Agustus 2023, stasiun gambir, jakarta, Indra melangkah turun dari kereta, dia merenggangkan tubuhnya karena pegal.
“Sampe juga, gila pegel banget duduk terus. Nah sekarang gue harus kemana nih ? cari kos kosan dulu kali ya,” ujar Indra.
“Halo kak..” tegur seorang gadis di belakang Indra.
Dia langsung menoleh dan melihat seorang gadis cantik namun baik rambut, kulit dan alisnya semuanya putih, gadis itu adalah Amanda. Tapi yang membuat Indra terkejut, dia melihat sesuatu seperti seorang pria yang memakai jubah dan zirah tempur seorang jendral perang dari negeri matahari terbit lengkap dengan helm dan sebuah pedang samurai besar, namun tubuhnya di selimuti kabut dan wajahnya memakai topeng hanya terlihat matanya yang berwarna merah.
Tentu saja Indra langsung waspada karena melihat pria di sebelah gadis itu, tapi dia menyadari kalau hanya dia yang melihat pria itu sebab ada beberapa orang penumpang kereta baik yang mau naik atau baru turun lewat menembus tubuh pria bertopeng di depannya. Gadis itu tersenyum karena melihat Indra yang melihat pria di sebelahnya.
“Sudah ku duga kakak bisa melihat Shin,” ujar Amanda.
“Shin ? orang itu ?” tanya Indra sambil menunjuk pria tembus pandang itu.
“Iya, dia Takeda Shinjou, namaku Amanda, nama kakak siapa ?” tanya Amanda.
“Aku Indra,” jawab Indra.
Tiba tiba Amanda terlihat seperti bicara kepada Shin dan kepala Shin juga mendekat ke telinga Amanda membuat Indra heran. Tiba tiba Amanda menoleh melihat Indra dan mendekat ke depannya,
“Kakak bukan orang biasa kan ?” tanya Amanda.
Indra langsung kaget mendengar pertanyaan Amanda, dia mulai malas meladeni Amanda yang tiba tiba mencegatnya di depan kereta.
“Kenapa memang ?” tanya Indra ketus.
“Tidak apa apa...ikut aku yu, aku tinggal sendirian di daerah utara,” ujar Amanda.
“Huh ? kita baru kenal ? kamu yakin mau ngajak aku ? aku kan orang asing,” ujar Indra.
“Kata Shin, kakak ok kok,” ujar Amanda.
“Gini, gini...di sana ada tempat ngopi, ngobrol dulu deh,” ujar Indra sambil menunjuk sebuah cafe di dalam stasiun.
“Ok kak...bayarin ?” tanya Amanda.
“Lah baru ketemu minta di bayarin, pede juga kamu ya,” jawab Indra.
“Hehe biarin. Ayo kak, aku becanda doang,” balas Amanda.
Akhirnya keduanya masuk ke dalam cafe, mereka memesan kopi di kasir dan menunggu sebentar sampai pesanan mereka keluar, kemudian mereka duduk di kursi kosong non smoking. Indra melihat Shin duduk di sebelah Amanda seperti bodyguardnya.
“Ok sekarang jelasin siapa kamu, kenapa tiba tiba kamu negur aku, kita kan saling ga kenal ?” tanya Indra.
“Alasannya ini kak,”
Amanda mengambil sebuah buku di tasnya dan membuka halaman terakhirnya, dia memperlihatkan sebuah gambar yang sepertinya dia gambar sendiri, Indra melihatnya, dia melihat gambar dirinya baru turun dari kereta dan merenggangkan tubuh. Di dalam gambar, Indra terlihat memakai sepasang sarung tangan dan gambar itu nampak detail, mulai dari tas sampai dua clurit yang dia bawa melintang di punggungnya.
“Loh kok bisa persis, aku memang merenggangkan tubuh tadi...kenapa kamu bisa menggambar semua barang bawaan ku sedetail ini ?” tanya Indra penasaran.
“Karena sebelumnya aku sudah melihat kakak datang, coba di balik saja,” ujar Amanda.
Indra membalik kertasnya dan melihat gambar dirinya dalam wujud tengkoraknya sedang memegang dua buah clurit, memakai sarung tangan dan hoodie dari jaketnya.
“Huh ? kok kamu tahu ?” tanya Indra.
“Aku indigo kak dan Shin temanku sejak kecil, kita selalu berdua,” jawab Amanda.
“Owh...anak indigo toh...sepertinya kamu campuran asing ya ?” tanya Indra.
“Iya, mamaku orang indo dan papaku orang russia, kakak juga kan ?” jawab Amanda.
“Hmmm iya sih, mamaku jawa, papaku inggris,” balas Indra.
“Pantes kakak ganteng hehe...kakak bisa berubah jadi begini dari kecil ?” tanya Amanda.
“Tidak...ada insiden beberapa bulan lalu...kalau kamu sendiri, sudah berapa lama kenal Shin ?” tanya Indra.
“Dari umur lima tahun, ku ceritain deh,” ujar Amanda.
Setelah itu Amanda menceritakan kisahnya dari mulai pindah ke bandung sampai akhirnya sekarang sudah di jakarta dan berada di depan Indra saat ini. Indra yang mendengarnya sedikit terpengaruh juga karena cerita Amanda lumayan berat dan sulit di cerna oleh pikirannya.
“Waduh berat juga ceritamu..” ujar Indra.
“Makanya aku senang kakak datang, gimana kak, mau temani aku ? kakak juga mau kuliah di kampus yang sama dengan ku dan belum punya tempat kan ?” tanya Amanda.
“Tungguuuuuu....kenapa aku ? kan banyak juga yang baru datang ?” tanya Indra.
“Karena kakak mirip sama Shin..” jawab Amanda.
“Jiaaah gara gara gue tengkorak gitu ?” tanya Indra.
“Hehehe separuh alasannya memang gara gara itu, tapi separuhnya lagi tidak,” jawab Amanda.
“Hah apa maksudmu ?” tanya Indra.
Tiba tiba Shin terlihat berbisik kepada Amanda yang menganggukkan kepalanya, kemudian Amanda juga terlihat bicara pada Shin, Indra yang melihatnya mencoba memperhatikan sekitar, ternyata Amanda menjadi pusat perhatian karena bicara dengan udara di sebelahnya dan membuat orang orang baik yang berada di dalam cafe atau hanya lewat menoleh dengan wajah penuh pertanyaan seakan akan bertanya “Cewe itu waras tidak ya ?”
“Oi Manda, lo di liatin banyak orang tuh,” ujar Indra.
“Oh bener juga ya hehe,” balas Amanda.
“Emang dia ngomong apa ?” tanya Indra.
“Udah tarik aja, apa perlu gue yang tarik, gitu katanya,” jawab Amanda.
“Eh buset, jangan sembarangan ya hantu kaleng,” balas Indra.
Shin terlihat berbisik lagi kepada Amanda dan Amanda menyampaikannya kepada Indra, “Siapa hantu kaleng, cari mati lu ?” begitulah ucapan Shin. Amanda langsung menenangkan Shin dan terus membujuk Indra. Karena semakin lama Amanda semakin menjadi pusat perhatian, akhirnya Shin setuju supaya cepat pergi dari stasiun. Mereka berjalan keluar stasiun dan melanjutkan perjalanan sampai dekat ke arah monas, kemudian Amanda mengeluarkan smartphonenya untuk membuka aplikasi taksi online. Indra yang berdiri di sebelah Amanda melihat Amanda tidak setinggi dirinya,
“Lo umur berapa Man ?” tanya Indra.
“Aku ? umur 18, kenapa kak ?” tanya Amanda.
“Hah...sama ama gue ternyata,” jawab Indra.
“Oh kakak baru 18 toh..” balas Amanda.
“Iya, masih muda hahaha,” balas Indra.
“Berarti kita seumuran ya, panggil nama boleh ?” tanya Amanda.
“Boleh aja, ngomong ngomong kita mau kemana ?” tanya Indra.
“Daerah utara, gue tinggal di dekat sana,” jawab Amanda.
“Kuliah ?” tanya Indra.
“Yap di univ T kampus F, deket kok kos kosannya dari sono, lo juga sama kan ?” tanya Amanda.
“Gila sampe kampus gue aja lo tau ya,” balas Indra.
“Hohoho tentu saja, cuman lo doang yang terlintas di kepala gue,” jawab Amanda.
Mendengar ucapan Amanda, kepala Indra sedikit menjadi besar karena geer. Setelah taksi datang, mereka naik ke dalam. Indra duduk di depan sebelah pengemudi sebab Amanda duduk bersama Shin di belakang. Sang pengemudi heran karena ketika Shin naik mobil sedikit bergoyang setelah Amanda bergeser masuk ke belakang kursinya. Indra yang duduk di depan menoleh melihat ke belakang,
“Pelan pelan napa,” ujarnya.
“Eh bicara sama siapa mas ?” tanya pengemudi.
“Oh enggak, maap maap..” jawab Indra.
“Maaf ya mas, dia kalau duduk ga ati ati,” ujar Amanda sambil menunjuk ke sebelahnya.
Melihat Amanda menunjuk ruang kosong di sebelahnya, dia melirik Indra yang sedang tersenyum manis kepadanya,
“Ga usah di pikirin mas, santai aja,” ujar Indra.
“I..iya mas, ini lokasi dah sesuai titik ya, pakai sabuknya mas, nanti ada polisi,” balas pengemudi.
“Oh iya iya...maap lupa,” ujar Indra.
“Udah sesuai mas,” balas Amanda.
Mobil berangkat melintasi kota jakarta yang macet dan besar, Indra yang baru pernah menginjakkan kaki di ibukota melihat sekeliling dengan antusias karena melewati gedung gedung tinggi dan jalanan yang luas walau padat merayap, akhirnya mereka sampai di daerah pantai dan masuk ke jalan bebas hambatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments