Chapter 09 : Manusia

Seminggu semenjak Ardi dikurung di fasilitas Dating Game Simulation, dia sedikit khawatir soal sekolahnya, walau Risa mengatakan bahwa kehadirannya akan selalu dianggap ada, tetap saja dia khawatir soal pelajaran yang tertinggal. Pada akhirnya dia harus menyalin setiap pelajaran dari catatan Udin nantinya.

Penjaga penjara muncul untuk membukakan sel jeruji dan meminta baik Estel atau Ardi segera keluar.

"Bos bilang tidak baik terus menghabiskan waktu di sel, dia mengatakan paling tidak setiap pagi kalian harus mengikuti olah raga ringan bersama pegawai lainnya."

"Kenapa harus saat ini?" Estel jelas curiga lagipula ide ini datangnya dari Ardi sendiri.

Dia ingin mencoba lebih melakukan pendekatan dengan cara berbeda.

"Mungkin bos baru menyadarinya, kalian akan menyukainya."

Banyak pegawai wanita dan pria yang telah menunggu mereka berdua, lokasinya sendiri merupakan sebuah lapangan yang sudah tidak terpakai lagi. Memiliki tekstur berumput yang membuat siapapun tidak merasa khawatir jika debu menyerang mata mereka.

Masing-masing dari mereka menggunakan Jersey, warna merah muda untuk wanita dan biru untuk pria, begitulah cara membedakannya.

"Kalian berdua sudah datang, pakai Jersey ini juga."

"Aku pikir ini hanya senam pagi biasanya?" tanya Ardi heran, untuk membayangkan tempat ini seperti sebuah pekan olah raga cukup aneh.

"Aku pikir akan membosankan jika hanya senam maka aku menambahnya seperti ini, anggap saja ini festival olahraga yang dilakukan sekolah tertentu."

"Membayangkan hal itu, aku sama sekali tidak kepikiran."

Kebanyakan dari mereka adalah pria paruh baya dan wanita karir. Yang masih terlihat enak dipandang hanya sosok Vina meskipun dia beberapa kali tersungkur ke tanah.

"Dia tidak pandai olah raga jadi biarkan saja."

Estel melirik sekitar, ketika dia memunculkan pedang di tangannya Ardi segera beraksi dengan menangkap tangannya.

"Sebaiknya kamu cobalah untuk membaur, manusia tidak selalu buruk untuk pantas dibunuh."

Estel memilih untuk mendengarkan Ardi lalu dia menghilangkan pedang di tangannya seolah menurut.

Risa yang memperhatikan tersenyum lalu memberikan arahan setiap orang untuk menyimpan kembali senjata mereka. Jika situasi buruk mereka sudah menyiapkan peluru bius yang bahkan bisa menidurkan seorang roh.

"Lalu dimana kelompokku?" tanya Ardi mengambil inisiatif bertanya.

"Aku sudah menduganya bawa kau akan menanyakan itu, aku, kau, Estel dan Vina adalah satu tim."

"Jangan bilang kau ingin membuat kami melawan semua orang di sini?"

"Itulah tujuanku, mari bersenang-senang dengan olah raga."

Kelompok yang lain bisa secara bergiliran bergantian namun untuk kelompok Ardi mereka harus terus ikut perlombaan sejak awal sampai akhir. Setelah melakukan pemanasan dengan senang Poco-Poco, pertandingan pertama adalah tarik tambang. Estel yang memegang tali di belakang Ardi terlihat kebingungan.

"Apa kita hanya harus menarik tali ini untuk mengeluarkan mereka agar melewati garis."

"Apa kamu baru melakukan hal seperti ini?"

"Begitulah, aku tidak tahu olah raga atau hal lainnya tapi kenapa orang-orang di sini terlihat sangat senang."

Peluit dibunyikan dan hanya dalam sekejap mata lawan kelompok Ardi dikalahkan. Kekuatan roh jelas bukan sesuatu yang bisa dilawan manusia.

"Kami ini adalah makhluk yang lemah, untuk memperkecil kelemahan kami tetap bersama orang lain adalah satu hal yang bisa kami lakukan."

"Lemah, bukannya mereka sangat kuat, mereka sepertinya sudah terbiasa bertarung di garis depan."

"Tidak, manusia itu lemah dan mereka gampang kesepian, bukannya menghabiskan waktu bersama yang lainnya merupakan sesuatu yang diharapkan semua orang."

"Aku tidak mengerti, roh selalu sendirian bahkan konsep hidup bersama tidak aku pahami."

"Lalu bagaimana denganmu yang membenci manusia? Apa ada alasan dari itu semua?"

"Tidak ada."

Estel hanya menjawabnya selagi berjalan melewati Ardi yang melepaskan kacamatanya untuk memberikannya kembali pada Risa.

"Ini?"

"Tanpa ini aku bisa melakukannya sendiri."

"Sepertinya alat ini tidak terlalu membantu."

"Jika ini sebuah game aku lebih suka melakukannya dengan kemampuanku sendiri."

"Sepertinya kau dapat sesuatu."

Episodes
1 Chapter 01 : Pria Sederhana Dengan Banyak Kemungkinan
2 Chapter 02 : Roh Pertama
3 Chapter 03 : Tinggal Bersama
4 Chapter 04 : Latihan
5 Chapter 05 : Acara Kencan
6 Chapter 06 : Estel
7 Chapter 07 : Penaklukan Pertama
8 Chapter 08 : Perasaan Sesungguhnya
9 Chapter 09 : Manusia
10 Chapter 10 : Roh Pembunuh
11 Chapter 11 : Evagilia
12 Chapter 12 : Alasan Serangan Monster
13 Chapter 13 : Misi Pertama
14 Chapter 14 : Basilist
15 Chapter 15 : Kontrak Kedua
16 Chapter 16 : Akhir Basilist
17 Chapter 17 : Kehidupan Sekolah Biasanya
18 Chapter 18 : Setelah Permainan
19 Chapter 19 : Roh Berikutnya
20 Chapter 20 : Perjalanan Bersama
21 Chapter 21 : Hutan Es
22 Chapter 22 : Duel
23 Chapter 23 : Tiga Roh Yang Terkumpul
24 Chapter 24 : Rencana
25 Chapter 25 : Roh Api dan Roh Pelacak
26 Chapter 26 : Acara Kencan Masal
27 Chapter 27 : Kembali Ke sekolah
28 Chapter 28 : Menuju Samudra Pasifik
29 Chapter 29 : Lautan Es
30 Chapter 30 : Pohon Yggdrasil
31 Chapter 31 : Nemilus
32 Chapter 32 : Roh Tambahan
33 Chapter 33 : Pulang Ke Rumah
34 Chapter 34 : Teman Masa Kecil
35 Chapter 35 : Omelet
36 Chapter 36 : Sekolah Khusus Dan Acara Minum Teh
37 Chapter 37 : Informasi Tambahan
38 Chapter 38 : Gadis Kutukan
39 Chapter 39 : Ramalan Masa Depan
40 Chapter 40 : Ajakan
41 Chapter 41 : Pembukaan Festival
42 Chapter 42 : Penutupan Festival
43 Chapter 43 : Sebuah Pilihan
44 Chapter 44 : Pertarungan Akhir
45 Chapter 45 : Epilog
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Chapter 01 : Pria Sederhana Dengan Banyak Kemungkinan
2
Chapter 02 : Roh Pertama
3
Chapter 03 : Tinggal Bersama
4
Chapter 04 : Latihan
5
Chapter 05 : Acara Kencan
6
Chapter 06 : Estel
7
Chapter 07 : Penaklukan Pertama
8
Chapter 08 : Perasaan Sesungguhnya
9
Chapter 09 : Manusia
10
Chapter 10 : Roh Pembunuh
11
Chapter 11 : Evagilia
12
Chapter 12 : Alasan Serangan Monster
13
Chapter 13 : Misi Pertama
14
Chapter 14 : Basilist
15
Chapter 15 : Kontrak Kedua
16
Chapter 16 : Akhir Basilist
17
Chapter 17 : Kehidupan Sekolah Biasanya
18
Chapter 18 : Setelah Permainan
19
Chapter 19 : Roh Berikutnya
20
Chapter 20 : Perjalanan Bersama
21
Chapter 21 : Hutan Es
22
Chapter 22 : Duel
23
Chapter 23 : Tiga Roh Yang Terkumpul
24
Chapter 24 : Rencana
25
Chapter 25 : Roh Api dan Roh Pelacak
26
Chapter 26 : Acara Kencan Masal
27
Chapter 27 : Kembali Ke sekolah
28
Chapter 28 : Menuju Samudra Pasifik
29
Chapter 29 : Lautan Es
30
Chapter 30 : Pohon Yggdrasil
31
Chapter 31 : Nemilus
32
Chapter 32 : Roh Tambahan
33
Chapter 33 : Pulang Ke Rumah
34
Chapter 34 : Teman Masa Kecil
35
Chapter 35 : Omelet
36
Chapter 36 : Sekolah Khusus Dan Acara Minum Teh
37
Chapter 37 : Informasi Tambahan
38
Chapter 38 : Gadis Kutukan
39
Chapter 39 : Ramalan Masa Depan
40
Chapter 40 : Ajakan
41
Chapter 41 : Pembukaan Festival
42
Chapter 42 : Penutupan Festival
43
Chapter 43 : Sebuah Pilihan
44
Chapter 44 : Pertarungan Akhir
45
Chapter 45 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!