Ampun Pak Dosen
Prolog..
"Apah! Cerai?"
"Ya.. cerai, kita akan cerai diam-diam?"
Zevan menatap lekat wajah cantik gadis remaja yang baru saja di nikahinya tadi. Pria itu sepertinya sangat menyesal. Tentu saja bukan pernikahan seperti ini yang dia harapkan
Zevan mendamba wanita dewasa seperti seseorang yang sampai detik ini masih betah bertengger di hatinya setelah sekian lama.
Wanita cantik itu seumuran dengannya, bisa bayangin gimana meleyot nya body wanita itu?
"O."
Gadis cantik bermanik mata biru itu hanya bisa ber"o" ria. Dia nggak kaget jika pria ini memang tak berniat untuk benar-benar menikahinya, tapi ada sedikit nyeri di sudut hatinya. Pria itu masih mencoba ingin meyakinkan Nata lagi tentang perasaannya.
"Hey, saya nggak cinta kamu begitu juga sebaliknya, jadi jangan buang-buang waktumu untuk tua bangka seperti saya!"
Gadis elok itu pun tersenyum miring. Natasha membuang muka, sekilas menatap wajah sang dosen yang terduduk di atas tempat tidurnya.
Nata menjauhinya, berjalan ke arah meja rias dan mengambil satu persatu hiasan rambut yang terpasang di kepalanya tadi.
"Apa bapak yakin akan menceraikan saya?" Nata berkata sambil membelakangi pria menjengkelkan itu.
Ia lalu mengurai rambut panjangnya dan menyisirnya perlahan. Zevan bereaksi dengan mengerutkan keningnya. "Kenapa saya harus ragu?"
Pria itu terkekeh seolah-olah mengejek gadis itu sambil menggeleng. "Kenapa aku harus galau dan bimbang, bocil ini lama lama bikin aku geregetan, aku bukan pedofil, yang suka daun muda seperti kamu!" Sanggahnya dalam hati.
Putus nyambung itu suatu hal yang biasa dalam hidup Zevan. Apa lagi hubungan atas dasar 'one night stand.'
Ada puluhan mungkin bahkan ratusan, hubungan singkat yang pria itu sudah jalani selama ini, so untuk cerai dari Nata itu bukanlah masalah besar, sampai-sampai bisa membuat Zev galau? Hah yang benar saja?
"Saya sayang sama mama dan papa bapak seperti orang tua saya sendiri, begitu pula sebaliknya, saya nggak mau mereka sampai masuk rumah sakit lagi, kalau bapak ceraiin saya."
"Kalau orang tua saya itu urusan saya. Mereka pasti mau mengerti. Ya sudah kita cerai ya?"
Seenaknya Zev memberikan solusi. Seperti sedang mengobrol dengan bocah yang mudah di kelabuhi. Ah diberi permen saja, beres dah!
"Saya tetap nggak mau cerai pak, begini saja, bapak bebas memiliki hubungan dengan wanita mana pun di luar pernikahan ini, tapi bapak juga jangan melarang saya untuk berhubungan juga dengan lelaki lain? Apa bapak mengerti?" Tantang si cantik sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Zev lalu mencolekkan ujung hidung mancungnya ke hidung pria itu
Sontak tubuh Zev berdesir menghangat. "Belajar nakal dari mana nih si bocil?" Selorohnya dalam hati.
Gadis belia itu dengan mudahnya menjelaskan bahwa dirinya mengijinkan Zev untuk selingkuh tapi jangan main larang-larang kalau sampai suatu hari nanti pria itu melihat Nata dekat dengan laki-laki lain.
Zev, memberangus, wajahnya merah, mirip red bull. Dikiranya Nata hanya bisa diam dan menurut. Jangan lupa gadis ini juga punya modal untuk memiliki banyak fans seperti yang sering Zev lakukan
Dalam hati Nata geram. "Ugh! pengen gue tampol pake kentut nih orang, dasar tua bangka nyebelin!"
"Do i make my self clear sir?"
(Apa semua jelas pak?)
Zevan pun membisu tak bisa berkata-kata. Tenggorokannya tercekat. pria itu tak menyangka jika gadis ini bisa membalik perkataannya dengan mudah.
"Jadi gadis ini menantangku? Bukannya takdir seorang istri itu kan, harus berbakti pada suami? Lantas ini apa, kenapa si bocil ini malah bertingkah?" Tanya Zev dalam hati sampai keningnya mengerut.
Nata pun mengemas satu persatu pakaiannya yang tadi sudah di bawa masuk ke dalam kamar Zev untuk pencitraan keluarganya. Zev bereaksi dan berdiri mendekati Nata yang tampak sibuk. "Mau kemana kamu?" Tanya Zev dengan mencekal lengan Nata.
Mau kemana gadis ini malam-malam begini? Sedangkan orang tuanya pasti bertanya kenapa Nata pergi meninggalkannya setelah keduanya baru saja mengikat janji suci.
"Kenapa? Tuh kan belum juga cerai, bapak sudah nggak mau jauh dari saya gini?"
Bagai keruntuhan durian montong belum tuntas perjanjian keduanya tadi, tapi pria ini malah tak mau jika Nata meninggalkannya secepat ini.
Nata pun tak tahan menggodanya. Namun tentu menaklukan pria Casanova seperti Zev bukanlah perkara mudah. Walau Nata sangat tahu ini mustahil. Matanya sampai berkaca-kaca, berkata pada diri sendiri "Sha kamu pasti bisa membuatnya takluk padamu!"
Prolog End..
***
Obrolan santai Balwin dan Reta saat menonton tv pagi setelah keduanya subuh~an berjamaah.
"Pah, kamu tahu nggak penyanyi Julio Iglesias. Yang aku fans berat itu.. dia mau ngadain konser lagi di Jakarta Lo." Seru Reta antusias. Penyanyi Amerika latin itu adalah penyanyi favorit Reta saat keduanya masih memiliki satu putra yaitu Varell Santino.
"Iya aku juga udah ngecek jadwalnya.. Mam, kalo nyebut Julio itu "Hulio" huruf J nya di ganti H. Jangan kampungan gitu, ah.. Mamah..." Cetus Balwin tanpa melihat raut wajah Reta yang sudah panas dingin dibuatnya.
"O.. gitu ya...?" Reta kemudian mencari cara untuk membalas suaminya.
"Iya.. deh pah.. emang kapan sih konsernya?" Tanya Reta sambil mancing. Reta masih gemas melihat Balwin ngobrol dengannya tanpa meliriknya sama sekali. Matanya selalu tertuju pada gadis-gadis muda yang berlenggak-lenggok di TV.
"Bentaran lagi harusnya Januari ini kok. Coba mama bantu liat."
Reta pun mencoba mencari berita konser penyanyi itu via Mbah Gogo dengan cepat.
"Papah itu kudet, emang tadinya Hanuari, tapi sudah diundur ke Huni kalo nggak Huli dasar kampungan!"
Reta pun melipir. Wanita cantik di masa tuanya itu merasa puas setelah membalas telak sang suami. Balwin pun tak bersuara bibirnya masih menggigit keripik singkong tanpa mengunyahnya setelah bulan berhuruf 'J' seketika berganti jadi 'H'
Nata yang mendengar obrolan ngocol keduanya itu, jadi ikutan terkekeh.
"Assalamualaikum, Oma, opa, seru banget sih?" Salam sapa Nata di pagi itu dengan cepat sungkem ke Balwin dan Reta yang kini sudah berpisah duduk.
"Waalaikumsalam nak." Jawab Balwin sambil mengusap puncak kepala gadis cantik itu.
"Udah jam berapa sayang? Calon cucu menantu Oma nggak kuliah?" Sambut Reta riang, saat Nata masuk membawa sekantung tas plastik besar berisi baju branded milik keluarga itu.
Nata dengan sopan meraih tangan kanan Reta lalu diciumnya dengan lembut. "Tanggung Oma, ada kuliah nanti, masih ham 11 kok." Nata ikutan mengganti huruf J menjadi H.
Balwin dan Reta yang bersitegang tadi pun terkekeh berjamaah.
To be continued..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
◌⑅⃝(꜆˘͈Chy˘͈꜀)⑅⃝◌
kikuk dorr nongol thor
2024-02-20
1
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
hai kakak 😄 aku mampir nih, nyimak dulu ya
2024-02-07
1
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
memang istri harus taat sama suami, tapi kalau suaminya seperti itu harus introspeksi diri
2024-02-05
2