Loli terus saja mengeluhkan apa yang terjadi pada Eyangnya. Dia memang past mengingat semuanya.
"Ya ampun kasihan sekali cucu Eyang apa cucunya Eyang ada yang terluka?" tanya Mira. Arryan dan yang lain yang ada di sana Sana hanya tersenyum mendengar Loli yang mengadu.
"Tidak Eyang. Hanya saja Loli kesal dengan Om Arryan," sahut Loli. Arryan mengkerutkan dahinya saat namanya di sebut.
"Ada apa ini Loli. Kenapa jadi kesal dengan Om? memang apa kesalahan Om?" tanya Arryan. Perasaan tadi keponakannya itu baik-baik saja dan sekarang dia malah ikut-ikutan diadukan yang tidak tahu apa kesalahannya.
"Kesal kenapa sayang. Apa Om kamu melakukan sesuatu kepada kamu?" tanya Mira.
"Saat Tante itu membuat kesalahan dan membuat Loli jatuh. Om Arryan tidak memarahi Tante itu dan malah mengatakan semua itu kesalahan Loli. Karena Loli sudah pergi dari mama dan papa tanpa sepengetahuan mereka. Jadi Loli sampai jatuh dan Om Arryan malah terus melihat Tante itu tanpa memarahinya," Loli dengan suaranya yang cempreng dan lincahnya mengadukan semua apa yang barusan dialaminya.
Arryan hanya menghela nafas yang mendengarkan keluhan dari keponakannya itu yang memang harus bersabar karena mempunyai keponakan yang terlalu pintar dan daya ingat yang sangat kuat.
"Jadi Om kamu tidak marah pada Tante itu dan malah melihatnya terus?" tanya Mira yang memastikan sekali lagi keluhan dari cucunya itu.
"Iya Eyang," jawab Loli.
"Oh iya. Lalu apa Tante itu cantik?" tanya Mira. Loli tampak berpikir dan kemudian menganggukkan kepalanya. Anak kecil memang tidak bisa bohong.
"Oh pantes saja Om kamu tidak memarahinya dan terus melihatnya namanya juga cantik," sahut Mira yang menggoda putarnya.
Arryan hanya menghela nafas saja yang menjadi bahan pembicaraan antara ibunya dan keponakannya. Sementara yang lainnya hanya tertawa-tawa saja.
"Jadi siapa yang salah Eyang?" tanya Loli ingin tahu.
"Loli juga salah dan Tante itu juga salah dan Om kamu benar. Karena tidak melewatkan untuk menatap wanita cantik," jawab Mira yang membuat Loli bingung.
"Mama jangan bicara aneh-aneh di depan anak kecil," sahut Arryan geleng-geleng. Mira hanya tersenyum saja.
*********
Setelah membantu ibunya mengerjakan beberapa pekerjaan di rumah. Lia kembali ke Apartemen Aretha dan membawakan makanan yang banyak untuk Aretha yang mana keduanya sekarang menikmati makanan itu.
"Uang kamu nggak habis beli sebanyak ini?" tanya Aretha.
"Santai aja. Aku masih punya banyak uang," sahut Lia dengan mulutnya yang penuh dengan makanan.
"Padahal ini uang Ibu kali," batin Lia. Pasti memang Alea tidak tega dengan kehidupan putrinya dan menyuruh Lia untuk membelikan banyak makanan dan stok di tempat tinggal Aretha.
"Makasih Lia," sahut Aretha.
"Sama-sama," sahut Lia
"Oh Iya Lia aku ingin memperlihatkan sesuatu kepada kamu," ucap Aretha yang tiba-tiba mengambil ponselnya dan memperlihatkan layar ponselnya ke pada Aretha.
"Apa ini?" tanya Lia.
"Aku berencana untuk membuat kue. Aku ingin menjualnya di jajaran online. Ya untuk penghasilanku," ucap Alea yang sudah mulai memikirkan bisnis yang akan dijalaninya untuk memenuhi kehidupannya.
"Kamu bikin cake?" tanya Lia.
"Hanya itu yang bisa aku kerjakan. Karena aku juga kuliah jurusan tata boga. Jadi aku bisa menggunakan kemampuan untuk mendapatkan uang," jawab Alea.
"Kamu sudah punya tempatnya?" tanya Lia.
"Untuk menyewa tempat itu pasti sangat mahal jadi untuk sementara aku dari rumah saja dan berjualan di lapak online yang semoga hasilnya memuaskan," jawab Aretha.
"Ide bagus. Aku akan selalu mendukungmu dan kapan kamu sudah mulai jualan?" tanya Lia.
"Besok juga sudah mulai," jawab Aretha.
"Kalau begitu aku pesan satu," jawab Lia.
"Ihhhh, cepat banget pesannya," sahut Aretha.
"Pacarku besok di angkat menjadi Dokter specialis. Jadi makanya aku ingin memberikan dia kue," jawab Lia.
"Kamu punya pacar seorang Dokter?" tanya Aretha.
"Isss wajah kamu kelihatan kaget seperti itu. Apa seorang anak pembantu seperti aku tidak pantas mendapatkan seorang Dokter. Hey aku juga kuliah di bagian keperawatan dan juga sebentar lagi akan menjadi Suster. Jadi derajat kami tidak akan jauh beda," sahut Lia.
"Ihhhh, siapa yang berpikiran seperti itu aku tidak berpikiran sampai sejauh itu tau. Aku tidak tahu saja jika kamu sudah mempunyai pacar dan kamu juga tidak pernah cerita kepadaku," sahut Aretha.
"Ya sudah nggak usah banyak tanya. Pokoknya aku pesan satu," ucap Lia.
"Kamu ceritakan dulu pacar kamu siapa kepadaku?" tanya Aretha yang tiba-tiba kepo ingin mengetahui pacar dari dari teman masa kecilnya itu.
"Nanti akan aku beri tahu," sahut Lia yang main rahasia-rahasia an dengan Aretha. Namun Aretha tetap menggodanya yang kepo dengan pacar Lia.
*********
Alea berada di dalam kamar di atas tempat tidur yang kelihatan sangat fokus pada ponselnya.
"Jadi Aretha membuka bisnis baru, dengan menjual Cake secara online. Ya ampun putriku itu benar-benar mandiri sekarang. Dulu Aretha begitu manja dan tidak bisa melakukan apa-apa sekarang sudah bisa membuat kue dan ingin berbisnis," gumam Alea yang berbicara sendiri.
"Sebaiknya aku promosikan saja pada teman-teman arisanku. Supaya banyak yang beli dagangan dan Aretha bisa punya banyak uang," Alea langsung mempunyai ide yang cemerlang dan langsung membagikan sangat postingan putrinya untuk teman-teman arisannya.
Alea memang memantau kehidupan Aretha dan pasti akan mendukung bisnis putrinya.
"Sekalian aku juga pesan yang banyak. Tapi jangan sampai Aretha tahu. Jika aku yang memesankan aku harus mengatasnamakan orang lain," Alea terus saja burger itu sendiri dengan senyum-senyum sembari melihat layar ponselnya. Karena kesibukannya Alea sampai tidak menyadari jika suaminya sudah pulang dan bahkan sudah memasuki kamar.
"Sayang aku mau kopi," ucap Alvian dengan melonggarkan dasinya. Namun Alea tidak merespon apa-apa dan mungkin tidak mendengarkan atau tidak menyadari suaminya sudah ada di dalam kamar.
"Sayang!" tegur Alvian lagi yang membuat Alea kaget.
"Eh sayang kamu udah pulang," sahut Alea gugup dan sedikit panik.
"Kamu ngapain sih, sibuk amat lihat ponsel, sampai kamu tidak sadar jika aku sudah masuk kamar dan bahkan sejak tadi memanggil kamu," ucap Alvian dengan menaikkan alisnya.
"Oh, nggak kok, ini aku hanya, hanya melihat jualan teman," jawab Alea dengan sedikit bohong dan sedikit jujur.
"Jualan apa? kenapa sampai serius seperti itu?" tanya Alvian.
"Coba aku lihat!" sahut Alvian yang tiba-tiba penasaran dan hal itu membuat Alea kaget.
"Ya ampun sayang. Bukan jualan apa-apa. Ini hanya jualan tas, biasalah. Namanya juga ibu-ibu arisan pasti banyak yang dijual," Alea langsung mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas ranjang selalu turun dari ranjang dan menghampiri suaminya.
"Kamu tadi mau apa?" tanya Alea dengan memegang dada suaminya yang mencoba untuk tenang dan tidak terjadi apa-apa.
"Aku minta kopi dan kamu tidak mendengarku," sahut Alvian.
"Oh kopi. Ya sudah aku buatkan sebentar. Maaf ya sayang aku tadi tidak menyadari kamu ada di kamar. Maklum kalau sudah melihat model tas bagus pasti aku lupa segalanya," ucap Alea dengan tersenyum.
"Iya tidak apa-apa," jawab Alvian yang membuat Alea tersenyum dengan merasa lega.
Dia hampir saja ketahuan suaminya jika dia membantu Aretha dan jika sampai ketahuan tidak tahu bagaimana mereka berdua pasti akan terjadi perang karena masalah Aretha.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Yuli a
pasti pacar lia si robi. ssepuounya rayan
2024-02-06
0