Melanie
Thor, masih ingat sama penggemar yang gak sabar nungguin kelanjutan ceritanya?
2024-02-02
0