Beberapa bulan pun berlalu dan tahun pun sudah berganti menjadi 2022, Alex masuk kembali ke sekolah setelah libur tahun baru, ketika sampai di kelas, dua orang teman sekelasnya langsung menghampiri dirinya,
“Lex, selamat tahun baru ya,” ujar seorang pria.
“Oh iya, selamat tahun baru juga Man..” balas Alex.
“Oi gue juga dong, jangan si Lukman aja....met tahun baru ya Lex,” ujar seorang temannya lagi.
“Iya....dia yang duluan soalnya, met tahun baru juga Rian..” balas Alex.
“Lo libur kemana aja Lex ?” tanya Lukman.
“Gue di tempat tante aja, ga kemana mana,” jawab Alex.
“Gue pikir ke amrik lo, lo separo orang sono kan ?” tanya Rian.
“Iya sih, jauh gila ke amrik, lagian gue ga ngerasa di sono kampung gue, emang sih tante sama om gue kesono kemarin, gue jaga rumah mereka hehe,” jawab Alex.
“Buset, sendirian ? kenapa lo ga bilang, gue kan bisa nemenin ?” tanya Lukman.
“Ga sendirian juga sih, ada anak mereka si Dina, gue kaga enak kalau ngajak temen,” jawab Alex.
“Oh si Dina anak kelas sebelah ?” tanya Rian.
“Iya, kadang pacarnya dateng juga, gue diem di kamar deh hehe,” jawab Alex.
“Jeeeh bukannya ngintip, kan lumayan gratis..” balas Rian.
“Apa nya yang di intip, parah lo Yan wkwkwkw,” balas Lukman.
“Oh si Jon kemana ?” tanya Alex.
“Si Joni ? ga jelas tuh anak, gue kemarin ke rumahnya mau ngembaliin buku, katanya nyokapnya dia lagi pegi ama temen temennya, sekarang malah belom nongol,” jawab Rian.
“Emang dia masih madat ?” tanya Lukman.
“Auk, kaga mungkin sembuh sih tuh anak,” jawab Rian.
“Parah juga ya dia,” balas Alex.
Bel pun berbunyi, seluruh murid langsung masuk ke dalam kelas dan duduk dengan rapi menunggu pak guru datang, begitu juga Alex, Lukman dan Rian yang memang sudah ada di kelas. Alex merenung, dia khawatir dengan temannya yang bernama Joni karena ketika dia baru masuk pertama kali ke sekolah, Joni lah yang mengajaknya berbicara dan dia cukup akrab dengannya. Dia tahu kalau Joni punya pergaulan yang tidak bagus, dia suka bermain dengan temen temen dari pinggiran kota yang terkenal preman dan mengkonsumsi narkoba. Dia suka terlihat berada di kos kosan di daerah dekat pelabuhan. Alex terdiam dan kembali menyimak pelajaran yang sedang di jelaskan oleh guru di depan kelas.
*****
Pulang sekolah, ketika sedang berjalan menuju asrama, Alex melihat kerumunan banyak orang, dia juga melihat lampu sirene di dinding bangunan, karena penasaran, dia berjalan ke kerumunan untuk melihat ada apa, dia langsung bertanya pada pria yang berada di sebelahnya,
“Ada apa pak ?” tanya Alex pada pria paruh baya di sebelahnya.
“Pengedar narkoba di gerebek polisi tuh,” jawab pria itu.
Alex yang semakin penasaran, menerobos maju ke depan melalui kerumunan orang banyak yang menonton, ketika sampai di depan, dia melihat beberapa polisi sedang membekuk tiga orang pemuda yang sepertinya baru di bawa keluar dari indekos di belakangnya, salah satu pemuda itu tertembak kakinya karena ingin melarikan diri.
“Hah ?”
Mata Alex langsung membulat dan mulutnya ternganga karena dia mengenali pemuda yang kakinya tertembak itu dan sedang di masukkan ke dalam ambulans untuk di bawa ke rumah sakit.
“Jon...” teriak Alex.
Pemuda itu menoleh dengan wajahnya yang terlihat ketakutan, tapi dia tidak bisa menjawab panggilan Alex karena polisi mendorongnya masuk ke dalam ambulan dan setelah dia masuk polisi yang berada di dalam bersamanya langsung menutup pintunya. Alex langsung bertanya kemana mereka membawa temannya, tapi para polisi tidak ada yang menjawabnya. Akhirnya Alex menyerang dan melangkah pulang ke asramanya.
Malamnya, ketika Alex sedang berbaring di tempat tidurnya, dia membuka smartphonenya, di dalam chat grup kelasnya kejadian yang dia lihat tadi siang menjadi topik hangat pembicaraan karena tidak hanya Alex yang melihat Joni di gelandang oleh polisi. Dia mencoba mencari cari beritanya di internet dan di sosmed, ternyata memang kejadian penangkapan siang tadi sudah viral dan masuk berita resmi.
Di katakan para pengedar yang tertangkap akan di interogasi supaya bisa melacak keberadaan bandar narkoba tempat para pengedar yang tertangkap bekerja. Karena tidak bisa berbuat apa apa Alex menaruh smartphonenya dan berniat untuk tidur, tapi tiba tiba “Driiing...driiing,” smartphonenya berbunyi, dia melihat Lukman menelponnya,
“Halo ?” Alex mengangkat teleponnya.
“Bro, gawat bro, si Joni...” teriak Lukman di telepon.
“Kenapa si Joni, dia di tangkap kan ?” tanya Alex bingung.
“Kaga bro, lo kesini deh mendingan, gue ama Rian lagi di rumah si Joni,” jawab Lukman.
“Ok gue kesono,” balas Alex.
Dia menutup teleponnya dan memakai kaus nya, kemudian dia keluar dari kamar dan keluar dari asrama, dia berjalan sedikit cepat untuk menuju ke rumah Joni yang berada tidak jauh dari lokasi asrama berada. Ketika sampai, Alex kaget karena melihat dua orang polisi di rumah Joni sedang bebicara dengan ibunya, Lukman dan Rian. Alex masuk ke dalam dan melihat ibunya Joni menangis tersedu sedu sampai histeris, Lukman dan Rian menenangkan mereka,
“Ada apa sih pak ?” tanya Alex kepada polisi.
“Kamu teman Joni ?” tanya polisi.
“Iya benar,” balas Alex.
“Saudara Joni meninggal di rumah sakit karena overdosis, di duga dia di bungkam oleh orang suruhan bandar narkoba yang bermarkas di daerah pergudangan di pelabuhan, kami masih melakukan penyelidikan menyeluruh, semoga kedua orang yang tertangkap selain saudara Joni bisa di mintai keterangan, kami turut berduka cita,” ujar polisi.
“Blaar,” Kepala Alex langsung meledak, tanpa sadar tangannya mengepal dan gemetar, giginya langsung gemertak dan beradu, urat urat besar di sisi kanan dan kiri keningnya keluar, tubuhnya yang awalnya sudah kekar sekarang terlihat semakin kekar karena dia menggenggam tangannya kuat kuat. Alex berbalik dan melangkah keluar dari rumah,
“Oi Lex, mau kemana lo ?” teriak Rian.
Alex tidak menjawab dia membuka pagar dan berjalan keluar dari pagar, kemudian dia berjalan menelusuri jalan menuju ke daerah pelabuhan. Langkahnya mulai sedikit lebih cepat dan dia terus menambah kecepatan jalannya. Jalan yang dia lalui sudah agak sepi karena sudah malam, hanya ada beberapa mobil yang lewat satu persatu. Tubuh Alex mulai mengeluarkan asap putih, perlahan kakinya berubah menjadi kaki harimau, Alex berlari dengan kakinya dan tubuhnya juga mulai berubah, ekornya keluar dari pinggang dan akhirnya wajahnya menjadi wajah harimau, "Graaou,” Kemudian dia langsung berlari menggunakan tangan juga kakinya seperti harimau yang sedang berlari mengejar mangsanya dengan ekor naik ke atas,
“Grooooar...” Alex mengaum, matanya tajam menatap ke depan sambil berlari kencang menuju ke daerah pelabuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments