Midnight Warden : Indonesian Dark Superheroes
Jakarta, April 2025, di hari yang cerah, tiba tiba awan hitam yang sangat tebal berkumpul bergulung gulung di atas monas. Petir petir menyambar keluar dengan suara menggelegar yang memekkakan telinga dan membuat hati bergetar karena menyeramkan. Para warga dan pekerja kantoran berlarian keluar dari gedung gedung tinggi di wilayah perkantoran untuk melihat fenomena aneh tersebut secara live.
Tidak sedikit yang mengabadikan kejadian itu dengan smartphone mereka dan langsung menjadikannya konten untuk akun sosial media mereka. Polisi segera mengamankan lokasi supaya tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan walau beberapa dari mereka ikut serta mengabadikan fenomena tersebut menggunakan smartphone. Wartawan berdatangan untuk meliput fenomena unik yang terjadi itu dan memprediksi apa yang akan terjadi.
Selagi semua terpana, bagian tengah gulungan awan itu terbuka menjadi lubang hitam raksasa besar yang sangat mengerikan, “Grooooo,” terdengar suara menderu dari dalam lubang yang sangat keras, tiba tiba bagian dalam lubang berputar kencang, lubang membesar sampai menutupi seluruh kota jakarta dan bahkan dunia, tapi sebuah dinding cahaya seperti aurora keluar dari dalam lubang membatasi jakarta dan membentuk kubah warna warni di atas kota.
Seorang pengendara mobil yang sedang menelpon menggunakan smartphone di tengah kemacetan yang parah, terpana dengan mata membulat dan mulut menganga melihat fenomena di depannya.Tanpa sadar smartphonenya jatuh dan dia melangkah turun dari dalam mobil, alasannya seluruh kota jakarta di tutupi oleh kubah bening seperti air berwarna warni tanpa mengetahui apa yang terjadi di luar. “Grooooo,” lubang hitam di angkasa yang menganga menyerap seluruh yang ada kecuali kota jakarta.
Seluruh penduduk yang melihat berlutut dan tidak bisa berkata apa apa sebab mereka sadar kalau mereka berada di penghujung jaman. Setelah menyerap seluruhnya dengan suara menderu, lubang hitam mulai mengecil dan akhirnya menghilang, kubah pelangi pun mulai terbuka. Penduduk yang selamat bertanya tanya apa yang terjadi sebenarnya, mereka mencoba mencari info melalui smartphone dan internet, tapi tidak ada jaringan tersedia. Seorang pria yang sedang berada di dalam gedung tinggi, maju ke depan jendela dan memicingkan matanya.
“Aaaaaa...apa itu....” teriak seorang pria sambil menunjuk melihat keluar.
Seluruh orang di dalam gedung melihat ke jendela, mereka melihat beberapa makhluk terbang mirip seperti naga yang memiliki penunggang di punggungnya. Orang orang mendadak menjadi takut, karena penunggang naga itu terlihat memiliki tanduk, berwajah seram, memiliki kulit berwarna biru dengan hidung dan telinga panjang seperti iblis. Penunggang naga di paling depan langsung mengangkat tangannya, pasukan naga di belakangnya maju menyebar dan mulai menembaki gedung gedung bertingkat dan membuat kepanikan massa.
Selain mereka, di jalan juga banyak manusia berkulit biru yang memakai baju zirah jaman dahulu masuk dan membunuhi para warga kota. Para tentara dan polisi membalas dengan menembakkan senjata mereka, suasana di tengah kota dan di seluruh bagian kota terlihat seperti perang, hanya saja kali ini musuhnya adalah ksatria berkulit biru bersenjatakan laser dan berwajah tidak seperti manusia pada umumnya. Selagi semua panik, berlarian dan saling bertarung, di atas emas monas, enam bayangan berdiri tegak.
Salah satu dari ke enamnya, seorang pria yang memakai jubah dan kerudung hitam, membawa dua celurit besar, memakai sarung tangan, berwajah tengkorak dengan mata bersinar merah, melangkah maju. Di sosial media dia di kenal dengan sebutan The Reaper.
“Sepertinya sekarang giliran kita unjuk gigi,” ujarnya dengan suara mengerikan.
Seorang gadis cantik berambut putih, bekulit pucat karena dia albino dan bermata merah bersama dengan hantu pria yang memakai jubah dan zirah tempur seorang jendral perang bertanduk dari negeri matahari terbit lengkap dengan helm dan sebuah pedang samurai, namun tubuhnya di selimuti kabut dan wajahnya memakai topeng dengan mata berwarna merah yang keluar dari tubuhnya. Di sosmed namanya adalah The Indigo.
“Yap, sudah saatnya kita selesaikan, semua sesuai prediksi ku,” ujar gadis itu.
Seorang manusia harimau besar memakai celana training dan nampak sangat kekar juga garang maju kedepan, nama viralnya, The Tiger.
“Akhirnya terjadi juga, semua memang sudah seharusnya,” ujarnya dengan suara mengerikan.
Seorang gadis cantik yang memakai jaket hitam lengan panjang dengan dalaman hitam, berambut hitam pendek tidak sampai bahu dan memakai masker juga bermata biru terang, maju ke depan sambil memutar kedua mandau yang di pegangnya, nama viralnya The Phantom.
“Ayo semuanya, tunggu apa lagi, kita basmi mereka,” ujarnya dengan suara aneh karena memakai masker.
Seorang pria yang memiliki tubuh tidak terlalu besar maju ke depan, dia memiliki sayap kelelawar besar berwarna hitam dan telinga kelelawar kepalanya dengan mata merah menyala, dia mengenakan kemeja hitam yang sedikit lebih rapi di banding dengan yang lain. Namanya yang beredar di sosmed adalah The Devil.
“Kita berlomba siapa yang paling banyak bunuh musuh, seperti biasa,” ujarnya dengan suara mengerikan.
Seorang gadis cantik berkulit pucat dan berambut hitam panjang, mengenakan gaun hitam dan melayang di udara dengan kedua tangan terbuka maju ke depan. Dia langsung bergabung dengan yang lainnya. Nama yang di berikan warga net padanya adalah The Undead.
“Aku sudah siap...mari kita maju,” ujarnya dengan suara perlahan yang mengerikan.
“Midnight Warden....majuuu,” teriak pria berwajah tengkorak yang di panggil The Reaper.
Semuanya langsung melompat menghilang dari atap monas kemudian muncul di jalan raya, ke enamnya berjalan di jalan yang penuh dengan mobil terbakar, mayat bergelimpangan dan musuh yang masih menyerang. Di depan mereka ada pasukan monster yang terdiri dari mayat hidup, sejenis tuyul berwarna biru (mirip goblin), manusia berwajah seperti babi dan memiliki taring besar berkulit biru (mirip orc), ksatria ksatria berkulit biru (iblis) yang memakai pelindung lengkap menembak dengan tombak yang mengeluarkan sinar dan para penyihir bersayap hitam yang berterbangan dan menembakkan sihir mereka di tambah para burung berbentuk seperti naga yang ganas (wyvern) berterbangan di atas mereka. Semuanya menoleh melihat enam orang berjalan ke arah mereka,
“Graaaaaah...”
Pasukan musuh langsung berlarian dengan brutal menuju ke arah ke enamnya, tapi wajah ke enamnya tersenyum.
“Aku duluan...”
Sang Devil langsung terbang menggunakan sayap nya dan menembakkan sinar api berwarna merah dari telapaknya membasmi pasukan wyvern dan penyihir yang beterbangan.
“Shin, maju...” teriak sang Indigo.
“Siap...”
Hantu jendral perang itu langsung mencabut pedangnya dan merangsek maju membabi buta membelah apapun yang di lewatinya dengan kecepatan tinggi. Ketika sampai di tengah, dia berhenti langsung meledakkan diri dan menghabisi semua di sekitarnya dalam radius 500 meter, kemudian kembali ke sisi sang Indigo dan tos dengannya. Sang Reaper membuka kerudungnya, “Haaaah,” Dia membuka mulutnya menyemburkan nafasnya dan seluruh pasukan di depannya terkurung di dalam kabut putih seperti asap, kemudian dia mengambil beberapa bom berbentuk telur berapi dari dalam jubahnya dan melemparkannya ke dalam kabut, “Blaar..blaar...Aaaaaaaa,” suara ledakan dan teriakan bersahutan di dalam kabut.
Sang phantom melemparkan kedua mandaunya dan menggerakkan jarinya, kedua mandau itu terlihat seperti hidup berputar putar memenggal kepala musuh yang ada di lewati mandau itu dengan secepat kilat. Sang Reaper juga melemparkan kedua celuritnya dan sang Phantom mengendalikannya, dua mandau dan dua celurit terlihat seperti berdansa memenggali kepala musuh. Sang undead melepas kepalanya dan melemparnya ke tengah tengah pasukan musuh, dia menyinari seluruh pasukan di bawah nya dengan sinar merah yang keluar dari matanya sambil tertawa. Pasukan yang kocar kacir langsung berhadapan dengan sang Tiger yang sudah siap menarik nafasnya,
“Groooooooaaaar....”
Sang tiger mengaum, gelombang aumannya mendorong seluruh pasukan musuh kembali ke tengah dan masuk ke area sinar sang undead. Di tambah sinar api berwarna merah yang di tembakkan sang Devil yang sudah selesai menghabisi musuh di udara.
Dalam sekejap, seluruh pasukan musuh berhasil di kalahkan, semuanya kembali berkumpul di depan monas. Sang indigo mengambil buku gambarnya dan mulai menorehkan gambar. Setelah selesai dia memperlihatkan kepada yang lainnya. Ke enamnya langsung terpana, karena apa yang di gambarkan oleh sang Indigo sangat meresahkan pikiran mereka,
“Apa ini...” ujar sang Reaper.
“Aku tidak memprediksi ini....sasaran mereka bukan Jakarta...tapi dunia....” balas sang Indigo.
“Berarti yang tersisa di dunia ini hanyalah.....” balas sang Tiger.
“Kota Jakarta....oh tidak...” tambah sang Phantom dengan suara lucu.
“Kurang ajar...semuanya musnah, orang itu benar benar melakukannya,” ujar sang Devil sambil mengepalkan tangannya.
“Teman teman....lihat ke depan...” balas sang Undead.
Semuanya menoleh melihat ke depan, pasukan musuh kembali masuk ke dalam kota tapi kali ini jumlahnya bukan main main, terlihat di kejauhan seorang pemimpin yang berdiri di sebuah singgasana seperti piramid yang di tandu oleh beberapa raksasa berkulit biru, bagai seorang raja,
“Manusia....tunduklah padaku, aku jamin keselamatan ras kalian.....” ujar sang raja dengan suara menggelegar.
Kemudian sang raja menoleh melihat enam orang yang berdiri di depannya, wajahnya langsung tersenyum sinis dan dia maju mencondongkan tubuhnya dengan sebelah kakinya menginjak bagian depan singgasanannya,
“Kalian kalah, kalian tidak bisa menghentikanku hahahahaha.....” ujarnya dengan suara menggelegar dan penuh tekanan.
Ke enamnya langsung bersiap menghadapi pasukan yang tidak terhitung jumlahnya, kemudian sang Reaper memegang pundak sang Indigo di sebelahnya,
“Pergi....biar aku dan yang lain yang menghadapi mereka,” ujarnya.
“Tapi...” balas sang Indigo.
“Dia benar, pergi...serahkan raja itu pada kami, kamu harus kembali,” ujar sang Tiger.
“Kami tidak akan apa apa....cepat pergi....” tambah sang Phantom.
“Jangan tunda lagi, kami akan melindungi mu,” tambah sang Devil.
Sang undead langsung berjalan mendekati sang Indigo dan memeluknya, kemudian dia memegang kedua pundaknya,
“Selamatkanlah dunia ini, hanya kamu yang bisa dan percayalah pada kami....” ujarnya sambil tersenyum.
Sang Indigo melihat tatapan teman temannya kepada dirinya, mereka menaruh semua harapan kepada dirinya, sang Indigo menunduk dan akhirnya mengangguk melihat ke teman temannya, seluruhnya langsung tersenyum dan berbalik kemudian memasang kuda kuda mereka,
“Shin, kita pergi....” ujar sang Indigo.
“Baik...” jawab Shin si jendral hantu.
Sang Indigo naik ke tubuh sang jendral hantu dan melesat terbang, melihat sang Indigo terbang, sang raja mengangkat tangannya, pasukan wyvern langsung mengangkasa mengejar sang Indigo namun langkah mereka terhenti karena sang Devil dan sang Undead sudah berada di depan mereka,
“Lawan kalian kami......” teriak semuanya sambil berlari maju menuju pasukan musuh.
“Blaaar,” mendengar suara ledakan, sang Indigo menoleh, dia melihat seluruh teman temannya mulai bertarung melawan pasukan yang terlihat seperti lautan dari atas, air matanya menetes tapi dia langsung menghapusnya,
“Lebih cepat Shin.....” teriaknya.
“Baik.....”
Mereka melesat menuju ke sebuah rumah di kawasan jakarta utara, dia mendarat dan langsung masuk ke dalam, di dalam sudah menunggu seorang detektif yang membukakan pintu,
“Cepat, mana yang lain ?” tanya sang detektif.
Sang Indigo menggelengkan kepalanya, wajah sang polisi langsung menunduk, kemudian terdengar suara ribut di luar, sang polisi langsung menarik tangan sang Indigo masuk ke dalam,
“Kalau kamu di sini, berarti harus menggunakan alat itu kan....cepat, biar aku menghalangi mereka di sini,” ujar sang polisi sambil mengangkat pistolnya dan melihat keluar,
“Tapi bapak hati hati.....” ujar sang Indigo.
“Haha tidak perlu khawatirkan aku, cepat.....tidak ada waktu lagi,” balas sang detektif.
“Baik (menoleh melihat sang jenderal) ayo Shin,” balas sang Indigo.
Keduanya langsung naik menuju lantai dua dan masuk ke sebuah kamar, di dalam ada sebuah alat seperti tabung, sang Indigo langsung menghidupkan alatnya dan membuka tabungnya, tapi ketika dia mau masuk ke dalam, “aaaaaaaa....” terdengar suara teriakan orang di bawah,
“Cepat Shin....” teriak sang Indigo.
“Ya....” balas Shin sang jendral.
Keduanya masuk ke dalam tabung, cahaya terang mulai menyinari tabung dan membuat seluruh ruangan di penuhi cahaya, “Blak,” pintu terbuka, terlihat beberapa makhluk manusia setengah ular berkulit biru membawa tombak masuk ke dalam tapi mereka langsung menghalangi pandangan mereka karena silau. Sang Indigo berbalik melihat hantu sang jendral perang,
“Shin, aku melepaskan ikatan kita, kamu sudah tidak terikat lagi dengan siapa siapa dan kamu sekarang bebas, cari aku....beritahu aku apa yang terjadi saat ini pada diriku di masa lalu dan beritahu kepadanya supaya mencegah semua ini terjadi, aku yakin diriku pasti akan mempercayaimu....selamatkan semuanya Shin,” ujar sang Indigo sambil memberikan sebuah smartphone pada Shin.
“Hah...kenapa kamu berkata seperti itu Amanda ? aku tidak mau kita berpisah, aku tidak mengerti ?” tanya Shin.
Amanda tidak menjawab, dia membuka tabung dan keluar, kemudian menutup tabung kembali dan berjalan ke konsol, dia menekan beberapa tombol dan ketika dia hanya tinggal menekan satu tombol lagi, “Duk...duk..duk..” Terlihat Shin di dalam memukuli kaca dan ingin keluar dari dalam tabung, Amanda tersenyum melihat Shin dengan air mata mengalir membasahi pipinya dan menekan tombolnya, langsung saja tabung mengeluarkan cahaya lebih terang dari sebelumnya dan Shin menghilang, Amanda menoleh melihat para makhluk yang masih menutupi wajahnya, dia mencabut kedua pistol dari pinggangnya,
“Semuanya tergantung kamu Shin, aku serahkan semuanya padamu (menghela nafas dan menghapus air matanya) teman teman kita akan berkumpul bersama lagi, yaaaaaaah....” teriak Amanda sambil menembaki makhluk di depannya.
*****
Januari 2000, di sebuah hutan yang berada di batu raden, “bluung,” sebuah cahaya seperti tabung muncul, Shin keluar dari dalam cahaya dan terjatuh di tanah, dia bangun dan melihat sekeliling,
“Aku kenal tempat Ini...ini masa lalu ?” tanya Shin dalam hati,
Dia melihat smartphone milik Amanda yang di pegangnya, dia melihat layarnya, ternyata dia kembali ke Januari 2000,
“Ini...waktu semuanya belum terjadi, mereka juga belum saling menemukan saat ini, bahkan mereka belum lahir saat ini....tapi mereka pasti kesini, aku akan tunggu mereka di sini....Amanda, aku menunggumu di sini,” ujar Shin dalam hati.
Dia melihat sekeliling dan akhirnya duduk bersila, dia membuka topengnya dan melihat ke arah bulan yang berada di langit, air matanya deras mengalir bercucuran membasahi wajahnya. Tanpa bisa kemana mana, Shin terus menunggu ke enam anak muda yang dia tahu pasti akan kesana di tahun 2023. Kisah kembali ke masa semuanya belum terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
hambaalloh
Lepaskan dia! Aku memiliki jiwa-jiwa itu dan kamu bisa mendapatkannya dariku!
2024-02-09
0
Heavenly Demon
Omoshiroi, bagus keknya nih awal2
2024-02-09
1
IdDesiRswt
hai kak..
semangat nulisnya. cerita kaka benar-benar menarik.
kalau berkenan mampir yu ke cerita aku..
hehe mari saling mendukung dan support, terimakasih
2024-02-09
0