Setelah membaca surat dari Aretha, Alvian meremas surat itu dan langsung membuangnya dengan emosinya yang meledak-ledak.
"Anak tidak bisa di bilangi. Dia benar-benar memilih laki-laki itu di bandingkan keluarganya sendiri," umpat Alvian dengan rahang kokohnya yang mengeras wajahnya yang memerah sampai urat-urat lehernya yang terlihat.
"Jika anak itu kembali kerumah ini maka patahkan kakinya. Dia sudah berani mempermalukan ku dan keluar dari rumah ini. Itu artinya dia bukan anakku lagi," tegas Alvian yang bener-bener dilanda emosi sehingga mengatakan hal-hal yang tidak harus dikatakan.
"Anak itu sudah bukan anakku," tegas Alvian yang mengulang kembali apa yang di ucapkannya.
Mendengar suaminya berbicara seperti itu membuat Alea semakin sakit. Sebagai ibu pasti sangat kecewa dengan tindakan Alea dan sekarang karena murkanya Alvian tidak akan mengakui Aretha sebagai putrinya lagi.
"Jadi jangan pernah mencarinya. Biarkan dia hidup dengan laki-laki itu. Biarkan dia menjadi wanita tidak beres," tegas Alvian.
Pelayan pengawal yang ada di sana hanya menundukkan kepala mereka mendengar semua ungkapan kemarahan dari majikan mereka. Alea juga tidak bisa mengatakan apa-apa. Itu memang titik terakhir dari kemarahan suaminya.
**********
Sementara Aretha yang ternyata masih di Bandara yang sejak tadi berkeliling-keliling mencari keberadaan Bagas. Namun Bagas tidak ditemukannya dan bahkan tidak mengangkat teleponnya yang membuat Aretha duduk di salah satu bangku dengan wajah sedihnya.
Ting!
Tiba-tiba pesan wa masuk ke ponsel Aretha da. Aretha langsung membaca isi pesan tersebut yang tak lain dari Bagas. Pria yang sejak tadi di tunggunya.
..."Maafkan aku Aretha aku tidak bisa memenuhi keinginan kamu. Kita tidak mungkin lari dari semua ini. Orang tuamu yang sejak awal tidak menyukaiku dan mungkin karena orang tuaku. Hubungan kita tidak direstui dan kita memang tidak bisa bersama. Aku tidak bisa lari bersamamu dan bukan aku tidak mencintaimu. Aku mencintaimu. Tapi maafkan aku. Aku tidak bisa menepati janji kita dan kamu menikahlah dengan pilihan orang tuamu," air mata Aretha jatuh ketika membaca pesan dari Bagas....
Dia tidak menyangka jika Bagas tidak menepati janjinya. Jantung Aretha berdebar dengan kencang dengan nafasnya yang naik turun. Dia sudah mengorbankan hari pernikahannya dan juga mempermalukan keluarganya dan ternyata pria yang dipercayainya justru tidak menepati janji.
"Apa yang kamu lakukan bagas kamu tidak boleh melakukan semua ini," Aretha tidak menerima hal itu dan berusaha untuk menghubungi Bagas kembali.
Dratt-dratt-dratttt-dratt.
Ponsel Bagas yang berdering di atas nakas. Namun terdengar suara-suara desahan kenikmatan di dalam kamar tersebut. Bagas yang ternyata sekarang berada di atas tubuh seorang wanita. Dia telah bercinta di tengah kekasihnya yang menunggunya di Bandara.
Bagas yang bermain dengan seorang wanita yang tidak tahu siapa itu dan bahkan dia mengabaikan panggilan telepon masuk.
"Kau sulit di gapai Aretha!" teriak Bagas yang terus melanjutkan permainan yang masih menyempatkan menyebut nama Aretha.
Di mana Aretha yang sekarang menangis dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dia benar-benar tidak percaya pengorbanannya di balas seperti itu.
Feeling orang tua memang tidak pernah salah. Mereka tahu apa yang terbaik untuk putri mereka dan lihatlah sudah terbukti siapa laki-laki yang dicintai putri mereka.
Tidak jauh berbeda dengan kelakuan orang tuanya yang tidak pernah menyesali kesalahannya. Tetapi Aretha yang dibutakan dengan cinta rela meninggalkan pernikahannya dan mempermalukan orang tuanya. Namun apa yang didapatkannya.
Dia bahkan tidak bisa bersama dengan orang yang dicintainya dan bahkan sudah mengkhianatinya dengan tidur dengan wanita lain dan Alvian juga sudah murka yang tidak akan mengakui Aretha sebagai anak lagi. Bahkan menegaskan kepada penghuni rumah untuk menutup pintu untuk kedatangan Aretha.
**********
Batal menikah tidak akan membuat Arryan galau. Dia hanya kecewa sedikit saja dan mungkin lebih kasihan pada keluarganya. Dia juga tidak mengenal wanita yang akan di nikahkan kepadanya. Jadi tidak ada hal besar baginya.
Arryan malam ini berada di mobil dengan Robi yang berada di sebelahnya.
"Kau terlihat santai. Padahal tadi pagi adalah hal yang menegangkan dan sekarang kau ingin berangkat ke Paris. Seperti tidak terjadi apa-apa sama sekali," ucap Robi.
"Jangan mengejekku dengan mengungkit kejadian tadi pagi. Aku ke Paris memang ada tugas di sana. Ini tidak ada hubungannya dengan pernikahanku tadi pagi," sahut Arryan dengan santai.
"Ya, ya seorang Arryan memang pasti akan selalu santai. Tapi aku heran kenapa ya. Wanita itu membatalkan pernikahan kalian. Tidak mungkin tidak tertarik dengan Dokter tampan sepertimu," ucap Robi.
"Jawabannya karena dia tidak tertarik dan makanya meninggalkan pernikahan itu. Sudahlah jangan membahasnya lagi. Anggap saja aku sial hari ini," sahut Arryan dengan santai.
"Its oke, kau pasti akan dapat yang lebih baik," sahut Robi dengan mengangkat kedua bahunya. Sepupunya itu memang orangnya terlalu santai dan bahkan tidak terlalu berpikiran masalah wanita yang meninggalkan hari pernikahannya.
********
Arryan dan Robi sudah sampai Bandara langsung keluar dari mobil dengan menyeret koper merekam masing-masing dan langsung memasuki Bandara. Keduanya berjalan sembari mengobrol.
Di tempat duduk penunggu penumpang terlihat masih ada Aretha yang duduk dengan gaun pengantinnya dan terlihat menunduk yang penuh dengan air matanya.
Robi dan Arryan melewati Aretha. Robi sampai menoleh ke arah Aretha.
"Apa wanita itu ingin naik pesawat dengan pakaian seperti itu?" tanya Robi yang kepo mulai gibah Aretha.
"Mungkin saja. Dia ingin ingin menikah di dalam pesawat," jawab Arryan yang hanya mengangkat kedua bahunya dan melanjutkan langkahnya.
"Ya mungkin saja. Hari ini benar-benar lucu ada yang batal menikah dan ada yang menikah di pesawat," ejek Robi dengan tertawa-tawa sembari menggelengkan kepalanya. Arryan tidak menanggapinya yang dia juga tahu pasti dirinya dimaksud Robi.
Namun Arryan yang sudah melewati Aretha. Tiba-tiba saja menoleh kebelakangnya dan melihat Aretha mengusap air matanya. Arryan pasti tidak mengenali Aretha. Karena hanya melihat foto Aretha sekali saja dan Arryan pasti juga sudah lupa.
Yang membuat Aretha semakin sedih saat melihat video yang dikirim oleh salah satu pelayan di rumahnya. Bagaimana Alvian yang penuh dengan kemurkaan dan mengatakan dengan menegaskan yang tidak mengakui Aretha sebagai anak.
Kepergian Aretha pasti ada bantuan dari salah satu pekerja di rumahnya yang tak lain adalah Lia. Pekerja rumah yang usianya tidak jauh dari Aretha dan mereka juga sudah mengenal sejak kecil dan Aretha meminta bantuan Lia untuk bisa kabur.
Lia takut Aretha tiba-tiba kembali dan mungkin benar saja Alvian akan mematahkan kaki Aretha. Jadi Lia mengirim rekaman Vidio untuk menyarankan Aretha untuk hati-hati.
"Aku tidak pernah mendengarkan papa dan mama. Wajar jika sekarang papa semarah itu kepadaku. Aku sekarang sudah tidak tahu harus bagaimana. Bagas sudah mengingkari janjinya. Aku juga tidak mungkin pulang ke rumah. Papa sudah tidak mengakui ku lagi sebagai anak," batin Aretha dengan memejamkan matanya yang kembali menangis dengan mewek.
Semua yang terjadi memang karena kesalahan dan kebodohannya sendiri. Dia mempercayai pria yang menurutnya bisa menolongnya. Namun tanpa iya sadari Pria itu justru mengkhianatinya dan bahkan dirinya sudah tidak diakui anak dan tidak tahu harus berbuat apa setelah itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
novi a.r
hati hato papa alvian ucapan ortu adalah doa buat anak
2024-02-05
0