"Sayang pihak mempelai pria nya sudah datang!" tiba-tiba Alvian melihat jejeran mobil dari besannya yang sudah memasuki pekarangan rumahnya.
"Iya sayang ayo kita sambut mereka," sahut Alea dengan semangat. Alvian menganggukkan kepalanya dan mereka langsung menghampiri pihak keluarga dari calon suami putrinya.
Pintu mobil itu di bukakan oleh pengawal dan keluarlah pasangan suami istri yang pasti besan dari Alvian dan Alea.
"Tuan Matteo," sapa Alvian dengan ramah yang mana Alvian dan tuan Matteo saling bersalaman dan Alea dengan Mira yang cipika-cipiki dan berpelukan dengan tersenyum lebar.
"Alhamdulillah tuan bisa sampai dengan selamat," ucap Alvian.
"Alhamdulillah sekali. Kami juga tidak terlambat. Karena jujur kami sangat takut terlambat untuk datang dalam acara pernikahan ini," sahut Matteo.
"Tidak sama sekali. Aretha juga masih siap-siap di kamar. Biasalah pengantin wanita sangat banyak yang harus disiapkannya dari printilan kecil sampai besar," sahut Alea.
"Iya-iya benar sekali," sahut Mira.
Pandangan mata Alea dan Alvian jatuh kepada Arryan yang sejak tadi berdiri gagah dengan menggunakan stelan jas putih.
"Tante," sapa Arryan dengan sopan yang mencium punggung tangan Alea dan Alvian.
"Kamu tampan sekali Arryan," puji Alea.
"Terima kasih Tante," sahut Arryan.
"Oh iya mbak Alea. Ini kenalkan. Ini adalah ibu mertua saya," Mira memperkenalkan seorang wanita yang tua dengan kacamatanya dan sanggul kondenya.
"Halo Bu, kami orang tua dari calon istri dari cucu ibu," sahut Alea dengan ramah.
"Iya. Saya belum melihat di mana cucu menantu saya. Jika melihat ibunya seperti ini saja. Pasti cucu menantu saya sangat cantik," sahut wanita itu dengan menuju Aretha.
"Memang sangat cantik mah. Makanya Arryan langsung setuju untuk menikah. Padahal belum melihat Aretha sama sekali," sahut Mira yang mengambil alih untuk menjawab.
"Kalian ini bisa saja. Saya jadi malu," sahut Alea.
"Tidak perlu malu mbak. Untuk pernikahan anak-anak kita hari ini kami sangat excited sekali dan mempersiapkan banyak hal. Kami juga membawa keluarga besar kami dan juga tamu-tamu yang khusus yang kami undang untuk acara pernikahan ini," sahut Mira.
"Iya mbak. Saya juga melihat banyak tamu dari keluarga mbak yang datang. Semoga setelah pernikahan Aretha dan Arryan menjadikan keluarga kita menyatu dan semakin besar," ucap Alea dengan penuh harapan nya
"Amin," sahut Mira.
"Kalau begitu ayo masuk. Acaranya akan segera di mulai," ajak Alvian.
"Iya," mereka semua mengangguk dan akhirnya memasuki kediaman lokasi pernikahan.
Acara pernikahan akan di mulai. Alea menyuruh pelayan untuk menjemput Aretha. Sementara Arryan yang duduk di sofa terlihat dek-dekan. Bagaimana tidak ini adalah hari pernikahannya.
"Woy!" tiba-tiba Arryan di senggol seorang pemuda tampan yang duduk di sampingnya.
"Bikin kaget aja Robi," sahut Arryan menghela nafas.
"Wajahnya tegang amat. Sudah tidak sabar untuk bertemu dengan calon istrinya yang Aku dengar-dengar calon istri mu itu begitu cantik," goda Robi.
"Ini hari pernikahanku. Jadi bukan hal yang aneh. Jika aku tidak dek-dekan. Aku dek-dekan sekali di hari pernikahan ku dan ini bukan permasalahan wanita yang cantik atau tidak," jawab Arryan.
"Iya deh Dokter tampan Arryan yang sebentar mau menikah. Jadi wajahnya dek-dekan melebihi dari operasi besar," goda Robi. Robi adalah teman seprofesi Arryan yang juga adalah sepupu dari Arryan.
Arryan hanya menghela nafas yang pasti mencoba untuk tenang yang pasti Arryan mungkin bisa tenang sebelum ijab kabul terselesaikan. Jadi sangat wajar. Jika Arryan terus saja tegang.
Alea yang berbicara dengan tamu. Tiba-tiba pelayan mendekatinya.
"Ada apa?" tanya Alea.
"Bu kemari sebentar!" ajak pelayan itu yang tampak gugup. Alea pun mengangguk dan mengikut saja.
Sementara Alvian melihat istrinya yang bersama pelayan seperti ada sesuatu.
"Ada apa Bi?" tanya Alea.
"Nona Aretha Bu," ucap Bibi dengan gugup dengan suaranya yang bergetar dan tampak dek-dekan.
"Ada apa dengan Aretha?" tanya Alea.
"Nona Aretha tidak ada di kamarnya," jawab Bibi yang membuat Alea terkejut dengan jantungnya yang hampir copot mendengar pernyataan dari Bibi.
"Apa maksud kamu?" tanya Alea yang masih shock.
"Saya sudah kekamar Nona Aretha dan ingin memanggilnya. Tapi kamarnya kosong," jawab Bibi.
"Sayang ada apa?" tanya Alvian yang tiba-tiba datang.
"Sayang, acaranya akan di mulai, penghulu sudah datang dan kenapa Aretha belum turun juga yang lain sedang menunggu?" tanya Alvian.
"Sayang Aretha tidak ada di kamarnya," jawab Alea. Alvian yang mendengar pernyataan istrinya juga kaget dengan matanya yang menutup.
"Apa kamu bilang!" pekik Alvian yang sedikit menguatkan volume suaranya yang membuat perhatian orang mengarah kepadanya. Namun Alvian sadar hal itu dan memelankan suaranya.
"Sayang kamu jangan bercanda," ucap Alvian yang berbicara pelan dengan menekan suaranya.
"Aku tidak bercanda. Bibi yang mengatakannya," jawab Alea.
"Benar tuan. Nona Aretha tidak ada di kamarnya," sahut Bibi yang menambahi.
Alvian langsung meninggalkan tempat itu dan buru-buru pergi ke kamar putrinya untuk memastikan hal tersebut. Alea juga menyusul suaminya.
Alvian memasuki kamar putrinya dan melihat kamar itu benar-benar kosong.
"Aretha!" panggil Alvian yang mencari di dalam kamar.
"Ya ampun kemana Aretha pergi," Alea juga jadi panik yang tidak melihat Aretha.
"Aku baru saja tadi kekamarnya dan mengeceknya. Dia masih bersiap-siap," ucap Alea yang memang barusan dari kamar putrinya dan tidak ada masalah sama sekali.
"Anak itu benar-benar mencari masalah," umpat Alvian dengan mengepal tangannya.
"Pengawal!" teriak Alvian.
"Sayang pelankan suara kamu. Nanti tamu mendengar," ucap Alea yang menyarankan suaminya. Siapa juga yang tidak teriak-teriak. Karena ulah putrinya yang berbuat semaunya di hari pernikahannya dan pasti emosi Alvian meledak-ledak.
Hanya dengan satu panggilan saja dengan keras pengawal di rumah itu pun langsung datang.
"Ada apa tuan?" tanya salah seorang pengawal.
"Cari Aretha sekarang juga. Dia pasti masih berada di sekitar sini! Bawa anak itu pulang!" perintah Alvian.
"Baik tuan!" sahut menganggukan kepala dan langsung menjalankan perintah dari tuannya.
"Apa yang kamu lakukan Aretha. Kenapa kamu melakukan semua ini kepada mama dan papa. Apa kamu sengaja ingin mempermalukan kedua orang tua kamu di depan banyak orang," ucap Alea yang sekarang menangis dan juga terlihat khawatir. Alvian melihat kearah jendela dan melihat jendela yang terbuka. Alvian menghampiri jendela itu dan menebak kemungkinan putrinya kabur lewat jendela.
"Papa tidak akan maafkan Aretha. Jika kamu membuat masalah hari ini," ucap Alvian mengepal tangannya dengan pemikiran yang sudah entah ke mana-mana.
Alvian pasti marah besar dengan tingkah laku Aretha yang seenaknya bertindak dan juga membuat Alea menangis karena masalah itu.
Sementara di bawah semua tamu undangan dan juga penghulu masih menunggu mempelai wanita yang tidak kunjung kelihatan. Wajah tamu undangan mulai resah karena sejak tadi acaranya belum dimulai dan penghulu juga terus bertanya kepada pihak keluarga mempelai lelaki.
Arryan yang masih duduk di sofa di samping Robi, melihat beberapa orang yang menuruni anak tangga dan berlari buru-buru. Dari pakaian pria-pria tersebut yang sepertinya itu adalah Bodyguard.
"Apa terjadi sesuatu," batin Arryan yang tiba-tiba merasa ada yang tidak beres.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments