Parasite Island

Parasite Island

EP 01 MALAPETAKA

Jakarta, Bandara Soekarno-Hatta.

    Suara mesin berdengung pelan, di sebuah bandara terlihat satu pesawat yang berisikan hampir 500 orang bergerak pelan untuk mengudara. Di dalam pesawat, terlihat anak kecil berumur 8 tahun dengan rambut yang di kuncir satu menatap ke luar jendela pesawat dengan gembira. Matanya begitu berbinar terang sambil melihat pesawat yang di tumpanginya  bergerak perlahan.

   "Aida sayang~ kamu harus duduk dengan tenang, pesawatnya mau meluncur" ucap seseorang dengan lembut.

   "Ah, baik ibu" jawab anak tersebut pada ibunya.

   Pesawat meluncur ke atas dan mengudara di udara. Dari atas terlihat gumpalan awan putih memenuhi langit di sekelilingnya. Terlihat pemandangan hijau serta birunya daratan dan lautan, terlihat elok nan indah di pandang. Aida tidak henti hentinya menatap ke arah jendela pesawat menikmati pemandangan.

    "Kamu sepertinya senang sekali ya" ucap ibu Aida yang melihat anaknya terus menatap jendela pesawat dengan gembira.

    "Ya, karena ini kali pertamanya aku jalan jalan naik pesawat, aku sungguh tidak sabar setelah kita sampai di sana. Jika sudah sampai, aku ingin banyak ambil foto agar banyak kenangan jalan jalan bersama ibu" jawab Aida dengan semangat.

    "Hahaha, tentu sayang. Nanti kita akan banyak berfoto ya" ucap ibunya ikut senang karena anaknya senang.

   20 menit berlalu, Aida terlihat tertidur dengan lelap. Ibunya menyelimuti anaknya tersebut dengan selimut kecil yang menutupi tubuh bagian atasnya.

   "Hhmmm, toilet di mana ya?" Ucap ibu Aida sambil celingak-celinguk.

    Melihat ada seorang pramugari yang tak jauh di belakangnya. Ibu Aida mendekat pada pramugari tersebut hendak menanyakan dimana toilet.

   "Permisi" ucap ibu Aida.

   "Ya ibu, ada apa?" Tanya pramugari.

   "Anu, toilet ada di mana ya?" Tanya ibu Aida.

    "Oh, toilet ada di sebelah kiri belakang kargo" jawab pramugari dengan sopan.

    "Oh, terima kasih" jawab ibu Aida.

    "Sama sama" jawab pramugari.

   Ibu Aida berjalan ke belakang kargo pesawat, terlihat ada tulisan toilet di pintu sebelah kiri. Ibu Aida hendak masuk ke dalam toilet tersebut, namun baru saja berjalan mendekati pintu tersebut. Tiba tiba pesawat bergetar hebat, ibu Aida panik segera berpegangan karena hampir jatuh.

    Suara alarm berbunyi,  "perhatian! Kepada para penumpang agar tetap berada di kursi masing masing , mengencangkan sabuk pengaman dan harap duduk  Dengan  tenang"  begitulah kata kata yang di sampaikan oleh kru pesawat.

   Ibu Aida berlari karena mencemaskan anaknya, pasti anaknya kini ketakutan. Tiba tiba, pesawat kembali bergetar kencang. Ibu Aida sampai terjungkal ke belakang.

    "AIDA!!!" Teriak ibunya panik.

   Di tempat lain, Aida panik seperti yang lain. Dirinya terbangun akibat getaran hebat dari pesawat, dirinya tidak melihat ibunya di sampingnya. Dan pesawat terus bergetar dengan kencang.

   "Ibu..ibu...ibu!.." Aida menangis ketakutan sambil memegang erat kursi yang di tempatinya.

    Dari atas muncul asap hitam memenuhi ruangan pesawat, Aida semakin panik. Pesawat yang dinaikinya bergoyang ke atas ke bawah dengan kencang, Aida bahkan hampir terlempar jika tidak menggunakan sabuk pengaman.

    Pesawat terlihat tenang, para penumpang kembali tenang. Namun, tidak lama dari situ. Terdengar sebuah ledakan di belakang kabin pesawat. Para penumpang di kejutkan kembali dengan kobaran api dan asap hitam di belakang kabin. Seluruh sistem pesawat seketika mati, pesawat kehilangan enzim nya. Pesawat langsung meluncur turun dari atas ke bawah.

    "AAAAAA!!!" seluruh penumpang pesawat menjerit histeris.

    Pesawat masih meluncur turun ke bawah, Aida menangis ketakutan. Ibu Aida berlari dengan tergesa-gesa menemui Aida.

   "Ibu! Aku takut!" Teriak Aida sambil menangis.

   Ibu Aida menatap pada jendela pesawat, pesawat masih jauh dari daratan. "Aida, kamu tunggu disini! Jangan lepas sabuk pengamanmu. Ibu akan memeriksa ruang kendali!" Ucap ibu Aida mengalahkan suara jeritan para penumpang pesawat.

   Ibu Aida berlari ke bagian ruang kendali pesawat, di setiap langkahnya ibu Aida harus berhati hati karena pesawatnya terus bergetar.

    Di depan pintu ruang kendali, ibu Aida hendak membuka pintu tersebut namun pintu tersebut terkunci dari dalam.

   "Apa ini harus terjadi sekarang?!" Ucap ibu Aida kesal.

   Ibu Aida mendobrak pintu tersebut, satu kali, dua kali, tiga kali mendobrak pintu akhirnya terbuka. Ibu Aida terkejut karena pilot pesawat tidak ada di tempatnya. Ibu Aida segera duduk di kursi sebelah kiri untuk mengambil alih kemudi pesawat.

    Seorang pramugari masuk ke dalam ruang kendali, dirinya juga terkejut karena tidak melihat pilot pesawat.

    "Apa yang anda lakukan di sini?!" Ucap pramugari tersebut.

    "Tolong bantu aku! Nyalakan saklar daya cadangan di belakang!" Ucap ibu Aida.

    "Tapi.."

    "Tak ada tapi tapi, ini menyangkut semua nyawa yang ada di sini!" Ucap ibu Aida.

    "...baik! Saya akan menyalakannya!" Jawab pramugari tersebut.

    Ibu Aida menekan beberapa tombol di sebelah kanannya, tak lama setelah itu mesin pesawat kembali hidup. Sepertinya pramugari tadi berhasil menyalakan saklar daya cadangan.

   "Bagus!" Ucap ibu Aida.

   Ibu Aida menekan satu tombol di atasnya dan satu tombol lagi di sebelah kirinya. "Ayo!" Teriak ibu Aida sambil menarik kemudi pesawat.

    Ibu Aida dengan sangat kuat menarik tuas kemudi, perlahan kecepatan pesawat sedikit demi sedikit melambat.

   Namun tetap saja pesawat tidak mau meluncur ke atas karena beberapa mesin kabin ada yang rusak, pesawat masih meluncur ke bawah namun tidak secepat sebelumnya. Ibu Aida melihat permukaan tanah dengan banyak pohon, sayang sekali pesawat ini tidak bisa di hentikan dan terpaksa harus mendarat dengan kasar.

    Ibu Aida sempat berlari keluar dari ruang kendali, namun kecepatan pesawat masih sangat cepat. Baru saja dirinya keluar dari ruang kendali pesawat langsung menabrak permukaan tanah.

    BBUMMM!!! Terdengar bunyi benturan yang sangat keras, pesawat terhempas beberapa kilo meter. bagian depan pesawat hancur, dari belakang pesawat terlihat asap hitam masih mengepul. Ibu Aida terlihat terkapar di dalam pesawat, namun dirinya memaksakan tubuhnya agar berdiri untuk melihat keadaan Aida.

   Di dalam pesawat, Aida terduduk di kursinya.  Sabuk pengamannya masih melekat dengan erat, terdapat luka dan darah di sekitar wajah dan lengannya. Dengan kesadaran yang semakin menipis, dirinya melihat ke sana kemari mencari seseorang.

   "Ibu...ibu..?" Ucap Aida dengan sangat pelan seperti suara bisikan.

   Orang yang di panggilannya tidak terlihat, nafas Aida terengah-engah, kepalanya begitu sakit begitu pula dengan tubuhnya. Pandangannya pun semakin buram, asap semakin tebal membuat dirinya tak bisa bernafas.

   "Aida..Aida!" Terdengar samar samar suara ibunya memanggilnya. Namun apa daya, Aida sudah tak bisa menahan kesadarannya, pandangannya menjadi begitu gelap.

    Ibu Aida menghampiri anaknya dengan badan penuh luka, anaknya tak sadarkan diri. Dengan segera ibu Aida melepaskan sabuk pengaman Aida dan menggendongnya ke luar pesawat, sayang sekali dirinya tidak bisa menyelamatkan yang lain, tapi anaknya tentu sangat berharga.

   Ibu Aida keluar bersama anaknya, ibu Aida membaringkan Sunda di tanah dan menepuk pelan pipinya berharap anaknya bangun.

   "Aida! Bangun Aida!" Teriak ibunya dengan cemas.

   Aida masih terbujur lemas,  "sial, apa kami tidak bisa tenang satu hari saja? Mereka sampai merencanakan ini" ucap hati ibu Aida. Sepertinya ada sesuatu yang berhubungan dengan ibu Aida dan Aida dengan seseorang, bahkan rupanya kecelakaan ini adalah rencana seseorang.

   Terdengar dengan samar suara langkah kaki dari jauh, ibu Aida menduga jika itu adalah mereka yang ingin menangkapnya serta Aida. Dengan cepat ibu Aida mengendong kembali anaknya dan segera berlari ke dalam hutan.

   "Dia kabur! Tangkap dia!" Terdengar suara teriakan.

   Ibu Aida tidak mau berbalik ke belakang, dirinya terus berlari tanpa arah ke depan menelusuri dalamnya hutan. Tak jauh dari ibu Aida yang tengah berlari, seseorang memegang senjata berupa sniper. Sniper tersebut sudah di arahkan ke kaki ibu Aida, orang tersebut menekan pelatuk sniper tersebut.

    Satu peluru melesat dan tepat mengenai kaki ibu Aida, ibu Aida terjatuh terperosok ke tanah. Tidak dia sangka rupanya di bawah sana ada sebuah jurang yang tertutup oleh tumbuhan liar. Ibu Aida terperosok ke dalam jurang tersebut, sambil terus memeluk anaknya ibu Aida terus meluncur ke bawah, hingga ada sebuah aliran sungai yang deras. Ibu Aida semakin erat memeluk Aida dan akhirnya terjerumus ke dalam aliran sungai yang deras tersebut.

    Orang orang tadi yang mengejar ibu Aida berhenti lalu menatap ke arah aliran sungai yang dimana ibu Aida jatuh tadi.

   "Cih! Sialan! Cari dia ke bawah!" Ucap salah satu dari mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!