Putri Sandra Dan Mafia Kejam
Dua orang gadis cantik bersahabat sejak mereka sekolah dasar dan kini mereka berdua lulus sekolah menengah atas bersama teman-temannya, ke dua gadis itu bernama Clara dan Ririn.
"Cla kamu rencana mau lulus mau kemana?" Tanya Ririn sambil menatap ke arah sahabatnya.
"Aku ikut orang tuaku dan rencananya kami pergi ke luar kota sekalian Aku kuliah di sana." Jawab Clara menjelaskan.
"Wah enak donk, Aku tinggal di desa dan dijodohkan oleh orang tuaku." Keluh Ririn dengan wajah cemberut.
"Sabar ya. Semoga saja pernikahanmu bahagia dan langgeng." Ucap Clara dengan nada tulus.
"Padahal Aku juga ingin kuliah tapi sayang orang tuaku sangat miskin." Keluh Ririn yang tidak memperdulikan ucapan sahabatnya.
"Bagaimana jika kamu sudah menikah, minta suamimu membayarkan kuliah." Usul Clara yang bingung mau mengatakan apa karena dirinya tahu sifat sahabatnya yang sering mengeluh.
Tidak semua orang mau berteman dengan Ririn karena sering mengeluh hanya Clara lah yang mau berteman dengannya tanpa tahu kalau pada akhirnya sahabatlah yang akan menghancurkan kehidupannya dan juga anaknya di masa depan.
"Semoga saja mau. Oh ya kapan berangkat?" Tanya Ririn mengalihkan pembicaraan.
"Besok pagi kami sekeluarga berangkat ke kota ." jawab Clara.
"Apa??? Kenapa mendadak?" Tanya Ririn dengan wajah kesal.
"Maaf, Ayahku di suruh pindah ke kantor pusat karena salah satu pegawai yang di pusat ada yang pensiun jadi ayahku di suruh menggantikannya. Aku saja di kasih tahu tadi pagi sama ibuku." Jawab Clara tidak enak hati.
"Ya sudahlah, Aku mau pulang saja." Ucap Ririn dengan wajah di tekuk.
'Si*l, kenapa Clara selalu beruntung? Pintar dan cantik di tambah kaya. Dunia tidak adil padaku.' Sambung Ririn dalam hati.
"Maaf ya Rin, Aku juga mau pulang mau beresin barang-barangku." Ucap Clara merasa bersalah padahal Clara sama sekali tidak merasa salah.
Ririn hanya diam tapi dalam hatinya mengeluarkan sumpah serapah pada Clara karena hatinya dipenuhi rasa iri hati karena Clara hidup bahagia sedangkan dirinya tidak. Tidak berapa lama mobil jemputan Clara datang.
"Rin, maaf Aku tidak bisa mengantar kamu pulang karena Aku di suruh orang tuaku di suruh pulang cepat. Sekali lagi maaf ya." Ucap Clara sambil berlari ke arah mobil jemputan.
"Huh... Nyebelin banget jadi orang selalu beruntung sebel... sebel..." Ucap Ririn dengan wajah kesal.
Besok paginya orang tua Clara dan Clara beserta sopir pribadinya berangkat ke luar kota. Ririn yang mempunyai rasa iri hati tidak datang untuk mengucapkan salam perpisahan.
Empat Tahun Kemudian
Clara kini sudah lulus kuliah di usianya yang ke dua puluh tahun. Clara bekerja sebagai sekretaris di perusahaan di mana ayahnya bekerja.
Hanya dalam waktu dua bulan Clara bisa menguasai pekerjaan maklum Clara sangat pintar. Hingga banyak teman kerjanya menyukai Clara tapi tidak membuat Clara menjadi sombong malah mengajari ke teman - temannya.
Hingga pemilik perusahaan di mana Clara bekerja pensiun dan digantikan oleh putranya. Putranya yang bodoh dan malas untuk kerja terpaksa bekerja dikarenakan ke dua orang tuanya mengancam jika tidak bekerja maka segala fasilitas di cabut semuanya.
Pria itu bernama Redi, Redi yang awalnya kesal bekerja menjadi semangat karena sekretaris ayahnya sangat cantik dan pintar. Redi yang playboy berusaha mendekati Clara dengan segala jurus rayuan hingga akhirnya Clara menerima Redi sebagai kekasihnya.
"Sayang, apakah kamu mencintaiku?" Tanya Redi sambil memeluk Clara dari arah samping di apartemen pribadinya ketika mereka selesai pulang bekerja.
Sejak mereka resmi menjadi pasangan kekasih setiap pulang kerja mereka menghabiskan waktu dua jam setelah itu Redi mengantar pulang Clara.
Mereka hanya melakukan ciuman dan berpelukan tidak pernah lebih dari itu. Hal itu dikarenakan Clara tidak ingin memberikan harta berharganya sebelum dirinya resmi menikah.
"Tentu saja sayang, Uku sangat mencintaimu." Ucap Clara.
"Tapi sayang, kok Aku tidak percaya." Ucap Redi dengan wajah pura - pura cemberut.
"Bagaimana caranya agar kamu percaya?" Tanya Clara sambil menatap wajah tampan kekasihnya.
"Apapun yang Aku minta maka sayangku harus melakukan apapun itu." Jawab Redi.
"Ya apapun yang kamu pinta maka Aku bersedia melakukannya kecuali satu dan kamu tahu itu karena Aku ingin memberikannya setelah kita resmi menikah." Ucap Clara menjelaskan.
"Baiklah. Sebelum Aku mengatakannya maka Aku akan ambil minuman dulu." Ucap Redi sambil tersenyum menyeringai tanpa sepengetahuan Clara.
"Biar Aku saja." Ucap Clara.
"Kapan-kapan saja baru kamu. Tapi sekarang ini biar Aku saja yang mengambil minuman." Ucap Redi beralasan.
Redi berdiri dan meninggalkan Clara dan tidak berapa lama Redi membawa dua gelas dan tanpa curiga sedikitpun Clara meminumnya hingga habis tanpa sisa sedikitpun.
Sedangkan Redi hanya memandangi Clara dengan senyuman mesumnya terlebih Clara meminumnya hingga habis hingga gelasnya kosong.
Selesai minum merekapun mengobrol kembali hingga tidak berapa lama Clara merasakan tubuhnya panas.
Redi yang sudah tahu langsung menggendong tubuh Clara ala bridal style menuju ke arah kamarnya dan merekapun melakukan hubungan suami istri.
brak
Pintu kamar Redi tiba-tiba di dobrak oleh sepasang suami istri kemudian menatap tajam ke arah Redi. Redi dan Clara yang tidak memakai pakaian sehelai benangpun langsung menutupi tubuh polosnya dengan menggunakan selimut.
Bersamaan mereka melepaskan pelukan mereka masing-masing. Clara sangat malu dan merasa amat bersalah dengan mantan bosnya yang sangat baik pada keluarganya terlebih ke dirinya.
"Mommy, Daddy." Panggil Redi dengan wajah terkejut.
"Kalian berpakaian setelah itu kami tunggu di ruang keluarga." Ucap Ayahnya Redi dengan nada dingin.
"Baik, Dad." Jawab Redi dan Clara dengan serempak dan patuh.
Sepasang suami istri itupun keluar dari kamar anaknya sambil memijat keningnya yang sangat pusing dengan sikap putranya yang super playboy.
Lima belas menit kemudian Clara dan Redi sudah selesai memakai pakaian masing - masing.
Clara sangat takut kalau kedua orang tuanya Redi sekaligus mantan bosnya marah dan tidak setuju dengan hubungan mereka.
Namun berbeda dengan Redi yang bersikap biasa saja karena orang tuanya sudah tahu tentang kelakuan bejatnya.
"Duduk!" Perintah Ayahnya Redi dengan nada masih dingin dan wajahnya yang datar.
Redi dan Clara dengan patuh duduk dan berhadapan dengan ke dua orang tua Redi.
"Kalian akan kami nikahkan." Ucap Ibunya Redi tanpa basa basi.
"Apa?? Tidak mau Mom, Aku masih ingin bebas dan bersenang-senang dengan teman-temanku. Wanita ini sekaligus sekretarisku lebih baik kasih saja uang saja Dad, Mom seperti biasanya." Ucap Redi dengan nada santai tanpa ada perasaan empati sedikitpun.
Clara memandang Redi seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Redi barusan. Dirinya sangat kecewa pria yang menjadi kekasihnya tega mengatakan hal itu padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Diana Sofianty
pergi ke jok ja
2024-06-04
0
Arsyila Syafika Almeera
/Plusone/
2024-06-04
0
Agis
bagus kak.
2024-03-04
0