Perjalanan Alam Fana

Perjalanan Alam Fana

Bab 1 Pertemuan

“Hei, bocah! Kembalikan roti kering itu!” teriak seorang pedagang roti yang mengejar seorang anak berusia tujuh tahun di tengah jalan kota.

“Enak saja! Aku susah-susah mencurinya, malah disuruh mengembalikan. Kalau mau, ambil sendiri sini!” balas bocah pencuri roti itu dengan lantang.

"Awas kau, bocah! Kalau sampai tertangkap, habislah kau di tanganku!" balas pedagang roti dengan nada geram.

"Sialan bocah tengik itu. Kalau saja aku tak dilarang menggunakan tenaga dalam, sudah habis kau!" Pedagang roti itu terus berpikir, mencari cara untuk menangkap si pencuri.

Tiba-tiba, "Agh!" benturan keras terjadi antara si bocah dan seorang pria tua yang terlihat berusia sekitar 60-70 tahun.

“Hahaha, akhirnya dapat juga kau!” Pedagang roti itu tersenyum puas sambil menarik lengan bocah pencuri.

“Cih! Hari ini benar-benar sial bagiku,” pikir si bocah sambil meringis menahan sakit akibat benturan tadi.

“Lepaskan dia,” terdengar suara dingin dari balik tudung seorang pria misterius.

“Hei, kau! Apa kau kakek si bocah ini, Pak Tua?” bentak pedagang roti.

Tatapan tajam pria bertudung itu tampak dari balik kain penutup wajahnya, dan aura gelap berwarna hitam pekat menguar dari tubuhnya. Dia mengeluarkan sebuah koin perak dari sakunya dan tersenyum tipis.

“Ambil ini, lalu pergilah,” ucap si kakek dingin, berhenti tepat di samping bocah pencuri.

"Gubrak!" Pedagang roti terjatuh dengan mulut menganga, ketakutan. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, dia segera melarikan diri.

"....." Si bocah pencuri terdiam, masih bingung kenapa dirinya diselamatkan.

“Ikut aku, nak,” ujar si kakek sambil berjalan pergi.

“Apa untungnya buatku kalau aku mengikutimu?” tanya si bocah, meski tetap melangkah mengikuti kakek itu dari belakang.

“Aku sudah menyelamatkanmu, jadi kau berutang padaku,” jawab si kakek, disertai tawa kecil penuh kemenangan.

"Kakek tua sialan," gerutu si bocah dalam hati.

Keheningan menyelimuti mereka berdua, hanya suara langkah kaki yang terdengar. Tanpa berbicara, mereka terus berjalan menyusuri jalanan kota, hingga akhirnya keluar dari gerbang kota dan sampai di hutan belantara yang lebat. Di tengah hutan, berdiri sebuah gubuk kecil.

Si kakek membuka pintu gubuk itu. Meski sederhana, gubuk tersebut memiliki dua kamar, satu ruang tamu, satu dapur, dan satu kamar mandi.

"Tak mungkin si tua bangka ini hidup sendirian di sini, tanpa penghuni lain di sekitar," pikir si bocah sambil memperhatikan sekitar.

“Cepat ke sini, bocah! Jangan diam saja. Hutan ini penuh monster dengan tingkat kultivasi tinggi,” ujar si kakek, mencoba menakut-nakuti.

“Ya...yaaa,” sahut si bocah kaget, tersadar dari lamunannya.

Meski berada di tengah hutan, gubuk itu terlihat sangat rapi dan terawat, seolah jauh dari kesan menyeramkan.

"Duduklah di sana," ucap si kakek sambil berjalan menuju dapur.

“Tempat ini sangat rapi dan bersih, tapi... kenapa kakek memilih tinggal di sini? Bukankah hutan ini terkenal dengan monster-monster kuat?” pikir si bocah, penuh pertanyaan.

"Heii, bocah! Nanti akan kujelaskan. Sekarang, siapa namamu?" tanya si kakek, berjalan dari dapur ke ruang tamu sambil membawa segelas air.

"Tunggu, apa kakek bisa mendengar pikiranku?" tanya si bocah dengan antusias.

“Bisa, tapi ada syaratnya,” jawab si kakek, tersenyum khas.

“Tolong ajari aku menjadi kultivator, kakek! Aku ingin menyingkirkan semua yang jahat,” ucap si bocah penuh semangat, lalu membungkuk hormat.

"Bangun, bocah! Sebut namamu dulu, baru akan kupertimbangkan," ujar si kakek dengan tatapan tajam dan aura pembunuh yang kuat.

"Saya tidak punya nama," jawab si bocah sambil berdiri tegak.

"Kalau begitu, ceritakan asal usulmu," pinta si kakek sambil duduk di kursi.

"Saya anak yatim piatu. Dari usia satu sampai lima tahun, saya tinggal di panti asuhan. Namun, ketika saya berumur lima, panti asuhan kami hancur akibat perang. Anak-anak lain melarikan diri, dan saya juga kabur. Sejak itu, saya hidup dengan mencuri untuk bertahan,” jelas si bocah.

“Apakah kau tak pernah tertangkap?” tanya si kakek dengan kening berkerut.

“Sering tertangkap, dan akibatnya banyak luka di tubuhku. Lihat saja,” bocah itu membuka bajunya yang berlubang, menunjukkan bekas luka-luka di tubuhnya.

“Anak ini telah menjalani hidup yang keras. Pantas saja dia tak takut dengan auraku. Mungkin suatu saat dia akan menjadi pendekar hebat,” pikir si kakek sambil tersenyum.

“Sujudlah tiga kali jika kau ingin menjadi muridku, tapi ingat, ada tiga syarat yang harus kau patuhi,” ujar si kakek serius.

Tanpa pikir panjang, si bocah langsung bersujud tiga kali di hadapan si kakek.

“Baiklah. Syarat pertama, gunakan ilmu ini hanya untuk hal yang kau yakini benar. Syarat kedua, ikuti kata hatimu. Syarat ketiga, capailah puncak kultivasi,” jelas si kakek dengan senyum di balik jenggotnya yang tebal.

"Baik, Guru! Saya akan lakukan yang terbaik," jawab si bocah penuh kegembiraan.

"Namamu sekarang adalah Luo Chen. Luo adalah marga milikku,” ujar si kakek masih dengan senyuman.

“Terima kasih atas nama yang telah diberikan, Guru,” ucap Luo Chen, penuh rasa syukur.

"Panggil aku Guru Wu. Mulai besok, kau akan menjalani pelatihan keras. Sekarang, makan roti itu dan minum airnya," perintah Guru Wu, lalu beranjak pergi.

"Baik, Guru Wu. Saya akan mempersiapkan diri untuk besok," jawab Luo Chen dengan semangat.

"Jangan lupa, karena sudah sore, cepat tidur di kamar kosong itu. Ada banyak buku di rak, bacalah jika mau," ujar Guru Wu, suaranya masih terdengar meskipun dia sudah pergi.

Luo Chen berjalan menuju kamar dan terkejut melihat banyak buku di rak.

“Wow, banyak sekali buku di sini! Mungkin ada tentang bahasa lain juga,” gumamnya sambil memeriksa koleksi buku di rak.

Luo Chen akhirnya terhanyut dalam informasi yang ia baca tentang dunia kultivasi. Semangatnya berkobar untuk memulai pelatihan, meskipun dia sedikit kecewa dengan cacat dalam kultivasinya sendiri.

Luo Chen terus menelusuri deretan buku di rak, matanya berbinar-binar dengan rasa ingin tahu yang semakin memuncak. Setiap buku di sana seolah memanggilnya, menawarkan petualangan baru dan pengetahuan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

“Ini dia, buku tentang tingkatan monster! Mungkin aku bisa memahami lebih baik dunia yang akan segera kuhadapi,” gumam Luo Chen dengan semangat yang masih membara.

Dia duduk di lantai dan membuka salah satu buku yang terlihat paling tebal. Di dalamnya, ada gambar-gambar makhluk buas dengan deskripsi lengkap tentang kekuatan dan kelemahan mereka. Beberapa nama monster tampak asing, tetapi setiap kata tertulis dengan jelas, membuat Luo Chen semakin tertarik.

“Besok, aku harus siap. Aku tak akan pernah menjadi bocah pencuri lagi. Aku akan menjadi seorang kultivator yang kuat!” tekadnya bulat, tatapan matanya semakin tajam, penuh keyakinan.

Tak terasa, malam semakin larut. Angin dingin dari luar gubuk berhembus lembut melalui celah-celah jendela. Luo Chen akhirnya menutup buku tersebut, meregangkan tubuhnya yang lelah, lalu berjalan ke tempat tidur. Pikirannya masih penuh dengan apa yang akan terjadi esok hari.

"Aku siap untuk apapun yang terjadi," bisiknya pelan sebelum akhirnya tertidur pulas di bawah cahaya rembulan yang lembut, menyelimuti malam itu dengan kedamaian.

Terpopuler

Comments

Jamal Amir

Jamal Amir

test dulu,, semoga gak mengecewakan

2024-10-21

2

Maz Tama

Maz Tama

ok pantau dulu

2024-10-18

1

Saga¥

Saga¥

keren semangat Thor

2024-06-03

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan
2 Bab 2 Hewan Iblis
3 Bab 3 Elements Dan Awal Pelatihan
4 Bab 4 Pelajaran Masa Lalu
5 Bab 5 Fenomena Tidak Terduga
6 Bab 6 Kontes Memancing
7 Bab 7 Pertarungan Sengit
8 Bab 8 Melangkah Maju
9 Bab 9 Lima Bersaudara
10 Bab 10 Bakat Memasak
11 Bab 11 Menuju Kota
12 Bab 12 Keluarga Tambahan
13 Bab 13 Perkenalan
14 Bab 14 Persetujuan Pelelangan
15 Bab 15 Sedikit Ancaman
16 Bab 16 Bantuan Tidak Terduga
17 Bab 17 Kehangatan
18 Bab 18 Waktu Minim
19 Bab 19 Malam Tenang
20 Bab 20 Tiga Kendali
21 Bab 21 Kehangatan Keluarga
22 Bab 22 Langkah Awal
23 Bab 23 Memilih Kitab
24 Bab 24 Scorpius
25 Bab 25 Kepergian
26 Bab 26 Awal Pertarungan
27 Bab 27 Kekuatan
28 Bab 28 Air Terjun
29 Bab 29 Pertarungan Sengit
30 Bab 30 Puncak Pertarungan
31 Bab 31 Kedamaian
32 Bab 32 Harta Tak Terduga
33 Bab 33 Ruangan Rahasia
34 Bab 34 Lorong Gelap
35 Bab 35 Pemilik Harta
36 Bab 36 Tekanan
37 Bab 37 Pencerahan
38 Bab 38 Tempat Misterius
39 Bab 39 Harta Terakhir
40 Bab 40 Dua Lawan Satu
41 Bab 41 Sekte Elang Langit
42 Bab 42 Villa
43 Bab 43 Kehangatan
44 Bab 44 Obrolan Ringan
45 Bab 45 Persiapan
46 Bab 46 Topeng
47 Bab 47 VVIP
48 Bab 48 Pembukaan Lelang dan Pil Qi Pemula
49 Bab 49 Piala Jiwa Sejati
50 Bab 50 Persaingan dan Barang Terakhir
51 Bab 51 Ancaman
52 Bab 52 Ritual
53 Bab 53 Transaksi
54 Bab 54 Benua Tengah
55 Bab 55 Penginapan Kyabakura
56 Bab 56 Wanita Misterius
57 Bab 57 Pendamping Hidup
58 Bab 58 Perjalanan Romantis
59 Bab 59 Tepi Danau
60 Bab 60 Percakapan Yang Mengubah Segalanya
61 Bab 61 Kebebasan
62 Bab 62 Perjalanan Baru
63 Bab 63 Dratiger
64 Bab 64 Perjalanan Laut
65 Bab 65 Lomba Hewan Kontrak
66 Bab 66 Lautan Luas
67 Bab 67 Sea Serpent
68 Bab 68 Dewa Scorpius
69 Bab 69 Awal Perjalanan Baru
70 Bab 70 Mencari Petunjuk
71 Bab 71 Amarah
72 Bab 72 Akses Teleportasi
73 Bab 73 Perjalanan Berliku
74 Bab 74 Pertarungan Awal Sekte Taring Naga
75 Bab 75 Pertarungan Mengerikan Dalam Markas Sekte
76 Bab 76 Serangan Mei Xue yang Menggegerkan Sekte
77 Bab 77 Pertarungan dengan Para Petinggi Sekte
78 Bab 78 Misi Berbahaya
79 Bab 79 Melawan Ice Snake
80 Bab 80 Misi Tuntas
81 Bab 81 Perjalanan Menuju Gunung Eldoria
82 Bab 82 Menuju Kaki Gunung
83 Bab 83 Pertemuan dengan Monster Dragaraj
84 Bab 84 Pertarungan di Puncak Eldoria
85 Bab 85 Pertemuan dengan Nagasatu
86 Bab 86 Akhir Pertarungan
87 Bab 87 Penemuan Altar Misterius
88 Bab 88 Portal Menuju Alam Abadi
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan
2
Bab 2 Hewan Iblis
3
Bab 3 Elements Dan Awal Pelatihan
4
Bab 4 Pelajaran Masa Lalu
5
Bab 5 Fenomena Tidak Terduga
6
Bab 6 Kontes Memancing
7
Bab 7 Pertarungan Sengit
8
Bab 8 Melangkah Maju
9
Bab 9 Lima Bersaudara
10
Bab 10 Bakat Memasak
11
Bab 11 Menuju Kota
12
Bab 12 Keluarga Tambahan
13
Bab 13 Perkenalan
14
Bab 14 Persetujuan Pelelangan
15
Bab 15 Sedikit Ancaman
16
Bab 16 Bantuan Tidak Terduga
17
Bab 17 Kehangatan
18
Bab 18 Waktu Minim
19
Bab 19 Malam Tenang
20
Bab 20 Tiga Kendali
21
Bab 21 Kehangatan Keluarga
22
Bab 22 Langkah Awal
23
Bab 23 Memilih Kitab
24
Bab 24 Scorpius
25
Bab 25 Kepergian
26
Bab 26 Awal Pertarungan
27
Bab 27 Kekuatan
28
Bab 28 Air Terjun
29
Bab 29 Pertarungan Sengit
30
Bab 30 Puncak Pertarungan
31
Bab 31 Kedamaian
32
Bab 32 Harta Tak Terduga
33
Bab 33 Ruangan Rahasia
34
Bab 34 Lorong Gelap
35
Bab 35 Pemilik Harta
36
Bab 36 Tekanan
37
Bab 37 Pencerahan
38
Bab 38 Tempat Misterius
39
Bab 39 Harta Terakhir
40
Bab 40 Dua Lawan Satu
41
Bab 41 Sekte Elang Langit
42
Bab 42 Villa
43
Bab 43 Kehangatan
44
Bab 44 Obrolan Ringan
45
Bab 45 Persiapan
46
Bab 46 Topeng
47
Bab 47 VVIP
48
Bab 48 Pembukaan Lelang dan Pil Qi Pemula
49
Bab 49 Piala Jiwa Sejati
50
Bab 50 Persaingan dan Barang Terakhir
51
Bab 51 Ancaman
52
Bab 52 Ritual
53
Bab 53 Transaksi
54
Bab 54 Benua Tengah
55
Bab 55 Penginapan Kyabakura
56
Bab 56 Wanita Misterius
57
Bab 57 Pendamping Hidup
58
Bab 58 Perjalanan Romantis
59
Bab 59 Tepi Danau
60
Bab 60 Percakapan Yang Mengubah Segalanya
61
Bab 61 Kebebasan
62
Bab 62 Perjalanan Baru
63
Bab 63 Dratiger
64
Bab 64 Perjalanan Laut
65
Bab 65 Lomba Hewan Kontrak
66
Bab 66 Lautan Luas
67
Bab 67 Sea Serpent
68
Bab 68 Dewa Scorpius
69
Bab 69 Awal Perjalanan Baru
70
Bab 70 Mencari Petunjuk
71
Bab 71 Amarah
72
Bab 72 Akses Teleportasi
73
Bab 73 Perjalanan Berliku
74
Bab 74 Pertarungan Awal Sekte Taring Naga
75
Bab 75 Pertarungan Mengerikan Dalam Markas Sekte
76
Bab 76 Serangan Mei Xue yang Menggegerkan Sekte
77
Bab 77 Pertarungan dengan Para Petinggi Sekte
78
Bab 78 Misi Berbahaya
79
Bab 79 Melawan Ice Snake
80
Bab 80 Misi Tuntas
81
Bab 81 Perjalanan Menuju Gunung Eldoria
82
Bab 82 Menuju Kaki Gunung
83
Bab 83 Pertemuan dengan Monster Dragaraj
84
Bab 84 Pertarungan di Puncak Eldoria
85
Bab 85 Pertemuan dengan Nagasatu
86
Bab 86 Akhir Pertarungan
87
Bab 87 Penemuan Altar Misterius
88
Bab 88 Portal Menuju Alam Abadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!