Di dalam Apartemen tersebut, Hanya ada 1 kamar, ruang tamu dan ada dapur yang tidak jauh jaraknya dari ruang tamu dan juga bahkan tidak ada pembatas. Apartemen itu memang terlihat sangat sederhana sekali.
"Maaf ya Aretha hanya kecil tempatnya. Soalnya ini yang paling murah dari yang lain," ucap Lia.
"Tidak apa-apa. Ini jauh lebih baik dari pada tempat tinggal ku waktu Korea. Yang terpenting aku punya tempat tinggal," jawab Aretha yang tersenyum dan langsung duduk.
"Kamu pasti mengalami banyak kesulitan selama 2 tahun belakangan ini," ucap Lia yang duduk di samping Aretha dan terlihat sangat iba pada Aretha.
"Ya aku kuliah sambil bekerja dan untung saja aku ada beasiswa. Jadi tidak bayar uang kuliah dan aku harus kerja untuk biaya hidup selama di sana, biaya makan dan sebagainya," jawab Aretha tersenyum yang seolah dia baik-baik saja dan mungkin sudah lelah untuk mengeluh.
"Lalu bagaimana kuliah kamu. Bukannya belum selesai. Kenapa sudah kembali ka Jakarta?" tanya Lia.
"Aku mau cuti dulu. Di sana juga tidak ada kemajuan dalam pekerjaan. Jadi aku mau di sini saja. Siapa tahu ada kemajuan," jawab Aretha.
"Apa rencana kamu di sini?" tanya Lia.
"Mungkin akan mencari pekerjaan agar bisa makan agar tetap hidup," jawab Aretha.
"Huhhh, malang sekali nasib majikanku ini. Punya orang tua yang mempunyai perusahaan di mana-mana. Ibu juga seorang Dokter dan memiliki rumah sakit. Anak tunggal mereka sekarang malah jadi gelandangan dan harus mencari pekerjaan untuk makan," ucap Lia dengan geleng-geleng kepala.
"Aku bukan anak papa lagi. Apa yang sudah aku lakukan sudah membuat papa marah dan ini adalah akibat dari perbuatanku yang tidak mendengarkan apa kata orang tua," ucap Alea yang sekarang jauh lebih dewasa dengan apa yang sudah dialaminya selama 2 tahun hidup dengan penuh kesulitan. Dia juga menyadari kesalahannya.
Hidupnya memang sangat berbanding terbalik jika melihat ke belakang. Sebelumnya dia hidup penuh dengan kemewahan dan apa-apa selalu ada, penuh dengan kasih sayang dan selalu di manja. Tetapi apa yang dilakukannya sudah menjadikannya orang yang serba kekurangan dan itu akibat perbuatannya.
"Makasih sudah membelikan ku ticket pesawat," ucap Aretha.
"Sudahlah. Kamu juga dulu suka mentraktir ku waktu kita sama-sama sekolah. Jadi anggap saja itu aku bayar hutang," ucap Lia. Aretha mengangguk tersenyum.
"Mama kabarnya bagaimana?" tanya Aretha yang pasti untuk mempertanyakan kabar orang tuanya melalui Lia.
"Ibu Alea, semenjak kamu pergi selalu merasa kesepian. Ibu juga tidak bisa melakukan apa-apa. Karena bapak yang memang keputusannya tidak bisa diubah lagi," jawab Lia.
"Aretha minta maaf mah. Aretha sangat merindukan mama. Meski sudah ada di Jakarta. Tetapi Aretha tidak bisa bertemu mama. Maafkan Aretha mah," batin Aretha dengan matanya berkaca-kaca yang terlihat sangat sedih jika mengingat ibunya.
"Hmmm, ya sudah kalau begitu aku menyiapkan mu makan dulu," sahut Lia yang langsung berdiri dari tempat duduknya. Dia paling tidak bisa melihat teman kecilnya itu sedih dan lebih baik mengalihkan ke hal lain.
************
Setelah mengurus Aretha dan mendapatkan tempat tinggal. Lia kembali kerumah majikannya. Lia memang tinggal di rumah Aretha. Karena ibu Lia dan ayah Lia yang sudah bekerja begitu lama di rumah Aretha. Sudah menjadi kepercayaan orang tua Aretha juga.
"Lia!" panggil Alea.
"Bu," sahut Lia yang langsung menghampiri Alea.
"Bagaimana? Apa Aretha sudah pulang?" tanya Alea.
"Sudah Bu. Saya membelikan Aretha ticket dan juga Aretha sudah berada di Apartemen," jawab Lia.
