Beberapa waktu yang lalu..
"Nyet, tolong lo cari tau ke Tante Lo, gue minta rekaman cctv ruang vvip sebelah gue tadi malam?" Ucap Zev sembari menyetir.
Tiba-tiba pria itu kepikiran tentang Nata dan masalah pembullyan yang menimpa gadis itu.
"Ya.. gue denger Lo ngga nyelesein hajatan lo, bagus deh.. apa udah dapet hidayah lo?"
Zevan terkekeh pelan, sampai rebahan di sandaran jok kulit mobilnya, lalu menengadah melihat plafon mobilnya sekilas. "Hidayah? Dasar temen remeh lo, udah buruan mintain Tante lo?"
"Happy amat lo njing? Masih mau nambah tar malem?" Nando menjawab sambil menanda tangani berkas pengajuan cuti karyawan. Maklum Nando ini adalah kepala HRD di Maldini Grup.
"Gue mau ngajar ini, gue nggak happy tadi malem, malah ada sesuatu yang bikin gue penasaran."
Zevan membelokkan setirnya, untuk masuk ke area parkir dosen.
"Sesuatu? Wow, apa kali ini bukan perempuan yang bikin lo penisirin?"
Nando sampai menghentikan kerjaannya.
"Lagak lo, sok iyee Njing, apalagi kalo bukan masalah perempuan yang bikin lo tertarik sih!"
"Ck! Bacot! Gue tunggu kabar lo cepetan!"
Zevan memarkir mobilnya sambil mematikan ponselnya lagi. Para mahasiswi pun berpapasan dengannya sambil menunduk mengucap salam.
Matanya masih mencari sosok gadis pemilik wajah elok dan tubuh bak gitar spanyol itu. Bibir tebal mungil yang disesapnya terngiang terus di benaknya.
"Ck! Apaan sih!!" Suara dari sisi kirinya tepat di balik pintu ruangan kelas.
"Eh siang pak Zevan." Seru seorang pemuda lalu meninggalkan lawan bicaranya. Zevan pun tak lagi mengurusi urusan cewek lawan bicara pemuda barusan yang di kiranya adalah Nata ternyata bukan.
Zevan tertegun dan melanjutkan perjalanannya untuk masuk ke dalam kelas. Ada apa dengannya? Kenapa suara cempreng gadis itu datang terus ke telinganya. Zevan pun menggeleng apa dia sudah gila?
Nggak biasanya dia seperti ini? One night stand dengan wanita lain nggak berasa apa-apa baginya? Tapi kenapa ini beda? Harum tubuh Nata terasa masih melekat di hidungnya.
Sampailah Zevan di kelas, disana sudah menunggu 75 orang murid semester 1 nya dan sebagian di tempati juga oleh mahasiswa semester akhir yang mengulang.
Zevan hampir seperti orang ling-lung. Zevan menoleh kearah luar pintu, dari kejauhan dilihatnya sang keponakan malah bersenda gurau dengan teman-teman nya.
Zevan keluar kelas lagi, lalu mendekat ke arah sang keponakan yang sedang bercengkrama dengan meninggalkan sejenak kelasnya sambil lalu meletakkan laptopnya di atas meja, siapa tahu Nata masih bersamanya.
"Sumpe lo?" Seru Ona bertanya sampai matanya membola.
Rafael menjawab dengan bangga dan senyum pasta gigi. "Yo'i!"
"Terus Endira mau lo apain?" Tanya Ona lagi dengan raut wajah panik.
"Lo tahu sendiri gue sebenernya demen ama si tukang cuci itu."
Rafael menjawab lagi dengan memukul ringan lengan ona.
"Gila lu, lu bilang kemarin nggak suka?"
Ona balik membalas memukul tangan Rafael tak kalah keras. Ona pun meringis merasa pukulan Rafael tadi ternyata sedikit nyeri. Digosoknya lagi karena terasa panas. Rafael bereaksi heran, kenapa Ona sepertinya nggak ikhlas.
"Lah emangnya kenapa kalo gue ngedeketin jodoh yang sudah lama gue sia-siain?"
Zevan memberangus di balik pintu berpura-pura mengambil sesuatu di ruangannya agar Raf nggak sadar ada sang paman di ruangannya yang dekat dengan taman tempat Raf nongkrong tadi.
"Sialan!"
Ona menghela nafas. "Lu tau pan cewek itu, idaman gue?"
Ona ingin kali ini saja Raf mengalah. Pasalnya Raf sudah punya semua modal untuk menggaet cewek manapun yang dia mau. Katanya kemaren-kemaren nggak suka? Kenapa sekarang bilangnya demen?
Lidah Ona kelu. Selain populer karena ketampanannya, tak ada cela juga dari segi prestasi. Apalagi sang paman yang merupakan dosen teknik informatika di sana, profesor pula. Banyak sekali yang kagum dengan keberuntungan yang di miliki oleh pemuda tampan itu.
"Udah, nyerah aja lo!"
Raf pun pergi dengan wajah berbunga-bunga. Entah ada angin apa hingga pemuda itu malah ingin gencar mendekati Nata sekarang di saat.. "Apa lagi ini!" Geram Zevan di balik pintu.
Pria tampan itu sangat kesal sambil mengepalkan tangannya sendiri. "Mama sih, ngapain juga pake jodoh-jodohin, tunggu-tunggu jangan-jangan tadi si Raf, shit!" Umpat si dosen karena overthingking.
Segala pikiran buruk pun mampir di benaknya. Hati dan pikirannya jadi tak sejalan. "Dasar! Jadi setelah semalaman aku hangatkan, pagi ini malah sudah cari kehangatan dari pria lain? Bahkan keponakan.. damn!" Pria itu tak henti-hentinya mengumpati sikap Nata yang suka nemplok sana sini.
Zevan pun masuk ke ruangannya lagi dengan pikiran negatif tentang gadis cantik itu. Lalu kembali ke waktu pertemuannya dengan Vena di dalam ruangannya..
"Ma maksud Pak Zevan apa?" Tanya Vena tak nyaman.
"Saya ngga mau berbelit-belit, katakan siapa saja yang terlibat dalam pembulyan itu sekarang juga!"
Nafas Zevan memburu ingin rasanya melempar gadis di depannya sekarang juga karena sudah melakukan tindakan di luar batas di usianya semuda ini.
"Buktinya mana kalo saya membuly dia?"
Gadis itu malah balik menantangnya. Matanya tajam melihat ke arah Zevan. "Lagipula bapak dapat gosip darimana kalo saya membuly dia?"
Kini giliran si Mr. Perfect yang keder. Bagaimana dengan imagenya nanti sebagai dosen tanpa cela? Apalagi tadi malam pembulyan itu berlokasi di tempat yang tak seharusnya.
"Apa Natasha yang mengadu ke bapak? Asal bapak tahu ya? Natasha itu namanya sudah tercemar iri dengan kecantikan dan kekayaan saya. Sampai-sampai getol menjelek-jelekkan saya di depan cowok-cowok yang suka sama saya. Terus apa bapak juga sudah jadi salah satu korbannya? Saya percaya bapak nggak begitu kan? Asal bapak tahu, dia itu suka nge~godain om-om pokoknya cowok berduit deh!"
Vena nyerocos tak karuan. Lalu membuang muka sambil bersedekap. Zevan malah membisu menjaga sikap lagi tak ingin menyerang gadis di depannya karena tak punya bukti. Yah kalo untuk penggoda lelaki Zevan memang sedikit setuju dengan gadis ini. Belum juga kenal dekat, dirinya dan sang keponakan sudah jadi korbannya. Lalu Zevan mencoba netral dalam hal ini.
Melihat reaksi Zevan yang tak berkutik. Vena mencoba mendekat untuk merayu pria tampan di hadapannya. "Hmmm... paaakk...?"
Wah apa yang angkan terjadi selanjutnya apakah si pemilik anu murahan akan tergoda?
o be continued..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
◌⑅⃝(꜆˘͈Chy˘͈꜀)⑅⃝◌
❤❤
2024-02-20
1