Aretha turun dari ojek yang tepat di depan rumah Arryan. Ternyata Shela memasang kue ulang tahun untuk Loli sangat bertepatan pada Aretha.
"Makasih ya pak!" sahut Aretha yang memberikan ongkos ojeknya dengan buru-buru.
"Sama-sama neng," sahut pengendara ojek tersebut dan langsung pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Syukurlah aku sampai juga. Benar tidak ya ini rumahnya," batin Aretha yang melihat rumah besar tersebut.
Rumah yang memang rumah Arryan yang tinggi bersama kedua orang tuanya dan juga adiknya bersama keluarga kecil sang adik. Shela yang memesan kue pada Aretha dan makanya Aretha harus mendadak cepat-cepat karena takut di batalkan oleh Shela.
Padahal semuanya bukan kesalahan Aretha. Semua adalah kesalahan Shela yang tidak menginformasikan apa-apa sebelumnya.
"Iya benar kayaknya ini rumahnya. Sebaiknya aku buru-buru masuk. Acaranya sepertinya sudah mau di mulai," ucapnya setelah yakin dan saat Aretha ingin memasuki rumah itu.
Aretha menghentikan langkahnya di depan sebuah mobil mewah. Dia merasa tidak asing dengan mobil itu. Namun Aretha tidak punya waktu untuk berpikir dan mengingat mobil siapa itu dan Aretha langsung memasuki rumah tersebut dengan buru-buru.
***********
Di dalam rumah tersebut tampak sepi. Karena acaranya di adakan di taman yang sudah banyak sekali tamu undangan dan juga anak-anak yang bermain-main yang memang disiapkan taman bermain yang lengkap untuk menghibur anak-anak seusia Loli.
"Kok sepi sih. Apa aku salah rumah ya. Tapi tidak mungkin, ini sesuai dengan alamatnya kok," gumamnya yang melihat di sekelilingnya tidak ada orang dan hal itu membuat Aretha jadi takut. Jika salah rumah.
"Maaf ada yang bisa di bantu!" tiba-tiba Aretha dikejutkan dengan suara seorang pria yang membuat Aretha membalikkan tubuhnya.
"Maaf tuan," sapa Aretha menundukkan kepalanya.
"Ini benar Bu Shela?" tanya Aretha.
"Iya benar. Dia istri saya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Dika.
"Oh. Syukurlah ternyata benar dan saya pikir saya salah alamat. Ini Saya hanya ingin mengantarkan pesan dari nyonya Shela," jawab Aretha yang memberikan kue ulang tahun yang masih di dalam kotak tersebut.
"Oh iya-iya, ini cake ulang tahun putri saya," sahut Dika yang mengambil kuenya.
"Terima kasih ya," ucap Dika.
"Sama-sama tuan," sahut Aretha. Namun Aretha belum pamit untuk pulang yang membuat Dika heran.
"Hmmm, apa ini sudah di bayar?" tanya Dika.
"Belum tuan. Nyonya Shela mengatakan akan di bayar cas," jawab Aretha.
"Oh begitu ternyata," sahut Dika.
"Bi!" panggil Dika!
"Iya tuan," pelayan langsung datang.
"Kamu bawa dia ke taman belakang dan pertemukan dengan ibu. Sepertinya masalah pembayaran mereka belum selesai dan saya juga tidak mengerti dengan negosiasi mereka pertama. Jadi sebaiknya kamu antarkan saja menemui ibu. Supaya masalahnya selesai," titah Dika.
"Baik tuan!"
"Ayo Nona! Silahkan!" Aretha menganggukkan kepalanya dan mengikuti pelayan itu yang membawanya.
Pelayan itu membawa Aretha ketaman belakang yang sudah dipenuhi dengan tamu undangan dan juga banyak anak-anak yang berlari kesana-kemari
"Nona tunggu sebentar ya. Saya panggil ibu dulu. Jika mau minum, makan minum lah duduk saja tidak apa-apa, anggap saja rumah sendiri," ucap pelayan itu dengan ramah.
"Terima kasih. Tapi tidak apa-apa. Saya menunggu saja sebentar," jawab Aretha.
"Iya jangan sungkan-sungkan. Saya tinggal sebentar ya," ucap pelayan itu yang langsung pergi dan Aretha menunggu dengan Aretha menghela nafasnya.
"Untung acaranya belum di mulai. Jadi aku tidak telat sama sekali dan cake nya juga di bawa dengan selamat," gumam Aretha yang merasa lega yang melihat kesekitarnya.
Namun tiba-tiba pandangan mata Aretha tertuju pada seorang wanita yang sedang berbicara dengan seorang wanita juga. Alea yang berbicara dengan Mira.
Deg.
Jantung Aretha berdebar dengan kencang saat melihat ibunya jelas di depan matanya. Air matanya bahkan sampai jatuh yang tidak menyangka jika wanita yang tidak pernah ditemuinya akhirnya bertemu dengannya.
"Mama!" lirih Aretha yang melangkahkan kakinya yang ingin menghampiri Alea. Namun langkahnya terhenti ketikan melihat Alvian yang menghampiri Alea.
"Patahkan kakinya jika dia sampai menginjakkan kaki di rumah ini kembali. Dia bukan anakku lagi. Aku tidak punya seorang Putri lagi," kata-kata dari rekaman video yang dilihatnya saat 2 tahun lalu masih teringat di dalam pikiran Aretha. Di mana Alvian yang sudah menegaskan yang tidak mengakuinya sebagai anak lagi.
Aretha tidak punya kemampuan untuk melanjutkan langkahnya menemui orang tuanya yang sangat di rindukannya.
"Maafkan Aretha mah," lirih Aretha yang terlihat begitu sedih yang hanya bisa melihat yang padahal dia sangat merindukan dan ingin memeluk orang tuanya.
Namun di sisi lain yang tidak jauh dari Aretha. Ternyata Arryan yang tadinya menelepon tiba-tiba melihat Aretha ada di antara tamu-tamu. Namun Arryan heran dengan Aretha yang terlihat bengong dan Arryan melihat ke arah mana tujuan pandangan mata Aretha. Ternyata tujuannya ke pada tamu ibunya.
Arryan semakin bingung dengan penuh tanya maksud dari tatapan mata Aretha.
"Aku selalu merasa. Pernah bertemu wanita itu. Bukan di Bandara saat dia menabrak Loki. Bukan juga di rumah sakit. Wanita itu sangat tidak asing. Di mana aku pernah bertemu dengannya," batin Arryan yang jadi penasaran di mana dia pertama kali bertemu Aretha.
Jika Arryan mengingat Aretha pertama kali ditemuinya di bandara. Berbeda dengan Aretha yang pasti tidak mengingat hal itu karena jika mengingatnya. Aretha pasti menyadari saat berada di rumah sakit.
Aretha yang masih bengong dan tiba-tiba Alvian melihat kearah Aretha. Hal itu disadari Aretha dan membuat Aretha langsung berbalik badan. Alvian mengkerutkan dahinya yang melihat punggung wanita yang merasa tidak asing baginya.
"Sebaiknya aku pergi dari sini. Sebelum papa melihatku ada di sini," batin Aretha yang sangat takut bertemu dengan Alvian dan Aretha meninggalkan tempat itu.
"Sayang kamu kenapa?" tanya Alea melihat suaminya bengong.
"Tidak apa-apa. Aku hanya seperti melihat seseorang," jawab Alvian.
"Siapa?" tanya Alea.
"Aku juga tidak tau dan itu bukan siapa-siapa," sahut Alvian.
"Aku seperti melihat Aretha. Tapi itu tidak mungkin Aretha ada di sini," batin Alvian yang ternyata sempat melihat wajah Aretha. Namun dia tidak percaya sama sekali dan mencoba untuk tidak memikirkannya.
Sementara Arryan jadi bingung dan sangat penasaran atas apa yang di lihatnya.
"Di mana orangnya?" tanya Shela yang akhirnya sampai ke tempat Aretha berdiri saat bibi meninggalkannya.
"Tadi ada di sini kok Bu," jawab pelayan tersebut.
"Ya buktinya mana. Tidak ada sama sekali," sahut Shela.
"Saya juga tidak tau. Kemana ya," pelayan itu juga bingung yang tidak tahu ke mana wanita yang ingin dipertemukannya dengan majikannya itu.
Aretha sudah keluar dari rumah dengan berlari yang tepat berhenti di depan mobil yang tadi sempat di pikirkannya yang sekarang baru mengingatnya jika mobil itu adalah milik kedua orang tuanya.
"Aretha sangat merindukan mama dan papa. Tapi Aretha tidak bisa melakukan apa-apa. Maafkan Aretha mah. Maafkan Aretha. Semua ini adalah kesalahan dari Aretha dan Aretha memang pantas mendapatkan hukuman," batin Aretha yang menangis. Dia merindukan orang tuanya. Namun tidak mempunyai kuasa untuk menemui orang tuanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments