Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
Bumi yang di terpa hujan deras. Padahal tadi siang cuaca begitu cerah namun malam ini bumi sedang turun hujan yang deras.
Mobil mewah berhenti di kediaman rumah mewah dan keluar seorang pria dari mobil tersebut dengan menggunakan payung yang buru-buru menghampiri pintu mobil yang satunya dan membukanya, lalu keluarlah seorang wanita cantik.
"Awas basah," ucap Bagas yang merangkul bahu Aretha yang tidak ingin Aretha basah dan lebih mendekatkan Aretha untuk lebih dekat lagi dengannya.
"Hanya basah sedikit saja. Kamu langsung sangat khawatir seperti itu kepadaku," sahut Aretha tersenyum lebar.
"Aku pasti khawatir, aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa," sahut Bagas dengan keduanya yang saling melihat dengan keduanya yang sama-sama menatap. Dari tatapan mata keduanya memang terlihat saling mencintai.
"Ayo masuk!" ajak Aretha.
Bagas mengangguk dan mereka sedikit berlari untuk memasuki rumah. Namun baru sampai teras kaki keduanya terhenti ketika melihat di depan pintu ada Alvian yang dengan wajah dinginnya dan kedua tangannya yang dilipat di dadanya.
"Pah," sahut Aretha dengan menelan salivanya. Melihat ada Alvian membuat Bagas perlahan melepaskan tangannya dari rangkulan wanita yang di sampingnya itu.
"Om," sahut Bagas tersenyum dengan menundukkan kepalanya.
"Mama kamu sejak tadi menelpon kamu. Tapi kamu tidak mengangkatnya dan sekarang pulang dalam keadaan seperti ini cengengesan tanpa memikirkan Mama kamu yang khawatir di dalam sana," ucap Alvian dengan suara dinginnya yang menatap tajam putrinya.
"Maaf Om ini salah saya, tadi saya...."
"Saya tidak bicara dengan kamu," sahut Alvian memotong pembicaraan Bagas dan membuat Bagas terdiam.
"Pah tadi macet di jalan dan makanya Aretha pulang terlambat dan ponsel Aretha juga mati," jawab Aretha mencoba menjelaskan kepada orang tuanya.
"Masuk kamu!" titah Alvian dengan suara dinginnya.
"Tapi pah! Bagas juga harus masuk. Bajunya basah dan harus diganti," sahut Aretha.
"Kamu tidak mendengarkan apa kata Papa. Kamu masuk sekarang juga! Papa menyuruh kamu masuk dan bukan orang lain!" tegas Alvian.
Aretha melihat kearah Bagas dan Bagas menganggukkan kepalanya yang memberikan kode kepada Aretha untuk Aretha segera masuk.
"Kamu masuklah, aku juga akan segera pulang," ucap Bagas.
"Ya sudah kamu hati-hati," ucap Aretha. Bagas menganggukkan kepalanya dan Aretha langsung masuk yang melewati Alvian.
"Maaf Om. Jika saya membawa Aretha pulang malam-malam. Saya benar-benar tidak ada maksud," ucap Bagas.
"Saya tidak harus mengingatkan kamu sekali dua kali atau berkali-kali. Kamu jauhi Aretha. Karena saya tidak mau putri saya hancur di tangan kamu," tegas Alvian.
"Saya tidak mungkin menjauhinya. Karena saya mencintainya," sahut Bagas yang menolak perintah dari Alvian.
"Cinta katamu. Kau bahkan tidak cocok untuk mengucapkannya. Jangan bermimpi Bagas hubunganmu dan Aretha bisa lanjut. Saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi," tegas Alvian yang langsung memasuki rumah dan tidak lupa menutup pintu.
Huhhhhh
Bagas hanya menghela nafasnya dan juga meninggalkan tempat itu. Orang tua Aretha tidak pernah menyukainya dan tidak merestui hubungannya dengan Aretha yang menjadi kekasihnya itu.
Alea yang berada di ruang tamu langsung berdiri saat melihat Aretha yang sejak tadi ditunggunya akhirnya datang juga.
"Aretha kamu dari mana saja. Mama itu khawatir pada kamu," ucap Alea.
"Maaf mah. Tadi Aretha kejebak macet," jawab Aretha yang merasa bersalah pada Alea karena pasti sangat memikirkannya.
"Lalu kenapa tidak mengangkat telpon dari mama ?" tanya Alea.
"Maaf mah. Ponsel Aretha mati," jawab Aretha.
"Mati. Sengaja dimatikan supaya pacaran kalian tidak terganggu," bukan Alea yang berbicara namun suara itu datang dari suara Alvian.
"Bukan begitu pah," sahut Aretha.
"Berapa kali Papa sudah mengatakan kepada kamu jangan pernah berhubungan lagi dengan dia. Kenapa kamu tidak pernah mendengarkan Papa," Alvian mulai marah pada Aretha dengan volume suaranya naik.
"Apa yang salah dengan hubungan Aretha dan Bagas pah. Kami sudah mengenal sejak kecil. Bagas juga anak dari Tante Livia saudara tiri mama. Jadi apa yang salah," sahut Alea mencoba meminta penjelasan dari orang tuanya.
"Kamu masih bertanya apa yang salah dengan hubungan kamu dan dia. Kamu bisa melihat sendiri bagaimana keluarganya. Ibunya yang dulu selalu menyakiti Mama kamu dan ayahnya sampai detik ini selalu mengalami kasus kriminal dan kamu masih mengatakan apa yang salah dengan hubungan kamu," tanya balik Alvian.
"Yang seperti itu adalah orang tuanya dan bukan Bagas. Bagas adalah laki-laki yang baik dan Aretha mencintainya," tegas Aretha yang membela Bagas.
"Hentikan cinta dan omong kosong kamu itu. Papa yang tahu keluarga mereka dan Papa yang tahu bagaimana anak itu. Apa kamu mau hidup kamu hancur di tangannya," tegas Alvian.
"Sayang sudah!" Alea mencoba untuk menenangkan suaminya yang sekarang dilanda amarah karena pemberontakan dari putrinya.
"Papa terus saja melihat Bagas dari luar saja. Papa sama sekali tidak mengenal Bagas. Dia laki-laki yang baik dan bertanggung jawab," Aretha merendahkan suaranya yang terus membela laki-laki yang dicintainya itu.
"Kamu stop memujinya. Kamu bicara seperti ini karena otak dan pikiran kamu sudah di cuci. Kamu akhiri hubungan kamu dengan pria itu," tegas Alvian dengan penuh penekanan.
"Itu tidak akan terjadi dan Aretha tidak mau," bantah Aretha.
"Kamu tidak bisa menolak papa. Karena papa akan menikahkan kamu," tegas Alvian yang membuat Aretha kaget mendengar pernyataan dari Alvian.
Alea juga kaget. Sepertinya ini belum ada pembicaraan sama sekali kepadanya.
"Apa maksud papa?" tanya Aretha dengan dahinya mengkerut.
"Papa tidak bisa membiarkan kamu terus berhubungan dengan laki-laki itu. Papa yang tahu apa yang terbaik untuk kamu dan kamu harus menikah dengan pilihan papa. Anak teman papa akan menikahi kamu," tegas Alvian.
"Aretha tidak mau!" protes Aretha.
"Aretha sama sekali tidak punya keinginan untuk menikah. Usia Aretha masih muda pah dan Aretha juga ingin kuliah di luar Negri. Jadi Aretha tidak ingin di jodohkan!" tegas Aretha yang mana mungkin menerima perjodohan yang secara tiba-tiba sementara dirinya juga mempunyai seorang kekasih.
"Semua papa yang mengatur. Papa tidak ingin kamu menjadi rusak karena dia. Dan hanya dengan menikahkan kamu. Baru papa bisa tenang," tegas Alvian.
"Tapi Aretha tidak mau titik!" tegas Aretha yang langsung meninggalkan tempat itu yang menaiki anak tangga menuju kamarnya.
"Aretha!" panggil Alea. Alvian menghela nafasnya dengan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
"Sayang apa maksud kamu. Kamu benar akan menikahkan Aretha?" tanya Alea.
"Iya. Aku tidak punya pilihan lain. Anak itu tidak bisa di bilangi," jawab Alvian yang mengatur nafasnya.
"Sayang tapi apa ini tidak terlalu buru-buru. Aretha juga masih muda dan dia juga belum lulus kuliah," ucap Alea yang kali ini sepertinya kurang setuju dengan pendapat suaminya yang tiba-tiba saja membuat keputusan tanpa membicarakan hal itu kepadaku.
"Ini semua aku lakukan demi Aretha dan ini yang terbaik. Kamu lihat sendiri bagaimana Aretha hanya memenangkan saja dan tidak bisa jauh dari laki-laki itu," ucap Alvian.
"Tapi Aretha pasti akan menolak," sahut Alea.
"Anak itu akan bisa membantahku lagi. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Putri kita," ucap Alvian.
Alea hanya menghela apa saja yang juga tidak bisa berkomentar apa-apa.
Bersambung
...Jangan lupa untuk like komen, subscribe dan vote yang banyak ya agar aku semakin semangat lagi....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Lia Regar
hallo kak..
aku mampir nih..
kalau berkenan mampir yuk di cerita aku kak ..
ayo saling mendukung memberi subscribe,like, komentar dan vote
2024-02-22
0