Bumi yang di terpa hujan deras. Padahal tadi siang cuaca begitu cerah namun malam ini bumi sedang turun hujan yang deras.
Mobil mewah berhenti di kediaman rumah mewah dan keluar seorang pria dari mobil tersebut dengan menggunakan payung yang buru-buru menghampiri pintu mobil yang satunya dan membukanya, lalu keluarlah seorang wanita cantik.
"Awas basah," ucap Bagas yang merangkul bahu Aretha yang tidak ingin Aretha basah dan lebih mendekatkan Aretha untuk lebih dekat lagi dengannya.
"Hanya basah sedikit saja. Kamu langsung sangat khawatir seperti itu kepadaku," sahut Aretha tersenyum lebar.
"Aku pasti khawatir, aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa," sahut Bagas dengan keduanya yang saling melihat dengan keduanya yang sama-sama menatap. Dari tatapan mata keduanya memang terlihat saling mencintai.
"Ayo masuk!" ajak Aretha.
Bagas mengangguk dan mereka sedikit berlari untuk memasuki rumah. Namun baru sampai teras kaki keduanya terhenti ketika melihat di depan pintu ada Alvian yang dengan wajah dinginnya dan kedua tangannya yang dilipat di dadanya.
"Pah," sahut Aretha dengan menelan salivanya. Melihat ada Alvian membuat Bagas perlahan melepaskan tangannya dari rangkulan wanita yang di sampingnya itu.
"Om," sahut Bagas tersenyum dengan menundukkan kepalanya.
"Mama kamu sejak tadi menelpon kamu. Tapi kamu tidak mengangkatnya dan sekarang pulang dalam keadaan seperti ini cengengesan tanpa memikirkan Mama kamu yang khawatir di dalam sana," ucap Alvian dengan suara dinginnya yang menatap tajam putrinya.
"Maaf Om ini salah saya, tadi saya...."
"Saya tidak bicara dengan kamu," sahut Alvian memotong pembicaraan Bagas dan membuat Bagas terdiam.
"Pah tadi macet di jalan dan makanya Aretha pulang terlambat dan ponsel Aretha juga mati," jawab Aretha mencoba menjelaskan kepada orang tuanya.
"Masuk kamu!" titah Alvian dengan suara dinginnya.
"Tapi pah! Bagas juga harus masuk. Bajunya basah dan harus diganti," sahut Aretha.
"Kamu tidak mendengarkan apa kata Papa. Kamu masuk sekarang juga! Papa menyuruh kamu masuk dan bukan orang lain!" tegas Alvian.
Aretha melihat kearah Bagas dan Bagas menganggukkan kepalanya yang memberikan kode kepada Aretha untuk Aretha segera masuk.
"Kamu masuklah, aku juga akan segera pulang," ucap Bagas.
"Ya sudah kamu hati-hati," ucap Aretha. Bagas menganggukkan kepalanya dan Aretha langsung masuk yang melewati Alvian.
"Maaf Om. Jika saya membawa Aretha pulang malam-malam. Saya benar-benar tidak ada maksud," ucap Bagas.
"Saya tidak harus mengingatkan kamu sekali dua kali atau berkali-kali. Kamu jauhi Aretha. Karena saya tidak mau putri saya hancur di tangan kamu," tegas Alvian.
"Saya tidak mungkin menjauhinya. Karena saya mencintainya," sahut Bagas yang menolak perintah dari Alvian.
"Cinta katamu. Kau bahkan tidak cocok untuk mengucapkannya. Jangan bermimpi Bagas hubunganmu dan Aretha bisa lanjut. Saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi," tegas Alvian yang langsung memasuki rumah dan tidak lupa menutup pintu.
Huhhhhh
Bagas hanya menghela nafasnya dan juga meninggalkan tempat itu. Orang tua Aretha tidak pernah menyukainya dan tidak merestui hubungannya dengan Aretha yang menjadi kekasihnya itu.
Alea yang berada di ruang tamu langsung berdiri saat melihat Aretha yang sejak tadi ditunggunya akhirnya datang juga.
"Aretha kamu dari mana saja. Mama itu khawatir pada kamu," ucap Alea.
"Maaf mah. Tadi Aretha kejebak macet," jawab Aretha yang merasa bersalah pada Alea karena pasti sangat memikirkannya.
"Lalu kenapa tidak mengangkat telpon dari mama ?" tanya Alea.
"Maaf mah. Ponsel Aretha mati," jawab Aretha.
"Mati. Sengaja dimatikan supaya pacaran kalian tidak terganggu," bukan Alea yang berbicara namun suara itu datang dari suara Alvian.
"Bukan begitu pah," sahut Aretha.
"Berapa kali Papa sudah mengatakan kepada kamu jangan pernah berhubungan lagi dengan dia. Kenapa kamu tidak pernah mendengarkan Papa," Alvian mulai marah pada Aretha dengan volume suaranya naik.
"Apa yang salah dengan hubungan Aretha dan Bagas pah. Kami sudah mengenal sejak kecil. Bagas juga anak dari Tante Livia saudara tiri mama. Jadi apa yang salah," sahut Alea mencoba meminta penjelasan dari orang tuanya.
"Kamu masih bertanya apa yang salah dengan hubungan kamu dan dia. Kamu bisa melihat sendiri bagaimana keluarganya. Ibunya yang dulu selalu menyakiti Mama kamu dan ayahnya sampai detik ini selalu mengalami kasus kriminal dan kamu masih mengatakan apa yang salah dengan hubungan kamu," tanya balik Alvian.
"Yang seperti itu adalah orang tuanya dan bukan Bagas. Bagas adalah laki-laki yang baik dan Aretha mencintainya," tegas Aretha yang membela Bagas.
"Hentikan cinta dan omong kosong kamu itu. Papa yang tahu keluarga mereka dan Papa yang tahu bagaimana anak itu. Apa kamu mau hidup kamu hancur di tangannya," tegas Alvian.
"Sayang sudah!" Alea mencoba untuk menenangkan suaminya yang sekarang dilanda amarah karena pemberontakan dari putrinya.
"Papa terus saja melihat Bagas dari luar saja. Papa sama sekali tidak mengenal Bagas. Dia laki-laki yang baik dan bertanggung jawab," Aretha merendahkan suaranya yang terus membela laki-laki yang dicintainya itu.
"Kamu stop memujinya. Kamu bicara seperti ini karena otak dan pikiran kamu sudah di cuci. Kamu akhiri hubungan kamu dengan pria itu," tegas Alvian dengan penuh penekanan.
"Itu tidak akan terjadi dan Aretha tidak mau," bantah Aretha.
"Kamu tidak bisa menolak papa. Karena papa akan menikahkan kamu," tegas Alvian yang membuat Aretha kaget mendengar pernyataan dari Alvian.
Alea juga kaget. Sepertinya ini belum ada pembicaraan sama sekali kepadanya.
"Apa maksud papa?" tanya Aretha dengan dahinya mengkerut.
"Papa tidak bisa membiarkan kamu terus berhubungan dengan laki-laki itu. Papa yang tahu apa yang terbaik untuk kamu dan kamu harus menikah dengan pilihan papa. Anak teman papa akan menikahi kamu," tegas Alvian.
"Aretha tidak mau!" protes Aretha.
"Aretha sama sekali tidak punya keinginan untuk menikah. Usia Aretha masih muda pah dan Aretha juga ingin kuliah di luar Negri. Jadi Aretha tidak ingin di jodohkan!" tegas Aretha yang mana mungkin menerima perjodohan yang secara tiba-tiba sementara dirinya juga mempunyai seorang kekasih.
"Semua papa yang mengatur. Papa tidak ingin kamu menjadi rusak karena dia. Dan hanya dengan menikahkan kamu. Baru papa bisa tenang," tegas Alvian.
"Tapi Aretha tidak mau titik!" tegas Aretha yang langsung meninggalkan tempat itu yang menaiki anak tangga menuju kamarnya.
"Aretha!" panggil Alea. Alvian menghela nafasnya dengan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
"Sayang apa maksud kamu. Kamu benar akan menikahkan Aretha?" tanya Alea.
"Iya. Aku tidak punya pilihan lain. Anak itu tidak bisa di bilangi," jawab Alvian yang mengatur nafasnya.
"Sayang tapi apa ini tidak terlalu buru-buru. Aretha juga masih muda dan dia juga belum lulus kuliah," ucap Alea yang kali ini sepertinya kurang setuju dengan pendapat suaminya yang tiba-tiba saja membuat keputusan tanpa membicarakan hal itu kepadaku.
"Ini semua aku lakukan demi Aretha dan ini yang terbaik. Kamu lihat sendiri bagaimana Aretha hanya memenangkan saja dan tidak bisa jauh dari laki-laki itu," ucap Alvian.
"Tapi Aretha pasti akan menolak," sahut Alea.
"Anak itu akan bisa membantahku lagi. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Putri kita," ucap Alvian.
Alea hanya menghela apa saja yang juga tidak bisa berkomentar apa-apa.
Bersambung
...Jangan lupa untuk like komen, subscribe dan vote yang banyak ya agar aku semakin semangat lagi....
Hubungan Aretha dan Bagas memang sudah terjalin cukup lama. Sebenarnya dari dulu mereka bersahabat sejak kecil tidak ada masalah bagi Alvian dan Alea. Karena Livia juga sebagai adik tiri Alea juga sudah berubah.
Namun Galang yang menjadi suami Livia ternyata seorang penghianat yang juga berkali-kali curang dalam bisnis yang melibatkan Alvian. Bahkan Galang juga sering bermasalah dengan hukum karena perbuatannya yang suka aneh-aneh.
Sejak saat itu Alea dan Alvian berusaha membuat Putri mereka untuk menjaga jarak dari Bagas. Karena tidak ingin Aretha nanti akan terpengaruh. Namun siapa sangka dan sangat mengejutkan bagi Alvian dan Alea. Ketika Aretha mengakui jika dia dan Bagas mempunyai hubungan spesial.
Hal itu sangat aneh dan sangat tidak wajar bagi Alvian. Karena ibu Livia adalah saudara tiri dari istrinya yang artinya Bagas dan Aretha adalah sepupu. Walau Livia, Ibu Bagas bukan anak kandung dari Sandres ayah kandung Alea. Karena dulu ibu tiri Alea Monica yang ternyata menipu ayah kandung Alea. Yang mana Livia anak dari pria lain dan hal itu baru terbongkar ketika Livia dan Alea sudah dewasa.
Walau bisa dikatakan hubungan itu sah-sah saja dan tidak ada masalah. Namun tetap saja hal itu sangat tidak wajar bagi Alea dan Alvian. Bagi mereka Aretha dan Bagas tetaplah saudara sepupu dan selain itu Alvian juga takut Aretha akan terpengaruh oleh Bagas karena menurut Alvian buah tidak akan jauh jatuh dari pohonnya.
Orang tua Bagas yang penuh dengan banyak masalah, tidak memungkinkan untuk tidak terjadi kepada Galang dan hal itu yang ditakutkan Alvian sebagai seorang Ayah yang memiliki putri satu-satunya.
Orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anak mereka. Ingin masa depan yang cerah dan terutama pasti untuk pasangan yang bisa membahagiakan anak mereka. Apa lagi anak perempuan. Orang tua harus ikut campur untuk menentukan pasangannya walaupun ini sudah zaman modern tetapi justru di zaman modern sekarang ini anak-anak muda sangat mudah sekali memilih pasangan.
Sama dengan apa yang dilakukan Alvian dan Alea. Di usia putri mereka yang menginjak 20 tahun. Mereka turut mencampuri masalah suami untuk Putri mereka dan tidak merestuinya hubungan dengan Bagas.
***********
"Mama harus bilang sama papa. Kalau Aretha tidak ingin menikah dengan siapapun. Kecuali dengan pilihan Aretha sendiri," tegas Aretha yang mencoba untuk membujuk Alea agar Alea bisa bicara dengan Alvian.
"Papa kamu tidak akan menjodohkan kamu. Jika kamu mau mendengarkannya. Apa salahnya kamu mengakhiri hubungan kamu dengan Bagas," jawab Alea.
"Itu jelas salah mah. Mama kenapa bisa menyuruh orang yang saling mencintai untuk berpisah," sahut Aretha.
"Cukup Aretha. Kamu jangan terus mengatakan cinta. Mama dan papa melakukan semua ini demi kebaikan kamu. Kamu juga harus sadar. Jika Bagas itu saudara kamu. Hubungan kalian juga tidak baik," tegas Alea.
"Mah, Bagas itu bukan cucu kandung kakek. Karena Tante Livia bukan anak kandung kakek. Jadi bagaimana mungkin Bagas adalah saudara Aretha," sahut Aretha yang pasti ada saja jawabannya.
"Apapun itu. Kamu dan Bagas tetap saudara dan tidak boleh untuk menikah. Jadi kamu jangan aneh-aneh dan kamu harus dengarkan apa kata papa kamu. Jika tidak mau dijodohkan maka akhiri hubungan kamu dengan Bagas," tegas Aretha.
"Aku tidak mau. Aku juga tidak mau menikah dengan pilihan Papa. Aku mau kuliah di Luar Negri," sahut Aretha.
"Apa-apaan sih kamu Aretha. Kenapa tiba-tiba kamu ingin kuliah di Luar Negri, kamu sudah kuliah di sini," sahut Alea benar-benar bisa stress melihat putrinya itu.
"Apalagi jika tidak ingin bebas bersama pria itu," sahut Alvian tiba-tiba yang menuruni anak tangga. Melihat Alvian membuat Aretha menghela nafas.
Alvian menghampiri anak istrinya dengan membawa selembar kertas dan tiba-tiba meletakkan kasar di meja.
"Kalian berdua punya rencana apa lagi?" tanya Alvian menekan suaranya yang menatap tajam Aretha.
Alea melihat kertas yang di atas meja yang dilempar suaminya itu dan membacanya. Wajah Alea terlihat begitu kaget dan langsung melihat putrinya itu.
"Aretha kamu ini apa-apaan sih. Kamu ingin pindah kuliah tanpa sepengetahuan mama dan papa. Kamu pindah ke Korea," ucap Alea kaget yang tiba-tiba sudah ada surat pindah kampus dari putrinya tanpa sepengetahuan dirinya.
"Dan Bagas juga ada pekerjaan di sana. Jadi anak ini rela pindah kuliah hanya untuk bersama Bagas," sahut Alvian yang memang pasti tahu apa saja yang dilakukan Alea. Alea diam dan sepertinya memang benar apa yang dikatakan Alvian.
"Aretha kamu benar-benar ya. Kamu melakukan semua ini tanpa sepengetahuan mama dan papa. Kamu pikir ini bukan masalah besar. Kamu kelewatan sekali. Hanya karena seorang laki-laki kamu bisa melakukan semua ini," Alea jadi ikut-ikutan marah melihat tingkah Aretha yang semakin tidak bisa di bilangi.
"Aku hanya ingin kuliah di sana mah dan tidak ada hubungannya dengan Bagas," sahut Aretha yang masih melakukan pembelaan.
"Kamu masih berbohong dan kamu pikir mama itu bodoh," sahut Alea.
"Tidak ada kuliah di sana. Jangan kamu pikir papa akan membiarkan hal ini. Dalam bulan ini pernikahan kamu akan di laksanakan," sahut Alvian yang tiba-tiba saja sudah memberikan kabar yang mengejutkan bagi Aretha.
"Aku sudah mengatakan tidak mau menikah dengan pilihan papa. Kenapa papa tidak dengar juga," tegas Aretha dengan pemberontakannya yang sekarang berdiri dari tempat duduknya dan saling berhadapan dengan Alvian dan Aretha yang terlihat membantah.
"Papa selama ini sudah cukup menghadapi kelakuan kamu. Kamu tidak akan bisa membantah. Kamu akan menikah dengan Pria jauh lebih baik daripada Bagas," tegas Aretha.
"Aretha tidak mau," tegas Aretha langsung pergi dari hadapan Alvian.
"Kamu pikir bisa membantah papa," gumam Alvian.
"Anak ini benar-benar keterlaluan. Kenapa dia begitu mencintai pria itu," ucap Alea dengan memijat kepalanya yang semakin berat karena ulah putrinya yang tidak masuk akal baginya.
*********
Penthouse.
Seorang pria tampan, dengan tubuh tegap yang menuruni anak tangga dengan tas Dokternya yang sejak tadi di pegangnya dan juga jas Dokter nya.
"Arryan," panggil seorang wanita yang duduk di sofa.
"Ada apa mah?" tanya Arryan
"Kemarilah!" sahut wanita itu dengan tersenyum.
Arryan menganggukan kepalanya dan langsung menghampiri wanita yang di panggilnya mama itu dan duduk di samping wanita.
"Bagaimana cantik tidak?" wanita itu menunjukkan satu lembar foto kepada Arryan. Foto itu tak lain adalah foto Aretha.
"Semua wanita cantik," jawab Arryan dengan mengkancing lengan kemejanya.
"Mama menanyakan gadis ini bukan semua wanita," ucap Mira.
"Cantik!" jawab Arryan yang akhirnya mengeluarkan pendapatnya mengenai nilainya kepada gadis yang ditunjukkan oleh ibunya itu.
"Ini itu anak dari teman papa kamu. Mereka itu sejak dulu sudah berteman baik dan Ibunya juga seorang Dokter," jelas Mira dengan singkat.
"Lalu?" tanya Arryan.
"Hmmm, kamu harus menikah dan mama rasa gadis ini cocok menjadi istri kamu," ucap Mira yang to the point menyampaikan apa sebenarnya maksudnya kepada putranya itu. Mendengar hal itu membuat Arryan mengendus tersenyum.
"Ihhhh jangan tersenyum seperti itu. Mama ini bicara serius bukan main-main," ucap Mira.
"Iya mah. Tidak ada yang main-main. Memang tidak boleh Arryan tersenyum," sahut Arryan.
Bersambung.
"Ya boleh. Tapi senyum kamu itu terlihat mengejek mama," sahut Mira dengan menatap selidik putrinya itu.
"Tidak seperti itu mah. Jangan berpikiran seperti itu. Arryan sama sekali tidak mengejek mama," sahut Arryan.
"Lalu bagaimana dengan gadis ini. Kamu setuju untuk menikah dengannya?" tanya Mira.
"Mama ingin aku menikah?" tanya Arryan balik.
"Iya Arryan. Kamu sudah waktunya menikah kamu juga seorang Dokter dan pasti membutuhkan istri untuk mengurus kamu. Walau mama tau. Kamu itu bisa mengurus diri sendiri dan sebenarnya belum ingin menikah. Tetapi apa salahnya kamu memantapkan hati untuk menikah," jawab Mira.
"Wanita ini dari keluarga baik-baik. Ayahnya seorang Pengusaha dan papa kamu kenal dekat. Ibunya juga seorang Dokter dan gadis ini putri satu-satu mereka. Ayahnya ingin mencariku suami yang tepat untuknya yang bisa menjaganya," jelas Mira sedikit menceritakan tentang wanita yang akan dijodohkan untuk putranya.
"Baiklah. Jika Mama memang ingin aku menikah. Jika mama menyukainya. Maka aku juga ikut saja dengan ketentuan mama," sahut Arryan yang ternyata tidak mempermasalahkan perjodohan dari mamanya.
Arryan mungkin pria yang simpel dan juga tidak berbelit-belit. Baginya jika sang Ibu sudah menyukai wanita yang akan menikah dengannya maka itu sudah menurutnya sudah pilihan yang terbaik.
"Jadi kamu menerima perjodohan ini?" tanya Mira yang ingin memastikan.
"Jika mama suka dan ini yang terbaik dan mama dan papa dan juga semua keluarga setuju dan bahagia. Maka Arryan akan mengikut saja. Karena jika itu restu dari mama pasti itu yang terbaik," jawab Arryan dengan tersenyum dan sangat simpel.
"Alhamdulillah. Mama senang mendengarnya," sahut Mira yang benar-benar lega dengan tersenyum mendengar kata-kata dari putranya.
Berbeda dengan Aretha yang harus ada pertengkaran dulu dan bahkan sampai detik ini dia belum menyetujui perjodohan yang dilakukan orang tuanya. Namun Arryan terlihat santai dan tidak banyak protes atas perintah sang mama.
*********
Karena Aretha akan di jodohkan dengan pilihan dari kedua orang tuanya. Aretha pun menemui Bagas untuk membicarakan masalah serius itu. Mereka bertemu di salah satu Restaurant yang tidak jauh dari kampus Aretha.
"Jika mereka sudah menjodohkan kamu lalu kita bisa apa," sahut Bagas yang memberikan tanggapan atas semua penjelasan dari Aretha.
"Apa yang kamu bicarakan Bagas. Kamu bilang kita bisa apa. Lalu kamu akan membiarkanku menikah dengan pria yang sama sekali aku tidak kenal bahkan wajahnya pun aku tidak pernah melihatnya," ucap Aretha.
"Siapa juga Aretha yang menginginkan kamu menikah dengan laki-laki lain. Tapi apa sejak awal orang tuamu memang tidak pernah setuju dengan hubungan kita. Om Alvian juga sudah berkali-kali mengingatkanku untuk menjauhimu dan mungkin sampai menjodohkan yang padahal kita berdua masih tetap menjalin hubungan. Kita tidak bisa apa-apa karena kita memang tidak direstui orang tuamu," tegas Bagas yang tidak bisa berbuat apa-apa.
"Tapi aku tidak mau menikah dengannya dan aku juga tidak mau hubungan kita berakhir. Bagas aku mencintai kamu," ucap Aretha.
"Jika kamu bertanya soal cinta aku lebih mencintai kamu Aretha. Tapi mungkin ini takdir yang membuat kita untuk tidak bisa bersama," ucap Bagas lebih pasrah dengan hubungannya dengan wanita yang dicintainya itu karena terhalang restu dari orang tua.
"Kalau begitu mari lawan takdir," ucap Aretha yang membuat Bagas terdiam dan tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Aretha.
"Apa maksud kamu?" tanya Bagas.
"Bawa aku pergi. Aku tidak menginginkan pernikahan ini. Aku hanya ingin kamu. Kita bisa hidup bersama-sama. Aku tidak peduli dengan semuanya," ucap Aretha yang benar-benar sudah dibutakan oleh cinta sampai pikirannya sudah tidak menentu lagi.
"Kamu menyuruhku untuk membawamu pergi. Aretha itu tidak mungkin," ucap Bagas.
"Tidak ada yang bisa kita lakukan selain kabur dari semua ini. Aku tidak ingin menjadi istri dari seorang pria yang sama sekali tidak aku tahu siapa dia. Aku tidak mencintainya dan aku hanya mencintaimu," ucap Aretha.
"Tapi aku bisa mendapatkan masalah besar dari orang tuamu jika semua ini terjadi apalagi membawamu pergi," sahut Bagas.
"Jika kita sudah menikah diam-diam. Maka papa dan mama tidak akan bisa mengatakan apa-apa lagi," jawab Aretha.
"Menikah diam-diam," sahut Bagas.
Aretha menganggukkan kepalanya dan memang tidak tahu apa yang ada di pikiran Aretha. Bagas terlihat diam dengan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya yang memikirkan semua rencana Artha yang tiba-tiba saja mengajaknya menikah diam-diam.
Keputusan itu pasti tidak mudah bagi Bagas karena dia akan berurusan dengan Alvian. Tetapi dia juga mencintai Aretha dan tadi Aretha bahkan sudah menunjukkan cintanya yang rela menikah diam-diam hanya karena tidak ingin bersama orang lain.
*******
Kediaman rumah Aretha yang terlihat sibuk. Banyak orang-orang yang berdatangan ke rumah Aretha yang penuh dengan kesibukan untuk mempersiapkan sesuatu.
Ya pernikahan Aretha dan juga Arryan. Pernikahan mereka hanya tinggal hitungan hari. Alvian memang tidak main-main dengan apa yang telah diputuskannya dan akan menikahkan Aretha demi kebaikan Aretha.
Bahkan Aretha belum ada pertemuan sama sekali dengan calon suaminya. Tetapi pernikahan sudah di siapkan dan selama proses persiapan pernikahan Aretha sama sekali tidak diizinkan untuk keluar rumah dan bahkan untuk ke kampus.
Aretha hanya berdiri di jendela kamarnya dan melihat kesibukan di sekitar rumahnya yang mempersiapkan pernikahannya.
"Mama dan papa tidak mendengarkan dan tidak peduli dengan perasaan Aretha sama sekali. Kalian tetap saja mempersiapkan semua ini tanpa ada persetujuan dari Aretha Jadi jangan salahkan. Jika Aretha benar-benar akan meninggalkan pernikahan ini. Aretha hanya ingin menikah dengan pria yang Aretha cintai bukan dengan pilihan mama dan papa," batin Aretha dengan wajah senduhnya
"Maafkan Aretha. Jika harus melakukan semua ini. Kalian hanya mementingkan perasaan kalian saja dan tidak peduli dengan Aretha sama sekali. Papa sudah tidak sayang pada Aretha lagi," batin Aretha yang nggak tahu apa yang akan direncanakannya selanjutnya mungkinkah sia memang akan lari kawin setelah ini bersama Bagas.
***********
Hari pernikahan Aretha.
Hari ini tiba hari pernikahan Aretha. Untuk persiapannya memang tidak memakan waktu yang banyak. Semuanya di mudahkan dan sampai akhirnya hari pernikahan Aretha akan di laksanakan hari ini.
Karena rumah Aretha yang memang sangat luas seperti istana. Jadi pernikahan Aretha diadakan di rumah saja. Akad nikah Aretha yang di hadiri banyak tamu undangan dari kalangan yang berbeda-beda. Baik dari mempelai wanita maupun dari mempelai pria. Tamu undangan yang begitu banyak.
Para tamu juga sudah mulai memasuki lokasi acara di adakannya proses ijab kabul. Pihak organizer juga sudah menyiapkan semuanya dan mereka juga melayani pada tamu dengan baik.
Alvian dan Alea berdiri bersebelahan. Alea hari ini begitu cantik menggunakan kebaya berwarna peach dengan suaminya yang juga sangat tampan dengan menggunakan stelan jas hitam yang berdiri di sampai istrinya.
"Sayang tidak di sangka ya. Aretha akan menikah hari ini," ucap Alea sedikit cemas. Sebagai ibu pasti cemas dengan putrinya yang akan melepas masa lajangnya.
"Ini yang terbaik untuknya. Walau dia bersikeras menolak pernikahan ini. Tetapi aku sangat yakin. Lama kelamaan. Aretha akan menerima pernikahan ini," ucap Alvian dengan yakin.
"Iya sayang. Aku percaya itu. Kita melakukan semua ini untuk Aretha. Aretha lama kelamaan pasti akan mengerti seiring berjalannya waktu," sahut Alea. Alvian menganggukkan kepalanya.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!