Dating Game Simulation

Dating Game Simulation

Chapter 01 : Pria Sederhana Dengan Banyak Kemungkinan

"Selamat pagi Ardi, kau bergadang?"

Seorang pemuda sederhana dengan rambut coklat dan mata yang sama telah menyapa sosok pria di depannya, tidak seperti dirinya yang bersemangat pemuda yang dia ajak bicara terlihat masih mengantuk dengan mata seperti panda serta pakaian yang sedikit tidak rapih.

"Pagi juga Udin."

Menguap.

Dipanggil namanya dengan salah pemuda berambut coklat jelas memberikan keluhannya.

"Jangan panggil aku Udin, namaku Saefudin seharusnya kau mengawalinya dengan S."

"Terlalu panjang, Udin lebih mudah diucapkan."

Merasa kalah argumentasi Udin ataupun Saefudin mendesah pelan. Mereka sudah bersama sejak tahun pertama SMA dan hubungan mereka cukup dekat hingga bisa dipanggil sebagai teman terpercaya.

"Terserah kau saja."

"Jadi kenapa kau menunggu di luar sekolah, seharunya kau sudah ada di kelas sejak tadi?"

Pemuda dengan rambut coklat segera menatap Ardi dengan pandangan berbinar, dia membusungkan dadanya dengan percaya diri yang membuat siapapun tidak akan merasa nyaman olehnya.

"Hehe aku mengaku saja, aku sebenarnya belum mengerjakan PR, cepat berikan catatanmu... ras lainnya pasti akan memandang manusia lemah jika aku tidak mampu mengerjakan PR, jadi kau harus menolongku."

"Jangan menggunakan hal semacam itu sebagai alasan!" teriak frustasi Ardi namun jelas hasilnya gagal.

"Cepatlah, aku akan tamat jika tidak mengerjakannya."

Dengan berat hati Ardi memberikan buku catatannya di tempat yang jauh dari siswa lainnya. Meski Ardi seorang yang terlihat seperti seorang yang menghabiskan hari-harinya dengan bermain game dia tetap orang yang mampu menyelesaikan tanggung jawabnya di sekolahnya.

"Nomor satu sampai sepuluh ini selalu membuatku pusing, akhirnya bisa terselesaikan juga."

"Itu artinya tidak ada yang bisa kau kerjakan."

"Ayolah, aku tidak pandai dengan matematika."

Ardi menatap ke bawah dimana para siswa dan siswi yang mengenakan blazer sama dengannya mulai berdatangan, di antara mereka yang paling mencolok adalah gadis dengan telinga hewan dan juga para peri yang terlihat seperti elf pada umumnya.

Informasi yang terjadi pada bumi telah disebarkan luaskan hingga tidak menjadi rahasia umum lagi. Meski begitu, bagi siapapun yang hidup di era sekarang akan selalu menjadi pemandangan menakjubkan bisa hidup dengan ras yang jelas bukan manusia.

"Apa kau menyukai mereka juga Ardi, kenapa tidak mengambil satu untukmu?"

"Aku hanya ahli menaklukkan wanita di game bukan di dunia nyata, sekarang aku telah menyelesaikan rute yang paling sulit dimainkan siapapun."

"Haha kau masih bersemangat, pantas saja kau bergadang.. jadi gadis 2D mana yang kau taklukkan?"

Ardi menunjukkan konsol yang selalu dia bawa yang mana itu menampilkan seorang gadis dengan rambut merah tergerai sampai pinggul yang dihiasi kepangan melingkar yang terlihat elegan dan luar biasa.

"Tampilannya seperti game RPG."

Apa yang dikatakan Udin sebagai tanggapan cepat.

"Dia adalah seorang kesatria yang melindungi desanya, aku di sini berperan sebagai pria menyedihkan yang dikirim ke dunia lain dan akhirnya diselamatkan olehnya."

"Hm, lalu dimana bagian tersulitnya?"

Ardi memucat saat Udin menanyakan hal demikian.

"Dia gadis Tsundere, aku selalu salah mengambil rute dan akhirnya berakhir dibunuh olehnya."

"Mustahil gadis secantik ini ternyata seorang sadistis, yah.. karena kau sudah menyelesaikannya kurasa kau bisa tidur nyenyak malam ini."

Ardi mengambil catatannya sebelum berjalan di lorong bersama Udin yang terlihat gembira karena pekerjaannya sudah selesai, kelas mereka berada di paling ujung dan kursi duduk mereka berada paling belakang saling bersebelahan.

Beberapa orang terlihat saling mengobrol tanpa mempedulikan kedua orang ini sampai mereka dikejutkan oleh kemunculan orang-orang berseragam hitam dengan kacamata yang sama. Awalnya Ardi tidak memperdulikannya namun saat pria berjas itu mengelilingnya dia tampak terkejut.

"Kau bernama Ardi."

"Benar, apa ada yang terjadi?"

"Kami diminta untuk membawamu bertemu dengan bos, sebaiknya kau menurut atau kami harus memaksamu pergi?"

"Ugh, aku yakin tidak melakukan kejahatan apapun."

Jika hanya memberikan contekan jelas itu bukan sebuah kejahatan serius. Semua orang di kelas mulai saling berbisik satu sama lain.

"Ardi, kau tidak seharusnya ikut dengan mereka," kata Udin khawatir.

"Tidak masalah, aku yakin orang yang dibilang Bos bukan sesuatu yang harus ditakutkan."

Begitulah mereka meninggalkan kelas tersebut.

Terpopuler

Comments

Tara

Tara

pasti ada hubungan dengan game yg dimainkan.. 🤗

2024-01-25

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Pria Sederhana Dengan Banyak Kemungkinan
2 Chapter 02 : Roh Pertama
3 Chapter 03 : Tinggal Bersama
4 Chapter 04 : Latihan
5 Chapter 05 : Acara Kencan
6 Chapter 06 : Estel
7 Chapter 07 : Penaklukan Pertama
8 Chapter 08 : Perasaan Sesungguhnya
9 Chapter 09 : Manusia
10 Chapter 10 : Roh Pembunuh
11 Chapter 11 : Evagilia
12 Chapter 12 : Alasan Serangan Monster
13 Chapter 13 : Misi Pertama
14 Chapter 14 : Basilist
15 Chapter 15 : Kontrak Kedua
16 Chapter 16 : Akhir Basilist
17 Chapter 17 : Kehidupan Sekolah Biasanya
18 Chapter 18 : Setelah Permainan
19 Chapter 19 : Roh Berikutnya
20 Chapter 20 : Perjalanan Bersama
21 Chapter 21 : Hutan Es
22 Chapter 22 : Duel
23 Chapter 23 : Tiga Roh Yang Terkumpul
24 Chapter 24 : Rencana
25 Chapter 25 : Roh Api dan Roh Pelacak
26 Chapter 26 : Acara Kencan Masal
27 Chapter 27 : Kembali Ke sekolah
28 Chapter 28 : Menuju Samudra Pasifik
29 Chapter 29 : Lautan Es
30 Chapter 30 : Pohon Yggdrasil
31 Chapter 31 : Nemilus
32 Chapter 32 : Roh Tambahan
33 Chapter 33 : Pulang Ke Rumah
34 Chapter 34 : Teman Masa Kecil
35 Chapter 35 : Omelet
36 Chapter 36 : Sekolah Khusus Dan Acara Minum Teh
37 Chapter 37 : Informasi Tambahan
38 Chapter 38 : Gadis Kutukan
39 Chapter 39 : Ramalan Masa Depan
40 Chapter 40 : Ajakan
41 Chapter 41 : Pembukaan Festival
42 Chapter 42 : Penutupan Festival
43 Chapter 43 : Sebuah Pilihan
44 Chapter 44 : Pertarungan Akhir
45 Chapter 45 : Epilog
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Chapter 01 : Pria Sederhana Dengan Banyak Kemungkinan
2
Chapter 02 : Roh Pertama
3
Chapter 03 : Tinggal Bersama
4
Chapter 04 : Latihan
5
Chapter 05 : Acara Kencan
6
Chapter 06 : Estel
7
Chapter 07 : Penaklukan Pertama
8
Chapter 08 : Perasaan Sesungguhnya
9
Chapter 09 : Manusia
10
Chapter 10 : Roh Pembunuh
11
Chapter 11 : Evagilia
12
Chapter 12 : Alasan Serangan Monster
13
Chapter 13 : Misi Pertama
14
Chapter 14 : Basilist
15
Chapter 15 : Kontrak Kedua
16
Chapter 16 : Akhir Basilist
17
Chapter 17 : Kehidupan Sekolah Biasanya
18
Chapter 18 : Setelah Permainan
19
Chapter 19 : Roh Berikutnya
20
Chapter 20 : Perjalanan Bersama
21
Chapter 21 : Hutan Es
22
Chapter 22 : Duel
23
Chapter 23 : Tiga Roh Yang Terkumpul
24
Chapter 24 : Rencana
25
Chapter 25 : Roh Api dan Roh Pelacak
26
Chapter 26 : Acara Kencan Masal
27
Chapter 27 : Kembali Ke sekolah
28
Chapter 28 : Menuju Samudra Pasifik
29
Chapter 29 : Lautan Es
30
Chapter 30 : Pohon Yggdrasil
31
Chapter 31 : Nemilus
32
Chapter 32 : Roh Tambahan
33
Chapter 33 : Pulang Ke Rumah
34
Chapter 34 : Teman Masa Kecil
35
Chapter 35 : Omelet
36
Chapter 36 : Sekolah Khusus Dan Acara Minum Teh
37
Chapter 37 : Informasi Tambahan
38
Chapter 38 : Gadis Kutukan
39
Chapter 39 : Ramalan Masa Depan
40
Chapter 40 : Ajakan
41
Chapter 41 : Pembukaan Festival
42
Chapter 42 : Penutupan Festival
43
Chapter 43 : Sebuah Pilihan
44
Chapter 44 : Pertarungan Akhir
45
Chapter 45 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!