Mentari pagi sudah tiba. Arryan dan keluarganya sedang melaksanakan sarapan seperti biasanya.
"Aneh sekali owner kuenya. Aku ingin melakukan pembayaran tapi dia sudah menghilang dan tidak tahu ke mana. Jadi aku tidak bisa melakukan pembayaran," oceh Shela.
"Lagian kamu juga aneh. Kalau memesan kue secara online seharusnya kamu transfer terlebih dahulu. Jangan menunggu pesanan datang baru di bayar," sahut Mira.
"Ya kan takut aja hasilnya tidak sesuai dengan katalog yang diberikan. Bukannya zaman sekarang banyak sekali penipuan-penipuan seperti itu yang di gambarnya cantik tiba-tiba datangnya tidak sesuai," sahut Shela.
"Kalau begitu Kenapa kamu tidak pesan secara online. Kenapa tidak langsung saja membeli langsung di toko," sahut Mateo.
"Ya aku sudah cari di toko dan tidak menemukan karakter seperti yang diinginkan Loli dan owner kue itu bisa membuatnya. Ya makanya aku mau coba-coba saja dan ternyata memang hasilnya sebagus itu," jawab Shela yang jujur dengan penilaiannya pada kue yang di buat oleh Aretha.
"Lalu sekarang bagaimana. Ini sudah 2 hari setelah acara ulang tahun Loli selesai dan kamu belum melakukan pembayaran padahal itu adalah hak dari penjual," sahut Mira.
"Itu bukan salahku dong mah. Dia yang salah pergi begitu saja dan aku tidak ada maksud untuk tidak membayarnya," sahut Shela.
"Ya sudah kamu bisa hubungi pembuat kuenya dan bisa mempertanyakannya no rekeningnya langsung melakukan pembayaran memalui transfer, sudah selesai. Jangan di tunda-tunda itu tidak baik sama sekali," sahut Arryan menegaskan pada Shela.
"Benar apa kata Arryan. Kenapa kamu sendiri yang mempersulit diri kamu. Tinggal hubungi dia susah amat dan lakukan pembayaran," sahut Dika yang setuju dengan kakak iparnya itu.
"Kecuali kamu memang tidak mau membayarnya," sahut Arryan.
"Isss sembarangan. Ya aku mau membayarnya. Hanya saja dia itu memang tidak bisa dihubungi. Kalau bisa aku sudah melakukannya sejak awal. Aku juga tidak mau berhutang kali," jawab Shela.
"Kan ada sosial medianya. Kamu bisa hubungi dari sana," sahut Mira.
"Iya mah. Nanti aku coba," sahut Shela.
"Sudah ketahuan kan jika kamu memang tidak ingin melakukan pembayaran," sahut Arryan.
"Isss apaan sih. Ya nggaklah. Aku sudah mengatakan. Aku tidak mau berhutang," sahut Shela mengelak.
Mateo hanya geleng-geleng kepala saja. Memang terkadang anak keduanya itu tingkahnya memang di luar nalar. Sebenarnya masalah pembayaran bisa saja dilakukan dengan cepat dan tanpa menunggu 2 hari. Ya anaknya itu memang agak lain sedikit.
*********
Lia dan Aretha yang sekarang berada di toko kue yang ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Selama dua hari belakangan ini dia memang sibuk bersama Lia untuk pindahan ke tempat baru. Toko kue yang minimalis yang menjadi tempat baru untuk usaha Aretha.
Setelah 2 hari bekerja keras untuk membersihkan sedikit-sedikit dan merenovasi sedikit-sedikit toko kue sederhana itu akhirnya hari ini toko kue itu bisa dibuka. Tempatnya sangat unik yang bukan hanya sekedar toko kue saja. Tetapi juga menyediakan tempat untuk nongkrong dan menikmati kopi. Karena memang terdapat beberapa bangku yang di susun secara rapi.
"Kamu senang?" tanya Lia.
"Iya, aku pikir kita akan memerlukan waktu yang banyak untuk membersihkannya. Namun ternyata tidak. Karena hanya sedikit saja dan bahkan dalam 2 hari aku langsung bisa buka," ucap Aretha yang merasa lega.
"Ya iyalah tidak perlu dibersihkan dan tidak perlu merenovasi terlalu banyak. Namanya Bu Alea sudah melakukan yang terbaik untuk tempat ini," batin Lia. Hal ini pasti tidak jauh-jauh dari bantuan Alea dan Alea memang ada di balik semua ini.
"Hmmmm, Lia teman kamu sangat baik. Aku ingin bertemu dengannya untuk mengucapkan terima kasih," ucap Aretha. Mendengar pernyataan Aretha membuat dia kaget.
"Dia ada di luar kota. Jadi lain kali saja. Jika ingin menemuinya. Lagi pula dia sangat sibuk. Aku sudah mewakilkan kamu untuk mengucapkan terima kasih. Jadi santai saja," ucap Lia yang mencari alasan.
"Ya sudah tidak apa-apa. Tapi lain kali kamu pertemukan aku dengannya ya," ucap Aretha.
"Iya pasti Aretha," sahut Lia dengan tersenyum.
"Tema apaan. Orang dia adalah mama kamu sendiri. Aku juga tidak tahu apakah kalian akan bertemu apa tidak setelah ini. Aku hanya berdoa semoga kalian bisa bertemu dan hubungan kalian menjadi baik," batin Lia.
**********
Arryan yang berada di dalam mobil yang menyetir.
"Kamu itu ada-ada aja ya Shela. Masa iya masalah kue kamu tidak selesai sampai saat ini," ucap Arryan yang sedang menelepon dengan earphone di telinganya sembari menyetir yang terlihat sangat kesal.
"Ya ampun kak Arryan, aku sudah mengatakan sosial medianya agak susah untuk di hubungi dan sekarang aku sudah melihat postingannya. Jika dia itu sudah ada toko. Jadi Shela bisa minta tolong sama kakak untuk membayar kuenya. Nanti aku kirim screenshot struk pembayarannya. Jadi lakukan pembayaran agar masalahku selesai," ucap Shela .
"Kamu itu benar-benar sangat merepotkan. Ulang tahun sudah berlalu, sudah selesai kamu baru sibuk membayar," ucap Arryan menghela nafas.
"Tapi Shela hanya ingin bertanggung jawab saja. Dari pada Shela tidak bayar sama sekali dan lagian Shela juga tidak mau mati membawa hutang," ucap Shela.
"Sudahlah kamu jangan membahas panjang lebar sampai ke mana-mana, sekarang kamu kirim juga alamatnya sebelum mereka berubah pikiran," tegas Arryan yang mau tidak mau harus menuruti perintah adiknya yang memang membuatnya sangat.
Arryan langsung mematikan panggilan telepon tersebut.
"Sebelum menikah, sesudah menikah dan sampai punya anak kelakuannya tetap saja sama selalu merepotkan orang. Tidak pernah bisa menyelesaikan masalahnya sendiri," umpat Arryan dengan kesal.
Namanya juga adik. Jika tidak merepotkan kakaknya. Namanya bukan adik. Arryan memang selalu menjadi korban Shela.
***********
Mobil Arryan berhenti di depan toko keu dengan tempat berwarna pink tersebut yang terlihat unik dengan do lapisi dingding kaca di bagian depan yang bisa melihat ke dalam.
"Aretcake!" gumam Arryan yang membaca nama tokoh tersebut.
"Shela benar-benar merepotkan," umpat Arryan dengan kesal yang langsung keluar dari mobilnya.
Arryan langsung memasuki toko kue tersebut yang menghampiri. Wanita yang berada di kasir terlihat menunduk yang mengorder pesanan.
"Permisi!" sapa Arryan.
"Iya mau pesan apa?" Aretha mengangkat kepalanya dan kaget dengan pria di hadapannya dan begitu juga dengan Arryan. Lagi-lagi dia bertemu dengan wanita yang membuatnya penasaran.
"Kamu!" sahut Aretha yang mengingat Arryan yang membantunya saat di rumah sakit.
"Kita pernah bertemu di rumah sakit," ucap Aretha.
"Kamu yang menolongku," sahut Aretha yang tidak akan lupa hal itu.
"Iya kita pernah bertemu," sahut Arryan.
"Ya ampun kita bertemu lagi. Hmmm kamu mau pesan?" tanya Aretha.
"Tidak. Aku hanya ingin melakukan pembayaran atas pesanan kue," jawab Arryan.
"Pesanan kue yang mana?" tahta Aretha bingung.
"Ini. Arryan langsung menunjukkan layar ponselnya dan Aretha langsung melihatnya.
"Oh pesanan dari Bu Shela," sahut Aretha yang baru mengingatnya.
"Iya benar sekali dan ini sudah lama," sahut Arryan.
"Oh iya saya juga lupa dengan pesanan ini," sahut Aretha dengan menepuk jidatnya.
"Dia adik saya dan katanya Saya ingin melakukan pembayaran kamu tiba-tiba menghilang," jawab Arryan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments