Sepulang sekolah, Amanda keluar dari gedung sekolah untuk langsung pulang ke kos kosannya, dia berjalan bersama Shin yang melayang di sebelahnya,
“Oi Manda, lo yakin mau balik langsung ke kosan ?” tanya Shin.
“Mang mau kemana lagi ?” balas Amanda.
“Ya kaga sih, gue pengen jalan jalan di sekitaran sini aja,” balas Shin.
Amanda mengambil smartphonenya dan melihat tidak ada satu pesanpun yang masuk, kemudian dia juga membuka sosial medianya, dia juga tidak melihat ada pesan masuk. Terakhir dia mengecek sebuah situs dan memasukkan id passwordnya kemudian dia melihat pesannya masih 0. Amanda kembali menyimpan smartphonenya di saku kemejanya yang berlambang osis, kemudian menoleh melihat Shin.
“Ke mall mau ?” tanya Amanda.
“Boleh deh, yu...daripada balik ke kos kosan,” jawab Shin.
Akhirnya mereka berjalan kaki menuju ke mall yang tidak jauh dari sekolah tempat Amanda bersekolah. Setelah menyebrang jalan, mereka masuk ke dalam mall, banyak orang orang yang menoleh melihat Amanda karena heran ada gadis seputih itu di indonesia, tidak sedikit juga anak anak sekolah lain khususnya pria yang melihat dirinya. Akhirnya setelah puas berkeliling, mereka sampai di foodcourt, karena sudah waktunya makan lagi, Amanda memesan makanan dan Shin membantunya membawa ke meja.
Semua orang yang melihatnya menjadi heran karena melihat nampan makanan melayang dan turun dengan rapi di meja, namun karena siang hari, tidak ada satu orang pun yang berpikir kalau hal itu adalah ulah hantu. Amanda mulai makan dan Shin hanya melihat saja sebab dia tidak butuh makanan, tiba tiba mata Amanda melotot dan bulu halusnya berdiri, dia langsung menyingkirkan makanannya dari meja dan mengambil buku gambar yang selalu dia bawa untuk keadaan darurat, Amanda mulai menorehkan pinsilnya ke buku gambar itu dan Shin melihatnya,
“Lo ngeliat sesuatu lagi ya ?” tanya Shin.
“Ssst diem dulu..” jawab Amanda.
Dia berusaha mengingat ngingat apa yang di lihatnya dan menggambarkannya, Shin yang tidak sabar berputar putar di atas kepala Amanda sambil melihat gambar yang sedang di kerjakan oleh Amanda. Dia menggambar seorang pria berwajah tengkorak, seorang pria manusia harimau, seorang gadis bermata biru memakai masker, seorang gadis yang memegang kepalanya sendiri di pinggang dan seorang pria yang memiliki telinga kelelawar juga sayap kelalawar besar di punggungnya.
“Apaan nih Manda ? gue kaga ngarti, siapa orang orang ini ?” tanya Shin.
“Ga tau, gue cuman liat mereka sepintas saja. Tapi mereka akan datang ke Jakarta,” balas Amanda sambil menulis.
Kemudian Amanda menuliskan tanggal di bawah masing masing gambar, semuanya tertulis tahun 2023. Amanda dan Shin melihat gambar secara keseluruhan, keduanya saling menoleh dan melihat satu sama lain.
“Oh gue tau..” ujar Shin.
“Apaan ?” tanya Amanda.
“Mereka penghuni kos kosan punya kita bener ga ?” tanya Shin.
“Hmm, ga tau juga...tapi yang bener aja, gue beli kos kosan itu gara gara pemiliknya minta gue yang beli dari anaknya kan, dia sendiri sudah koit soalnya. Tapi bikin stress, udah enem bulan kosong, penghuninya gue doang, padahal gue patok harga lebih murah dari kos kosan sekitar,” jawab Amanda.
“Ya anggep aja kayak gitu kan, daripada lo stress wkwkwkwkw..” balas Shin.
“Iye, tapi kalo bener masih setaon lagi, keburu lulus gue..” balas Amanda.
“Ya ga nape lah, emang kenapa kalo lo keburu lulus ? bukannya lo langsung kuliah ntar ?” tanya Shin.
“Itu dia, kuliahnya ntar dimana, kalau jauh kan puyeng juga,” jawab Amanda.
“Beli motorlah, ada duit kan ?” tanya Shin.
“Enak aje lo ngomong, duit warisan gue abis kalau belanja mulu ga ada pemasukan, gue butuh pemasukan, payah lo..” jawab Amanda.
"Trus ga ada tanggapan dari iklan ?” tanya Shin.
"Lom ada, makanya kita kesini kan,” jawab Amanda.
Tiba tiba beberapa siswa sekolah teman seangkatan Amanda di sekolah menghampiri Amanda yang terlihat duduk sendirian, seorang siswa berparas tampan main langsung duduk saja di sebelah Amanda dan merangkulnya,
“Halo...lo murid pindahan di kelas nya si Baskoro kan, kenalin, nama gue Erik, gue di kelas sebelah lo, nama lo siapa ?” tanya Erik.
“Lepas dulu tangan lo, baru gue jawab,” jawab Amanda.
Erik melepaskan rangkulannya kemudian kedua teman Erik lainnya yang bernama Dodi dan Faiz duduk di depan Amanda.
“Nama gue Amanda, ada perlu sama gue ?” tanya Amanda ketus.
“Ih galak banget lo, kaga, kita cuman negor aje,” jawab Erik.
“Gue lagi makan, dah sono pada jalan,” balas Amanda.
“Lo tinggal di mana Manda ?” tanya Erik.
“Wah lo separo asing ya, lo cakep,” tambah Dodi.
“Dah punya pacar lom lo ?” tanya Faiz.
Tanpa memperdulikan Amanda yang sedang makan, ketiga siswa cowo itu terus bertanya macam macam dan ngobrol seenaknya sambil duduk serasa sudah di ijinin Amanda. Tapi walau begitu, Amanda tidak memperdulikannya, dia tetap menikmati makanannya dengan tenang, sampai Erik mengambil buku gambarnya yang ada di meja,
“Taro..” ujar Amanda sambil menatap tajam ke arah Erik.
“Liat ah, pelit lo,” ujar Erik yang langsung membuka bukunya.
Wajah Erik, Dodi dan Faiz yang melihat isi buku gambar Amanda langsung berubah, karena mereka melihat banyak gambar yang terbilang cukup mengerikan di dalamnya, akhirnya mereka sampai ke halaman terakhir dan melihat deretan orang aneh yang di gambar Amanda berserta tanggal mereka datang di bawahnya. Ketiganya menelan salivanya dan melihat Amanda dengan pandangan yang mengatakan seakan akan Amanda adalah orang aneh. Karena risih, Amanda menyambar bukunya dan memasukkannya ke dalam tas,
“Sori Manda..” balas Erik.
“Jangan sekali lagi ya,” balas Amanda.
“Gue jalan dulu ya..ayo guys..” ajak Erik yang langsung berdiri.
Tanpa basa basi lagi ketiganya langsung pergi meninggalkan Amanda sendirian, kemudian Shin yang selama ini melayang layang di kepala Amanda, duduk di sebelah Amanda,
“Baru aja gue pikir lo nemu jodoh hehehe,” ujar Shin.
“Diem lo...ga tau gue lagi bete apa,” balas Amanda.
“Sori sori...jangan cembetut gitu, ntar malah jadi makin jauh jodohnya,” balas Shin meledek.
“Dasar lo, gue suruh diem malah nyerocos...dah ah, balik yu, udah ga mood gue,” balas Amanda.
“Iye iye...yuk dah,” balas Shin.
Keduanya langsung beranjak dari tempat duduk mereka meninggalkan makanan yang masih banyak di meja. Tanpa menoleh kanan kiri, Amanda langsung berjalan lurus menuju pintu keluar mall, kemudian dia langsung naik angkutan umum di depan mall untuk pulang ke kos kosannya. Setelah turun, dia berjalan masuk ke sebuah gang perumahan persis di belakang perkantoran. Amanda berdiri di depan sebuah rumah minimalis yang di fungsikan sebagai kos kosan oleh dirinya, dia kembali mengeluarkan gambar orang orang yang dia gambar di mall,
“Semoga mereka mau tinggal di sini sama gue ya Shin..” ujar Amanda sedikit sedih.
“Kali aja salah satu dari mereka jodoh lo hehehe, gue doain....amin,” ujar Shin.
“Heheh kali aja ya, makasih Shin, lo emang sahabat terbaik,” balas Amanda.
“Terang aja, gue gitu loh, gue selalu bareng lo..” balas Shin.
Keduanya berjalan masuk ke dalam rumah kos kosan yang kosong dan hanya ada satu penghuni di dalam yaitu Amanda dan Shin. Di depan pintu masuk kos kosan Amanda, ada sebuah reklame yang bertuliskan, “Kantor jasa detektif dan paranormal,” Lengkap dengan nomor telepon, id sosmed dan situs pribadinya. Berkat sepak terjang Amanda yang suka membantu orang lain, dia dikenal di sosial media sebagai The Indigo.
Malamnya, ketika Amanda berada di kamar sendirian, dia mengambil smartphonenya dan berbaring terlungkup di tempat tidur, dia menekan icon game fps kegemarannya,
"Oi putih, online juga lo akhirnya,” sebuah pesan langsung masuk.
Dia membuka daftar temannya dan melihat seorang teman yang biasa main bersamanya sedang online, dia langsung membalas pesannya,
"Yoi, dah lama ya, yuk maen...” ujar Amanda.
"Masuk server gue, kita maen betiga..” balas temannya.
"Hah betiga ama siapa ?” tanya Amanda.
Amanda masuk ke server temannya dan dia melihat selain temannya ada seorang lagi yang sudah ada di dalam selain temannya.
"Buseeeet....nik namenya keren hahahaha,” ujar Amanda di chat.
"Nah itu die....mantep kan. “ balas temannya.
"Makasih pujiannya....salken ya..” balas si nik keren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments