Masih di Bandara. Aretha yang berjalan lemas dengan gaun pengantinnya yang di seretnya. Untungnya gaunnya tidak bervolume dan hanya lurus memanjang dan walau seperti itu cukup panjang ekornya yang membuatnya harus memegang ekor gaunnya. Dengan lemas Aretha menuju tempat minuman untuk membeli kopi dan Aretha memesan 1 cup kopi.
"Silahkan di bayar Nona!" kasir itu memberikan struk dan juga kopinya untuk Aretha. Aretha mengambilnya dan melihat membuka tas kecilnya. Tidak ada uang kes sama sekali dan Aretha memberikan kartu kreditnya untuk melakukan pembayaran.
"Sebentar Nona," sahut kasir tersebut yang langsung melakukan proses pembayaran.
"Maaf Nona kartunya sudah di blokir," ucap kasir tersebut.
"Di blokir?" sahut Aretha.
"Iya Nona. Apa Nona punya kartu lain?" tanya Aretha
"Coba pakai ini," Aretha memberikan kartu atm-nya dan langsung di periksa pelayan tersebut.
"Maaf Nona, saldonya di bekukan," jawab kasir tersebut.
Aretha benar-benar bingung ada apa dengan kartu kreditnya dan kartu atm-nya. Sementara di belakang Aretha ada Arryan yang mengantri untuk melakukan membayar.
"Apa semua ini papa yang melakukannya?" batin Aretha dengan yang sudah menduga. Jika Alvian pasti sengaja memblokir semua fasilitas milik Aretha. Aretha jadi bingung dan tidak tau harus membayar menggunakan apa.
"Nona, biar tuan itu terlebih dahulu!" ucap kasir tersebut yang mempersilahkan pelanggan di belakang Aretha dan Aretha pun meminggir yang berpikir bagaimana dirinya membayar minuman itu.
"Ini aja tuan?" tanya kasir tersebut.
"Iya," jawab Arryan. Arryan melihat ke arah wanita yang masih melamun yang membelakanginya. Hanya wajah bagian kirinya yang terlihat.
"Mbak sekalian punya dia!" ucap Arryan yang sejak tadi memang berada di belakang Aretha dan tau kesulitan apa yang dihadapi wanita yang sejak tadi mencuri perhatiannya itu.
"Baik tuan!" sahut kasir itu dan melakukan pembayaran.
"Terima kasih tuan!" wanita itu menyatukan ke-2 tangannya dengan sangat ramah. Arryan menganggukkan kepalanya dan langsung pergi.
"Maaf mbak saya tidak jadi ambil!" Aretha kembali ke kasir dan memulangkan kopi tersebut.
"Sudah dibayar oleh tuan yang sana," jawab kasir tersebut yang memperlihatkan Arryan yang sudah berjalan meninggalkan tempat tersebut.
"Sudah di bayar," sahut Aretha.
"Benar Nona!" sahut kasir tersebut.
Aretha bukannya mengejar atau berterima kasih dia malah bengong melihat punggung laki-laki yang semakin jauh itu. Dia juga tidak tahu kenapa Pria itu mau melakukan pembayaran atas apa yang di belinya.
**********
Pesawat.
Arryan berada di dalam pesawat yang duduk di samping Robi dengan Arryan yang membuka buku dan tidak tahu apa yang di bacanya. Namun tiba-tiba Arryan malah terbayang dengan Aretha yang menunduk duduk di kursi penunggu dan juga menyeka air matanya. Dia juga mengingat wanita itu berdiri di hadapannya dan memiliki kesulitan untuk melakukan pembayaran.
Mengingat Aretha yang wajahnya kurang jelas di lihatnya membuat Arryan tersenyum tipis. Tidak tahu apa yang membuatnya tersenyum.
"Kau baik-baik saja?" tanya Robi yang heran dengan sepupunya yang tampak aneh itu.
"Iya. Memang aku kenapa?" tanya Arryan mengelak.
"Kau tiba-tiba tersenyum sendiri. Aku pikir kau hampir gila karena pernikahanmu yang batal," sahut Robi dengan mengejek.
"Itu hanya doa mu saja yang memang tidak pernah baik kepadaku," sahut Arryan. Robi hanya geleng-geleng kepala saja.
***********
2 Tahun kemudian.
Indonesia, Jakarta
Bandara.
Aretha yang menggunakan dress peach yang panjang di bawah lututnya lengan panjangnya yang berjalan dengan menyeret kopernya.
"Setelah 2 tahun meninggalkan Indonesia, aku kembali lagi. Namun bukan kembali ke rumah. Karena sudah tidak ada tempat di sana lagi. Papa tidak pernah bisa memaafkanku. Bahkan ini sudah 2 tahun. Papa benar-benar sudah tidak mengakui ku sebagai anak dan menganggapku sudah tidak ada lagi," batin Aretha sembari berjalan dengan wajahnya yang penuh kesedihan.
Karena berjalan sembari melamun Aretha tidak menyadari ada anak kecil perempuan yang berlari ke arahnya dan menabraknya yang membuat anak kecil itu langsung di lantai.
"Eeeeeeee," anak kecil itu terduduk dan langsung menangis yang menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Ya ampun maaf!" ucap Aretha yang merasa bersalah dan langsung berjongkok untuk memeriksa keadaan anak kecil tersebut.
"Maafkan Tante, Tante tidak sengaja," ucap Aretha yang memegang tangan anak kecil tersebut. Namun anak kecil tersebut terus saja menangis dan bahkan semakin kuat membuat Aretha panik.
"Loli," tiba-tiba suara seorang pria muncul dan langsung berjongkok untuk melihat anak yang bernama Loli. Pria itu adalah Arryan.
Anak kecil yang menangis itu ketika ditegur langsung melihat Arryan.
"Om," Loli langsung memeluk Arryan.
"Kamu kenapa?" tanya Arryan.
"Loli jatuh dan karena Tante itu!" tunjuk Loli pada Aretha. Arryan langsung melihat ke arah Aretha.
"Maaf aku benar-benar tidak sengaja. Aku tadi berjalan dan dia berlari sangat kencang dan aku tidak melihatnya," ucap Aretha mencoba untuk menjelaskan dengan wajah paniknya.
Namun Arryan terus melihat Aretha dengan tidak melepas pandangan matanya yang merasa wanita di hadapannya itu tidak asing baginya.
"Bohong Om," sahut Loli yang membuat Arryan tersadar dari lamunannya.
"Tante itu berjalan sembari melamun dan membuat Loli jatuh," ucap Loli yang mengadukan semuanya.
"Maafkan Tante. Tante tidak sengaja," Aretha dengan lembut berusaha juga anak kecil yang terus menyalahkan yang sejak tadi.
"Sudah Loli. Yang terpenting sekarang Loli tidak apa-apa," ucap Arryan
"Sudahlah, dia hanya luka sedikit. Aku akan mengatasinya," ucap Arryan pada Aretha.
"Aku benar-benar minta maaf," ucap Aretha dengan wajah senduhnya. Arryan menganggukkan kepalanya.
"Aretha!" tiba-tiba ada yang memanggil Aretha dan Aretha menoleh kearah suara tersebut dan wanita itu melambaikan tangannya.
"Permisi!" ucap Aretha yang berdiri dan langsung pergi dari Arryan dan juga Loli. Namun Arryan masih melihat ke arah Aretha
"Apa aku pernah bertemu dengannya," batin Arryan yang merasa tidak asing dengan wanita itu.
"Kenapa Om terus melihat Tante itu?" tanya Loli yang kembali membuat Arryan sadar dan melihat ke arah Loli.
"Tidak apa-apa. Kamu kenapa bisa lari-lari di sini. Mama kamu mana?" tanya Arryan.
"Tadi sama mama di sana. Loli lihat Om. Jadi Loli langsung kejar Om," jawab Loli.
"Bukannya mama kamu sering mengatakan kepada kamu. Jangan suka pergi tanpa sepengetahuan mereka dan lihat ini akibatnya. Kamu jatuh," ucap Alvian.
"Tapikan Tante itu yang salah," sahut Loli. Arryan tersenyum dengan mengusap-ngusap pucuk kepala Loli.
"Ya sudah dia sudah minta maaf tadi. Jadi jangan dibahas lagi dan lain kali Loli juga harus hati-hati," ucap Arryan.
"Baiklah Om," sahut Loli.
**********
Aretha dan wanita yang memanggilnya tadi tiba di depan salah satu Apartemen.
"Ayo masuk Nona Aretha!" ajak wanita di sampingnya.
"Apaan sih Lia. Pakai Nona segala," sahut Aretha dengan geleng-geleng.
"Kamu itu tetap majikanku," sahut Lia.
"Udah nggak usah lebay. Dulu juga kamu jarang memanggil aku Nona yang sekarang Kamu memanggil ku Nona pasti kamu mengejek ku ya," ucap Aretha dengan menatap penuh selidik.
"Tau aja kamu. Tapi aku tidak mengejekmu. Itu hanya candaan saja supaya kamu tidak tegang," sahut Lia dengan tersenyum.
"Ayo masuk!" ajak Lian dan mereka berdua langsung memasuki Apartemen yang terlihat sederhana itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Surabaya Honda
Good luck Thor 👍
2024-02-25
0