Ardi, Estel dan juga Fern menyusui rerutuhan untuk mencari jejak ular yang diberi kode name sebagai Basilist.. biasanya dia selalu bersembunyi di bawah tanah dan sulit untuk menemukannya karena instingnya yang selalu jarang bergerak selain saat mencari makanan.
Setiap makan dia akan memburu paling tidak 100 orang sebelum kembali bersembunyi, kawasan ini telah hancur total dan ketika dia bergerak kembali bukan sesuatu hal mustahil kawasan baru akan terancam.
"Benar-benar gila, semua bangunan ini hancur."
Yang dimaksud Fern adalah sebuah gedung kembar yang satu sama lain telah miring ke arah masing-masing membentuk tanda X.
Ardi mengitari setiap bangunan kemudian menemukan jejak orang-orang yang masih selamat yang bersembunyi di balik bangunan.
Dia menghubungi Risa.
"Apa-apaan ini, masih ada orang yang masih hidup di sini?"
"Aku yakin seharusnya mereka sudah dievakuasi oleh tim lain, hmm.. cobalah untuk mendekati mereka."
"Baik."
Estel tidak banyak bicara dan hanya mengikuti keduanya untuk berjalan mendekati orang-orang yang bersembunyi di sana.
"Kalian baik-baik saja?"
Semua orang jelas menunjukkan kewaspadaannya.
"Ini rumah kami, kami tidak berniat untuk pergi apapun yang terjadi."
"Sebaiknya kalian tenang, kami tidak datang untuk memaksa kalian pergi, kami hanya bertugas untuk mengalahkan Basilist," balasan Estel membuat semuanya terdiam, dia memiliki wajah dingin dan terkadang bisa kejam, itu membuat mereka bisa merasa tekanan kuat yang seolah tidak peduli mereka mati atau tidak.
Fern menyela dengan wajah riangnya.
"Jangan pikirin orang ini, ngomong-ngomong apa kalian tahu dimana ular itu muncul, kami berniat untuk mengalahkannya?"
"Aku bisa membawa kalian," kata seorang pria muda sebagai perwakilan.
Ardi dan dua rekannya mengganguk mengiyakan sebelum mengikuti pemuda tersebut.
"Kau tidak terlihat takut?"
"Dalam situasi seperti ini ketakutan hanya akan membuat seseorang mati lebih cepat, lagipula pemuda di sana terlihat lebih muda dariku, apa dia masih SMA."
"Begitulah," jawab singkat Estel.
"Aku tidak tahu seberapa kuat kalian namun jika pemerintah mengirim kalian bertiga untuk mengalahkan ular tersebut maka aku tidak akan meragukannya."
"Kamu terdengar sangat optimis." Atas pernyataan Fern, pria itu tertawa.
Setelah beberapa menit berlalu mereka akhirnya sampai di tempat tujuan, seharusnya itu merupakan gedung raksasa pencakar langit namun sekarang hanya menjadi lubang besar yang menjorok ke dalam tanah.
Fern melayang untuk memeriksa seberapa dalam lubang tersebut.
"Itu mungkin puluhan km dalamnya."
"Tugasku sudah selesai, kuharap kalian mampu mengalahkannya."
Pria itu segera berlari untuk melarikan diri sementara Ardi memikirkan apa yang bisa dia perbuat, sejauh ini dia hanya memiliki kontrak roh dengan Fern sementara Estel bisa dibilang roh bebas.
Fern kembali ke sisi lubang sebelum mundur bersama Estel, Ardi yang sejak tadi membawa koper membukanya untuk melihat bahwa di dalamnya ada sebuah peledak yang disiapkan Risa.
Setelah membulatkan tekad, Ardi berjalan lebih dekat dengan lubang menjatuhkannya sebelum akhirnya berlari mundur ke arah Estel dan Fern.
"Ini dia."
Ardi menutup telinganya, bersamanya itu ledakan memekakkan telinga mengguncang tanah, dari lubang tersebut menyembur api ke luar, tentu saja bom itu hanya sebuah sambutan kecil, pada dasarnya hal itu tidak melukai sang ular begitu saja, hanya membuatnya untuk keluar dari lubang kemudian ketika pandangannya tepat melirik ketiganya dia menjulurkan kepalanya untuk menerjang maju.
Fern dan Estel menghindar termasuk Ardi yang tidak bisa menunjukkan wajah paniknya, ular itu mulai melingkari gedung yang hancur dengan lidah menjulur ke luar.
Suara Risa terdengar.
"Pasukan pembantu akan muncul sebentar lagi, kalian hanya harus mencari kelemahannya."
"Dimengerti, hanya saja aku sama sekali tidak mendapatkan pelatihan apapun... bukannya ini berlebihan melibatkan warga sipil di medan perang."
"Apa maksudmu, setelah kau menyelesaikan game maka kau sudah menjadi seorang prajurit."
Alasan Risa jelas sangat dibuat-buat.
Lima jet tempur muncul di atas ular tersebut dan masing-masing dari mereka menembakan misil yang tepat mengenai kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Rezenit ORE
definisi Modal namatin game langsung kerja lapangan
2024-02-08
1