Malamnya, Diaz kembali melihat lautan lepas dan bulan purnama melalui jendela apartemennya,
“Gue mau cari makhluk itu, dia yang bikin gue jadi kayak gini....tapi kalau di pikir pikir lagi, kalau ga ada dia, gue kagak lahir dong, berarti dia bokap gue gitu ? yang bener aja, gue kaga punya bokap. Kaga sudi gue, beneran,” ujar Diaz.
Dia duduk di kursi sofa yang menghadap ke jendela, pikirannya mulai melayang ke masa kecilnya. Dia merasakan kembali hari hari bahagia sejak kecil sampai remaja bersama mamanya, sebenarnya dia sekarang merasa kesepian namun tujuan untuk mencari jawaban tentang dirinya yang berwujud aneh membuatnya tekadnya semakin bulat, dia ingin mencari cara untuk menyembuhkan dirinya supaya dia bisa kembali ke sisi mamanya dan kembali ke masa masa bahagia sewaktu dia masih kecil.
“Ding...dong,” bel apartemennya berbunyi, Diaz berdiri dan berjalan menuju pintu, dia mengintip dan melihat tidak ada orang di depan pintu, dia membukanya,
“Tembak,” teriak seorang pria menggunakan bahasa negeri sakura.
“Tratat,”
“Tratat,”
“Tratat,”
Tiga orang berpakaian jas hitam tanpa dasi menembakkan senapan mesin mereka ke tubuh Diaz yang baru saja membuka pintu, Diaz menghalangi wajahnya dengan tangan dan mundur masuk ke dalam apartemen.
“Siapa kalian ?” teriak Diaz menggunakan bahasa negeri sakura.
“Mati...” teriak seorang pria berwajah garang.
“Tratat,”
“Tratat,”
“Tratat,”
Mereka terus menembaki Diaz yang terus menutupi wajahnya dengan lengannya, dengan perlahan Diaz mencabut gelangnya,
“Raaaaaaah,” teriak Diaz.
Para pria itu terus menembaki Diaz, kemudian Diaz mengangkat kedua telapaknya dan keluarlah sinar api berwarna merah yang panasnya luar biasa menembak senapan mesin mereka. “Klotak,” Pria pria itu melepaskan senapannya karena senapannya sudah meleleh, lalu mereka mencabut pedang samurai dari pinggangnya dan menyerang Diaz, dengan santai Diaz menangkis pedang pedang itu dengan tangannya dan mematahkannya.
“Gue emang seneng maen FPS, tapi ga di irl (in real life) juga kale,” Pikir Diaz dalam hati.
Melihat pedangnya patah, para pria itu mencabut pistol mereka, karena kesal, sebelum menembak, dengan kecepatan tinggi, Diaz mengambil pistol mereka, kemudian dia menarik nafas, wajahnya yang hitam tanpa wajah kecuali mata, merekah di bagian mulut dan mulut Diaz terbuka, terlihatlah gigi giginya yang menyerupai gigi kelelawar dengan dua taring tajam,
“Yaaaaaaah,”
Diaz meneriakkan gelombang suara ultrasonic dari mulutnya dan membuat ketiga orang di depannya pingsan seketika. Tak lama kemudian, dua orang, satu pria dan satu wanita masuk ke apartemen Diaz,
“Hei apa yang terjadi ?” tanya Diaz kepada keduanya menggunakan bahasa negeri sakura.
Keduanya bercerita kalau keberadaan Diaz di ketahui oleh sepupu jauh ibunya yang ingin melenyapkan calon pewaris kepala clan nanti karena dia ingin anaknya yang menjadi kepala clan di masa depan. Jadi dia sengaja menyingkirkan calon calon pewaris kepala clan termasuk Diaz. Mendengar hal itu, Diaz menjadi khawatir dengan keadaan mamanya,
“Apa mama baik baik saja ?” tanya Diaz yang khawatir.
“Beliau baik baik saja, tenang saja Diaz-sama, tidak akan ada yang bisa menyentuh Izumi-sama,” ujar sang pria.
“Kami berani jamin soal itu, tapi untuk keselamatan anda, kami sudah membeli sebuah apartemen lagi untuk..”
“Tidak perlu, aku tetap disini, kalian lihat kan, mereka tidak akan bisa membunuhku,” ujar Diaz memotong ucapan sang wanita.
“Tapi kalau anda tidak pindah, mama anda pasti khawatir,” ujar sang wanita.
“Haaah...baiklah, tapi di apartemen ini lagi, sebab mereka pasti akan berkeliling mencariku dan tidak menyangka aku tetap berada di tempat yang sama,” balas Diaz.
“Baik Diaz-sama,” balas dua orang itu menunduk.
Kemudian mereka langsung keluar dari dalam kamar Diaz supaya Diaz bisa beristirahat, kemudian Diaz menatap keluar jendela lagi.
“Ada ada aja, tapi lumayan juga sebagai hiburan hehe,” ujar Diaz dalam hati karena bosannya hilang dan moodnya kembali karena merasa bermain FPS di irl.
Tak lama kemudian beberapa orang masuk ke dalam kamar dan membawa pergi para pria yang menyerang Diaz, setelah mereka keluar, Diaz kembali duduk di sofa,
“Apa mulai sekarang gue hajar hajar penjahat aja ya, kayaknya seru hehe. Mulai hari ini gue nemu tujuan baru di hidup gue,” ujar Diaz.
“Dling,” smartphonenya berbunyi, dia melihat temannya yang memiliki nik name mayat itu menghubungi dirinya menggunakan pesan biasa. Dia membuka pesannya, isinya hanya mengajak dia bermain, tapi kemudian dia melihat profil dan foto temannya supaya dia tahu nama aslinya. Tapi rupanya foto profilnya tidak ada dan hanya ada namanya,
“Lah nama aslinya Fani ya, tapi kenapa nik namenya mayat hahaha, lucu juga....tunggu, kalau Fani, berarti cewe dong....wew,” ujar Diaz dalam hati sambil tersenyum.
Dia langsung membalas pesannya dan masuk kedalam game, ternyata putih dan mayat sudah menunggunya. Dengan perasaan senang dan bergairah kembali, Diaz bermain bersama teman temannya. Setelah berjam jam bermain,
“Wah menang terus nih, sayang si stress ga ada,” ujar putih.
“Gue baru ngalamin fps irl barusan wkwkwkwkw,” balas Diaz.
“Wew serius lo ?” tanya putih.
“Yoi, biasa mafia maen tembak aja...” jawab Diaz.
“Lo tidak apa apa ?” tanya Fani.
“Ga apa apa dong, malah nambah sehat iya, gue baru tahu tujuan hidup gue kemana,” ujar Diaz.
“Beneran ga apa apa ? gue khawatir loh,” balas Fani.
“Hmm lo udah kenal kalong ya mayat ?” tanya putih.
“Ehem...gue udah tukeran nomer sih ama dia,” balas Diaz.
“Lah...kok bisa ? gue juga dong. Gue baru ngasih alamat kos gue ama si stress karena dia nanti mau masuk ke kos kosan gue di jakarta,” balas putih.
“Loh lo punya kos kosan ?” tanya Diaz.
“Punya, kenapa ?” tanya putih.
“Gue juga dong, gue kan juga ke jakarta ntar,” jawab Diaz.
“Lah lo kan tajir,” ujar putih.
“Tau darimana lo gue tajir ?” tanya Diaz.
“Lo beli vocer mulu, skin lo aja kalo di itung jutaan,” jawab putih.
“Oh ketara ya hehehe,” balas Diaz.
“Lah ini si mayat diem aja ?” tanya putih.
“Auk tuh, afk lagi kali die,” jawab Diaz.
“Dah ah, besok aja tukeran nomernya, ngantuk,” balas putih.
“Ok ok, sisain satu kamar buat gue ya,” balas Diaz.
“Sip, bayarnya dobel, lo tajir wkwkwkw,” balas putih.
“Rese lo, ya dah, urusan gampang itu,” balas Diaz.
“Asiiiik....mantap emang si bos,” balas putih.
“Dah katanya mau tidur lo,” balas Diaz.
“Oh iye lupa, dah ya, bye bye,” balas putih.
Karena menunggu Fani tidak bicara lagi, Diaz mengirim pesan kemudian log off, setelah itu dia berjalan ke tempat tidurnya dan berbaring,
“Awas ya para penjahat...gue datang, ga akan ada yang lolos, kalo ga jangan panggil gue kalong hehehe,” ujar Diaz dalam hati sambil tersenyum lebar.
Sejak malam itu, Diaz mulai berjuang melawan dan menangkapi para penjahat di kota yang berbuat keonaran kemudian menyerahkannya pada polisi. Aksinya kadang terekam oleh kamera pengawas atau ada yang tidak sengaja merekam menggunakan smartphone, hal tersebut membuatnya menjadi viral di sosial media dan sama seperti yang lain, dia juga mendapat julukan, The Devil karena dia memang terlihat seperti iblis ketika terekam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments