Pagi hari, suara ayam jantan mulai berkokok, Indra yang berada di kamarnya bangun dan membuka matanya, dia duduk di tempat tidurnya berusaha mengumpulkan arwahnya, dia turun dari tempat tidurnya dan memasukkan tangan ke kausnya untuk menggaruk tubuhnya sambil menguap kemudian menyambar handuknya di pintu. “Kreek,” Indra membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk mandi, ketika masuk, dia melewati tempat cuci tangan dan gosok gigi dengan cermin di atasnya. Dia menoleh melihat dirinya sendiri di cermin. Tiba tiba langkahnya terhenti dan mulutnya ternganga, dia langsung mundur menoleh melihat dirinya sekali lagi di cermin. Dia langsung berbalik dan memegang wajahnya sendiri,
“Loh gue balik jadi manusia ? semalem padahal tengkorak ? kerjaan si pakde bukan nih ya ?” tanya Indra senang sambil mengusap kedua pipinya.
Dia langsung keluar dari kamar mandi mencari pakde, tapi tidak ada orang di rumah dan pakde belum kembali. Akhirnya dia kembali masuk ke kamar mandi dan langsung mandi menggunakan shower, dia meraba raba tubuhnya sendiri seakan akan tidak percaya dengan semua yang terjadi dan menganggap nya mimpi. Selesai mandi, dia kembali ke kamarnya, ketika melihat tempat tidurnya, dia sedikit kaget karena melihat ada beberapa telur utuh di atas tempat tidurnya dan ketika dia ambil satu dari telur telur itu, telur itu sudah enteng tidak ada isinya walau cangkangnya sama sekali mulus tanpa retak sedikitpun.
“Apa ini ya ? siapa yang menaruh telur di sini, kopong lagi,” ujar Indra sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
“Ting...tong...Indra...” teriak seseorang di depan rumah. Indra langsung berlari keluar dari kamar dan membuka pintu depan, dia melihat seorang gadis cantik yang mengenakan pakaian senam tertutup berdiri di depan pagarnya, sepertinya dia sedang lari pagi.
“Loh Rit, ada apa pagi pagi ?” tanya Indra.
“Oi Dra, kemana aja lo ? gue tiap hari datang lo ga pernah keluar..” jawab Rita.
“Hah...tiap hari ?” tanya Indra.
“Iyaaaa...udah seminggu lo ga sekolah, trus ga kerja juga, pak Joko dan guru guru di sekolah nanyain gue mulu...kemana aja sih lo ?” tanya Rita.
“Hah seminggu ? yang bener ? rasanya baru kemaren gue kerja balik dari sekolah,” jawab Indra.
“Yeee beneran, lo tanya Hadi, mas Rahmat ama mba Ningsih aja kalau ga percaya. Si Hadi marah marah nyariin lo tuh,” balas Rita.
“Seminggu ? nah loh...apa lagi nih..” Pikir Indra.
“Oi kenapa bengong..” tegur Rita.
“Oh iya..sori sori, bilangin aja ama pak Joko, ntar siang gue masuk, besok juga gue sekolah lagi,” balas Indra.
“Ok, gue cabut dulu ya, gue mau balik dulu mandi, dapet shift pagi soalnya..bye bye,” balas Rita.
Setelah Rita pergi, Indra masuk kembali menutup pintu, dia merasa heran sebab kejadian yang dia alami rasanya baru semalam, dia duduk di ruang tamunya dan berpikir apa yang terjadi pada dirinya. Tiba tiba “Kriiing...kriiing..” telepon rumahnya berbunyi, Indra langsung berdiri kemudian sedikit berlari menghampiri telepon dan mengangkatnya,
“Halo ?” tanya Indra.
“Selamat pagi, bisa bicara dengan pak Purbo ?” tanya pria di telepon.
“Wah pak Purbonya sedang keluar, ada pesan ? nanti saya sampaikan,” jawab Indra.
“Oh nanti saja saya telepon lagi, kapan kira kira dia pulang ?” tanya pria itu.
“Maaf, saya kurang tahu,” jawab Indra.
Tiba tiba pundaknya di pegang seseorang, Indra menoleh dan melihat pakde sudah di belakangnya, dia melompat kaget dan memberikan teleponnya kepada pakde, kemudian pakde langsung berbicara dengan pria itu.
“Ampuuuuun....kapan masuknya sih si pakde, ampir copot jantung gue,” ujar Indra dalam hati.
Indra langsung masuk kembali ke kamarnya, dia duduk di sisi tempat tidurnya sambil mengamati telur telur yang ada di atas tempat tidurnya. Dia mengambil sebuah telur dan iseng memecahkannya, ternyata isi telurnya benar benar sudah menghilang dan hanya tersisa cangkangnya yang utuh tanpa ada goresan secuil pun.
“Aneh banget sih,” ujarnya dalam hati.
Indra mengambil smartphonenya dan melihat banyak sekali pesan yang masuk, kebanyakan dari teman teman sekerjanya dan managernya yang menanyakan dirinya ada di mana, selain itu juga ada grup alumni sma dan smp tempat dia berbincang bincang menggunakan chat dengan teman temannya. Tidak lupa dia memeriksa status aplikasi sosial medianya, setelah memperhatikan semuanya, ternyata memang benar seperti yang di katakan Rita, seluruh pesan dan update status di sosial media sudah berlangsung selama seminggu, dia melihat tanggal di smartphone dan tanggal yang tercantum di layar semakin mempertegas perkataan Rita.
“Terus seminggu ini gue dimana ? masa tidur terus ? gila gue bener bener ga ingat apa apa,” gumam Indra dalam hati.
Selagi sibuk menggali pikirannya, “Kreek,” Pintu kamarnya di buka, pakde masuk ke dalam dan mengambil kursi kemudian duduk di depannya. Wajah pakde terlihat serius dan membuat Indra merasa takut.
“Ndra, sekarang kamu ikut pakde ke bukit ya. Kita semedi di sana, kamu harus bisa mengendalikan apa yang ada di dalam tubuhmu,” ujar pakde tiba tiba.
“Huh sekarang pakde ? Trus kerjaan ku gimana ?” tanya Indra.
“Loh ya kamu mau tubuhmu di ambil alih sama makhluk yang ada di dalam dirimu, aku sih terserah saja,” jawab pakde.
“Aduh...apa lagi sih maksudnya pakde, coba jelasin dulu,” ujar Indra.
Pakde langsung menjelaskan kalau jerangkong yang menyentuh tangan Indra masuk ke dalam tubuhnya dan menjadi bagian dari jiwanya, dia harus mengendalikannya sebelum dirinya di kendalikan oleh jerangkong di dalamnya sebab kalau sampai terjadi maka Indra akan menjadi jerangkong seutuhnya tanpa bisa kembali menjadi manusia. Pakde juga menjelaskan kalau setiap malam dia menaruh sebutir telur selagi Indra tertidur dan menjelma menjadi kerangka, tujuannya supaya sang jerangkong di dalam tubuh Indra keluar dan masuk ke dalam telur, tapi kemudian pakde mendapat petunjuk dari leluhur kalau jiwa Indra sudah menyatu sebagian dengan jerangkong di dalam tubuhnya karena dia tidak mati ketika di sentuh.
Menurut pakde, penyebab kenapa Indra tidak mati karena dia di lindungi leluhurnya, namun dia tetap harus bisa mengendalikannya dan tidak ada pilihan lain. Indra terdiam dan tidak bisa berkata apa apa, akhirnya mau tidak mau dia mengatakan kepada pakde kalau dia bersedia ikut untuk semedi bersama dengan pakde di bukit tempat pakde biasa bersemedi.
“Kalau begitu aku hubungi dulu sekolah ku dan atasanku untuk minta cuti, kira kira perlu berapa lama pakde ?” tanya Indra.
“Wah ya nda tau, semua tergantung kamu, bisa hanya satu hari, bisa sebulan bahkan bisa setahun,” jawab pakde.
“Waduh...jadi aku bilangnya apa dong ?” tanya Indra.
“Lah ya ngomong aja apa adanya ke sekolah dan masalah kerjaan ya resign.” jawab pakde santai.
“Loh, bilang aku kemasukan mahkluk halus gitu ke sekolah ? lalu biaya hidup kita gimana ? aku harus cari kerja lagi kan,” balas Indra.
“Kamu ndak usah khawatir, soal sekolah biar aku yang bicara, aku kenal kepala sekolah mu, aku juga harus pergi ke pulau sumba, barusan temanku butuh bantuan di sana. Tadi kamu yang angkat teleponnya kan,” ujar pakde.
“Nah loh, kapan perginya ?” tanya Indra.
“Bulan depan, masih lama,” jawab pakde.
“Aduuuuh...gimana dong nih, aku mendadak jadi pusing pakde,” ujar Indra mengacak ngacak rambutnya.
“Nda usah khawatir, aku ada uang, nanti aku kasih kamu semuanya, toh aku kesana nda perlu uang,” ujar pakde.
“Hah..pakde punya uang ?” tanya Indra kaget.
“Loh ya punya, ibu ku kan kasih perhiasan jaman dulunya supaya di jual, dia mengubur semua di halaman, tinggal di gali,” jawab pakde santai.
“Astaga...dari dulu kek pakde, ya udah, aku resign, tolong urus sekolahku ya,” balas Indra percaya.
Akhirnya Indra menelpon manajernya dan datang sebentar ke mini market untuk berpamitan, kemudian dia pergi ke bukit bersama pakde untuk melakukan semedi bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Richie
dialog tag pakai huruf kecil ya.. 'tanya' bukan "Tanya"
2024-02-05
0
Richie
oke
2024-02-05
0