Tok-tok-tok-tok pintu ruangan tersebut di ketuk yang memang tidak tertutup sama sekali.
"Permisi Dokter. Ini ada kiriman untuk Dokter Arryan," ucap Suster yang berdiri di depan pintu.
"Untukku," sahut Arryan dengan alisnya terangkat.
"Benar Dokter," sahut Suster tersebut.
Arryan terdiri dari tempat duduknya dan langsung menghampiri suster untuk mengambil paper bag yang dipegang suster.
"Terima kasih," ucap Arryan.
"Sama-sama Dokter. Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Suster tersebut. Arryan menganggukkan kepalanya dan suster itu pun langsung pergi.
"Arryan kembali duduk di bangkunya dan melihat isi dari paper bag tersebut.
Arryan mengeluarkan 1 cum matcha dan juga mengeluarkan cake berukuran kecil dan juga obat. Terakhir Arryan mengeluarkan kartu ucapan dari dalam paper bag tersebut.
^^^"Terima kasih sudah membantuku tadi. Aku benar-benar minta maaf. Aku sudah membuatmu terluka dan aku tidak bisa mengobati lukamu. Jadi mama. ^^^
^^^Aretha.^^^
Tulis tangan di kartu ucapan itu ternyata dari Aretha. Tidak enak dengan apa yang terjadi membuat Aretha mengirim hal kecil untuk Arryan.
"Aretha!" batin Arryan yang tiba-tiba mengeluarkan senyumnya.
"Sudah punya pacar sekarang!" sahut Robi.
Arryan tidak menjawab sama sekali dengan apa yang dikatakan sepupunya itu.
"Senyum-senyum sendiri," goda Robi. Arryan tidak peduli dan hanya melihat saja pemberian kecil dari Aretha dan tidak tahu kenapa juga dia harus tersenyum.
***********
Aretha dan Lia sedang beraktivitas di dapur. Aretha yang seperti biasa akan membuat pesanan kue. Orderan Aretha memang akhir-akhir ini begitu banyak. Pasti tidak jauh-jauh dari Alea yang selalu membantu usaha putrinya tanpa sepengetahuan putrinya dan bahkan suaminya juga tidak tahu karena akan menjadi masalah besar jika suaminya tahu.
"Astaga, jadi serius Bagas memukul orang hanya karena permasalahan itu," sahut Lia yang benar-benar terkejut saat Aretha menceritakan semuanya kepada Lia.
"Memang dasar toksis. Dia sampai memukul seorang Dokter dan benar-benar membuatku malu. Padahal Dokter itu tidak tahu apa-apa," ucap Alea menghela nafas dengan memberi hiasan kue ulang tahun yang sedang disiapkan.
"Untung saja kamu itu nggak jadi nikah sama dia. Coba aja kalau jadi. Kamu pasti sudah mengalami KDRT tingkat tinggi," kesal Lia
"Ya seharusnya aku mendengarkan papa dan mama. Jika aku tidak mau di jodohkan. Aku bisa mengakhiri hubunganku dengan Bagas. Tetapi aku malah nekat dan bertindak semauku. Sehingga membuat ku kehilangan semuanya. Aku sudah membuat mama dan papa kecewa. Mempermalukan mereka berdua dan hidupku juga tidak menentu," sahut Aretha yang pasti tidak akan pernah berhenti menyesal dengan apa yang sudah dilakukan.
"Ya sudahlah Aretha. Semuanya sudah berlalu dan sekarang yang terpenting kamu sudah menyesali semuanya. Jadikan ini sebagai pelajaran dan yang terpenting kedepannya kamu bisa lebih hati-hati lagi dan bisa lebih memilih dengan detail," sahut Lia memberi saran.
"Iya kamu benar," sahut Aretha.
"Ya sudah cepat Kamu kerjain pesanan kamu. Bukannya terus di antar sore ini juga karena acara ulang tahunnya nanti malam," sahut Lia yang mengingatkan sahabatnya sejak tadi mengobrol dengannya.
"Kamu yang ngajak aku ngobrol," sahut Aretha
"Kamu yang memulai bercerita," sahut Lia.
"Iya salahku. Baiklah daripada banyak protes di sana sebaiknya sekarang bantu aku biar cepat selesai," tegas Alea.
"Baik nyonya," sahut Lia dengan selorohnya.
"Memang kamu akan antar jam berapa kuenya?" tanya Lia.
"Dia sih memintanya paling lama jam 5," jawab Aretha.
"Baru jam 3," sahut Lia.
"Iya masih lama," sahut Aretha tersenyum.
"Hmmm, oh iya Aretha. Jualan kamu dalam Minggu ini kan lumayan laris banget. Kamu tidak ada rencana gitu ingin membuka tempat. Supaya lebih luas penjualannya?" tanya Lia.
"Ya pasti adalah. Tapi nanti dulu mikir ke sana. Aku juga baru jualan dan penghasilannya juga belum banyak," jawab Aretha.
"Aretha, aku punya teman yang dia tuh punya tempat kecil seperti itu yang kosong dan dia berniat ingin menyewakannya. Uang sewanya juga murah dan tempatnya strategis cocok untuk usaha kamu," ucap Lia yang tiba-tiba menawarkan.
"Oh iya. Tapi apa tidak terlalu terburu-buru untuk menyewa tempat dan lagian. Aku juga belum cukup uang untuk membayar uang sewanya," jawab Aretha.
"Tidak apa-apa Aretha. Dia ini tidak terlalu memerlukan uang mendadak. Kamu pake aja dulu aja tempatnya. Nanti kalau sudah ada uangnya baru di bayar," ucap Lia.
"Memang bisa seperti itu," sahut Aretha.
"Dia memang sebaik itu. Soalnya sayang banget jika tempatnya kosong. Jadi jika memang adiknya ingin menggunakannya maka dia tidak masalah dan masalah pembayaran bisa belakangan," jawab Lia.
Aretha diam dengan wajahnya yang berpikir.
"Bagaimana Aretha?" tanya Lia yang ingin memastikan langsung jawaban dari sahabat nya itu.
"Nanti aku pikirkan," sahut Aretha yang belum menjawab apa-apa. Lia hanya mengangguk-angguk saja.
Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt.
Tiba-tiba ponsel Aretha berbunyi yang membuat Aretha langsung mengangkatnya.
"Hallo!" sapa Aretha.
"Iya benar!" sahut Aretha.
"Acaranya di majukan. Lalu bagaimana?"
"Ya ampun begitu mendesak sekali ya," Aretha benar-benar panik yang membuat dia juga penasaran dengan pembicara Aretha di telpon.
"Ya sudah saya usahakan. Ibu bisa kirim alamatnya," sahut Aretha yang langsung mematikan panggilan telepon tersebut.
"Ada apa Aretha?" tanya Lia.
"Ulang tahunnya dimajukan menjadi sore. Jadi dia minta buru-buru untuk cake-nya diantar," jawab Aretha.
"Ya ampun kok mendadak seperti itu," sahut Lia.
"Aku juga tidak tahu dan kalau tidak bisa di antar. Dia akan membatalkannya," jawab Aretha.
"Lalu bagaimana?" tanya Lia panik.
"Ini hampir selesai kok," sahut Aretha.
"Aku minta tolong kamu tidak. Untuk kamu potong strawberry dan secara berjajar di bagian sini dan aku ingin mandi sebentar dan langsung pergi untuk mengantarnya," ucap Aretha.
"Ya sudah sana buruan kamu mandi. Biar aku yang menyelesaikan semua ini," sahut Lia dan Artha menganggukkan kepalanya yang buru-buru langsung pergi.
*********
Kediaman Arryan.
Arryan harus pulang dari rumah sakit di sore hari. Karena hari ini keponakannya ulang tahun. Jadi demi keponakannya dia akan pulang. Karena keponakannya bisa ngambek nanti.
Acara ulang tahun Loli keponakan Arryan diadakan di kediaman orang tua Arryan. Semua acaranya sudah di persiapkan dan sudah banyak yang datang memenuhi undangan tersebut yang pasti anak-anak yang di temani orang tuanya.
Sementara di lain sisi terlihat Shela yang kelihatan panik sembari memegang ponsel nya.
"Shela bagaimana apa kue ulang tahun Loli yang kamu pesan sudah datang?" tanya Mira.
"Dia bilang akan berusaha untuk menyelesaikannya," jawab Shela.
"Kamu sih. Sudah tahu acaranya dimajukan bukannya langsung mengabari yang membuat kuenya," ucap Mira geleng-geleng.
"Ya namanya juga Shela lupa," sahut Shela.
"Ya sudah semoga saja cake-nya cepat datang dan acara Loli tidak berantakan. Soalnya para tamu sudah mulai datang," ucap Mira.
Persiapan ulang tahun Loli akan di selenggarakan sore hari. Seharunya di selenggarakan malam hari. Namun jadwalnya berubah. Karena anak-anak yang datang jadi di adakan di sore hari.
Namun Shela tetap panik. Karena takut cake yang sudah dipesannya tidak datang tepat waktu dan sebenarnya itu memang salah lupa memberitahu bahwa acaranya dimajukan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments