April 2022, di sebuah kota kecil yang berada di wilayah perbatasan antara jawa tengah dan jawa timur, waktu sudah menunjukkan pukul jam sepuluh malam.
“Haciiih.....sruuk,”
Seorang pemuda yang sedang berjalan menuju ke rumahnya selesai menyelesaikan shift malamnya di mini market, bersin karena udara terasa dingin. Suasana masih sedikit ramai karena banyak mobil angkutan umum dan motor yang masih melintasi jalan. Pemuda itu melihat ada warung di tepi jalan, dia mampir sebentar untuk meminum secangkir kopi dan makan beberapa potong gorengan. Setelah masuk ke dalam warung,
“Bu, kopi item satu ya..,” ujar sang pemuda.
“Eh Indra, baru pulang ?” tanya sang ibu pemilik warung.
“Iya bu, baru selesai,” jawab Indra.
“Kadang aku bingung liat kamu dra, kamu ganteng, indo lagi, kenapa kamu tidak ke Jakarta aja sekolah di sana dan jadi bintang film ? malah jadi kasir Al**, sayang atuh Dra,” ujar sang ibu.
“Wah ga lah bu, ga doyan yang kayak gitu hahaha,” balas Indra.
“Tapi bagus juga deh, jadi ada pemandangan di sini, ini kopinya,” ujar sang ibu.
“Makasih bu,” balas Indra.
Indra mulai menyeruput kopinya, tiba tiba pundaknya di tepuk seseorang, Indra menoleh, ternyata yang menepuknya adalah Ningsih, teman sepekerjaannya. Ningsih langsung duduk di sebelah Indra.
“Bu, makan dong,” ujar Ningsih.
“Eh...pake apa Ning ?” tanya sang ibu.
“Tempe orek, sayur nangka ama ikan aja bu, jangan lupa sambel yang banyak ya bu, porsinya dobel hehe,” jawab Ningsih.
Setelah sang ibu mengambilkan makanan dan memberikan piringnya, Ningsih berdiri mengambil piring nya dan menyambar kerupuk di sebelahnya plus dua tempe goreng.
“Buset kecil kecil makannya kuli, parah parah..,” ledek Indra.
“Biarin, bawel lu, gue kaga bakal gemuk makan cuman segitu,” balas Ningsih.
“Lah tumben lo balik sendiri mba, laki lo mana ?” tanya Indra.
“Masih gawe di kantornya, calon lembur lagi dah dia,” jawab Ningsih.
“Kasian sendirian malem malem,” ledek Indra.
“Ah biasa aja kale, lagian ntar juga dia jemput di sini, eh lo kan ke daerah sawah ya pulangnya ?” tanya Ningsih.
“Iya kenapa mba ?” tanya Indra.
“Ati ati, tadi ada yang belanja katanya liat jerangkong di sono...hiii...gue jadi merinding,” ujar Ningsih.
“Serius lo mba, jangan bikin takut dong, gue lewat sono nih,” ujar Indra.
“Serius kok, tadi anak sma yang ngomong pas lagi belanja,” balas Ningsih.
“Emang ibu juga denger akhir akhir ini katanya ada, tapi si Indra mah ga usah khawatir, pak de mu sakti kan,” ujar sang ibu warung.
“Yee tetep aja bu, kesenggol koit kan,” ujar Indra.
“Doa dong, payah lo..,” balas Ningsih dengan mulut penuh.
“Udah ah, ga usah di omongin lagi,” tukas Indra.
Akhirnya topik pun berganti, di temani ibu warung, mereka mengobrol sampai Ningsih di jemput suaminya di warung, setelah pamit Indra keluar warung, dia berjalan ke arah persawahan yang sedikit gelap karena lampu jalan di sana agak berjauhan, untuk memotong jalan menuju rumahnya. Indra sudah terbiasa pulang antara jam 10 malam sampai jam 11 malam melewati jalan itu, namun ketika dia sedang jalan, tiba tiba smartphonenya berbunyi, Indra mengambilnya dari kantung dan melihat siapa yang menelpon, dia langsung mengangkatnya,
“Halo ?” tanya Indra.
“Dra, lo dimane ?” tanya seorang pria.
“Gue udah balik, napa lagi lo bro ?” tanya Indra.
“Eh lo bisa gantiin shift gue ga ? gue harus pergi nih malem, tolong bro,” ujar Hadi teman sekolah dan satu pekerjaan dengan Indra.
“Ya elah, bukan dari tadi, gue udah separo jalan nih..,” balas Indra.
“Tolong bro, kaga mungkin kan gue minta tolong mba Ningsih atau si Rita, bisa di gatak lakinya mba Ningsih gue, tolong bro, gue lagi urgent banget nih,” balas Hadi.
“Lah lo udah bilang sama pak Joko belom ?” tanya Indra.
“Sekalian bilangin bro, gue belom sempet telepon dia, tolong yak bro,” jawab Hadi.
“Ampun deh lo, ada urusan apa sih, ya udehlah, di rumah gue juga ga ngapa ngapain, paling maen moba doang,” balas Indra.
“Thanks berat bro, i love you,” ujar Hadi.
“An*** lo kupret\, giliran begini aja i love u lo\,” ujar Indra.
“Dah ya...sekali lagi thanks bro,”
“Tuuut...tuuut,”
“Hah...bener bener tuh bocah, paling urusan cewe lagi...parah lah,” gerutu Indra.
Dia memasukkan smartphone ke sakunya dan berbalik untuk kembali ke mini market tempat kerjanya. Tapi ketika dia berbalik dan baru melangkah, “Kletek...kletek,” terdengar suara tulang yang bergesekan seperti sedang berjalan. Indra langsung mempercepat langkahnya dan berusaha semaksimal mungkin tidak menoleh ke belakang, wajahnya mulai pucat. “Kletek..klek..kletek,” suara tulang bergesekan itu tedengar semakin mendekat ke arahnya. Kepala Indra mulai terasa besar, seluruh tubuhnya merinding, bulu halus di sekujur tubuhnya mulai berdiri.
Tiba tiba suara gesekan tulang yang terdengar sudah berada dekat di belakangnya mulai tedengar seperti sudah jauh di belakang, Indra memperlambat langkahnya dan menoleh ke belakang, hatinya mulai tenang karena tidak ada apa apa di belakangnya, dia sempat menarik nafas, dia kembali menoleh ke depan,
“Klak...klak...klak..,” Sebuah kerangka manusia berdiri berada di depannya.
Mulutnya bergerak gerak seakan sedang berbicara, terdengar seperti gigi atas dan bawah beradu, tangannya terlihat memegang sebutir telur,
“Waaaaa....setaaaaan..,” teriak Indra.
Indra terjatuh karena kaget dan terduduk di jalan, kepalanya sudah sangat berat, dia tidak bisa bergerak saking takutnya, tangannya terangkat mencoba menghalangi kerangka yang melangkah ke arahnya. Tangan kerangka itu terjulur berniat meraih Indra, tapi Indra menghalaunya dan punggung tangannya terkena tangan kerangka itu, langsung saja punggung tangan Indra terasa panas, dia melihat punggung tangannya ada tanda bekas gosong bergambar tengkorak yang sangat menyakitkan.
Karena takutnya sudah mencapai maksimal dan rasa sakit seperti rohnya di tarik keluar dari bekas gosong di punggung tangannya, Indra pun akhirnya tidak sadarkan diri dan tidak tahu lagi bagaimana nasibnya.
*****
“Ugh....kepala gue..,”
“Dah bangun dra ?” tanya seorang pria paruh baya.
Indra membuka matanya, dia melihat dirinya berada di ruang tengah rumahnya, dia menoleh dan melihat seorang pria paruh baya bertubuh pendek, berambut putih dan bertubuh gempal tapi kekar.
“Loh pakde ? kok aku di rumah ?” tanya Indra.
“Lah iya, aku menemukan kamu pingsan di dekat sawah,” Jawab pakde.
“Huh ? aku pingsan ?” tanya Indra.
“Iya, kamu pingsan, lalu kamu bertemu siapa ?” tanya pakde.
Langsung saja Indra menceritakan seluruh pengalamannya kalau dia bertemu dengan tengkorak hidup yang bawa sebutir telur dan tangannya tanpa sengaja menyentuhnya.
“Oalah, ya syukur kamu masih hidup,” ujar pakde sambil tersenyum.
“Eh buset pakde, masa syukur, aku takut setengah mati,” ujar Indra.
“Sekarang masih takut ?” tanya pakde.
“Jelas saja masih, aku masih merinding,” Jawab Indra.
“Coba ngaca dulu sana,” balas pakde.
Karena penasaran apa maksud pakdenya, Indra berdiri dan berjalan ke lemari yang memiliki kaca berbentuk oval. Ketika berdiri di depannya, Indra langsung terkejut terjatuh sampai mau pingsan lagi, dia langsung mundur menjauh dari cermin sambil duduk.
“Waaaaaa...apa ini pakde...” ujar Indra sambil melihat kedua tangannya.
“Lah ya makanya aku tanya, kamu masih takut apa nda, mbo ya kamu sudah jadi jerangkong toh,” ujar pakde santai.
“Kenapa jadi begini...kenapa aku jadi kerangka begini...,” ujar Indra sambil mengamati tangannya.
“Sini, duduk dulu sama pakde,” ujar pakde tenang.
Indra yang berdiri, dia berjalan kemudian duduk di sebrang pakde di meja bundar yang indah dan antik, pakde kemudian menjelaskan kalau jerangkong itu hanya menakuti saja karena dia baru keluar dari kandang ayam dan baru habis mengambil telur, legendanya mengatakan kalau sampai bertemu jerangkong maka seumur hidup akan sial dan kalau sampai menyentuhnya maka orang itu akan mati dengan bekas gosong di bagian yang tersentuh, tapi kasus seperti Indra ini langka karena Indra malah berubah menjadi jerangkong juga.
“Lah jadi aku kenapa dong nih ? apa aku sudah mati pakde ?” tanya Indra.
“Loh ya kalau mati mana bisa ngobrol, bener nda. Ada ada saja kamu,” Jawab pakde santai.
“Trus kenapa dong..,” balas Indra.
“Wah ya nda tau, wes gini aja, kamu tak larang keluar dulu selama seminggu, aku semedi dulu cari petunjuk, dah sekarang kamu tenang saja dulu, atau mau ikut aku semedi ?” tanya pakde.
“Waduh ga deh pakde,” ujar Indra.
“Apanya yang bisa tenang, gue jadi tengkorak gini di suruh tenang ?...dia sih enak sakti,” gerutu Indra.
Pakde langsung berangkat keluar dari rumah untuk menuju ke bukit tempat dia biasa bersemedi, sedangkan Indra hanya bisa terduduk diam di meja sambil meratapi nasibnya, dia sudah lama di tinggal ibunya yang meninggal ketika dia masih berumur 12 tahun dan ayahnya berada di inggris karena memang berasal dari sana. Walau sekolahnya di biayai namun ketika dia berumur 18 tahun yaitu sekarang, dia mendengar kabar kalau ayahnya sakit keras di sana dan pembiayaan pun terhenti. Dia hanya tinggal bersama pakdenya di rumahnya dan membiayai sendiri semua kebutuhannya karena sang pakde tidak bekerja dan seorang pertapa. Sekarang, dia bingung bagaimana nasib masa depannya karena tubuhnya berubah menjadi tengkorak. Indra hanya bisa memegang kepalanya dengan kedua tangannya yang tertopang di meja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
S.agatha off✴️
ngelawak si Indra ini
2024-02-23
0
Manusia Biasa
Lihat indra jadi tengkorak malah inget brok di one piece🤣
2024-02-04
0