"Alhamdulillah!" sahut Alea yang merasa lega
"Lalu bagaimana dengan keadaan Aretha. Apa Aretha baik-baik saja. Apa dia kurus?" tanya Alea yang penuh rasa khawatir pada putrinya yang sudah lama tidak ditemuinya itu.
"Tidak kok Bu. Aretha baik-baik saja. Namanya juga sudah tinggal di tropis yang sangat dingin. Jadi Aretha sudah baik-baik saja dan dia juga mirip-mirip orang-orang Korea. Jadi ibu tidak perlu khawatir," jawab Lia yang sengaja mengatakan hal-hal yang baik supaya Alea tidak sedih.
"Alhamdulillah!" sahut Alea yang merasa lega mendengar kabar putrinya yang baik-baik.
Dia memang mendengar dari Lia. Jika Aretha akan pulang ke Jakarta dan Alea yang membelikan ticket untuk putrinya. Namun semuanya pasti tanpa sepengetahuan suaminya.
"Sayang!" tiba-tiba suara Alvian terdengar yang membuat Alea kaget.
"Sudah kamu sana. Ingat jangan sampai bapak tahu tentang Aretha," ucap Alea menegaskan.
"Baik Bu," Lia langsung buru-buru pergi.
"Kamu sudah pulang sayang," sahut Alea yang tersenyum kepada suaminya.
"Kamu bicara apa sama Lia. Kenapa Lia buru-buru sekali perginya?" tanya Alvian.
"Tidak apa-apa. Aku hanya menyuruhnya untuk menyiapkan makan malam saja," jawab Alea bohong.
"Begitu rupanya," sahut Alvian.
"Ya sudah sayang kamu pasti lelah. Kamu mandi ya," ucap Alea. Alvian menganggukkan kepalanya.
**********
Kediaman Arryan.
Arryan, Loli dan sepasang suami istri keluar dari mobil yang memasuki rumah mewah tersebut.
"Arryan kamu sudah pulang," sahut seorang wanita yang tak lain adalah Mira ibu kandung Arryan dan juga ada Mateo ayah dari Arryan.
"Iya mah," sahut Arryan yang langsung memeluk orang tuannya itu.
"Bagaimana pekerjaan kamu. Pasti sekarang. Kamu menjadi Dokter yang hebat?" tanya Matteo.
"Sebelum Arryan ke Paris dan kuliah S3 di sana. Arryan juga sudah mencari Dokter yang hebat di rumah sakit sebelumnya," sahut Mira.
"Mama bisa saja. Tidak ada yang berbeda dari aku sebelumnya semuanya sama saja hanya gelar saja yang bertambah," sahut Arryan yang selalu merendah.
"Hmmm, kalau begitu pendamping hidup harus ada," sahut Mira yang tiba-tiba menyinggung soal pendamping hidup.
"Ya ampun mah. Sudah deh nggak usah jodoh-jodohin kak Arryan lagi. Lupa kak Arryan itu pernah di tinggal oleh calon pengantin wanitanya," sahut Shela mengingatkan ibunya tentang kejadian yang sudah berlalu.
"Tau nih mama kamu. Kalau Ibu sampai dengar kamu mencoba untuk menjodohkan Arryan lagi. Pasti ibu marah. Masalah 2 tahun lalu saja belum hilang di hati ibu. Jadi biarkan Arryan mencari pendampingnya sendiri tanpa kita ikut campur," sahut Mateo yang sepertinya juga kapok ikut-ikutan menjodohkan putranya yang ada mempermalukan keluarga mereka. Arryan terlihat sampai yang hanya tersenyum saja
"Ya tapi kan itu dulu pah. Aretha juga mungkin belum siap waktu itu," sahut Mira.
"Astaga mah. Mama masih mengingat nama wanita itu. Mah ini sudah begitu lama," sahut Shela yang tidak menduga jika ibunya masih mengingat nama wanita yang waktu itu dijodohkan dengan kakaknya yang lari di hari pernikahan kakaknya.
"Aretha!" mendengar nama itu tiba-tiba membuat Arryan merasa ada sesuatu dan merasa tidak asing dengan nama tersebut.
"Sudah-sudah jangan membahas masa lalu di sini," sahut Matteo.
"Eyang, tadi Loli di tabrak oleh Tante yang berjalan di tidak pakai mata," sahut Loli yang mengadu pada Eyangnya.
"Oh iya. Memang ada orang berjalan tidak pakai mata bukannya manusia Itu semua mempunyai mata?" tanya Mira yang berjongkok dan mendengarkan keluhan dari cucunya itu.
"Tapi Tante itu membuat Loli jatuh Eyang. Tante itu tidak berjalan dengan benar sehingga Loli jatuh," ucap Loli.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments