Apa profesi Nata sebagai tukang pengantar laundry yang mereka iri kan? Apa hp butut yang Nata punya ini yang mereka iri kan?
Gadis itu harus bertanya pada siapa? Siapa yang akan membelanya sekarang? Haruskah Nata melaporkan hal ini pada kepolisian?
Apa buktinya? Nata merasa sendirian di muka bumi ini. Nggak nggak mungkin Nata menceritakan kejadian ini kepada kedua orang tuanya.
Gadis itu merasa belum bisa membahagiakan kedua orang tuanya, malah bikin malu!
Haruskah Nata dengan bangga menerima pinangan keluarga Maldini sekarang? Tapi Nggak, Nata sangat tahu pernikahan adalah momok bagi Zevan.
Entah apa penyebabnya hingga pria itu antipati berhubungan serius apalagi kali ini untuk menikahi muridnya?
Nata merasa tak di terima oleh siapa pun sekarang. Tak ada yang bisa Nata harapkan. Jika ke kampus pasti Vena dan gengnya sudah menunggu untuk membullynya lagi.
Ada trauma menakutkan dalam diri Nata. Jadi tolong untuk hari ini saja Nata ingin tenang. Jangan ganggu Nata dulu, Nata mohon Nata ingin menyendiri hari ini.
Gadis itu pun tertidur dengan mata sembab. Keningnya masih berkerut, berusaha menyembunyikan wajahnya dengan meringkuk ke dalam selimut. Jangan sampai Atikah dan Hanif tahu tentang hal ini.
Nata harap keluarga Maldini juga tak jadi datang hari ini. Nata belum siap, toh pernikahan itu hanya keinginan sepihak orang tua Zevan.
Sumpah demi apa pun, Zevan tak mungkin mau menikahinya hanya karena alasan picisan kehilangan keperawanannya? Heh yang benar saja?
***
"Selamat siang semuanya."
Zevan membuka kuliahnya di siang itu. Matanya menyoroti ke seluruh kelas yang berbentuk stadium disana. Hari kedua Zevan mengajar kelas yang sama seperti kemarin.
Yah dugaannya benar, tak dilihatnya Nata di sana. Kemana dia, apa kencan dengan Rafaael? Zevan sih tak masalah malah pria ini bersyukur jika gadis itu tak ada.
Toh pernikahan dadakan bukanlah keinginannya. Pernikahan tanpa cinta apalagi kan? Lagipula begitu banyak pria di sekitarnya tak mungkin juga gadis itu akan menunggu pertanggungjawaban nya.
Hah? Tanggung jawab tak kucing!
Hubungan satu malam tak pernah berujung pernikahan dalam kamus Zevan. Hal itu sering sekali dia lakukan.
Tanggung Jawab? Zevan ingin tertawa mendengarnya. Mana ada?
Lalu pikiran pria ini berubah lagi, teringat sesuatu lagi. Tapi.. kali ini beda..
Selama ini tak pernah ada wanita perawan sebagai teman tidurnya. Wanita 'perawan' tak pernah sama sekali beredar di circlenya.
Semua wanita yang menganut seks bebas yang merajalela. Spesies itu seakan langka bahkan mungkin hampir punah.
"Selamat siang pak ganteng." Pekikan mahasiswi yang paling bersinar siang itu.
Yah dialah Vena. Vena akan terlihat lebih bersinar jika Nata tak hadir di kelas itu. Dandanan super menor itu hanya di suguhkan jika Zev yang mengajar.
Kekagumannya pada Zevan sudah tumbuh sedari Vena SMA. Maklumlah ayah Vena termasuk salah satu Investor besar di yayasan Gunadarsa.
Gadis itu sudah menandai Zevan sejak lama sebagai crushnya. "Yah si Mr. perfect hanya ditakdirkan untukku seorang." Monolog Vena.
"Siapa namamu?" Tanya Zevan sambil menyedekapkan kedua tangannya lalu duduk di pinggiran mejanya.
"Vena Lorena pak Zevan masa lupa sih?"
"Ahh kamu ikut keruangan saya! Kuliah saya ganti besok sore di jam 3 apa semua jelas?" Pekik Zevan. Pria tampan itu spontan berdiri dari duduknya dengan memijat pangkal hidung mancungnya.
"Jelas pak."
Semua muridnya pun membubarkan diri kecuali Vena. Gadis itu malah jingkrak-jingkrak kegirangan.
Grup "Cewek Mentereng"
"Girls lu tahu gue diajak kencan ama siapa?"
"Nggak mungkin Zevan Maldini kan?" Alexa nyaut.
"Yup."
Prok! Prok! Prok!
Keempat anggotanya yang lain malah bersorak.
"Sisain hidungnya buat gue."
"Gue bibirnya deh."
"Bacot lu pada! Semua yang nempel di badannya hanya buat Vena Lorena seorang."
Huuuuuu!
Obrolan grup chat itu pun berakhir.
Tok! Tok! Tok!
Sampailah gadis itu di ruangan Zevan. Terlebih dulu kaca kecil di keluarkan dari tempat make upnya. Gincu pun di bubuhkan lagi di bibirnya jadi makin menor.
"Masuk!"
Pintu pun di buka. Senyum gadis itu merekah lalu duduk tepat di depan Zevan. Keduanya saling berhadapan tepat di sofa ruangan profesor itu.
"Hmm saya free malam ini pak?" Tukas gadis itu sambil tersipu dan memainkan jarinya sendiri.
"Kamu mau kuliah atau mau ngarak topeng monyet hah!" Bentak Zevan sambil melotot.
"Ap apa pak?"
Gadis itu terperanjat kaget. Vena tak menyangka jika reaksi Zevan begitu ekstrim menolaknya.
"Sekarang katakan! Apa yang kamu dan teman-temanmu lakukan pada Nata tadi malam!"
Jedeeeeeerr!
Vena tersentak kaget saat meja di depannya di gebrak dengan keras hingga sebuah pulpen di sana terpental berhamburan. Gadis itu semakin gelagapan. Tubuhnya gemetar. Bibir menornya menganga dan matanya berkaca-kaca karena ketakutan.
To be continued..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
◌⑅⃝(꜆˘͈Chy˘͈꜀)⑅⃝◌
Mampos jalang licik perlu dibasmi uppss maaf thor jiwa barbar gue tiba2 nongolᥬ😜᭄
2024-02-20
0
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
nah loh takuttt 😒😒😒mampuss udah pakk jadiin rampeyek aza biar enak 🤣🤣🤣🤣
2024-02-07
2