Di hari libur, pasangan yang terdiri dari dua gadis dan satu pemuda itu telah melakukan perjalanan melalui kereta api, tujuan mereka adalah sebuah tempat terpencil yang mengharuskan mereka pergi ke sana, pemandangan dari jendela membuat mereka bertiga takjub, banyak area padang rumput serta danau yang menghiasinya. semenjak tatanan bumi berubah, jumlah kota telah menurun drastis hingga pada akhirnya kawasan kosong seperti ini telah menjadi pandangan lumrah untuk semua orang.
Bagi Fern ataupun Estel yang berasal dari dunia lain pemandangan seperti ini terlihat mirip saja, dulu dikatakan manusia bersusah payah dalam menanggulangi pertumbuhan manusia yang pesat yang membuat bumi terancam oleh pemanasan global namun di era sekarang hal itu seakan menjadi mitos.
"Lihat ada sekumpulan kaki bara di sana," teriak Fern.
"Mereka terlihat imut," sambung pernyataan Estel yang jadi lebih bersemangat dari biasanya, dia masih tidak mengingat masa lalunya namun sedikit demi sedikit dia tidak ingin mengkhawatirkannya dan berubah menjadi sedikit toleransi terhadap manusia.
Ardi meminta keduanya untuk tenang agar tidak ada siapapun penumpang yang terganggu atas tingkah laku mereka, seorang menawarkan cemilan dan jujur saat Ardi membeli semuanya untuk dinikmati mereka dua gadis bersamanya akhirnya bisa diam.
Fern terlihat kekanak-kanakan sesekali jadi dia tidak heran.
"Ngomong-ngomong aku sedikit penasaran, bagaimana Risa tahu tentang roh lainnya dan letak mereka dengan pasti?"
Fern menjawab pertanyaan Ardi tersebut.
"Di markas ada roh yang bisa melihat keberadaan roh lainnya, karena cukup berbahaya untuk diketahui orang lain roh tersebut disembunyikan sampai seseorang bisa membuat kontrak dengan semua roh."
"Berapa roh lagi yang ada di bumi?"
"Kurasa hanya dua, roh es dan api jika memasukan hitungan selain roh pembunuh tersebut."
Jumlah roh telah berkurang juga. Ardi sempat memikirkan ada 100 dari mereka tapi ternyata dia merasa lega bahwa jumlahnya jauh dari di perkirakannya. Tujuan mereka adalah pohon Yggdrasil... ketika mereka siap, mereka harus berkontribusi untuk mengembalikannya sedia kala dan menyelamatkan dunia walaupun yang terjadi tidak akan merubah apapun sekarang. Bumi akan tetap seperti sekarang sebagai dunia yang diisi oleh ras lainnya sebagai dunia yang dikenal sebagai dunia fantasi.
Selagi memikirkan itu akhirnya mereka sampai di pemberhentian terakhir yang merupakan stasiun terpencil, tidak ada apapun kecuali area hutan namun dari sini mereka bisa melihat sebuah gunung es yang jaraknya cukup jauh.
"Itu sangat jauh."
"Kita bisa terbang tapi karena jaraknya jauh kita perlu berjalan juga sesekali."
Ardi mengambil usulan yang dilayangkan oleh Fern, sejujurnya Risa telah menyiapkan pesawat untuk mereka namun Ardi sendiri ingin melakukan dengan cara ini sebagai tempat latihan dan juga keinginannya dalam menghabiskan libur panjangnya.
Mereka terbang dengan kecepatan normal setengah hari lalu berjalan menembus hutan, beberapa monster muncul namun itu bukan sesuatu yang dikhawatirkan, mereka bisa mengalahkannya dan mulai melanjutkan perjalanan kembali.
"Hentikan jangan menarik rohku."
"Rokku juga ditarik."
Dua gadis dengan kuat mempertahankan rok mereka saat sekumpulan kaki bara yang mereka ajak main mulai bersikap nakal, Adi berfikir untuk tidak membantu dan hanya menonton dari samping.
"Kalian seharusnya membawa makanan agar mereka tidak marah."
Pada akhirnya kaki bara itu mulai meninggalkan mereka, mereka terlalu jinak untuk menjadi seekor binatang liar, malam telah tiba dan masing-masing dari mereka membuat tenda serta menyalahkan api unggun untuk membuat rebusan sup.
"Ini waktunya untuk cerita seram, akan aku bacakan kisah dari buku ini."
"Sebaiknya kamu tidak membaca cerita itu."
"Eh Kenapa, ini yang selalu dibaca oleh para anak muda di zaman sekarang, hantu kebun pisang."
Ardi tidak tahu harus beralasan seperti apa tapi yang jelas diantara mereka tidak ada yang merasa takut dari sensasi membaca horor hanya sia-sia.
"Aku sudah mengantuk aku tidur duluan."
"Eh?"
Estel langsung pergi sebagai pencegahannya mendengar cerita, Ardi juga ingin melakukannya akan tetapi karena Fern terlihat bersemangat dia tidak bisa berbuat banyak. Paling tidak Fern dengan senang hati mengabulkan satu impian yang banyak diinginkan seorang pemuda di usianya.
Bisa berbaring di pangkuan seorang gadis walaupun sulit bagi Ardi untuk melihat pemandangan bintang di langit karena terhalang dua gunung besar, karena itu dia memilih melihat ke samping.
"Hantu kebun pisang, suatu hari.."
Ardi tidak terlalu mendengarkan keseluruhan ceritanya setelah dia selesai dia bangun dari tidurnya dan hanya mengendong Fern yang tertidur untuk dibaringkan di dekat Estel.
Dia akan bertugas sebagai penjaga di sisa malam ini dan membiarkan keduanya tidur nyenyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments