"Oh iya benarkah. Jadi rumah yang aku mengantar kue itu rumah kamu?" tanya Aretha yang tidak menyangka.
"Iya. benar," jawab Arryan.
"Jadi dia ada di pesta itu karena mengantar kue. Lalu apa hubungannya dengan keluarga Om Alvian dan dia juga mendadak hilang saat itu," batin Arryan dengan kebingungan dan pasti sangat penasaran.
"Hallo!" sahut Aretha yang melambaikan tangannya di depan Arryan. Karena Arryan yang melamun.
"Oh iya maaf. Iya benar itu rumahku dan yang ulang tahun adalah keponakanku dan yang memesan adikku Ibu dari keponakanku," jelas Arryan singkat.
"Hmmm, begitu ternyata. Maaf ya aku kemarin langsung pergi. Soalnya ada hal yang mendadak dan aku juga sibuk belakangan jadi aku juga tidak mengingat masalah itu," jawab Aretha.
"Tidak apa-apa. Jadi bagaimana sekarang apa kita sudah bisa melakukan pembayaran?" tanya Arryan.
"Baiklah," sahut Aretha. Arryan memberikan kartu kreditnya dan langsung melakukan pembayaran pada Aretha.
"Terima kasih dan maaf untuk bu Shela," ucap Aretha yang merasa tidak enak.
"Adikku yang harus meminta maaf kepadamu. Karena sudah menunda melakukan pembayaran," jawab Arryan.
"Tidak kok sama sekali perlu minta maaf dan tidak apa-apa," jawab Aretha yang merasa tidak masalah.
"Baiklah. Kalau aku begitu aku permisi dulu," ucap Arryan.
"Iya," sahut Aretha.
Arryan tidak langsung banyak mengatakan apa-apa dalam pergi karena dia juga buru-buru ke rumah sakit. Aretha menghala nafasnya dengan tersenyum tipis yang melihat kepergian Arryan yang keluar dari tokonya.
"Dunia memang sangat sempit. Aku bertemu kembali padanya. Dia menolongku di rumah sakit dan sekarang bertemu lagi," batin Aretha dengan tersenyum tipis.
*********
Aretha yang sudah beraktivitas sejak tadi pagi di tokonya akhirnya tutup juga dan Aretha yang menutup tokonya.
"Hari ini sangat melelahkan dan syukurlah semuanya di lancarkan," gumam Aretha yang merasa lega dengan menghela nafasnya.
Aretha melihat ke jalan raya dan melihat ada seekor kucing. Dari ujung sana Aretha melihat ada pengendara sepeda motor yang melaju dengan kecepatan tinggi yang membuat Aretha yang langsung berlari untuk menyelamatkan kucing tersebut dan pengendara motor itu yang melihat Aretha berjongkok di tengah jalan langsung mengelak dan masih bisa mengelakkan kecelakaan dan tidak menabrak Aretha.
Namun di belakang pengendara motor tersebut ternyata ada mobil yang juga melaju dengan kecepatan tinggi ternyata pengendara mobil itu adalah Arryan dan Arryan yang langsung merem mendadak saat melihat dengan tiba-tiba ada wanita berdiri begitu dekat dengan mobilnya.
Chittttttt.
"Aaaaaa!" teriak Aretha yang kaget dan langsung terjatuh. Karena kakinya tersentuh mobil Arryan.
"Astaga!" lirih Arryan yang benar-benar kaget dan langsung buru-buru keluar dari dalam mobilnya.
Kucing tersebut langsung lari dan Aretha yang terduduk di aspal dengan kesakitan yang lengannya tergores ke aspal dan juga lututnya yang berdarah.
"Auhhhh sakit!" lirih Aretha yang kesakitan.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Arryan yang berjongkok untuk melihat keadaan wanita yang ditabraknya itu.
Saat Aretha mengangkat kepalanya dan melihat siapa orang yang bertanya kepadanya dan dia sama-sama kaget dengan Arryan.
"Kamu," sahut Aretha.
"Kamu," pekik Arryan yang juga kaget.
"Kamu tidak apa-apa. Maaf aku benar-benar tidak sengaja," ucap Arryan yang merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, kok. Aku hanya luka sedikit saja dan tidak masalah besar," jawab Aretha dengan wajahnya yang menahan rasa sakit.
"Biar aku bantu," sahut Arryan yang membantu Aretha untuk berdiri dan Aretha pun berdiri bersama Arryan.
"Kamu terluka sebaiknya kita ke rumah sakit," ucap Arryan.
"Tidak usah. Aku tidak apa-apa kok," sahut Aretha.
"Kalau begitu biar aku obati, aku Dokter," sahut Arryan.
"Tapi aku tidak apa-apa,"
"Tidak apa-apa bagaimana kamu terluka. Jadi biarkan aku mengobatimu," ucap Arryan.
Aretha tidak bisa menolak permintaan dari Arryan dan Aretha membiarkan Arryan untuk mengobati lukanya. Mereka kembali memasuki toko kue Aretha. Aretha yang duduk di salah satu bangku dan Arryan yang berjongkok di depan Aretha dan mengobati luka di lutut Aretha.
"Syyyyyy!" suara lirihan keluar dari mulut Aretha yang mungkin merasakan sangat perih pada lututnya.
"Apa sakit?" tanya Arryan.
"Hanya perih sedikit," jawab Aretha.
"Sebentar lagi sakitnya akan hilang. Kamu jangan khawatir," ucap Arryan. Aretha hanya menganggukkan kepalanya saja.
Arryan pun memberikan perban di kedua lutut Aretha yang membuat Aretha sudah tidak merasakan sakit lagi.
"Bagaimana? Apa masih terasa sakit?" tanya Arryan.
"Sudah tidak. Terima kasih kamu sudah mengobati ku," jawab Aretha.
"Sama-sama," sahut Arryan langsung berdiri.
"Aku benar-benar minta maaf sekali lagi dengan apa yang sudah aku lakukan tadi. Aku kurang hati-hati dan hampir saja kamu tertabrak mobilku dan mungkin aku bisa akan dipenjara," ucap Arryan.
"Kamu berlebihan. Aku tadi hanya melihat kucing di jalanan saat sepeda motor melaju dengan kencang dan sepeda motor itu bisa mengelakkan dan aku juga hanya kaget dengan mobil kamu yang tiba-tiba datang," jawab Aretha.
"Syukurlah, jika kamu dan kucing itu tidak apa-apa," sahut Arryan.
"Iya. Oh iya kita belum kenalan," sahut Aretha.
"Kamu sudah memperkenalkan diri kamu kepadaku, menyebutkan nama kamu di kartu ucapan saat kamu mengirim matcha padaku," jawab Arryan.
"Oh iya. Kamu sudah menerimanya?" tanya Aretha.
"Iya, aku menerimanya," jawab Arryan.
"Hmmm, baguslah, tapi aku belum tahu siapa nama kamu," ucap Aretha.
"Arryan," jawab Arryan.
"Arryan ya aku Aretha," sahut Aretha yang kembali memperkenalkan dirinya dengan keduanya saling melihat dan sama-sama mengeluarkan senyum tipis.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya, selain di rumah sakit?" tanya Aretha yang juga merasa tidak asing dengan pria yang dihadapannya itu setelah sedikit cukup lama mengobrol.
"Kita bertemu di Bandara?" jawab Arryan.
"Bandara!" sahut Aretha ingin mencoba untuk mengingat-ingat.
"Anak kecil yang menabrak mu dan menangis," sahut Arryan yang membuat Aretha mengingatnya.
"Astaga iya benar. Anak kecil itu," sahut Aretha yang akhirnya mengingatnya.
"Dia...."
"Dia keponakanku," jawab Arryan.
"Keponakanmu yang juga ulang tahun apa berbeda?" tanya Aretha.
"Iya. Loli anak dari Shela adikku," jawab Arryan.
"Ya ampun astaga, ternyata dunia ini benar-benar sangat kecil. Tidak di sangka kue yang aku antarkan untuk anak kecil yang menangis waktu itu," sahut Aretha dengan tertawa geleng-geleng kepala.
"Hmmm, bagaimana keadaannya apa dia masih marah. Karena aku melihat waktu itu dia sangat kesal kepadaku dan sepertinya jika dia masih kesal padaku," ucap Aretha.
"Loli memang tidak mudah untuk melupakan sesuatu hal yang terjadi kepadanya. Tetapi dia baik-baik saja dan tidak ada salahnya kapan-kapan kamu bertemu dengannya," sahut Arryan.
"Iya pasti. Walau kemarin aku minta maaf padanya dan dia belum mengatakan untuk memaafkanku. Aku akan minta maaf lain kali sampai dia memaafkanku," ucap Aretha.
"Dia pasti memaafkanmu," sahut Arryan.
"Hmmmm, kamu tinggal di sini?" tanya Arryan.
"Oh tidak, aku tinggal di apartemen di dekat sini. Ya sudah ini juga sudah malam aku juga harus pulang. Makasih ya kamu sudah mengobati ku," ucap Aretha.
"Biar aku antar!" sahut Arryan.
"Tidak usah hanya dekat saja kok," jawab Aretha.
"Tidak apa-apa. Lihat lutut kamu masih sakit," sahut Arryan.
"Ya sudah," sahut Aretha yang tidak bisa menolak permintaan dari Arryan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Surabaya Honda
next update Thor,,, 😊👍
2024-02-29
0