Gadis itu pun meremas gunung es Zev yang terlihat menyembul dibalik celana boxernya. "Aduh di remas lagi, sabar ya Nu?"
Zev sampai menyentil tangan Nata. "Jangan suka hukum saya seperti di kelas pak, kali ini aja, tolong puaskan saya?"
Yah gimana dong nu, udah ga kuat kan lu?
Nata seharusnya gak perlu memohon agar Zev memuaskannya. Pada dasarnya si 'anu' sudah murahan dari Sononya.
Tanpa ragu lagi Zev lalu menuntaskan setengah hasil kerja Gavin tadi.
"Paaaaaaaaak!"
Teriakan Nata sampai memekik. Sepuluh jari lentik Nata mencakar punggung Zev hingga berdarah.
"Ugh! Nggak akan sakit setelah ini, saya janji."
Lenguhan Zev memburu. Kenapa rasanya bisa senikmat ini? Apa gadis ini perawan? Tapi kenapa dia ada di club' malam itu? Shit! Apa yang sudah kulakukan?
Terlanjur basah, nyemplung sekalian ya Zev.
"F*ck! Nikmatnya." Pekik Zevan saat si anu sudah di asah maju mundur di inti Nata, si perawan yang masih keset, seret. Gadis itu sampai menangis saking sakitnya.
Zev tak tahan melihat linangan air mata Nata lalu bercengkrama dengan bibir masing-masing.
"Kamu suka?" Tanya Zev lagi, pria itu tidak ingin menikmati sendiri hawa surgawi dari tubuh gadis itu.
Nata pun mengangguk membuat Zev tersenyum bangga. Zev tak mau merasakan kesenangan sepihak saja.
Pemuas nafsu wanita ini bagai mendapat predikat terhormat setelah membuat Nata hanyut dalam buaiannya.
"Keringat keduanya sampai menempel di sprei putih kamar tamu Zev itu tanpa sadar membuat keduanya semakin mengguncang ranjang kayu jati hingga berderit.
Setelah bergelut selama 3 jam lamanya. Kedua insan yang sama-sama dirasuki obat jahanam itu pun mencapai puncak bersama-sama saling tidur berpelukan satu sama lain layaknya suami istri yang tak mau dipisahkan setelah mendapatkan kemenangan beruntun.
Keesokan harinya..
Bi Marni masuk apartemen mewah itu dengan bersiul. "Buset dah, kancut cewek lagi?"
Begitulah keadaan apartemen Zev tiap hari, selalu saja ada yang tertinggal di lantai, tapi bukan lantai 2 kamar Zevan kali ini, melainkan tepat di depan pintu kamar lantai 1.
"Yah ini baru kancut normal ,malah gambar ipin-upin."
Celana dalam yang dipakai Nata selalu motif kartun. Maklumlah mana bisa orang tua Nata membelikannya celana dalam branded seperti yang dimiliki teman tidur Zevan yang lain.
Sementara itu, dua orang yang sudah terbebas dari obat jahanam masing-masing itu pun akhirnya sadar.
"Apa yang kau lakukan dikamarku?" Tanya Zevan sambil mengerjap-kerjapkan matanya.
Nata bereaksi sambil membuka selimut lalu merasakan sakit di intinya. "Dasar brengsek! Bapak sudah melecehkan saya.."
"Hey, haram bagiku menyentuh muridku sendiri, lagipula bukan kamu wanita yang kutiduri semalam?" Serunya bangga, lalu menutup bibirnya karena rasanya ada yang salah dengan ucapannya.
"Diaaaaaam!" Suara bariton Balwin menggema ke dalam ruangan berukuran 6x6 meter persegi itu hingga membuat kedua anak manusia itu membelalakkan matanya.
"Kalian berdua siap-siap karena pak penghulu sudah datang!" seru Reta dengan senyum di bibirnya. Baik Reta maupun Balwin lega, keduanya bersyukur si pasangan tidur anaknya bukan makhluk jadi-jadian dari club' malam atau wanita yang tak jelas asal-usulnya lagi.
"APAAAH!" Sentak Zev dan Nata kompak.
Bagai kejatuhan atap kamarnya. Detak jantung keduanya memburu. Apa yang harus Nata lakukan? Haruskah Nata lari saja?
Sedangkan Zevan..
Apa-apaan orang tuanya, tiba-tiba manggil penghulu? Memang siapa yang harus mempertanggungjawabkan apa?
Bagi Zevan tidur dengan wanita adalah bukan sesuatu yang harus di pertanggungjawabkan!
Catat itu!
"Pah kita pergi dulu dari kamar ini!" Seru Reta sambil menarik lengan suaminya.
Balwin masih acting marah dan shock lalu membanting pintu kamar itu keras-keras.
"Alhamdulillah."
"Yah rupanya Allah masih melindungi kita mah."
Kedua orang tua tampan dan cantik itu tak henti-hentinya bersyukur. Pas sekali jebakan Batman untuk Zev.
Doa Reta dan Balwin agar di berikan mantu yang cantik, Sholehah, rupanya akan segera terlaksana.
Sangat sederhana, bukan dari keluarga berada, lalu sopan pada Reta dan Balwin itu sudah cukup.
"Papah kenapa tadi bilang ada penghulu? Hanif dan Atikah belum di kasih tahu." Bisik reta pada pria tua tampan itu.
"Aduuhh mah, itu biar diurusin ama si bajigur itu benar-benar dah! Dia harus ketemu orang tua Nata hari ini juga!"
Keduanya begitu cemas tapi sedikit senang walau mendapat mantu dadakan tidak dengan cara 'normal'
Zevan dan Nata pun keluar bersama setelah pria itu mengerang sambil mengusap darah segar menempel di spreinya.
Pantas saja rasa lapis legit himpitan milik Nata yang mungkin tak akan mudah terlupa seperti yang sudah-sudah. Bahkan perjakanya pun diambil oleh sang mantan yang sudah tak perawan sedari awal.
"Mah pah, aku bisa jelasin ini semua buk.."
"Apa bapak masih pura-pura lupa?"
"Kamu ini, saya nggak pura-pura lupa saya juga ingat semua, mah pah di mana penghulunya?"
Zevan dan Nata kembali memakai kostum semalam. Zevan merasakan sedikit panik dalam dirinya. ditengoknya ke kanan dan kiri, kondisi penthousenya tampak lengang-lengang saja.
Hanya terlihat Marni yang menunduk sambil sesekali mencuri pandang seraya tersipu malu dan membungkuk.
Balwin dan Reta malah memperhatikan keduanya yang adu mulut.
Reta melihat ada yang berbeda dari gadis cantik bawel dan cempreng, kini menjelma menjadi wanita dewasa dengan memakai dress sexy memperlihatkan bentuk tubuhnya yang menawan. 'Pantas saja si borokokok langsung nyeruduk' batin Reta.
"Oma, opa maafkan Nata.. Nata.."
Gadis malang itu langsung bersimpuh di kaki Balwin dan Reta seperti bersujud. Bulir bening air mata pun jatuh membasahi pipi mulusnya.
Rambutnya yang masih basah setelah keramas membuat wajahnya makin bersemu memerah.
Gadis ini kebule-bulean tampak sangat kelihatan sekarang, begitu cantik, apalagi manik mata itu biru, jarang sekali ditemui Reta dan Balwin di negeri ini.
"Duduklah diatas nak." Ucap Balwin dengan menepuk permukaan sofa.
"Ayo sayang duduk diatas sofa bersama kami, kemarilah, biarkan mama memelukmu." Sahut Reta dengan menyambut Nata untuk duduk ditengah-tengah keduanya dan membantu mengusap air mata di pipi kemerahan gadis cantik itu.
"Ma.. mamah?" Tanya Nata menyakinkan.
"Sial! Apa-apaan ini?" Ucap si Bajigur melengos dan mengusap wajahnya kasar. Pria tampan itu malah terkekeh kedua orang tuanya yang menyambut gadis cantik itu untuk di peristri olehnya, sambil menggeleng.
Reta mengangguk begitu juga Balwin tanpa peduli dengan celoteh Zevan.
"Panggil kami Mama dan papa mulai sekarang ya?"
Walau dalam hati ingin sekali menghajar pemilik si 'anu' murahan itu dengan membabi buta, Balwin masih ingin menahannya sekarang.
Balwin dan Reta tidak mau jika image orang tua penyabar berubah menjadi orang tua bengis di depan Nata.
Air mata Nata semakin deras turun tak bisa di tahan lagi. Reta lantas memeluknya erat. Tangan kanan Balwin pun di usapkan ke puncak kepala Nata.
To be continued..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
◌⑅⃝(꜆˘͈Chy˘͈꜀)⑅⃝◌
Mampos loe bandot tua gk bakal bisa celap celup lg loe
2024-02-20
0
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
helloooo apakah hanya saya yang merasa ini lucu 🤣🤣🤣 bapak sama emaknya bersyukur anaknya kejebak ama bidadari, lah si bidadari yang syok dan kaget dan sedih juga karna bernasib sial dapet jodoh playboy udah tua juga emang ganteng sihh tapi kan tetep sial, tapi aku ikutan senang jadinya 😆😆😆🤭🤭
2024-02-07
1